Anda di halaman 1dari 15

APOTEK… terhadap kesiapan apotek untuk

melakukan kegiatan.
BY : MBLIE 09-141 3. Tim Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota atau Kepala Balai
POM selambat-lambatnya 6 (enam)
hari kerja setelah permintaan bantuan
A. Perijinan Apotek teknis dari Kepala Dinas Kesehtan
Dalam mendirikan apotek, apoteker harus Kabupaten/Kota melaporkan hasil
memiliki Surat Izin Apotek (SIA). Wewenang pemeriksaan setempat dengan
pendirian SIA dilimpahkan oleh Menteri menggunakan contoh formulir APT-3.
Kesehatan kepada Kepala Dinas Kesehatan 4. Dalam hal pemeriksaan sebagaimana
Kabupaten/Kota. Selanjutnya Kepala Dinas dimaksud dalam (2) dan (3) tidak
Kesehatan Kabupaten/Kota wajib dilaksanakan, Apoteker Pemohon
melaporkan pelaksanaan pemberian izin, dapat membuat surat pernyataan siap
pembekuan izin, pencairan izin dan melakukan kegiatan kepada Kepala
pencabutan izin apotek sekali setahun Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
kepada Menteri Kesehatan dan tembusan setempat dengan tembusan kepada
kepada Kepala Dinas Kesehatan Propinsi. Kepala Dinas Propinsi dengan
Selanjutnya Kepala Dinas Kesehatan wajib menggunakan contoh formulir model
melaporkan kepada Badan Pengawasan APT-4.
Obat dan Makanan. Sesuai dengan 5. Dalam jangka waktu 12 (dua belas)
Keputusan Menteri Kesehatan Republik hari kerja setelah diterima laporan
Indonesia No. 1332/MENKES/SK/X/2002 pemeriksaan sebagaimana dimaksud
tentang perubahan atas Peraturan Menteri ayat (3) atau pernyataan ayat (4)
Kesehatan Republik Indonesia No. Kepala Dinas Kabupaten/Kota
922/MENKES/PER/X/1993 Apotek tentang setempat mengeluarkan SIA dengan
Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin menggunakan contoh formulir APT-5.
Apotek adalah sebagai berikut : 6. Dalam hal hasil pemeriksaan Tim
1. Permohonan izin apotek diajukan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
kepada Kepala Dinas Kesehatan atau Kepala Balai POM dimaksud
Kabupaten/Kota dengan ayat (3) masih belum memenuhi
menggunakan contoh formulir model syarat, Kepala Dinas Kabupaten/Kota
APT-1. setempat dalam waktu 12 (dua belas)
2. Dengan menggunakan formulir APT- hari kerja mengeluarkan Surat
2, Kepala Dinas Kesehatan Penundaan dengan menggunakan
Kabupaten/Kota selambat-lambatnya contoh Formulir Model APT-6.
6 (enam) hari kerja setelah menerima 7. Terhadap Surat Penundaan
permohonan dapat meminta bantuan sebagaimana dimaksud dalam ayat
teknis kepada Kepala Balai (6), Apoteker diberi kesempatan
Pengawas Obat dan Makanan (Balai untuk melengkapi persyaratan yang
POM) untuk melakukan pemeriksaan belum dipenuhi selambat-lambatnya
dalam jangka waktu satu bulan sejak dan penjualan produk lainnya untuk
tanggal Surat Penundaan. menunjukkan integritas dan kualitas
8. Terhadap permohonan izin apotek produk serta mengurangi resiko
yang ternyata tidak memenuhi kesalahan penyerahan, serta apoteker
persyaratan APA dan atau mudah memberikan informasi obat dan
persyaratan apotek, atau lokasi konseling. Lingkungan apotek harus
apotek tidak sesuai dengan dijaga kebersihannya. Apotek harus
permohonan maka Kepala Dinas bebas dari hewan pengerat dan
Kesehatan Kabupaten/Kota setempat serangga.
dalam jangaka waktu selambat- Apotek memiliki suplai listrik yang
lambatnya 12 (dua belas) hari kerja konstan, terutama untuk lemari
wajib mengeluarkan Surat Penolakan pendingin, dan apotek harus memiliki :
disertai dengan alas an-alasannya, a. Ruang tunggu yang nyaman bagi
dengan mempergunakan contoh pasien.
formulir model APT-7. b. Tempat untuk mendisplai
Apabila Apoteker menggunakan informasi bagi pasien, termasuk
sarana milik pihak lain, yaitu penempatan brosur/materi
mengadakan kerja sama dengan Pemilik informasi.
Sarana Apotek maka harus memenuhi c. Ruangan tertutup untuk konseling
ketentuan-ketentuan sebagai berikut : bagi pasien yang dilengkapi
1. Pengguna saran yang dimaksud, dengan meja dan kursi serta
wajib didasarkan atas perjanjian karja lemari untuk menyimpan catatan
sama antara Apoteker dan pemilik medikasi pasien.
sarana. d. Ruang racikan.
