PROPOSAL
Oleh
RINA
NIM.1814201099
1
2
PERNYATAAN PENGUJI
NIM : 1814201099
Penguji Program Studi Ilmu Keperawatan dan Profesi Ners Universitas Fort De
Penguji I
Penguji II
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan rasa syukur kehadirat Allah SWT, atas karunia dan
pada Program Studi Ilmu Keperawatan dan Pendidikan Ners Universitas Fort De
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Terutama Ibu Yenni, M.Kep, Ns.
Sp.Kep.Kom selaku pembimbing I dan Ibu Ns. Fitrianola Rezkiki, S.Kep, M.Kep
selaku pembimbing II yang dengan penuh perhatian dan kesabaran yang telah
kepada penulis. Penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih dan rasa bangga
kepada :
1. Ibu Dr.Hj. Evi Hasnita, S.Pd, Ns, M.Kes sebagai Rektor Universitas Fort De
Kock Bukittinggi
2. Ibu Aria Wahyuni, M.Kep, Ns.Sp.Kep.MB selaku Ketua Program Studi Ilmu
Kepada semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat disebutkan
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN PERSETUJUAN
5
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL............................................................................................ iv
DAFTAR GAMBAR....................................................................................... v
DAFTAR SKEMA.......................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian........................................................................ 5
D. Manfaat Penelitian..................................................................... 5
E. Ruang Lingkup Penelitian.......................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR SKEMA
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
lingkungan, agen penyebab penyakit dan agen pejamu (host). Faktor manusia
skabies pada tahun 2014 sebanyak 130 juta orang didunia. Beberapa negara
Propinsi Sumatera Barat tahun 2018 diketahui bahwa penyakit kulit infeksi
tingkat kebersihan, akses air yang sulit, dan kepadatan hunian (Roodsari, et
al. 2012). Menurut penelitian Sara (2018) di Ethiopia, dari 4.532 total kasus
prevalensi skabies.
kontak dekat. Gejala umum yang dapat diperlihatkan penderita scabies adalah
gatal-gatal hebat, biasanya pada wajah dan kepala terutama pada malam hari.
intens, timbulnya bintik merah pada kulit dan pada kasus yang sudah berat,
melalui kontak langsung antar kulit atau melalui peralatan tidur, pakaian dan
lingkungan yang ideal untuk penyebaran skabies yang dibawa oleh kutu
sarcoptes scabei. Tingginya kepadatan hunian dan interaksi atau kontak fisik
minggu, untuk memutuskan siklus hidup tungau (Karlina, 2017). Obat yang
digunakan secara langsung pada kulit antara lain Sulfur presipitatum 2-5 %
dalam bentuk salep atau krim, Emulsi benzil benzoal 20-25 %, Gema benzen
2007, p.40).
dilakukan dengan menggunakan tanaman obat. Salah satu tanaman obat yang
memiliki khasiat obat untuk mengatasi skabies adalah lidah buaya (Aloe vera
L.). Lidah buaya digunakan sebagai bahan obat sejak beberapa ribu tahun
yang lalu untuk mengobati luka bakar, rambut rontok, infeksi kulit,
13
peradangan sinus, dan rasa nyeri pada saluran cerna. Beberapa peneliti
antara lain aloemodin, aloin, barbaloin yang berfungsi sebagai senyawa anti
bakteri. Selain itu, terkandung zat saponin yang bersifat antiseptik. Senyawa
permeabilitas sel berubah, fungsi sel bakteri menjadi tidak normal, dan sel
yang terkandung di dalam gel dan reaksi sinergis dari berbagai senyawa aktif
yang ada di dalam tanaman tersebut, karena polisakarida yang ada di dalam
gel bersifat tidak stabil dengan adanya pemanasan, asam, dan aktivitas enzim
(Rahardjo, 2017). Bagian dari tanaman lidah buaya yang digunakan sebagai
penyembuhan luka tersebut adalah lendirnya. Gel aloevera adalah gel yang
terkandung dalam tanaman herbal aloevera yang berwarna putih dan transparan
amino, enzim oksidase, katalase, lipase, mineral, dan hormon (Purwanto, 2013).
2019. Periode Januari – Juni 2019 terdapat 273 kasus skabies atau rata-rata 45
penderita skabies tersebut tidak ada melakukan upaya non farmakologis untuk
mengobati skabies yang terjadi. Mereka hanya berobat ke klinik rutan atau
pasrah saja dan terus menggaruk-garuk bagian yang terkena skabies. Mereka
padahal tanaman lidah buaya sangat mudah ditemukan dan tidak perlu
maka peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai efektifitas gel
B. Rumusan masalah
menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu apakah gel lidah buaya
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Tahun 2019.
