Anda di halaman 1dari 8

Resensi Novel Tujuh Lukisan Horor

A. Identitas buku
a. Judul buku : Tujuh Lukisan Horor.
b. Nama pengarang : Lexie Xu.
c. Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama.
d. Tahun terbit : 2013.
e. Jumlah halaman : 424 halaman, 20cm.
f. Harga buku : Rp. 68.000,-
B. Kepengarangan
Lexie Xu adalah penulis novel misteri dan thriller yang ternyata penakut.
Terobsesi dengan angka 47 karena nge-fanssama sutradara J.J Abrams. Punya muse grup
penyanyi dari Taiwan yang jadul namun abadi yaitu JVKV, atau yang pernah dikenal
dengan nama F4. Novel-novel favoritnya sepanjang masa adalah serial Sherlock Holmes
oleh Sir Arthur Conan Doyle dan Gone with The Wind oleh Margaret Mitchell Saat ini
Lexie tinggal di Bandung bersama anak laki-laki satu-satunya sekaligus BFF-nya, Alexis
Maxwell. Kegiatan umumnya sehari-hari adalah menulis dan mengisengi Alexis.
Karya-karya Lexie yang sudah beredar adalah JOHAN SERIES yang terdiri dari 4
buku yaitu Obsesi, Pengurus MOS Harus Mati, Permainan Maut, dan Teror, dan juga
OMEN SERIES yang terdiri atas tujuh buku yaitu Omen, Tujuh Lukisan Horor, Rahasia
Organisasi Rahasia The Judges, Malam Karnaval Berdarah, Kutukan Hantu Opera,
Sang Pengkhianat, dan Target Terakhir. Selain kedua serial ini, Lexie juga ikut menulis
dalam kumcer Before the Last Day, Tales from the Dark dan Cerita Cinta Indonesia
bersama rekan-rekan penulis.
Kepingin tahu lebih banyak soal Lexie?
Samperin langsung TKP-nya di www.lexiexu.com. Kalian juga bisa join
dengannya di Facebook di www.facebook.com/lexiexu.thewriter, followdi Twitter
melalui akun @lexiexu, atau mengirim e-mail ke lexiexu47@gmail.com. Atau jika kalian
tertarik, bisa bergabung dengan fanbase Lexie yaitu Lexsychopaths di Facebook
(www.facebook.com/Lexsychopaths), Twitter @lexsychopaths, dan blog
www.lexsychopaths.com
C. Isi Buku
a. Tujuan penulisan :
Buku ini bertujuan untuk memberikan hiburan, motivasi, dan inspirasi bagi para
pembaca, terutama pembaca remaja Indonesia.
b. Penggunaan bahasa :
Penggunaan bahasa dalam buku ini adalah semi-baku.
c. Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik
1. Unsur Intrinsik :
 Tema
Novel ini adalah novel bertema misteri dengan pemecahan kasus
mengerikan di sekolah oleh dua siswi sekolah tersebut.
 Alur
Alur yang digunakan adalah alur maju.
 Tokoh
a. Erika Guruh
Siswi paling tengil yang sering sekali bolos dan suka berkelahi, tapi
juga merupakan siswa paling jenius di SMA Harapan Nusantara
karena daya ingat fotografisnya. Erika juga adalah seorang siswi yang
tegar, setia kawan dan dewasa dalam menghadapi berbagai masalah
serta dapat diandalkan.
b. Valeria Guntur
Siswi peraih ranking 2 umum setelah Erika Guruh dan juga satu-
satunya sahabat Erika. Meskipun dia tampak seperti siswi biasa yang
kasat mata, tapi ternyata dia menyembunyikan bakat kick boxing dan
latar belakangnya sebagai pewaris satu-satunya keluarga Guntur, hal
ini menunjukkan sifatnya yang baik serta rendah hati.
c. Viktor Yamada
Seorang mahasiswa di Universitas Persada Internasional dan
merupakan kerabat keluarga Yamada, salah satu keluarga berpengaruh
di Indonesia. Viktor merupakan pacar Erika yang siap melindungi
Erika di setiap aksi berbahaya yang sering kali melibatkannya.
