BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Sistem SCADA ( Supervisory ,Control And Data Acuisition )
2.1.1 Pengertian SCADA
SCADA merupakan singkatan dari Supervisory Control and Data
Acquisition. SCADA merupakan sebuah sistem yang mengawasi , mengontrol
dan mengumpulkan informasi atau data-data dari lapangan dan kemudian
mengirimkannya
ke sebuah komputer pusat (Master Control) yang akan
mengatur dan mengontrol data-data tersebut. Istilah SCADA merujuk pada
sistem pusat keseluruhan. Sistem pusat ini biasanya melakukan pemantauan
data-data dari berbagai macam sensor di lapangan atau bahkan dari tempat-
tempat yang lebih jauh lagi.
Menurut NIST (National Institute of Standards andTechnology) dengan
definisi yang lebih formal, SCADA adalah sistem terdistribusi yang digunakan
untuk mengendalikan aset – aset yang tersebar secara geografis, sering terpisah
ribuan kilometer persegi, dimana kontrol dan akuisisi data terpusat penting bagi
operasi sistem.
Sistem SCADA digunakan diberbagai bidang. Seperti industri,
pembangkit, dan pendistribusian tenaga listrik. SCADA juga digunakan sebagai
pendukung keamanan nasional dan kesiapan keadaan darurat serta perlindungan
prasarana penting di Sistem Komunikasi Nasional.
Sistem pemantauan dan kontrol industri biasanya terdiri dari sebuah pusat
atau master yang biasa dinamakan sebagai master station, master terminal unit
atauMTU, satu atau lebih unit-unit pengumpul dan kontrol data lapangan yang
biasa dinamakan remote station, remote terminal unit atauRTU, jaringan
telekomunikasi data antara MTU dan RTU serta sekumpulan perangkat lunak
yang digunakan untuk memantau dan mengontrol elemen-elemen data-data di
lapangan.
Sistem SCADA terdiri dari sistem open loop dan juga sistem close loop.
5
6
Sistem SCADA memiliki banyak bagian. Sebuah sistem SCADA biasanya
memiliki perangkat keras sinyal untuk memperoleh dan mengirimkan I/O,
kontroler, jaringan, antarmuka pengguna dalam bentuk HMI (Human Machine
Interface),
alat komunikasi dan beberapa perangkat lunak pendukung.
(sumber : http://tokoautomation.com/lang-id/11-cp1l.html)
Gambar 2.1 SCADA PLC OMRON CP1L
Pada tugas akhir yang sedang saya kerjakan ini, SCADA digunakan
sebagai alat pemantau dan pengendali kedua plant. Plant tersebut terletak pada
dua buah Remote Terminal Unit (RTU). RTU yang pertma akan mengendalikan
7
kecepatan motor DC dan RTU yang kedua akan menyetabilkan tegangann
generator sinkron melalui sebuah AVR. Dimana kedua remote tersebut akan
dikendalikan oleh sebuah Master Terminal Unit (MTU) serta mengirimkan data
– data kepada MTU.
2.1.2 Arsitektur Sistem SCADA
Arsitektur dasar dari sebuah sistem SCADA adalah sebagai berikut:
A. Operator
Operator manusia mengawasi sistem SCADA dan melakukan fungsi
supervisory control untuk operasi plant jarak jauh.
Kecepatan pengiriman data dari MTU dan plant jarak jauh relatif rendah
dan metode kontrol umumnya open loop karna memungkinkan terjadinya
waktu tunda dan flow interruption.
8
3) Tred Task berfungi mengumpulkan data plant setiap waktu dan
menggambarkan dalam grafik.
4) Report Task berfungsi untuk memberikan laporn yang bersumber dari
data plant.
5) Display Task berfungsi untuk menampilkan data yang diawasi &
dikontrol operator.