2. Pemilik sarana yang dimaksud, harus e. Keranjang sampah yang tersedia
memenuhi persyaratan tidak pernah untuk staf maupun pasien.
terlibat dalam pelanggaran peraturan Perabotan apotek harus tertata rapi,
perundang-undangan di bidang obat lengkap dengan rak-rak penyimpanan
sebagaimana dinyatakan dalam Surat obat dan barang-barang lain yang
Pernyataan yang bersangkutan. tersusun dengan rapi, terlindung dari
debu, kelembapan, dan cahaya yang
B. Bangunan, Tata letak dan Lokasi berlebihan serta diletakkan pada
 Sarana dan Prasarana kondisi ruangan dengan temperatur
Apotek berlokasi pada daerah yang yang telah ditetapkan.
mudah dikenali oleh masyarakat. Pada
bagian depan terdapat papan petunjuk C. Organisasi dan Personalia
yang dengan jelas tertulis kata ‘Apotek’.  Tenaga Kerja atau Personalia Apotek
Apotek harus dapat dengan mudah Berdasarkan Keputusan Menteri
diakses oleh masyarakat. Pelayanan Kesehatan Republik Indonesia No.
produk kefarmasian diberikan pada 1027/MENKES/SK/IX/2004, personil
tempat terpisah dari aktivitas pelayanan apotek terdiri dari :
a. Apoteker Pengelola Apotek (APA),  Apotek KF No.1
yaitu Apoteker yang telah memiliki
Surat Izin Apotek (SIA). Manajer
Apotek
b. Apoteker Pendamping adalah Pelayanan
Apoteker yang bekerja di apotek
disamping Apoteker Pengelola
Apotek dan atau menggantikan Apoteker
Supervisor
/Kortek
pada jam-jam tertentu pada hari Pendamping

buka apotek.
c. Apoteker Pengganti adalah
Apoteker yang menggantikan APA
selama APA tersebut tidak berada
di tempat lebih dari 3 (tiga) bulan Asisten
secara terus menerus, telah Apote
Juru
memiliki Surat Izin Kerja dan tidak Racik
bertindak sebagai APA di apotek Pegawai OTC

lain.
d. Asisten Apoteker adalah mereka D. Pengendalian Persediaan dan
yang bedasarkan peraturan Pergudangan (FIFO/FEFO)
perundang-undangan berhak
melakukan pekerjaan kefarmasian E. Pengelolaan Obat termasuk Psikotropik
sebagai Asisten Apoteker. dan Narkotik
Sedangkan tenaga lainnya yang 1. NARKOTIK
diperlukan untuk mendukung kegiatan Menurut Undang-Undang No.35 tahun
di apotek terdiri dari : 2009 tentang narkotika, narkotika adalah
a. Juru resep adalah petugas yang zat atau obat yang berasal dari tanaman
membantu pekerjaan asisten atau bukan tanaman, baik sintetis
apoteker. maupun semisintetis, yang dapat
b. Kasir adalah orang yang bertugas menyebabkan penurunan atau
menerima uang, mencatat dan perubahan kesadaran, hilangnya rasa,
pengeluaran uang. mengurangi sampai menghilangkan rasa
c. Pegawai tata usaha adalah nyeri, dan dapat menimbulkan
petugas yang melaksanakan ketergantungan. Narkotika bermanfaat
administrasi apotek dan membuat dan diperlukan untuk pengobatan dan
laporan pembelian, penjualan, pelayanan kesehatan serta
penyimpanan dan keuangan pengembangan ilmu pengetahuan,
apotek. namun dapat menimbulkan
ketergantungan yang sangat merugikan
apabila dipergunakan tanpa
pengendalian dan pengawasan yang
ketat dan seksama. Untuk mencegah
terjadinya penyalahgunaan narkotika, pemeriksaan yang meliputi jenis dan jumlah
maka diadakan pengawasan terhadap narkotika yang dipesan.
penggunaan narkotika yang meliputi
pembelian, penyimpanan, penjualan, c. Penyimpanan Narkotik
administrasi serta penyampaian  Narkotika yang berada di apotek wajib
laporannya. Untuk mempermudah disimpan secara khusus sesuai dengan
ketentuan yang ditetapkan oleh Menteri
pengawasan tersebut maka Pemerintah
Kesehatan dalam UU No. 22 tahun 1997
menetapkan PT. Kimia Farma sebagai
pasal 11 ayat (1). Adapun tata cara
salah satunya perusahaan yang penyimpanan narkotika diatur dalam
diizinkan untuk memproduksi, Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
mengimpor dan mendistribusikan 28/Menkes/per/1978 pasal 5 yaitu apotek
narkotika di Indonesia. Pengelolaan harus memiliki tempat khusus untuk
narkotika meliputi kegiatan: menyimpan narkotika. Tempat khusus
tersebut harus memenuhi persyaratan
a. Pemesanan Narkotika sebagai berikut:
 Format SP sudah ditentukan oleh 1) Harus seluruhnya terbuat dari kayu
Departemen Kesehatan untuk atau bahan lain yang kuat.
2) Harus mempunyai kunci ganda yang
seluruh apotek dengan model N-9.
kuat.
Pemesanan dilakukan ke Pedagang
3) Dibagi menjadi 2 bagian, masing-
Besar Farmasi Kimia Farma selaku
masing bagian dengan kunci yang
distributor tunggal dengan membuat
berlainan. Bagian pertama
surat pesanan khusus narkotika yang
digunakan untuk menyimpan morfin,
dibuat rangkap empat, yang masing-
petidin dan garam-garamnya serta
masing diserahkan kepada Pedagang
persediaan narkotika, sedangkan
Besar Farmasi yang bersangkutan
bagian kedua dipergunakan untuk
(Surat Pesanan asli dan 2 Lembar kopi
menyimpan narkotika lainnya yang
Surat Pesanan), dan satu lembar
dipakai sehari-hari.
sebagai arsip di apotek. Surat Pesanan
4) Apabila tempat tersebut berukuran
Narkotika ditandatangani oleh APA
kurang dari 40 x 80 x 100 cm, maka
dengan mencantumkan nama jelas,
lemari tersebut harus dibuat
nomor SIK dan stempel apotek. Satu
menempel pada tembok dan lantai.
lembar Surat Pesanan hanya berlaku
Selain itu pada pasal 6 Peraturan Menteri
untuk satu jenis narkotika.