Sikapnya memang sedikit jutek, namun dibalik itu semua Viktor
adalah seorang yang peduli terhadap teman-temannya.
d. Leslie Gunawan
Teman Viktor. Seorang montir dan ternyata bos geng motor. Meskipun
fisik dan latar belakangnya cukup menyeramkan, tetapi Leslie adalah
seorang yang baik dan lembut serta dapat diandalkan.
e. Rima Hujan
Secara fisik Rima sangat menyeramkan dikarenakan rambutnya yang
panjang sampai menutupi wajahnya, namun sesungguhnya Rima
cukup cerdik dan pemalu.
f. Jonathan Guntur
Ayah Valeria. Seorang yang tegas, kaku, dingin dan juga
menyeramkan.
g. Pak Rufus
Guru BK SMA Harapan Nusantara. Meskipun selalu memarahi Erika
karena ulahnya, ia sangat setia kawan dan baik hati.
h. Bu Rita
Kepala Sekolah SMA Harapan Nusantara. Berwibawa, peduli terhadap
siswa-siswinya dan baik hati.
i. Daniel Yusman.
Teman Erika yang ‘tidak terlalu pintar’ namun sangat berbakat dalam
bermain piano. Dia cukup ganteng sehingga populer di kalangan
perempuan. Dia juga jahil, kuat dan tentunya playboy.
j. Welly Tan
Teman Erika yang juga ‘tidak terlalu pintar’ namun cukup jago
melukis. Dia cerewet dan jutek.
k. Amir
Teman Erika yang gendut, welas asih, tidak terlalu pintar dan suka
bergosip.
l. Pak Mul
Sopir Valeria yang (meskipun tidak senang) selalu bisa diandalkan
untuk mengantar Valeria kemanapun.
m. Andrew
Kepala pelayan keluarga Guntur. Orangnya cukup kuat, baik hati,
ramah, dan tegas.
n. Nana
Teman Leslie sejak kecil yang jutek, lemah, manja dan sedikit ‘tidak
tahu malu’.
o. Chalina
Siswi yang narsis, bermulut tajam namun penakut.
p. Andra
Tokoh antagonis. Terlalu overpede, pengecut, dan penakut.
q. Heri, Roni dan Nepil
Anggota geng Rapid Fire yang penakut dan lemah.
r. Okie
Tokoh antagonis, salah satu algojo bersama Andra dan Pak Vinsen.
Okie adalah seorang yang nekat dan punya tujuan yang jelas, namun
bisa dimanipulasi dengan mudah.
s. Pak Vinsen.
Tokoh antagonis utama. Dialah dalang dibalik penculikan dan
penyekapan 7 orang korban. Dia tidak berpikiran panjang dan
pemarah.
 Latar
Novel ini berlatar di sekitar Hadiputra Bukit Sentul. Nama tersebut
sudah ada dalam pikiran Lexie bahkan sebelum Bukit Sentul berubah
nama menjadi Sentul City. Dalam dunia fiksi Lexie, Hadiputra Bukit
Sentul adalah tempat yang sering menjadi sasaran psikopat, tempat dimana
banyak terjadi tindak kriminalitas dan tempat tinggal para tokoh utama.
 Sudut Pandang
Novel ini menggunakan sudut pandang orang pertama, pelaku
utama yang berbeda di setiap babnya. Meskipun secara keseluruhan, novel
ini menggunakan sudut pandang orang pertama, pelaku utama dari
Valeria, namun pada bab ke-21, sudut pandang-nya berubah menjadi sudut
pandang orang pertama, pelaku utama dari Erika.