2. Tujuan khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
penelitian.
alami untuk mengatasi skabies. Dan juga sebagai tambahan referensi bagi
3. Bagi Rutan
b. Bagi nara pidana, agar dapat mengetahui tentang penyakit skabies dan
E. Ruang lingkup
skabies di Rutan Lubuk Sikaping, yaitu sebanyak 273 kasus selama periode
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
atau terdakwa yang sedang menjalani proses peradilan dan ditahan di Rumah
Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2015
Negara, Rutan adalah tempat tersangka atau terdakwa ditahan selama proses
usia, jenis kelamin, serta hasil penilaian tingkat resiko. Menurut Peraturan
pembinaan
Keterbatasan dari ketersediaan luas ruang tahanan yang tidak sesuai dengan
jumlah banyaknya penghuni, kamar tahanan yang lembab dan gelap serta
2018, p.261).
Rutan diidentik dengan ruangan yang penuh sesak, tidak begitu terawat
dan kurang ventilasi. Lingkungan rumah tahanan yang biasanya tidak terawatt
dengan baik atau penggunaan air yang tidak bersih seringkali menimbulkan
masalah pada kulit seperti gatal – gatal, alergi atau kulit menjadi kering
B. Skabies
1. Pengertian
Skabies adalah suatu penyakit kulit yang sangat gatal terutama
pada waktu malam hari sebelum tidur, mudah menular dan disebabkan
oleh sarcoptes scabiei. Penyakit ini biasa juga disebut penyakit gudig atau
kudis. Penyakit ini sering terdapat pada tempat-tempat atau daerah yang
Gambar 2.1
Sarcoptes Scabiei
Skabies adalah infeksi kulit yang disebabkan oleh sarcoptes
scabiei tungau (mite) berukuran kecil yang hidup di dalam kulit penderita.
Tungau ini berukuran antara 200 – 450 mikron, berbentuk lonjong, bagian
lain sosial ekonomi yang rendah, hygiene yang buruk, hubungan seksual
dan agen pejamu (host). Bila agen penyebab penyakit dengan pejamu
sakit. Hal yang perlu diketahui tentang pejamu meliputi karakteristik, gizi,
atau daya tahan, pertahan tubuh, personal hygiene, gejala dan tanda
didapatkan melalui kontak fisik yang erat dengan orang lain ayng
tungau-tungau serta telur mereka akan hancur. Dengan cara ini hospes
rata-rata jumlah tungau betina dewasa pada kulitnya tidak lebih dari
lebih tinggi pada suhu tubuh yang lebih lembab dan panas.
b. Menyerang manusia secara kelompok
c. Adanya terowongan (jnikulus) pada tempat-tempat predileksi yang
pada malam hari saat temperatur kulit menjadi lebih hangat, terutama pada
sela-sela jari tangan, pergelangan tangan bagian fleksor, lipat ketiak bagian
depan dan belakang, areoa mamae, sekitar pusat, daerah ikat pinggang,
perut bagian bawah, daerah genitalia dan pubis, pantat bagian bawah dan
kontak langsung yang erat, seperti dari ibu ke bayinya, antara anggota
keluarga dan antara anak-anak penghuni panti asuhan yang tidur bersama-
sama di satu tempat tidur (Soedarto 2009, p.120). Penularan yang sering
2007, p.40).
6. Pencegahan
Upaya pencegahan terhadap penyakit skabies yang dapat dilakukan adalah:
a. Penderita harus diobati sempurna sempurna
b. Menghindari kontak dengan manusia ataupun hewan (anjing dan
C. Lidah Buaya
1. Defenisi
24
sedang melonjak. Lidah buaya merupakan tanaman berduri yang berasal dari
daerah kering di tanah Afrika. Tanaman ini sudah dikenal sejak dahulu
berkhasiat luar biasa bagi kesehatan. Tanaman ini memiliki beberapa sebutan,
antara lain crocodille tangue (Ingrgris), jadam, lidah buaya (malaysia), letak
buaya yaitu:
a. Lidah buaya berbatang pendek, tertutup oleh daun-daun yang rapat dan
sebagian terbenam dalam tanah, melalui batang ini akan muncul tunas-
tunas yang menjadi anakan. Lidah buaya bertangkai panjang juga muncul
dari batang melalui celah-celah atau ketiak daun. Peremajaan tanaman ini
sisa tunggul batang ini akan muncul tunas baru atau anakan.
sukulen atau banyak mengandung air, getah atau lendir. Lidah buaya
dibentuk oleh epidermis tebal yang ditutup oleh kutikula diseluruh mesofil
air, bentuk daun berduri lemas dipinggirnya. Panjang daun dapat mencapai
d. Bunga lidah buaya berwarna kuning atau kemerahan berbentuk pipa yang
e. Akar lidah buaya berupa akar serabut yang pendek dan berada
dibagian atasnya.