D. Communication System
Sistem komunikasi antar muka MTU – RTU ataupun antara RTU – field
diantaranya berupa:
device
RS 232
Private Network(LAN/RS 485)
Swicht Telephone Network
Leased Line
Intenet
Wireless Communication System
Wireless LAN
GSM Network
Radio Modems
9
F. Plant
Plant merupakan peralatan atau objek yang akan dikontrol. Dimana data
dari peralatan tersebut akan diakuisisi dan dikirim olehRemote TerminalUnit
(RTU) dan kemudian di terima oleh Master Terminal Unit (MTU). Operator
Master Terminal Unit (MTU) di Control Centre dapat memberikan perintah
langsung kepada plant melalui Remote terminal Unit (RTU).
2.2 Programmable Logic Contol (PLC)
2.2.1 Definisi PLC
Dewasa ini, sistem otomatis sangat diminati di dunia industri. Hal ini
10
PLC memiliki keunggulan yang signifikan, karena sebuah perangkat
pengontrol yang sama dapat dipergunakan di dalam beraneka ragam sistem
kontrol karena sifatnya yang fleksibel dengan tingkat kompleksitas yang sangat
beragam.
Untuk memodifikasi sebuah sistem kontrol dan aturan–aturan
pengontrolan yang dijalankannya, yang harus dilakukan oleh seorang operator
hanyalah memasukkan seperangkat intruksi yang berbeda dari yang digunakan
sebelumnya.Penggantian rangkaian kontrol tidak perlu dilakukan.
2.2.2 Prinsip Kerja PLC
Secara umum, cara kerja sistem yang dikendalikan PLC cukup sedehana,
yaitu:
1) PLC mendapatkan sinyal input dari input device. Dimana input deviice
adalah benda fisik yang memicu eksekusi logika/program pada PLC.
Contoh : saklar dan sensor.
2) Akibatnya PLC mengerjakan logika program yang ada di dalamnya.
3) PLC memberikan sinyal output pada output device. Output device
adalah benda fisik yang diaktifkan oleh PLC sebagai hasil eksekusi
program. Contohnya ialah motor DC, motor AC, solenoid, dll.
Ada secara function blok diagram cara kerja pengendalian PLC adalah
sebagai berikut:
Input Device
Sinyal Input
Program
Sinyal Output
Output Device
11
Sumber : OmronManualBook
Gambar 2.3 Arsitektur PLC
Secara Umum PLC terbagi dalam beberapa komponen berikut:
1) Power Supply
Diperlukan untuk mengkonversikan tegangan AC sumber menjadi
tegangan rendah DC yang dibutuhkan oleh prosesor dan rangkaian –
rangkaian di dalam modul – modul antarmuka input dan output.
2) Processor
Processor adalah unit yang menginterpretasikan atau mengolah
sinyal inputdan melaksanakan tindakan – tindakan pengontrolan,
sesuai dengan program yang tersimpan dalam memori, lalu
mengkomunikasikan keputusan – keputusan yang diambilnya sebagai
sinyal – sinyal kontrol ke antarmuka output.
3) Memory
Memory adalah tempat di mana program tersimpan. Biasanya unit
memori terdiri dari RAM, EPROM, dan EEPROM.
12
4) Input dan Output Module
Unit input adalah unit yang memberikan sinyal masukan ke dalam
CPU.Unit output adalah unit yang mengirimkan sinyal hasil
13
LOAD ( LD )
Instruksi load merupakan representasi dari satu kondisi logika dan
biasanya dibutuhkan untuk suatu proses yang dihubungkan langsung
dengan
output.
Simbol dari instruksi dasar load adalah sebagai berikut:
(sumber : www.myomron.com)
(sumber : www.myomron.com)
Gambar 2.5 Instruksi LOAD NOT
14
(sumber : www.myomron.com)
OR NOT
Instruksi ini dibutuhkan bila urutan kerja pada suatu system kendali
hanya membutuhkan salah satu saja dari beberapa kondisi logika untuk
mengeluarkan satu output. Simbol dari instruksi OR Not adalah sebagai
berikut:
(sumber : www.myomron.com)
Gambar 2.7Instruksi OR NOT
OUT
(sumber : www.myomron.com)
Gambar 2.8 Instruksi OUT
15
B: Bit Input Output (IO), Holding Relay (HR), Area Relay (AR), Link
Relay
(LR), Temporary Relay (TR).