Kesehatan No. 28/Menkes/Per/I/1978
dinyatakan bahwa:
b. Penerimaan Narkotik
1) Apotek harus menyimpan narkotika
 Penerimaan Narkotika dari PBF harus
dalam lemari khusus sebagaimana
diterima oleh Manajer Apotek Pelayanan
yang dimaksud dalam pasal 5
atau dilakukan dengan sepengetahuan
Peraturan Menteri Kesehatan No.
Manajer Apotek pelayanan. Apoteker akan
28/Menkes/Per/1978.
menandatangani faktur tersebut setelah
2) Lemari khusus tidak boleh
dilakukan pencocokan dengan surat
dipergunakan untuk menyimpan
pesanan. Pada saat diterima dilakukan
barang lain selain narkotika, kecuali narkotika dan psikotropika maka dicatat
ditentukan oleh Menteri Kesehatan. jumlah pengeluaran dan sisa yang ada,
3) Anak kunci lemari khusus dikuasai jika ada perbedaan maka dilakukan
oleh penanggung jawab atau kontrol lebih lanjut. Hal ini dilakukan
pegawai lain yang diberi kuasa.
untuk menghindari adanya terjadi
4) Lemari khusus diletakkan di tempat
penyalahgunaan obat dan juga
yang aman dan tidak boleh terlihat
oleh umum.
digunakan untuk membuat laporan.

d. Pelayanan Narkotik e. Pelaporan Narkotik


Obat golongan narkotika hanya dapat Pelaporan penggunaan narkotika di
diberikan kepada pasien bila Apotek Kimia Farma dibuat setiap bulan
menggunakan resep dokter atau kopi dan selambat-lambatnya tanggal 10
resep dengan tanda nedet dari apotek setiap bulannya. Laporan narkotika berisi
yang menyimpan resep asli. Hal ini nomor urut, nama sediaan, satuan,
sesuai dengan surat edaran Ditjen POM sediaan awal bulan, pemasukan,
Nomor 336/E/SE/77 disebutkan sesuai persediaan akhir bulan, dan keterangan.
pasal 7 ayat 2 UU RI Nomor 9 tahun Laporan dibuat rangkap empat dan
1976 tentang narkotika, apotek dilarang ditandatangani oleh Manajer Apotek
mengulangi menyerahkan narkotika atas Pelayanan dengan mencantumkan nama
resep yang sama dari seorang dokter jelas, alamat apotek, dan stempel apotek
atau atas dasar salinan resep. yang kemudian dikirimkan kepada
Resep-resep tersebut kemudian Kepala Suku Dinas YanKes Wilayah
disimpan secara terpisah. Setiap Jakarta Timur dengan tembusan kepada:
pengeluaran dicatat di kartu stelling a) Kepala Kantor Dinas Kesehatan
lengkap dengan nomor resepnya, Propinsi atau tingkat I.
kemudian dicatat di buku narkotika dan b) Kepala Balai Besar Pengawas Obat
psikotropika. Resep yang mengandung dan Makanan Propinsi Daerah
narkotika diberi tanda garis merah, Khusus Ibukota Jakarta.
kemudian dipisahkan untuk dicatat c) Pusat pelaporan narkotika Kimia
dalam buku register narkotika. Farma.
Pencatatan meliputi tanggal, nomor d) Arsip apotek.
resep, tanggal pengeluaran, jumlah obat,
f. Pemusnahan Narkotik
nama pasien, alamat pasien, dan nama
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI
dokter. Dilakukan pencatatan tersendiri
No. 28/Menkes/Per/I/1978 pasal 9
untuk masing-masing nama obat
disebutkan bahwa pemegang izin khusus
narkotika.
dan atau APA dapat memusnahkan
Pengecekan resep dengan pengeluaran
narkotika yang rusak atau tidak
obat tersebut dilakukan setiap bulan
memenuhi syarat. Berdasarkan Undang-
untuk kemudian dibuat laporan bulanan.
undang No. 35 Tahun 2009 tentang
Untuk setiap penggunaan abat golongan
narkotika disebutkan bahwa
pemusnahan narkotika dilakukan dalam b) Nama pemegang izin khusus atau
hal: Apoteker Pengelola Apotek
a) Diproduksi tanpa memenuhi standar c) Nama seorang saksi dari pemerintah
dan persyaratan yang berlaku dan dan seorang saksi lain dari apotek
atau tidak dapat digunakan dalam tersebut
proses produksi d) Nama dan jumlah narkotika yang
b) Kadaluarsa digunakan
c) Tidak memenuhi syarat lagi untuk e) Cara pemusnahan
digunakan dalam pelayanan f) Tanda tangan penanggung jawab
kesehatan dan atau untuk apotek dan saksi-saksi
pengembangan ilmu pengetahuan
d) Berkaitan dengan tindak pidana g. Pelanggaran Narkotik
Berdasarkan pasal 61 Undang-undang  Dalam Undang-undang No. 22 Tahun
No. 22 Tahun 1997, pemusnahan 1997 tentang narkotika, disebutkan
narkotika dilaksanakan oleh pemerintah, bahwa pelanggaran terhadap
orang atau badan usaha yang ketentuan mengenai penyimpanan
bertanggung jawab atas produksi dan dan pelaporan narkotika dapat
atau peredaran narkotika, sarana dikenai sanksi administratif oleh
kesehatan tertentu serta lembaga ilmu Menteri Kesehatan, yang berupa:
pengetahuan dengan disaksikan oleh teguran, peringatan, denda
pejabat yang ditunjuk oleh Menteri administratif, penghentian sementara
Kesehatan RI. kegiatan atau pencabutan izin.