 Amanat
Kita hendaknya memikirkan sesuatu dengan kepala dingin. Ketika
ingin melakukan sesuatu, pikirkanlah dulu kenapa kita ingin
melakukannya dan apakah yang kita lakukan itu akan berdampak buruk
atau berdampak baik.
d. Kelebihan dan kekurangan buku.
Novel ini menceritakan kehidupan remaja yang membuat pembaca menjadi iri
dengan si tokoh. Dua tokoh utama, Valeria dan Erika memiliki karakter yang bertolak
belakang namun dapat bersahabat dengan baik., Erika yang memiliki ingatan
fotografis dan termasuk macho serta Valeria yang merupakan sosok Nona dari
keluarga kaya raya namun rendah hati.
Cerita mengenai pemecahan kasus misteri sekolah mereka, SMA Harapan
Nusantara, bisa diterima dengan baik dan mudah oleh pembaca. Semua ini karena
pembawaan cerita yang ringan dan penggunaan kata yang sederhana. Alur cerita
berjalan dengan mulus. Setiap pemecahan masalah dielaskan secara rinci namun
sederhana sehingga mudah ditangkap.
Seperti kebanyakan novel teenlit lainnya, Lexie menambahkan bumbu romance
pada novel ini. Ditengah-tengah ketegangan cerita, tidak jarang disisipkan sedikit
adegan romantis antar tokoh yang tidak klise dan masuk akal. Begitu juga dengan
kekonyolan yang sering diceritakan terutama oleh tokoh Erika. Novel ini bisa
dikatakan sukses memadukan unsur percintaan, misteri, thriller, kekeluargaan dan
persahabatan.
Tokoh-tokoh dalam novel ini memiliki kekurangan dan kelebihan yang dapat
menjadi inspirasi bagi pembaca. Seperti karakter Erika yang tengil, suka berkelahi
dan berbicara seenaknya namun cerdas dan dewasa. Karakter Valeria yang
berkecukupan hidupnya namun rendah hati. Karakter Viktor dan Leslie yang menjadi
pelindung bagi kedua tokoh lainnya di saat mereka membutuhkan.
Sayangnya, novel ini masih menggunakan kertas buram, sehingga sedikit
mengurangi kualitas fisik buku. Kemudian, meskipun banyak sekali adegan berdarah,
namun korban sendiri tidak terlalu dijelaskan kondisinya melainkan hanya dijelaskan
sekilas melalui lukisan.
e. Kualitas isi buku dibandingkan dengan #Omen1
Kedua buku masih berlokasi di tempat yang sama dan dengan tokoh yang sama
pula. Begitu juga dengan kertas yang digunakan, masih sama-sama menggunakan
kertas buram. Masih sama pula seperti Omen, di akhir cerita, Lexie menggunakan
Question Ending yang mengisyaratkan masih ada kelanjutan dari novel ini.
Dari segi tokoh, pada Tujuh Lukisan Horor, Lexie sudah memunculkan karakter
baru, yaitu Rima Hujan, siswi kelas X yang memiliki rambut yang sangat panjang
hingga menutupi wajahnya serta hawa keberadaan yang tipis sehingga sering kali
disebut Sadako, serta Leslie Gunawan yang merupakan teman Viktor Yamada.
Dengan munculnya kedua tokoh baru ini, cerita dapat lebih berkembang. Pada Omen,
cerita memang dipusatkan pada masalah Erika dan kembarannya.
Dari segi action, Tujuh Lukisan Horor jelas lebih unggul. Di tengah-tengah cerita,
Erika dan Valeria harus berurusan dengan geng motor Rapid Fire demi
menyelesaikan kasus. Disini, diceritakan dengan cukup detil adegan perkelahian
antara geng motor Rapid Fire dan Erika dan kawan-kawan. Pada Omen, sudah
diceritakan bahwa Erika adalah siswi yang sangat jago berkelahi, Valeria menguasai
kick boxing dan Viktor sendiri juga jago berkelahi. Nah, di Tujuh Lukisan Horor,
terungkap pula bahwa Viktor dan Leslie merupakan wakil ketua dan ketua geng
motor Street Wolf. Pada akhir cerita perkelahian antara tokoh antagonis dan Erika
dan kawan-kawan juga seru sekali.