TIMER (TIM)
Seperti fungsi ON-delay pada relai, instruksi timer ini digunakan
dengan fungsi yang sama, sehingga tidak lagi diperlukan timer
konvensional pada suatu proses. Simbol dari instruksi dasar Timer adalah
sebagai berikut:
(sumber : www.myomron.com)
Gambar 2.9 Instruksi TIMER
(sumber : www.myomron.com)
Gambar 2.10 Instruksi COUNTER
16
Operand Data Areas :
N: TC Number 000 – 511
MOVE (MOV)
Instruksi move merupakan salah satu instruksi untuk menyalin data dari
source word ke destination word, akan tetapi tidak merubah status bit.
Simbol dari instruksi dasar move adalah sebagai berikut:
(sumber : www.myomron.com)
Gambar 2.11 Instruksi MOVE
(sumber : www.myomron.com)
Gambar 2.12 Instruksi COMPARE
17
Cp1: 1st compare word IO, AR, DM, HR, TC, LR, #
Cp2: 2nd compare word IO, AR, DM, HR, TC, LR, #
END
Untuk mengakhiri semua instruksi yang diberikan pada logika
pemograman, instruksi end diberikan sehingga program dapat dieksekusi.
(sumber : www.myomron.com)
Gambar 2.13 Instruksi END
2.2.6 PLC OMRON CP1L
Sebuah PLC standar OMRON tipe CP1L dilingkapi dengan kemampuan
standar port USB, CPU unit CP1L yang tersedia untuk aplikasi dengan I/O yang
paling kecil yaitu 10 I/O. Untuk urutan kontrol, pulsa I/O dan serial port yang
sederhana, PLC CP1L dapat memberikan pilihan yang ekonomis mulai dari 10-,
14-, 20- 30-, 40-, dan 60- I/O CPU unit.
( sumber : http://www.ia.omron.com/product/family/1916/index_spc.html)
Gambar 2.14 PLC CP1L OMRON
PLC OMRON CP1L dibangun sebagai sebuah fungsi yang disebut
“Easy Modbus”.Dimana PLC dapat berkomunikasi denganmodbusprotokol
RTU. Pengguna diminta untuk mengembangkan diagram ladder untuk
memasukkan dan mengambil kembali data yang ada pada fungsi “Easy
Modbus”. Pengembangan ini bertujuan untuk menyediakan pemrograman
ulang ke aplikasi modbus RTU, yang mendukung pembacaan dan
pemrograman sampai 100 data tunggal pada perangkat. Program ladderdi
18
download pada board yang sesuai. Apabila pada PLC tersebut terdapat dua
board, maka gunakan board yang paling kanan.
( sumber : http://www.ia.omron.com/product/family/1916/index_spc.html)
Gambar 2.15 Contoh Program Ladderdengan Rung Sederhana
( sumber : http://www.ia.omron.com/product/family/1916/index_spc.html)
Gambar 2.16 Contoh Program Ladderdengan Rung Kompleks
( sumber : http://www.ia.omron.com/product/family/1916/index_spc.html)
Nama Spesifikasi
DC 24VDC
19
20
IR (Internal Relay) merupakan alamat yang paling sering digunakan
dalam pemrograman.
Timer/Counter.
Alamat untuk timer dan counter. Karena disimpan dalam satu area maka
nomor timer dan counter tidak boleh sama.
DM (Data Memory)
Untuk pengelolahan data dalam word, pengaturan setting PLC,
menampilkan error code saat terjadi error.
21
hanya menggunakan 2 kabel data, yaitu kabel data untuk pengiriman yang disebut
transmit (Tx) dan kabel data untuk penerimaan yang disebut receive (Rx).