Pelaksanaan pemusnahan narkotika yang
rusak atau tidak memenuhi persyaratan pada 2. PSIKOTROPIK
apotek adalah sebagai berikut: Menurut Undang-undang no. 5 tahun
a) Bagi apotek di tingkat propinsi, 1997 tentang Psikotropika, Psikotropika
pelaksanaan pemusnahan disaksikan adalah zat atau obat, baik alamiah
oleh petugas dari Balai POM maupun sintetis bukan narkotika yang
setempat. berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh
b) Bagi apotek di tingkat Kabupaten/Kota selektif pada susunan saraf pusat yang
pemusnahan disaksikan oleh Kepala menyebabkan perubahan khas pada
Dinas Kesehatan Tingkat II. aktivitas mental dan prilaku. Psikotropika
Pemegang izin khusus atau Apoteker dibagi menjadi beberapa golongan :
Pengelola Apotek yang memusnahkan 1) Psikotropika golongan I adalah
narkotika harus membuat berita acara psikotropika yang hanya dapat
pemusnahan paling sedikit 3 rangkap. digunakan untuk tujuan ilmu
Adapun berita acara pemusnahan tersebut pengetahuan dan tidak digunakan
memuat tentang: dalam terapi, serta mempunyai
a) Hari, tanggal, bulan dan tahun potensi amat kuat mengakibatkan
pemusnahan sindroma ketergantungan.
Contoh : lisergida dan meskalina.
2) Psikotropika golongan II adalah 3) Memberantas peredaran gelap
psikotropika yang berkhasiat psikotropika.
pengobatan digunakan dalam terapi,
dan atau untuk tujuan ilmu a. Pemesanan Psikotropik
pengetahuan serta mempunyai  Format SP, ukuran dan bentuk sama
potensi kuat mengakibatkan sindroma dengan SP untuk narkotika yaitu
ketergantungan. sudah ditentukan oleh Departemen
Contoh : amfetamin dan Kesehatan, tetapi bisa dicetak
metamfetamin. sendiri. Untuk Apotek WIPA
3) Psikotropika golongan III adalah menggunakan model N-6. untuk SP
psikotropika yang berkhasiat psikotropika tidak ada aturan jadi
pengobatan dan banmyak digunakan satu lembar SP untuk satu distributor
dalam terapi, dan atau untuk tujuan boleh memuat beberapa item obat,
ilmu pengetahuan serta mempunyai diberi nomor SP, ditandatangani oleh
potensi ringan mengakibatkan APA dan cap apotek. Surat pesanan
sindroma ketergantungan. psikotropika dibuat rangkap 2, yaitu
Contoh : amobarbital, pentobarbital asli untuk PBF dan arsip apotek.
dan pentazonia.
4) Psikotropika golingan IV adalah b. Penyimpanan Psikotropik
psikotropika yang berkhasiat Obat golongan psikotropika disimpan
pengobatan dan sangat luas terpisah dengan obat-obat lain dalam
digunakan dalam terapi, dan atau suatu rak atau lemari khusus dan
untuk tujuan ilmu pengetahuan serta tidak harus dikunci. Pemasukan dan
mempunyai potensi ringan pengeluaran psikotropika dicatat
mengakibatkan sindroma dalam kartu stok psikotropika.
ketergantungan.
Contoh : barbital, alprazolam dan c. Pemusnahan Psiko
diazepam. Berdasarkan UU No. 5 Tahun 1997
Ruang lingkup pengaturan psikotropika pasal 53 tentang psikotropika,
dalam Undang-undang No. 5 tahun 1997 pemusnahan psikotropika dilakukan
adalah segala hal yang berhubungan bila berhubungan dengan tindak
dengan psikotropika yang dapat pidana, diproduksi tanpa memenuhi
mengakibatkan ketergantungan. Tujuan standar dan persyaratan yang berlaku
pengaturan psikotropika sama dengan dan atau tidak dapat digunakan
narkotika, yaitu : dalam proses psikotropika,
1) Menjamin ketersediaan psikotropika kadaluarsa atau tidak memenuhi
guna kepentingan pelayanan syarat untuk digunakan pada
kesehatan dan ilmu pengetahuan. pelayanan kesehatan dan atau untuk
2) Mencegah terjadinya kepentingan ilmu pengetahuan.