Lidah buaya (Aloe vera) merupakan salah satu dari 10 jenis tanaman
dan bahan baku industri. Tanaman ini dapat dijumpai di seluruh Indonesia
tanaman hias pot atau pekarangan. Lidah buaya memiliki daun berwarna hijau
berlapis lilin putih, berbentuk agak runcing seperti taji dengan tepi daun
Gambar 2.2
Tanaman Lidah Buaya
26
setiap tanaman yang berbatang. Tanin berada dalam jumlah tertentu, biasanya
berada pada bagian yang spesifik tanaman seperti daun, buah, akar dan
Dalam Maryam (2013) daun lidah buaya terdiri dari dua bagian utama
yaitu kulit luar daun mengandung eksudat dan gel yang terdapat dibagian
dalam daun.Gel lidah buaya mengandung nilai nutrien yang kaya, diantaranya
adalah jenis asam amino terutama leusin, lisin, valin, dan histidin, enzim
vitamin berupa vitamin C, B1, B2, B12, B6, vitamin A, niacin dan kholin,
turunannya seperti resin aloe A, B2, dan C. Senyawa penting lainnya pada
tanaman lidah buaya meliputi beberapa gula seperti glukosa, manosa, dan
selulosa dan berbagai enzim seperti oksidase, amilase, dan katalase dan juga
vitamin yang terdiri dari B1, B2, B6, C, E, dan asam folat, dan mineral seperti
aolesin, asam amino esensial meliputi valin, histidin, lisin dan leusin; asam
glutamat, asam aspartat dan kaya akan senyawa antioksidan (Pranata, 2014).
Lidah buaya termasuk dalam famili Lily (Liliaceae). Tanaman ini telah
dari lidah buaya merangsang proliferasi beberapa jenis sel. Banyak penelitian
telah menunjukkan bahwa pengobatan dengan gel lidah buaya murni dan
tegangan lipid, permeabilitas sel berubah, fungsi sel bakteri menjadi tidak
vitamin C dan beberapa asam amino, yang dapat memainkan peran penting
kolagen dan pencegahan dari sintesis untaian DNA, serta vitamin E sebagai
antioksidan yang kuat dalam penyembuhan luka. Lendir lidah buaya memiliki
radikal bebas yang dihasilkan di situs luka dan dengan properti anti-inflamasi
(Seyyed, 2015).
proliferasi sel dan meningkatkan produksi dan sekresi kolagen. Lendir lidah
buaya tidak hanya meningkatkan jumlah kolagen di situs luka, tetapi juga
dan penghilang rasa sakit. Saponin juga merangsang pertumbuhan sel baru
pada kulit. Lidah buaya juga mengantung vitamin, mineral, protein, enzim
dan asam amino. Oleh sebab itu lidah biaya memiliki kegunaan sebagai :
a. Anti inflamasi
Lidah buaya dapat membantu mengatasi luka bakar, gigitan serangga, atau
terluka.
c. Sebagai antioksidan
d. Sebagai kosmetik
penuaan dini.
Lidah buaya mempunyai bentuk fisik yang elok, sehingga tidak jika
bisa menghambat kerja virus HIV ata menstimulasi sistem kerja kekebalan
j. Mengatasi sembelit
Lidah buaya dapat mengatasi sembelit karena lendirnya yang bersifat pahit
Dengan mengkonsumsi lidah buaya, gula darah bisa normal dalam waktu
antijamur, dan efek hipoglikemik. Karena sifat anti bakteri dan anti jamur dari
Tanaman lidah buaya juga bermanfaat untuk mengontrol infeksi jamur seperti
31
pada penyakit alopecia. Efek lain dari lidah buaya yaitu pada bagian gelnya
dapat menyembuhkan luka dan trauma kulit lainnya. Demikian pula untuk
mengurangi rasa sakit pada lokasi trauma terlihat dengan penggunaan obat ini
(Hashemi, 2015).
dari lidah buaya yaitu pada bagian gel lendir yang diperoleh dari bagian dalam
D. Kerangka Teori
Berdasarkan teori yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat
Sarcoptes
scabiei
Skabies
Lidah buaya
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
Pre-test Intervensi
Post-test
Skema 3.1
Kerangka Konsep
33
B. Defenisi Operasional
Tabel 3.1
Defenisi Operasional
C. Hipotesis
Ha: Gel lidah buaya efektif terhadap penatalaksanaan skabies di Rutan Lubuk
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
one group pretest posttest, yaitu penelitian semu tanpa adanya kelompok
Skema 4.1
Rancangan Penelitian
Keterangan :
Desember 2019.