Kelebihan dari komunikasi serial adalah jarak pengiriman dan penerimaan
dapat dilakukan dalam jarak yang cukup jauh dibandingkan dengan komunikasi
parallel. Tetapi kekurangannya adalah kecepatan lebih lambat daripada
komunikasi parallel. Untuk saat ini sedang dikembangkan teknologi serial baru
( sumber : http://dunia-listrik.blogspot.com)
Gambar 2.18 Komunikasi Data
Ada tiga metode yang dijumpai daalam komunikasi data serial yaitu:
( sumber http://dunia-listrik.blogspot.com)
22
2) Komunikasi dua arah bergantian
Komunikasi data dua arah begantian adalah keadaan dimana suatu
komputer mengirimkan data ke komputer lain begitu pula sebaliknya
( sumber : http://dunia-listrik.blogspot.com)
Gambar 2.20 Komunikasi Data Dua Arah Bergantian
( sumber : http://dunia-listrik.blogspot.com)
Gambar 2.21 Komunikasi Dua Arah Bersamaan
23
Pada IBM PC kompetibel port serialnya termasuk jenis asinkron.
Komunikasi data serial ini dikerjakan oleh UART (Universal
Asynchronous Receiver and Transmitter). Pada UART, kecepatan
pengiriman data ( atau yang sering disebut Baud Rate) dan fase clock
pada sisi Transmitter dan sisi Reciever harus sinkron. Untuk itu
diperlukan sinkronisasi antara Transmitter dan Reciever. Hal ini
dilakukan oleh bit “Start” dan bit “Stop”. Ketika saluran transmisi
dalam keadaan idle, output UART dalam dalam keadaan logika “1”.
Ketika Transmitter ingin mengirimkan data, output UART akan di
set dulu ke logika “0” untuk waktu satu bit. Sinyal ini pada Reciever
akan dikenali sebagai sinyal “Start” yyang digunakan unuk
menyinkronkan fase clocknya. Sehingga sinkron dengan fase
clockTransmitter.
Selanjutnya data akan dikirimkan secara serial dari bit yang paling
rendah (bit0) sampai bit tertinggi. Selanjutnya akkan dikirimkan sinyal
“Stop” sebagai akhir dari pengiriman data serial.
Keuntungan menggunakan komunikasi serial adalah :
Penyebab gangguan pada kabel kabel panjang lebih mudah di atasi
dibandingkan dengan komunikasi parallel.
Jumlah kabel serial lebih sedikit.
Komunikasi serial dapat dengan menggunakan udara bebas sebagai
media transmisi.
Komunikasi serial dapat diterapkan untuk berkomunikasi dengan
mikrokontroller.
2.3.1 Standard Komunikasi Serial
Ada beberapa standard yang telah dikembangkan oleh Electric Industries
Association (EIA) untuk komunikasi serial, antara lain : RS 232, RS 422/485 ,
RS 423 dan RS 449. Dimana RS singkatan dari Recomended Standard.
24
2.3.1.1 RS 232
RS-232 merupakan standard interface untuk komunikasi asinkronyang
menghubungkan Data Terminal Equipment (DTE) dengan
DataCommunication Equipment (DCE) atau dapat juga menghubungkan
antara DTE dengan DTE.
Data Terminal Equipment (DTE) merupakan perangkat yang
dilengkapi Universal Asynchronous Receiver and Transmitter (UART) atau
Universal
Asynchronous Synchronous Receiver and Transmitter (USART)
yang dapat mengubah data parallel ke data serial atau sebaliknya. Perangkat
DTE ini pada komputer PC disebut AsynchronousCommunication Card
(COM).
Data Communication Equipment (DCE) adalah perangkat yang dapat
mengubah data serial ke besaran analog yang dapat di transmisikan pada
saluran transmisi seperti: telepon, listrik atau pemancar radio.