penyalahgunaan psikotropika. Pemusnahan psikotropika wajib
dibuat berita acara dan disaksikan
oleh pejabat yang ditunjuk dalam 3. Pemusnahan Resep
waktu 7 hari setelah mendapat Tata cara pemusnahan resep telah diatur
kepastian. dalam Keputusan Menteri Kesehatan
Berita acara pemusnahan tersebut Republik Indonesia No. 280/MenKes/V/1981
tentang ketentuan dan Tata Cara
memuat:
Pengelolaan Apotek pasal 7 ayat (1), (2),
1) Hari, tanggal, bulan dan tahun
(3), (4), (5) disebutkan tentang resep
pemusnahan sebagai berikut :
2) Nama pemegang izin khusus a. Apoteker Pengelola Apotek
atau Apoteker Pengelola Apotek mengatur resep menurut urutan
3) Nama seorang saksi dari tanggal dan nomor urutan
pemerintah dan seorang saksi penerimaan resep dan harus
lain dari apotek tersebut disimpan sekurang–kurangnya 3
4) Nama dan jumlah psikotropik tahun.
yang dimusnahkan b. Resep yang telah disimpan melebihi
5) Cara pemusnahan jangka waktu 3 tahun dapat
6) Tanda tangan penanggung dimusnahkan.
jawab apotek dan saksi-saksi c. Pemusnahan resep dapat dilakukan
dengan cara dibakar atau cara lain
d. Pelaporan Psiko oleh Apoteker Pengelola Apotek
Laporan penggunaan psikotropika bersama–sama dengan sekurang–
dikirimkan kepada Kepala Dinas kurangnya petugas apotek. Berita
Kesehatan setempat setiap bulan. acara pemusnahan dikirimkan ke
Laporan psikotropika memuat nama Dinas Kesehatan Kota dengan
apotek, nomor SIA, nama obat, nama tembusan Balai Besar Pengawas
distributor, jumlah penerimaan, Obat dan Makanan Daerah Khusus
jumlah pengeluaran, tujuan Ibukota Jakarta dan arsip Apotek.
pemakaian, stok akhir, bulan dan
tahun, nomor urut, kode, nama F. Pelayanan Resep dan Non Resep
bahan/sediaan, dan satuan. Laporan Pelayanan penjualan di Apotek Kimia Farma
ditanda tangani oleh Apoteker No. 1 meliputi pelayanan resep secara tunai,
Pengelola Apotek (APA), dilengkapi resep kredit, penjualan bebas, dan penjualan
dengan nama dan nomor SIK, serta engross. Untuk resep tunai maupun kredit,
stampel apotek yang kemudian semua barang yang terjual dicatat dalam
ditujukan kepada Kepala Dinas Laporan Ikhtisar Penjualan Harian (LIPH).
Kesehatan setempat dengan Bentuk pelayanan lain yang disediakan oleh
tembusan kepada : Apotek Kimia Farma ini adalah menyediakan
fasilitas antar jemput resep/obat ke daerah
a) Kepala Balai Besar POM Jawa
perumahan dan perusahaan-perusahaan.
Barat
1. Pelayanan Resep Tunai
b) Arsip apotek
Pelayanan resep tunai paling banyak
dilakukan di Apotek Kimia Farma No.1.
Resep sebagian besar berasal dari 3) Peracikan dan Penyiapan obat
praktek "in house" Apotek Kimia Farma Resep yang diterima dibaca dan bila
No. 1 dan lainnya. mengandung sediaan narkotika maka
Alur pelayanan resep adalah sebagai diberi tanda merah. Obat yang
berikut: disiapkan meliputi obat jadi atau obat
1) Penerimaan resep atau salinan resep racikan. Untuk obat jadi maka
Pembeli datang menyerahkan pengambilan obat juga dilakukan
resep kepada bagian pelayanan, pencatatan dalam kartu stok meliputi
kemudian resep atau salinan resep tanggal, nomor dokumen, jumlah obat
diperiksa keabsahannya. Bila sah yang dikeluarkan, sisa pengurangan,
diperiksa apakah obat ada dalam dan pembubuhan paraf. Dilanjutkan
resep terdapat dalam persediaan atau dengan pemberian etiket dan
tidak. Bila ada maka harga obat kemasan sesuai dengan perintah
ditentukan. Bila pasien setuju maka yang tertera di resep. Dibuat kwitansi
dilakukan pencetakan harga berupa dan salinan resep bila diperlukan.
struk penjualan. Dan bila pasien tidak Bila resep mengandung obat racikan
sanggup membayar ketika harga obat maka dilakukan pembuatan etiket,
telah ditentukan, maka ditawarkan yang sebelumnya dilakukan
agar pasien menebus obat pengecekan. Kemudian pengambilan
setengahnya atau dengan mengganti obat dan pencatatan di buku stok
produk obat yang lebih murah. kecuali untuk obat los dan bahan
Bila obat tidak tersedia maka obat. Dilakukan perhitungan dan
dilakukan negosiasi dengan pasien penimbangan bila obat berbentuk
atau dokter penulis resep untuk serbuk atau salep, dan pengukuran
mengganti obat yang setara. Cara lain dengan gelas ukur bila berbentuk cair.
yaitu dengan melakukan pembelian 4) Pemeriksaan obat
yang mendesak dan menawarkan Pemeriksaan kebenaran obat dengan
untuk mengantarkan obat bila alamat resep meliputi nomor resep, nama obat
terjangkau. dan dosis, jumlah obat, aturan pakai,
2) Perjanjian dan pembayaran waktu kadaluarsa, dan harga. Obat
dikemas, dan resep disatukan dengan
Dalam fase ini terdiri dari
obat yang diminta dan diserahkan ke
pengambilan obat semua/ sebagian,
petugas penyerahan obat.
