Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN

CIDERA KEPALA
DI MA ZAINUL HASAN GENGGONG

Disusun oleh : Kel 01


Inna Yatul Maula 14201.08.16014
Khusnul Widad 14201.08.16017
Merina Halimatus Z 14201.08.16024
Musyarrofah 14201.08.16028
Nanang Dias A 14201.08.16030
Nur Aisah 14201.08.16032
Putri Nurul D.Z 14201.08.16036
Reni Dwi Fatmala 14201.08.16037
Syswati 14201.08.16046
Zainullah 14201.08.16053
Zubaidah 14201.08.16054

PRODI SARJANA KEPERAWATAN


STIKES HAFSHAWATY PESANTREN ZAINUL HASAN
GENGGONG PAJARAKAN
2019
LAMPIRAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Pokok Bahasan : Cidera Kepala
Sasaran : Siswa MA ZAINUL HASAN GENGGONG
Hari/Tanggal : 30 November 2019
Waktu : 30 menit
Tempat :Di Ruang Kelas XII MA ZAINUL HASAN
GENGGONG
Penyuluh : Mahasiswa STIKES Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan
Genggong
A. Latar Belakang
Cidera kepala adalah kerusakan neurologi yang terjadi
akibat adanya trauma pada jaringan otak yang terjadi secara langsung
maupun efek sekunder dari trauma yang terjadi (sylvia anderson Price,
1985). Menurut Brain Injury Assosiation of America cedera kepala
adalah suatu kerusakan pada kepala, bukan bersifat kongenital ataupun
degeneratif, tetapi disebabkan oleh serangan/benturan fisik dari luar,
yang dapat mengurangi atau mengubah kesadaran yang mana
menimbulkan kerusakan kemampuan kognitif dan fungsi fisik.
Trauma kepala atau cedera kepala merupakan kasus yang
sangat sering terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari. Cedera kepala
yang sering terjadi pada orang dewasa karena kecelakaan lalu lintas.
Terjatuh dari sepeda motor, tabrakan, kepala terbentur bagian dari mobil
karena mobil yang dinaiki menabarak atau terjungkal dan lain
sebagainya. Karena seringnya terjadi trauma kepala pada orang yang
mengendarai sepeda motor ketika kecelakaan, maka akhirnya diwajibkan
siapa saja yang mengendarai sepeda untuk menggunakan helm sebagai
pelindung kepala. Namun masih banyak yang menggunakan helm hanya
sekedar sebagai syarat untuk mentaati peraturan lalu lintas yaitu dengan
memakai helm yang kurang memenuhi syarat maupun tali helm yang
tidak terikat ketika dipakai sehingga ketika terjadi kecelakaan lalu lintas
masih terjadi cedera kepala yang berat.
Di Amerika Serikat, kejadian cedera kepala setiap tahunnya
diperkirakan mencapai 500.000 kasus. Dari jumlah tersebut, 10%
meninggal sebelum tiba di rumah sakit. Yang sampai di rumah sakit,
80% dikelompokkan sebagai cedera kepala ringan (CKR), 10% termasuk
cedera kepala sedang (CKS), dan 10% sisanya adalah cedera kepala berat
(CKB). Insiden cedera kepala terutama terjadi pada kelompok usia
produktif antara 15-44 tahun. Kecelakaan lalu lintas merupakan
penyebab 48%-53% dari insiden cedera kepala, 20%-28% lainnya karena
jatuh dan 3%-9% lainnya disebabkan tindak kekerasan, kegiatan olahraga
dan rekreasi