Untuk komunikasi antar komputer dapat menggunakan RS-232 dengan
perantara kabel. Penggunaan RS-232 ini, jaraknya tidak lebih dari 15 meter
pada kecepatan 256Kbps. Jika lebih, maka signal yan ditransmisikan akan
mengalami degradasi oleh noise dan attenuasi.
Beberapa parameter yang ditetapkan EIA (Electronic Industry
Associated) antara lain :
Sebagai input receiver level logika „1‟ (high) disebut dengan mark atau
tanda. Terletak antara tegangan -3 Volt hingga -25 Volt. Level logika „0‟
(low) disebut dengan space atau spasi. Terletak antara tegangan +3 Volt
hingga +25 Volt.
Sebagai output driver level logika „1‟ terletak antara tegangan -5 Volt
hingga -15 Volt. Level logika „0‟ terletak antara tegangan +5 Volt hingga
+15 Volt.
Daerah tegangan -3 Volt hingga +3 Volt disebut invalid level yaitu tidak
didefinisikan atau tidak memiliki keadaan logika.
25
Tegangan rangkaian terbuka tidak boleh lebih dari 25 Volt (dengan acuan
ground)
Arus hubung singkat rangkaian tidak boleh lebih dari 500 mA.
Jika perangkat yang kita gunakan menggunakan logika TTL
(Transistor
Transistor Logic) maka sinyal serial port harus kita konversikan
dahulu ke pulsa TTL sebelum kita gunakan. Dan sebaliknya, sinyal dari
perlatan kiita harus dikonversikan dahulu ke logika RS 232 sebelum di-
inputkan ke serial port.
Peralatan yang berbasis pada TTL (Transistor Transistor Logic)
mempunyai level logika yang sangat berbeda dengan level logika RS 232.
Batas level logika untuk TTL sebagai output driver mempunyai daerah
tegangan antara +5 Volt hingga +2,4 Volt yang diartikan sebagai logika „1‟
(high). Sedangkan daerah tegangan +0,4 Volt hingga 0 Volt diasumsikan
sebagai logika „0‟. Sedangkan batas level logika untuk input receiver
mempunyai daerah tegangan antara +5 Volt hingga +2 Volt merupakan logika
„1‟ dan daerah tegangan 0,8 Volt hingga 0 Volt sebagai logika „0‟.
Berikut merupakan beberapa istilah dalam protokol komunikasi
RS232, yaitu:
Baud period, yaitu kecepatan transmisi yang diukur dalam satuan bit per
second. Clock dari pengirim dan penerima harus disinkronisasikan pada
baud period yang sama.
Marking state, yaitu periode selama tidak ada data yang dikirim.Selama
kondisi marking, output line pengiriman selalu logika„1‟(high).
Start bit, yaitu logika „0‟ (low) menunjukkan transmisi data dimulai.
Kondisi low yang terjadi pada start bit dinamakan spacing state.
Parity bit, yaitu bit pilihan yang dikirim setelah karakter bit untuk
mendeteksi error transmisi. Ada dua macam parity, yaitu parity genap dan
parity ganjil.
Stop bit, yaitu satu, satu setengah, dua bit berlogika „1‟ (high) akan
dikirimkan setelah karakter bit atau parity bit jika ada parity bit. Dengan
26
adanya stop bit, dipastikan bahwa penerima mempunyai waktu yang
cukup untuk menerima karakter tersebut.
2.3.1.2 RS 485
27
RS 485 adalah define standard karakteristik listrik dari driver dan
receiver yang digunakan dalam menyeimbangkan sistem multipoint digital.Itu
sebabnya RS485saat ini digunakan secara luas antarmuka komunikasi data
akuisisi
dan kontrol aplikasi di mana beberapa node berkomunikasi satu sama
lain.
RS485 memilik tingkat transmisi data yang lebih cepat dibandingkan
dengan RS232. Pada RS 485 pada jarak 10 meter, bisa mencapai kecepatan
transmisi hiingga 35 Mbps. Untuk jarak 1200 meter, RS485 bisa mencapai
kecepatan transmisi 100Kbps.