ada atau tidaknya penggantian obat
5) Penyerahan obat
atas persetujuan dokter/pasien,
Dilakukan pemeriksaan kembali
pembayaran tunai/credit, penyerahan
antara resep, struk harga, dan obat
nomor resep, pembuatan kuitansi dan
yang telah disiapkan, untuk
salinan resep. Setelah itu, resep atau
memastikan obat akan diberikan pada
salinan resep beserta uang atau alat
orang yang tepat, kemudian struk pada
pembayaran sah lainnya yang
pasien diberi paraf. Pada saat
diterima.
penyerahan, pasien diberi informasi
tentang obat dan aturan pakai.
diserahkan ke Bussines Manger
2. Pelayanan Resep Kredit disertai dengan blanko resep, struk
Pelayanan resep kredit adalah pembelian untuk kemudian oleh
penyaluran obat kepada pasien atas pihak Bussines Manager dibuat
permintaan resep dokter yang kwitansi dan ditagihkan ke instansi
pembayarannya dilakukan secara kredit terkait.
kolektif menurut kontrak kerjasama
dengan instansi tempat pasien atau 3. Pelayanan Tanpa Resep
keluarga pasien tersebut bekerja. Pelayanan farmasi tanpa resep
Penagihan biaya resep kredit kepada terdiri dari: Upaya Pengobatan
instansi terkait dilaksanakan oleh Bussines Sendiri dan Obat Bebas (HV). UPDS
Manager.
dilakukan jika pasien berupaya
Untuk mambedakan dari resep lainnya,
melakukan pengobatan dan perawatan
setiap instansi memiliki blanko resep
terhadap pasien yang ingin melakukan
khusus. Prosedur pelayanan resep
pengobatan dan perawatan terhadap
kredit adalah sebagai berikut: penyakitnya secara mandiri. Biasanya
1) Petugas memasukkan data swamedikasi dilakukan untuk
penjualan resep kredit ke dalam pengobatan pertama sebelum ke
komputer. Instansi terkait tersebut dokter, penyakit-penyakit yang dapat
dapat mengirimkan resep lewat fax dicegah dengan menggunakan obat non
atau lewat telepon. resep, dan untuk penatalaksanaan
2) Resep diberi nomor urut resep preventif penyakit degeneratif
dalam lembar pemeriksaan proses maupun pencegahan. Produk obat yang
resep. digunakan dalam swamedikasi biasanya
3) Obat disiapkan seperti pada adalah golongan obat bebas dan
penjualan resep tunai, kemudian suplemen. Untuk obat-obat keras yang
apotek akan memeinta tanda tangan boleh diberikan terhadap pasien yang
atau paraf pasien terkait bila obat ingin melakukan pengobatan sendiri
diambil sendiri oleh pasien. Untuk hanya mencakup obat-obat yang ada
obat yang diantar disertai dengan dalam daftar obat wajib apotek (DOWA).
dengan truk pembelian dan surat Penanyaan data dan keluhan pasien
jalan (RM) yang didalmnya terdapat dilakukan terlebih dahulu untuk
no resep, nama pasien, jumlah obat mengetahui apakah pasien telah
terbiasa menggunakan obat tersebut
dan jumlah harga. Kemudian
atau tidak. Bila pasien telah terbiasa
diantarkan ke instansi terkait
menggunakan obat tersebut, pasien
4) Dalam hal pembayaran, apotek akan
diberikan informasi tentang obat keras
memisahkan data antara pelayanan
yang terdapat dalam DOWA yang
resep tunai dan kredit. Untuk
dapat digunakan. Obat yang disepakati
layanan resep kredit dibuat data dan identitas pasien akan dicatat dalam
untuk masing – masing instansi formulir UPDS. Kemudian dilakukan
terkait tipa bulannya kemudian
pemeriksaan persediaan barang seperti obat-obatan yang dapat mereka beli
yang dilakukan pada resep tunai. secara bebas tanpa resep dokter di
Pelayanan HV diantaranya meliputi apotek.
pelayanan atas permintaan obat bebas  Beberapa hal yang perlu diperhatikan
dan obat bebas terbatas, kosmetika, dalam swamedikasi adalah :
produk bayi, dan suplemen, dan lain- 1. Baca secara teliti informasi yang
lain. Adapun alur pelayanan HV dan tertera pada kemasan atau brosur
alat kesehatan adalah sebagai berikut : yang disisipkan di dalam kemasan
a) Petugas OTC menerima permintaan
meliputi : komposisi zat aktif, indikasi,
barang dari pembeli.
kontraindikasi, dosisi, efek samping
b) Setelah harga disetujui, pembeli
membayar ke kasir.
dan cara penggunaan.
c) Kasir menerima pembayaran dan 2. Pilih obat dengan jenis kandungan zat
membuat struk pembayaran aktif sesuai keperluan, seperti jika
penjualan bebas. gejala penyakitnya hanya batuk maka
d) Barang beserta struk pembayaran pilih obat yang digunakan untuk
diserahkan kepada pembeli disertai mengatasi batuknya saja dan tidak
dengan informasi pemakaian perlu obat penurun demam.
seperlunya. 3. Penggunaan obat swamedikasi hanya
e) Bukti penjualan obat bebas jangka pendek (seminggu), jika gejala
dikumpulkan dan diurutkan
menetap atau memburuk maka
berdasarkan nomor.
segera konsultasikan ke dokter.