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah siswa mendapatkan penyuluhan tentang cidera
kepala diharapkan siswa dapat penangani dan mencegah akan
terjadinya cedera kepala.
2. Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan, diharapkan siswa
mampu menjelaskan:
a. Apa sih pengertian dari cedera kepala?
b. Dan apa sih penyebab cedera kepala?
c. Apa saja macam-macam cidera kepala?
d. Apa saja tanda dan gejala cidera kepala?
e. Bagaimana sih penanganan dan pencegahan pada cedera
kepala?
C. Materi
1. Pengertian dari cedera kepala
2. Penyebab cedera kepala
3. Macam-macam cidera kepala
4. Tanda dan Gejala cidera otak
5. Penanganan dan pencegahan pada cedera kepala
D. Metode
1. Ceramah dan Tanya jawab
Metode ini di gunakan untuk penyampaian materi melalui
penjelasan kepada siswa dengan cara tatap muka dan
mempertahankan kontak mata.
2. Diskusi
Metode ini di guanakan untuk saling tukar pendapat dan di
maksutkan untuk mengetahui sejauh mana siswa mampu
mengetahui tentang materi yang telah di sampaikan.
E. Media
1. Leaflet
F. Strategi Pelaksanaan
No. Penyuluh Waktu Peserta
(menit)
1 Membuka penyuluhan Menjawab salam
dengan mengucapkan salam 3 Mendengarkan dan
dan melakukan perkenalan memperhatikan
2 Menjelaskan tentang : 20 Memperhatikan
1. Pengertian dari Mendengarkan
cedera kepala Menyimak
2. Penyebab cedera
kepala
3. Macam-macam
cidera kepala
4. Tanda dan Gejala
cidera otak
5. Penanganan dan
pencegahan pada
cedera kepala

3 Menanyakan kembali 6 Menjawab


kepada peserta tentang pertanyaan
materi yang telah di berikan. Mengajukan
Memberi kesempatan pertanyaan
kepada peserta untuk
bertanya.
8 Menutup penyuluhan dengan 1 Menjawab salam
Mengucapkan salam dan
terima kasih
Jumlah waktu 30
G. Evaluasi
Jenis evaluasi : Redemontrasi
Waktu : Akhir kegiatan
1. Evaluasi Proses
Siswa dapat kooperatif, respon mendengarkan dan
memperhatikan penyampaian materi. Dengan memberikan beberapa
pertanyaan sebagai berikut :
a) Siswa dapat menyebutkan 4 dari 5 tanda dan gejala cidera
kepala berat
b) Siswa dapat menyebutkan macam-macam cidera otak
c) Siswa dapat menjelaskan kembali tentang cara penanganan
dan pencegahan cidera kepala
2. Evaluasi Akhir
Setelah di berikan pendidikan kesehatan peserta dapat
menjelaskan dan mendemonstrasikan pentingnya pengetahuan siswa
tentang penanganan dan pencegahan cidera kepala
H. Daftar Pustaka
Corwin, Elizabeth J. 2009. Patofisiologi ed.3. Jakarta : EGC.
American College of Surgeon Committe on Trauma. Cedera
kepala. Dalam: Advanced Trauma Life Support for Doctors.
Ikatan Ahli Bedah Indonesia, penerjemah. Edisi 7. Komisi
trauma IKABI, 2004; 168-193.
Mansjoer dkk. 2000. Kapita Selelkta Kedokteran; jilid2. Media
Aesculapius: FK UI. Jakarta
LAMPIRAN MATERI
CIDERA KEPALA
1. Pengertian
Cidera kepala adalah suatu gangguan traumatik dari fungsi otak yang
disertai atau tanpa disertai perdarahan interstisil dalam substansi otak tanpa
diikuti terputusnya kontinuitas otak.
Cedera kepala yaitu adanya deformitas berupa penyimpangan bentuk
atau penyimpangan garis pada tulang tengkorak, percepatan dan perlambatan
(accelerasi – descelarasi) yang merupakan perubahan bentuk dipengaruhi oleh
perubahan peningkatan pada percepatan factor dan penurunan percepatan,
serta rotasi yaitu pergerakan pada kepala dirasakan juga oleh otak sebagai
akibat perputaran pada tindakan pencegahan.
2. Etiologi
1. Kecelakaan
2. Jatuh
3. Trauma akibat persalinan
4. Kekerasan fisik
5. Cedera saat berolahraga
3. Klasifikasi Cedera Kepala
Cedera kepela dapat diklasifikan berdasarkan mekanisme, keparahan
dan morfologi cedera.
1. Mekanisme: berdasarkan adanya penetrasi durameter
a. Trauma tumpul: kecepatan tinggi (tabrakan)
Biasanya berkaitan dengan kecelakaan lalu lintas, jatuh atau

pukulan benda tumpul. Pada cedera tumpul terjadi akselerasi dan

deselerasi yang cepat menyebabkan otak bergerak di dalam rongga

cranial dan melakukan kontak pada protuberans tulang tengkorak.