Tabel 2.2 Spesifikasi RS 485
(Sumber : www.wekipidia.com)
RS-485
Standard : EIA RS-485
Physical media : Twisted pair
Network topology : Point-to-point, Multi-dropped, Multi-point
Maximum devices : 32 - 256 devices (32 unit loads)
Maximum distance : 1200 metres (4000 feet)
Mode of operation : Differential signaling
Maximum baud rate : 100 kbit/s - 10 Mbit/s
Voltage levels : -7 V to +12 V
Mark (1) : Positive Voltages (B-A > +200 mV)
Space (0) : Negative voltages (B-A < -200 mV)
Available signals : Tx+/Rx+, Tx-/Rx- (Half Duplex)
Tx+, Tx-, Rx+, Rx- (Full Duplex)
Connector types : Not specified
28
Agar komunikasi data pada sistem multipoint yang dapat digunakan
32 unit peralatan elektronik tidak terjadi saling bentrok antar data, maka
untuk
seperti layaknya pada forum diskusi yang benar, pada kondisi awal semua
peserta
menjadi pendengar terlebih dahulu. Kemudian pada saat salah seorang
peserta diskusi berbicara, maka peserta yang lain harus menunggu peserta
yang berbicara tersebut menyelesaikan pembicaraan. Apabila peserta tersebut
selesai berbicara, maka peserta tersebut kembali menjadi pendengar
sedangkan yang lain baru boleh berbicara untuk memberikan tanggapan atau
mengajukan usul yang lain. Hal ini diperlukan agar forum diskusi dapat
berjalan
dengan baik dan tertib.
Demikian pula pada komunikasi RS485, semua peralatan elektronik
berada pada posisi penerima hingga salah satu memerlukan untuk
mengirimkan data, maka peralatan tersebut akan berpindah ke mode pengirim,
mengirimkan data dan kembali ke mode penerima. Setiap kali peralatan
elektronik tersebut hendak mengirimkan data, maka terlebih dahulu harus
diperiksa, apakah jalur yang akan digunakan sebagai media pengiriman data
tersebut tidak sibuk. Apabila jalur masih sibuk, maka peralatan tersebut harus
menunggu hingga jalur sepi.
Berikut adalah flow chart alur komunikasi RS 485 dalam komunikasi
pengiriman data :
Periksa Jalur Komunikasi
Jalur Bersih
Mode Pengirim
Kirim Slave ID
Mode Pengiriman
Gambar 2.22 Flow Chart Pengiriman Data
29
Agar data yang dikirimkan hanya sampai ke peralatan elektronik yang
misalkan ke salah satu Slave, maka terlebih dahulu pengiriman tersebut
dituju,
diawali dengan Slave ID dan dilanjutkan dengan data yang dikirimkan.
Peralatan
elektronik – peralatan elektronik yang lain akan menerima data
tersebut, namun bila data yang diterima tidak mempunyai ID yang sama
dengan Slave ID yang dikirimkan, maka peralatan tersebut harus menolak atau
mengabaikan data tersebut.
Slave ID
sesuai?
Kembali dari
Subroutine
30
Sumber : www.wikepedia.com
Gambar 2.24 Topologi jaringan
Dalam gambar di atas merupakan topologi jaringan umum RS485 yang
terhubung dalam jaringan RS485 multipoint.
1). Single Twisted Pair RS 485
Dalam versi ini, semua perangkat yang terhubung ke satu Twisted
Pair. Dengan demikian, semuanya harus memiliki driver dengan
outputtri-state (termasuk Master). Komunikasi berjalan di atas satu baris
di kedua arah. Penting untuk mencegah lebih banyak dari pemancaran
perangkat sekaligus (masalah perangkat lunak).