4. Perhatikan aturan pakai, bagaimana
4. Penjualan engross
cara memakainya, berapa jumlahnya,
Penjualan engross adalah penjualan
dipakai sebelum atau sesudah makan
barang dalam jumlah besar
serta berapa lama pemakaiannya.
berdasarkan pemesanan dengan resep
5 pertanyaan penuntun sebagai
dokter rumah sakit/poliklinik, dokter
berikut :
maupun balai pengobatan. Pembayaran
W = Who : Untuk siapa obat tersebut?
dapat dilakukan secara tunai atau
W = What Symptoms : Gejala apa yang
kredit.
dirasakan?
H = How Long : Sudah berapa lama
G. Swamedikasi
gejala tersebut berlangsung?
Swamedikasi adalah upaya yang
A = Action : Tindakan apa yang sudah
dilakukan oleh individu yang bertujuan
dilakukan untuk mengatasi gejala
untuk mengobati segala keluhan pada
tersebut?
diri sendiri dengan obat-obatan yang
M = Medicine : Obat-obat apa saja yang
dapat dibeli bebas di apotek atas inisiatif
sedang digunakan oleh pasien?
sendiri tanpa nasehat dokter. Dalam hal
Dalam melakukan kegiatan swamedikasi
ini masyarakat merasa butuh akan
tidak selalu berjalan dengan lancar. Ada
penyuluhan yang jelas dan tepat
berbagai hambatan yang dapat terjadi
mengenai penggunaan secara aman dai
pada proses pengobatan dan pemberian I. Kegiatan non teknis KF No.1
konseling, diantaranya yaitu :
1. Hambatan yang berasal dari pasien
antara lain adalah perasaan malu,
marah, takut, ragu-ragu. Hal ini dapat
diatasi dengan bersikap empati,
mencari sumber timbulnya masalah
tersebut, tetap bersikap terbuka dan
siap membantu.
2. Hambatan yang berasal dari latar
belakang pendidikan, budaya dan
bahasa. Hal ini dapat diatasi dengan
menggunakan istilah sederhana yang
dapat dipahami. Berhati-hati dalam
menyampaikan hal yang sensitif.
3. Hambatan yang berasal dari fisik dan
mental. Ini dapat diatasi dengan
menggunakan alat bantu yang sesuai
atau melibatkan orang yang 1. Pengadaan barang
merawatnya. Pengadaan perbekalan farmasi yaitu
4. Hambatan yang berasal dari tenaga obat dan alat kesehatan di Apotek Kimia
farmasi, dapat berupa mendominasi Farma No. 1 dilakukan berdasarkan
percakapan, menunjukkan yang tidak buku defekta yang berisi data
memberikan perhatian, tidak persediaan barang yang sudah hampir
mendengarkan apa yang pasien habis, atau sudah habis. Bagian
sampaikan, menggunakan istilah pembelian atau pengadaan melakukan
medis yang tidak dipahami oleh pemeriksaan kembali kesesuaian
pasien. Upaya yang diberikan yaitu antara data pada buku defekta
dengan memberikan kesempatan dengan persediaan barang yang ada
kepada pasien untuk menyampaikan untuk menetukan jumlah barang yang
masalahnya dengan bebas dan akan dipesan. Selain itu diperhatikan
menunjukkan kepada pasien bahwa juga tingkat keterjualan barang agar
apa yang disampaikannya tidak terjadi kekosongan persediaan
didengarkan dan diperhatikan. atau penumpukkan barang di
5. Hambatan lain adalah kurangnya apotek. Pemesanan dilakukan setiap
tempat khusus dalam memberikan hari dengan memasukkan data
konseling guna memberikan rasa melalui sistem komputerisasi ke
privasi dan kenyamanan kepada bagian pengadaan Bussines Manager
pasien. untuk digabung dengan pesanan apotek
Kimia Farma lainnya. Pemesanan
H. Analisis Resep barang ke bagian pengadaan
Bussines Manager dengan dilakukan secara khusus yaitu
menggunakan Bon Permintaan Barang dengan surat pesanan tertentu
Apotek (BPBA). Bussines Manager akan yang harus ditandatangani oleh
membuat Surat Pemesanan (SP) apoteker pengelola apotek.
kepada PBF yang ditunjuk, lalu melalui 2) Pembelian mendesak
distributornya, PBF akan mengirimkan Pembelian mendesak dilakukan
barang-barang yang dipesan ke bila pasien memerlukan obat yang
Business Manager beserta faktur. kurang atau tidak tersedia di
Selanjutnya Business Manager akan apotek Kimia Farma No. 1.
mengirimkan barang ke apotek Pembelian ini dilakukan kepada
pelayanan beserta dropping. sesama apotek Kimia Farma
Pengadaan barang selain dilakukan atau apotek swasta lainnya.
melalui pemesanan pada bagian Untuk pemilihan apotek
pembelian Bussines Manager, juga swasta dilakukan berdasarkan
dapat dilakukan dengan cara meminta pengalaman dan berdasarkan
barang ke apotek lain ataupun citra dari apotek swasta tersebut.
pembelian intern antar apotek Kimia 3) Pembelian tunai
Farma. Pembelian seperti ini dilakukan Pembelian tunai dilakukan
jika ada resep yang harus segera berdasarkan kebutuhan dengan
dilayani sedangkan persediaan di persetujuan apoteker, kemudian
apotek kurang atau tidak ada. faktur atau nota yang ada di-entry
Permintaan barang antar apotek Kimia dan dilaporkan ke Bussines
Farma diajukan dengan menggunakan Manager. Contoh pembelian tunai
BPBA, sehingga apotek yang meminta yang dilakukan oleh Apotek Kimia
menambah pembelian dan apotek yang Farma No.1 adalah pembelian ke
memberikan barang menambah Makro untuk keperluan swalayan
penjualan. dan pembelian obat khusus
Pembelian dikelompokkan menjadi: racikan.