183 orang.
2. Sampel
objek yang akan diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. Besar
(t-1) (r-1) 15
ket : ( 2 – 1 ) ( r – 1 ) 15
r – 1 15/1
r = 15/1 + 1
r = 16
(Budijanto, 2010)
36
tertentu yang dibuat sendiri oleh peneliti, berdasarkan ciri atau sifat-sifat
b. Menderita skabies
c. Bersedia menjadi responden
d. Berada di tempat pada saat penelitian
D. Pengumpulan Data
1. Jenis Data
a. Data Primer
dialami responden.
b. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang diambil dari Rutan dan UPT
yang terjadi pada responden sebelum dan sesudah pemberian gel lidah
lidah buaya pada bagian yang terjadi skabies. Setelah 7 hari intervensi,
peneliti kembali menilai kriteria skabies yang ada pada responden sebagai
data post-test.
sebagai berikut :
1. Mengedit (Editing)
rata-rata kriteria skabies sebelum dan sesudah diberikan gel lidah buaya
probabilitas < 0,05 dan Hipotesa alternatif ditolak jika nilai probabilitas >
DAFTAR PUSTAKA
Ananda dan Zohratun. 2016. Review: Aktivitas Tanaman Lidah Buaya (Aloe Vera
Linn) Sebagai Penyembuh Luka. Farmaka Suplemen Volume 15 Nomor 2
Dinkes Sumbar. 2018. Profil Kesehatan Sumatera Barat Tahun 2017. Padang.
Dinkes Sumbar
Karlina, AA. 2017. Uji Aktivitas Ekstrak Lidah Buaya (Aloe Vera) Secara In
VOVI terhadap Skabies pada Kambing Kacang. Skripsi. FK-UNHAS
Makassar
Natsir, NA. 2013. Pengaruh Ekstrak Daun Lidah Buaya (Aloe Vera) Sebagai
Penghambat Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus. Prosiding
FMIPA Universitas Pattimura 2013 – ISBN: 978-602-97522-0-5
Novyana, RM. 2016. Lidah Buaya (Aloe vera) untuk Penyembuhan Luka.
MAJORITY I Volume 5 I Nomor 4 I Oktober 2016
Rahardjo, M. 2017. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Lidah Buaya (Aloe
Vera) Terhadap Bakteri Staphylococcus Aureus. Jurnal Kedokteran Syiah
Kuala. Volume 17, Number 2, Agustus 2017
Seyyed AH, Seyyed AM, and Saied AK. 2015. The review on properties of aloe
vera in healing of cutaneous wounds. India: Hindawi Publishing
Corporation; 2015
Surjushe A, Vasani R, Saple D. 2008. Aloe vera: a short review. Indian Journal of
Dermatology. 2008; 53(4):163–6.
41
Widurini, TA. 2011. Aloe Vera Leaf Anti Inflamation’s Activity Speeds Up The
Healing Process Of Oral Mucosa Ulceration. Journal of Dentistry
Indonesia, 18(1): 18
42
Lampiran 2
Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswa Program Studi
Ilmu Keperawatan dan Profesi Ners Universitas Fort de Kock Bukittinggi Tahun
2018 :
Nama : Rina
NIM : 1814201099
RINA
43
Lampiran 3
FORMAT PERSETUJUAN
Nama :
Alamat :
Saya menyadari bahwa penelitian ini tidak akan berakibat negatif terhadap
saya, sehingga jawaban yang saya berikan adalah yang sebenarnya dan akan
dirahasiakan.
Demikianlah pernyataan ini saya buat agar dapat digunakan sebagaimana
mestinya.
............................
44
Lampiran 4
LEMBAR OBSERVASI
Identitas Responden :
Inisial : .............................
Umur : .............................
Jenis Kelamin : .............................
Pendidikan : ………………….
Observasi
No. Kriteria Pre-test Post-test
1. Memiliki vasikel / pustula
2. Pada kulit yang terkena berwarna putih abu-
abu
3. Adanya rasa gatal pada malam hari
4. Penebalan pada kulit