2). Double Twisted Pair RS-485
Jika menggunakan jenis ini tidak perlu menggunakan output tri-state,
karena perangkat Slave mengirim lebih dari twisted pair yang kedua,
yang dimaksudkan untuk mengirim data dari Slave ke Master. Solusi ini
sering memungkinkan pelaksanaan dalam sistem komunikasi multipoint,
yang pada awalnya dirancang (HW dan juga SW) untuk RS-232. Tentu
saja, Master perangkat lunak harus dimodifikasi, sehingga Master query
secara periodik mengirim paket ke semua perangkat Slave. Peningkatan
throughput data yang jelas dalam volume besar. Kadang-kadang sistem
RS-485 dapat dilihat dalam sistem poin-to-sistem poin.
CP1W-CIF11 Option Board
31
Sumber : www.myomron.com
Gambar 2.25Option Board CP1W-CIF11
CP1W-CIF11 option board digunakan untuk menghubungkan RS485
ke PLC CP1L dengan konfigurasi sebagai berikut :
Sumber : www.myomron.com
Gambar 2.26Wiring Option Board CP1W-CIF11
Sumber :www.myomron.com
Gambar 2.27Option Board CJ1W-CIF11
CJ1W-CIF11 option board digunakan untuk menghubungkan RS485
ke PLC CJ1W sebagai converter RS232 menjadi RS485. Konfigurasi
CJ1W-CIF11 sama dengan konfigurasi CP1W-CIF11. Hanya berbeda
pada DIP Switchnya.
32
2.3.1.3 Ethernet
Ethernet dihubungkan ke kabel LAN dengan menggunakan
pemasangan CP1W-CIF41 Ethernet option board dengan option board lain di
CPU unit PLC CP1L lain yang dipantau dan di program dengan CX-
Programmer.
Ethernet terdiri dari kabel TP ( Twisted Pair) yang berfungsi untuk
mereduksi interference dan crosstalk. Dengan tipe konektor RJ-45 konektor
UTP.
( sumber : http://www.ia.omron.com/product/family/1916/index_spc.html)
33
mentransmisikan data, maka setiap komputer yang mau mengirimkan data
mencoba untuk mengambil alih jaringan untuk mentransmisikan sinyal.
dapat
Sehingga, dapat dikatakan bahwa jaringan yang menggunakan teknologi
Ethernet
adalah jaringan yang dibuat berdasarkan basis First-Come, First-
Served, daripada melimpahkan kontrol sinyal kepada Master Station seperti
dalam teknologi jaringan lainnya.
Jika dua station hendak mencoba untuk mentransmisikan data pada
waktu yang sama, maka kemungkinan akan terjadi collision (kolisi/tabrakan),
yang akan mengakibatkan dua station tersebut menghentikan transmisi data,
sebelum
akhirnya mencoba untuk mengirimkannya lagi pada interval waktu
yang acak (yang diukur dengan satuan milidetik). Semakin banyak station
dalam sebuah jaringan Ethernet, akan mengakibatkan jumlah kolisi yang
semakin besar pula dan kinerja jaringan pun akan menjadi buruk. Kinerja
Ethernet yang seharusnya 10 Mbit/detik, jika dalam jaringan terpasang 100
node, umumnya hanya menghasilkan kinerja yang berkisar antara 40% hingga
55% dari bandwidth yang diharapkan (10 Mbit/detik). Salah satu cara untuk
menghadapi masalah ini adalah dengan menggunakan Switch Ethernetuntuk
melakukan segmentasi terhadap jaringan Ethernet ke dalam beberapa collision
domain.
A.UTP
UTP adalah kabel yang didalamnya terdapat 8 buah core kabel yang
dikelompokan menjadi 4 pasang, sehingga dikenal sebagai pair. Hanya4 core
kabel yang sebenarnya digunakan untuk transmisi data, yaitu kabel no 1,2,3,6.