1) Pembelian rutin 4) Konsinyasi
Pembelian rutin biasa dilakukan Konsinyasi merupakan bentuk
melalui Bussines Manager kerjasama yang biasanya
Jakarta PT. Kimia Farma Apotek, dilakukan untuk produk atau
berdasarkan SP atau BPBA. obat-obat baru, barang
Keuntungan dari sistem ini adalah promosi, alat kesehatan, food
tercapainya efisiensi baik dari segi supplement. Konsinyasi dilakukan
waktu dan biaya. Selain itu dengan cara menitipkan produk
apotek yang bersangkutan dari perusahaan kepada Kimia
tidak perlu lagi memikirkan Farma lain, kemudian setiap
diskon dan pemilihan PBF bulannya dilakukan pengecekan
tertentu. Untuk pesanan dari pihak perusahaan untuk
narkotik dan psikotropik mengetahui jumlah produk yang
terjual. Barang konsinyasi ini membuat nota pembelian
apabila tidak laku, maka dapat barang/retur dan mengembalikan
diretur dan yang difakturkan untuk barang tersebut ke Business
dibayar adalah barang yang Manager yang kemudian akan
terjual saja. dikembalikan atau ditukar ke PBF
Pemilihan pemasok dilakukan bersangkutan.
oleh Bussines Manager dengan 3. Penyimpanan barang
mempertimbangkan mutu Barang yang telah diterima
barang yang ditawarkan, langsung disimpan dalam ruang
ketepatan waktu pengiriman, penyiapan obat dan peracikan serta
masa kredit yang panjang, harga swalayan farmasi.
yang bersaing serta potongan 1) Penyimpanan barang di ruang
harga yang diberikan, serta penyiapan obat dan peracikan
pemasok tersebut merupakan Penyimpanan obat atau
agen resmi yang ditunjuk oleh pembekalan farmasi di ruang
industri farmasi. Pemesanan peracikan dilakukan oleh Asisten
barang hanya dilakukan kepada Apoteker. Setiap pemasukan dan
pemasok yang telah mempunyai penggunaan obat atau barang
ikatan kerjasama dengan Kimia harus di input kedalam komputer
Farma sehingga masuknya obat dan dicatat pada kartu stok yang
palsu dapat dicegah. Penggantian meliputi tanggal penambahan
pemasok yang sudah tidak atau pengurangan, nomor
kompeten harus melalui Bussines dokumennya, jumlah barang yang
Manager Kimia Farma. diisi atau diambil, sisa barang dan
2. Penerimaan barang paraf petugas yang melakukan
Perbekalan farmasi yang telah penambahan atau pengurangan
dipesan akan dikirim oleh Business barang. Kartu stok ini diletakan di
Manager ke Apotek Kimia Farma masing-masing obat atau barang.
No. 1 disertai dropping dan diterima Penyimpanan barang disusun
oleh petugas pembelian. Petugas menurut abjad berdasarkan
kemudian melakukan pengecekan bentuk sediaan, kondisi
kesesuaian terhadap barang yang penyimpanan, kelompok tertentu
diterima dengan dropping. Jika yaitu obat antibiotik, obat
barang telah sesuai maka dropping psikotropik, obat narkotik, obat
diberi nomor unit penerimaan, generik dan obat mahal.
ditandatangani, dan distempel, 2) Penyimpanan barang di swalayan
kemudian didokumentasikan ke farmasi
dalam buku penerimaan barang. Barang yang disimpan di
Jika barang tidak sesuai dengan swalayan farmasi adalah produk
BPBA atau terdapat kerusakan fisik yang dapat dijual bebas. Produk
maka bagian pembelian akan ini diletakkan pada rak yang
diatur sedemikian rupa agar
memudahkan pelanggan untuk
memilih produk yang diinginkan. J.
Produk yang dijual antara lain
obat bebas terbatas, obat bebas,
alat kesehatan, vitamin, susu,
produk bayi, kosmetika, jamu
serta makanan dan minuman
kesehatan.
4. Pengeluaran barang
Pengeluaran barang dilakukan
dengan mengacu pada sistem
FIFO (First In First Out) yaitu
barang (terutama obat) yang lebih
dahulu masuk maka dikeluarkan
terlebih dahulu daripada barang
yang masuknya lebih akhir. Hal ini
dilakukan untuk menghindari adanya
barang atau obat yang kadaluarsa
karena terlalu lama disimpan. Selain
itu pengeluaran perbekalan farmasi
juga tetap memperhatikan tanggal
kadaluarsa atau FEFO (First
Expired First Out), sehingga barang
yang mendekati kadaluarsa
dikeluarkan terlebih dahulu daripada
barang yang memiliki tanggal
kadaluarsa yang lebih lama.
Meskipun telah dilakukan
komputerisasi terhadap barang
yang masuk dan keluar, setiap
barang yang masuk dan keluar
juga tercatat dalam kartu stok
untuk pengecekan silang.

Anda mungkin juga menyukai