Dari segi thriller-nya sendiri, Tujuh Lukisan Horor dan Omen memiliki tingkat
ketegangan yang sama. Pada Omen, ketegangan terjadi karena diduga Erika-lah yang
menjadi pelaku dari tindak kriminal. Belum lagi, Erika dan Viktor harus mengungkap
kebenaran dari kasus dan menghindari polisi karena Erika yang dicap ‘Buron’. Di
buku kedua ini, ada tujuh orang korban dan setiap kali muncul korban, pembaca akan
dibuat penasaran sekaligus tegang untuk mengetahui siapakah korban selanjutnya.
Apalagi, kali ini, tidak hanya mencelakai para korban, pelakunya juga menculik
korban.
Terakhir dari segi romance dan humor. Bisa dibilang Omen menang dalam segi
humor, dikarenakan kebanyakan sudut pandang diambil dari sudut pandang Erika.
Dengan karakter Erika yang unik dan suka bicara seenaknya, pembaca dimanjakan
oleh kekonyolan karakter Erika ini. Sedangkan dalam buku kedua, karakter Valeria
yang terorgansir dan ladylike jarang memberikan kesan konyol. Dalam segi romance,
Tujuh Lukisan Horor tidak kalah dengan Omen. Pada Omen, kisah percintaan Erika
dan Viktor di tengah-tengah persembunyian mereka dari polisi benar-benar menarik
perhatian pembaca, namun pada Tujuh Lukisan Horor, kisah percintaan Valeria dan
Leslie yang bisa dibilang lebih ‘normal’ dibanding Erika-Viktor masih tetap dapat
menarik perhatian pembaca dan pembaca juga lebih mudah mengaitkannya dengan
kehidupan remaja sehari-hari. Belum lagi dengan tokoh Daniel yang juga melakukan
PDKT terhadap Valeria.
D. Sinopsis dan Kesimpulan
a. Sinopsis
File 2 : Kasus lenyapnya sejumlah orang secara misterius di SMA
Harapan Nusantara.
Tertuduh : Algojo bertampang monster dan bersenjata parang yang
mengerikan, yang konon keluar dari Tujuh Lukisan Horor karya
Rima Hujan. Gosipnya, dia berniat menjatuhkan hukuman kepada
orang-orang yang terlibat dalam tragedi tahun lalu. Tidak diketahui
apakah tokoh ini nyata atau hasil imajinasi.
Fakta-fakta : Sebuah surat ancaman dilayangkan ke Kepala Sekolah SMA
Harapan Nusantara, menyebabkan kami dilibatkan dalam peristiwa
ini. Dengan bantuan mantan tukang ojek bermuka masam dan
montir baik hati garis miring bos geng motor, kami pun
mengadakan berbagai penyelidikan mengenai tragedy tahun lalu.
Namun, satu demi satu orang yang terlibat dalam kejadian ini
mulai lenyap. Yang tertingal hanyalah ruanan berantakan akibat
pergulatan dan lukisan yang menggambarkan hukuman
mengerikan yang diterima oleh orang-orang tersebut. Tidak
diketahui orang-orang ini masih hidup atau tidak.
Misi kami : Menemukan orang-orang yang lenyap dan menyelamatan mereka
sekaligus membekuk pelaku kejahatan yang sebenarnya.
Penyidik Kasus,
Erika Guruh & Valeria Guntur
b. Kesimpulan.
Buku kedua dari Omen Series karya Lexie Xu ini menghadirkan cerita yang anti-
mainstream dan sangat ringan serta mudah dimengerti. Dengan harga yang standard
untuk novel-novel teenlit dewasa ini, novel ini sangat direkomendasikan untuk
pembaca Indonesia khususnya remaja.

Anda mungkin juga menyukai