b. Trauma tembus (luka tembus peluru dan cedera tembus lainnya)


2. Keparahan cidera
a. Ringan: GCS 14-15
b. Sedang: GCS 9-13
c. Berat: GCS 3-8
3. Tanda Gejala Cidera Kepala
a. Cidera kepala ringan (kelompok resiko rendah)
- Sadar penuh, orientasi baik (GCS: 14-15)
- Tidak ada kehilangan kesadaran
- Pasien dapat mengeluh nyeri kepala dan pusing
- Paseien dapat menderita abrasi, laserasi atau hematoma kulit
kepala
- Tidak ada kriteria sedang berat
b. Cidera kepala sedang (kelompok resiko sedang)
- GCS 9-13 (konfusi, letargi, atau stupor)
- Konkusi
- Amnesia pasca trauma
- Muntah
- Tanda kemungkinan fraktur kranium (tanda battle sign, mata
rabun, otore, rinorea cairan serebrospinal, hemotimpanum)
- Kejang
c. Cidera kepala berat (kelompok resiko berat)
- Cidera GCS 3-8 (koma)
- Penurunan derajat kesehatan secara progresif
- Tanda neurologis fokal
- Cedera kepala penetrasi, atau teraba fraktur depresi kranium
- Sulit bicara
- Muntah terus menerus
- Keluar darah atau cairan bening dari telinga atau hidung
- Kejang
- Amnesia
4. Penatalaksanaan
Pada penderita dengan cedera kepala ringan, dapat diatasi dengan cara
memberikan es atau handuk dingin pada daerah yang mengalami trauma untuk
membantu mengurangi bengkak. Jika terdapat luka, tutup dengan perban
bersih dan tekan selama 5 menit. Luka robek di kepala sering berdarah
banyak. Jika terjadi cedera kepala berat, maka segera dibawa ke rumah sakit
untuk mendapatkan pengobatan dan perawatan untuk mencegah timbulnya
komplikasi klinis lainnya.
Berikut adalah hal-hal yang bisa dilakukan untuk penatalaksanaan
penderita cedera kepala sedang dan berat saat di luar rumah sakit :
1. Amankan jalan nafas dan berikan oksigen. Jika muntah harus dimiringkan
ke kiri dengan posisi log roll ( membatasi gerakan tulang belakang
penderita).
2. Stabilisasi penderita pada papan untuk tulang belakang/ backboard. Batasi
gerakan leher dengan collar kaku dan alat untuk imobilisasi kepala.
3. Segera bawa ke rumah sakit terdekat atau telpon ambulan 118.
5. Pencegahan
Untuk mencegah terjadinya cedera kepala, sangat dibutuhkan kesadaran
dari diri sendiri untuk menjaga kesehatan terutama keselamatan kita dalam
melakukan suatu aktivitas. Selain itu perlu diperhatikan keselamatan kita saat
di jalan raya, karena dari epidemiologi di atas, kecelakaan lalu lintas
merupakan penyebab 48%-53% dari insiden cedera kepala, 20%-28% lainnya
karena jatuh dan 3%-9% lainnya disebabkan tindak kekerasan, kegiatan
olahraga dan rekreasi. Hal ini dapat dilakukan dengan cara :
a. Menurunkan kecepatan saat berkendaraan.
b. Menggunakan sabuk keselamatan dan pelindung bahu saat
mengemudi mobil.
c. Menggunakan helm untuk pengendara motor dan sepeda.
d. Program pendidikan langsung untuk mencegah berkendaraan sambil
mabuk.
e. Mencegah jatuh
f. Menggunakan alat-alat pelindung dan tehnik latihan.
g. Gunakan perlengkapan yang aman ketika beraktivitas atau
berolahraga
h. Pastikan rumah bebas dari benda berbahaya yang dapat
menyebabkan jatuh, seperti barang yang berserakan di lantai atau
lantai yang licin

Anda mungkin juga menyukai