Kelainan Persentasi
Kelainan Persentasi
PENDAHULUAN
1
1.1.3 Posisi
2
ketiak
3
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan kelainan Letak ?
2. Bagaimana cara mengetahui adanya kelainan letak ?
3. Apa sajakah macam-macam kelainan letak?
1.3 Tujuan Makalah
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan kelainan letak.
2. Mengetahui apa saja macam-macam kelainan letak.
4
BAB II
PEBAHASAN
3. Kepala menyesuaikan diri, dengan ruangan yang lebih kecil pada pintu
atas panggul.
5
a) Badan melengkung, menyesuaikan diri dengan rahim.
6
2.3 Konsep Dasar Kelainan Presentasi dan Posisi
Perubahan letak terendah dan sikap badan dari
apat diketahui pada saat kehamilan dan persalinan. Adapun kelainan
presentase dan posisi yaitu:
a. Puncak kepala
Batasan : Bagian terendah adalah puncak kepala dimana kepala
berada dalam defleksi ringan.Etiologi :
1. Kelainan panggul
2. Kepala bentuknya bundar
3. Anak kecil atau bayi mati
4. Kerusakan dasar panggul
Diagnosis :
VT : UUB lebih rendah dan berputar ke depan atau sesudah anak lahir
terdapat caput di daerah UUB.
Pengelolaan :
1. Sabar menunggu, 75 % lahir spontan.
2. Untuk membantu perputaran, ibu tidur miring ke arah punggung
anak.
3. Bila ada indikasi dpt ditolong dgn menggunakan vakum atau
forsep.
Mekanisme persalinan :
a. Dalam persalinan kita jumpai UUB selalu di depan & glabella
akan berada dibawah simpisis sebagai hipomoklion.
b. Lingkaran kepala yg melewati panggul adalahplanum fronto-
oksiput sebesar 34 cm, krnnya partus akan berlangsung lebih
lama.
Komplikasi :
Pada ibu dpt terjadi partus yang lama atau robekan jalan lahir
yang lebih luas. Selain itu karena partus lama dan moulage hebat,
maka mortalitas anak agak tinggi (9 %).
7
b. Dahi
Batasan : Kepala berada pada defleksi sedang.frekuensi persistens
brow jarang ditemukan dan lebih banyak pada multi dari pada primi.
Etiologi :
a. Panggul sempit
b. Bayi besar
c. Multiparitas
d. Llilitan tali pusat di leher
e. Pembesaran yang menyolok
f. Anesefal
Diagnosis :
Sering ditegakkan dalam persalinan
a. Palpasi : Tonjolan kepala sepihak dgn bokong, ditemukan
sudut fabre (sudut agak tajam yg terbentuk dari kepala dan
bokong pd tempat punggung),
b. Auskultasi : BJF sepihak dgn bagian kecil, atau pd bagian dada.
c. VT : teraba UUB, pinggir orbita, hidung, pipi mulut dan dagu
tidak teraba.
Pengelolaan :
a. Observasi apakah bisa lahir spontan
b.Mencoba reposisi mjd LBK atau letak muka.
c. Kala II : bila dagu di depan : partus pervaginam bila dagu
di belakang : SC.
Mekanisme persalinan :
Kepala memasuki panggul biasanya dgn dahi melintang atau
miring. Pada waktu PPD, dahi melintang ke depan.
Maxilla (fosa canina) sebagai hipomoklion berada dibawah simpisis,
kemudian terjadi fleksi utk melahirkan belakang kepala melewat
perineum, lalu defleksi, maka lahirlah mulut, dagu dibawah
simpisis.Lingkaran kepala memasuki panggul :
8
Plan. Maxillo parietale : 35 cm
atau diameter mento oksipital : 12,5 cm
Prognosis :
Partus menjadi lama at lebih sulit, bisa jadi terjadi
robekan yg hebat dan ruptur uteri. Dan bagi anak
mortalitas lebih tinggi.
c. Muka
Batasan : Kepala berada dlm defleksi maksimal.
hal ini jarang terjadi 0, 27 % - 5 %.
•Etiologi :
a. Primer
sejak dari masa kehamilan sdh terjadi letak
muka, karena : anensefal, hidrosefal, kongenital
anomali, struma, higroma koli (kista leher) lilitan tali
pusat erat, congenital shortening of the cervikal
muscle.
b. Sekunder
Terjadi pada awal persalinan panggul sempit, tangan
menumbung, anak besar, Plac. Previa,
grandemultipara, pergerakan anak bebas
(hidramnion at perut gantung), posisi uterus miring.
Diagnosis
1. Palpasi : teraba kepala sgt tengadah, cekung punggung kepala
menudik (sudut fabre), dan belakang kepala menonjol.
2. Aukultasi DJJ terdengar pada toraks janin.
3. VT : teraba dagu, mulut (terasa gerakan mengisap),hidung, & lekuk
mata.
4. Foto rontgen/USG : kepala tengadah.
Pengelolaan :
9
a. Observasi hrs teliti, biasanya 80-90% dpt lahirnormal.
b. Pada penempatan dahi, anjurkan ibu tidur miring kesamping sebelah
dagu.
c. Usaha untuk merubah letak :Reposisi mento posterior menjadi anterior
cara schatz dan cara zangemesteister- thorn.
d. Bila ada indikasi untuk menyelesakan partus segera,pembukaan
lengkap dan anak hidup (vakum/forseps), anak mati (embriotomi).
Bila pembukaan kecil lakukan SC, Pada mento posterior dan atau
primi gravida lakukan SC.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kelainan letak kepala terdiri dari beberapa macam yaitu : letak
puncak kepala, letak dahi,letak muka dan sebagainya yang dapat terjadi
karena suatu keadaan yang abnormal. Jika tanpa indikasi yang
membahayakan maka masih bisa di tangani dengan persalinan normal
oleh bidan. Namun jika sudah ada indikasi tertentu yang membahayakan
maka dilakukan perasi SC.
3.2 Saran
Seharusnya seluruh bidan harus mengetahui teori dan praktik
penanganan kelainan letak ini untuk meningkatkan pelayanan dan
meningkatkan angka kesejahteraan ibu dan bayi,khususnya di Indonesia.
11