Untuk menentukan kabel yang mana padaurutan tersebut dapat ditentukan
setelah kabel tersebut dihubungkan dengan konektor Rj-45 atau dengan
pemilihan warna sesuaistandar. KabelUTP memiliki keterbatasan dalam segi
jarak yaitu hanya 100 m karena adanya proses pelemahan
sinyal(Attentuation)data karena adanya factor-faktor pelemah sinyal seperti
hambatan jenis kabel.nAdapun skema kabel UTP adalah sebagai berikut :
34
( Sumber : http://www.wordPress.com)
Gambar 2. 29EthernetPatch Cable
( Sumber : http://www.wordPress.com)
Gambar 2. 30EthernetCrossover Cable
( Sumber : http://www.wordPress.com)
Gambar 2.31EthernetPath Cable T568B
(Sumber : http://www.wordPress.com)
Gambar 2. 32EthernetCrossover Cable T568B
35
(Sumber : http://www.wordPress.com)
Kategori Aplikasi
CAT 1 Dipakai untuk komunikasi suara (voice), dan digunakan
untuk kabel telepon
2
CAT Terdiri dari 4 pasang kabel twisted pair dan bisa digunakan
untuk komunikasi data sampai dengan 4 Mbps
CAT 3 Bisa dgunakan untuk transmisi data dengan kecepatan 10
Mbps dan digunakan untuk Ethernet dan token ring
4
CAT Sama dengan kategori 3 dengan kecepatan 16 Mbps.
5
CAT Bisa digunakan pda kecepatan 100 Mbps, biasanya digunakan untuk fast
etherne (100base) atau network ATM. Bahkan sekarang digunakan untuk
Gigabit Ethernet
B. RJ-45
( Sumber : http://www.wordPress.com)
Gambar 2.33 RJ-45
36
untuk Router ke Hub atau Switch, Server ke Hub atau Switch, Workstations
ke HUB atau Switch.
2) Cross Over Configuration
Kabel
jenis ini biasa digunakan untuk menghubungkan dua perangkat
jaringan dengan hierarki setingkat. Biasanya digunakan untuk PC to PC, atau
PC ke AP Radio, Router to router,port uplink Switch ke port uplink Switch,
Hub ke Switch, Hub ke Hub, Router Interface ke Router Interface.
3) Kabel Rollover
Kabel jenis ini biasanya digunakan untuk mengakses router dengan
PC/laptop
kita. Konfigurasi kabel jenis ini cukup simpel karena kita tinggal
membalik urutan kabel yang kita pasang di satu sisi. Misal kita menggunakan
standar T568B (standar untuk kabel straight through), maka kita tinggal
membalik urutan menjadi coklat untuk urutan pertama di ujung kabel yang
lain.
Pemasangan RJ-45 harus disesuaikan dengan posisi warna yang ada di
UTP. Penyesuaian posisi kabel adalah sebagai berikut:
( Sumber : http://www.wordPress.com)
Gambar 2. 34 Penyesuaian Posisi RJ-45 pada UTP
Struktur konektor UTPpada RJ45 adalah seperti yang tertera pada tabel
berikut:
37
(Sumber : www.wikepedia.com)
Connector Pin Signal Name Abbr. Signal
Direction
1 Transmission data + TD+ Output
2 Transmission data - TD- Output
3 Reception data + RD+ Input
4 Not used --- ---
5 Not used --- ---
6 Reception data - RD- Input
7 Not used --- ---
8 Not used --- ---
Hood Frame ground FG ---
C. TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol)
TCP/IP adalah standard komuniikasi data yang digunakan oleh
koomunitas internet dalam proses tukar menukar data dari satu komputer ke
komputer lain dalam jaringan komputer.
Untuk menghubungkan kabel LAN ke PLC digunakan sebuuah option
board berupa CP1W-CIF41.
Sumber : www.myomron.com
Gambar 2.35CP1W-CIF41 Option Board
Option Board memiliki konfigurasi seperti berikut :
Sumber : www.myomron.com
Gambar 2.36Konfigurasi CP1W-CIF11 option board