Bab Iv - Asuhan Keperawatan Klien Isolasi Sosial
Bab Iv - Asuhan Keperawatan Klien Isolasi Sosial
a. Menyendiri (Solitude)
Merupakan respon yang dibutuhkan seseorang untuk merenungkan apa yang telah dilakukan
di lingkungan sosialnya dan suatu cara mengevaluasi diri untuk menentukan langkah
selanjutnya. Solitude umumnya dilakukan setelah melakukan kegiatan.
b. Otonomi
Merupakan kemampuan individu unutk menentukan dan menyampaikan ide-ide pikiran,
perasaan dalam hubungan social.
c. Kebersamaan (Mutualisme)
Mutualisme adalah suatu kondisi dalam hubungan interpersonal dimana individu tersebut
mampu untuk saling memberi dan menerima.
d. Saling Ketergantungan (Intedependen)
Intedependen merupakan kondisi saling ketergantungan antar individu dengan orang lain
dalam membina hubungan interpersonal
e. Kesepian
Merupakan kondisi dimana individu merasa sendiri dan terasing dari lingkungannya.
f. Isolasi Sosial
Merupakan suatu keadaan dimana seseorang menemukan kesulitan dalam membina
bubungan secara terbuka dengan orang lain.
g. Ketergantungan (Dependen)
Dependen terjadi bila seseorang gagal mengembangkan rasa percaya diri atau
kemampuannya untuk berfungsi secara sukses. Pada gangguan hubungan social jenis ini
orang lain diperlakukan sebagai objek, hubungan terpusat pada masalah pengendalian orang
lain, dan individu cenderung berorientasi pada diri sendiri atau tujuan, bukan pada orang lain.
h. Manipulasi
Merupakan gangguan hubungan social yang terdapat pada individu yang menganggap orang
lain sebagai objek. Individu tersebut tidak dapat membina hubungan social secara mendalam
i. Impulsif
Individu impulsive tidak mampu merencanakan sesuatu, tidak mampu belajar dari
pengalaman, tidak dapat diandalkan, dan penilaian yang buruk.
j. Narkisisme
Pada individu narsisme terdapat harga diri yang rapuh, secara terus menerus berusaha
mendapatkan penghargaan dan pujian, sikap egosentrik, pencemburu, marah jika orang lain
tidak mendukung.
4. Etiologi
Berbagai factor dapat menimbulka respon yang maladaptive. Menurut Stuart dan
Sundden (2007), belum ada suatu kesimpuloan yang spesifik tentang penyebab gangguan yang
mempengaruhi hubungan interpersonal. Factor yang mungkin mempengaruhi antara lain yaitu :
a. Factor Predisposisi
Beberapa factor yang dapat menyebabkan isolasi social adalah :
1) Faktor Perkembangan
Setiap tahun tumbuh kembang memiliki tugas yang harus dilalui individu dengan sukses,
karena apabila tugas perkembangan ini tidak dapat dipenuhu, akan menghambat masa
perkembangan selanjutnya. Keluarga adalah tempat pertama yang memberikan
pengalaman bagi individu dalam menjalin hubungan dengan orang lain. Kurangnya
stimulasi, kasih saying, perhatian dan kehangatan dari ibu/pengasuh pada bayi akan
memberikan rasa tidak aman yang dapat menghambat terbentuknya rasa pecaya diri. Rasa
ketidakpercayaan tersebut dapat mengembangkan tingkah laku curiga pada orang lain
maupun lingkungan di kemudian hari. Komunikasi yang hangat sangat penting dalam
rasa ini, agar anak tidak merasa diperlakukan sebagai objek.
2) Factor Biologis
Genetik merupakan salah satu factor pendukung gangguan jiwa. Insiden tertinggi
skizofernia ditemukan pada keluarga yang anggota keluarganya ada yang menderita
skizofernia.
3) Faktor Sosial Budaya
Isolasi social atau mengasingkan diri dari lingkungan merupakan factor pendukung
terjadinya gangguan berhubungan. Dapat juga disebabkan oleh karena norma-norma yang
salah yang dianut oleh satu keluarga seperti anggota tidak produktif diasingkan dari
lingkungan social.
Kelainan pada struktur otak seperti atropi, pembesaran ventrikel, penurunan berat dan
volumne otak serta perubahan struktur limbic, diduga dapat menyebabkan skizofernia.
b. Factor Presipitasi
Stressor prespitasi terjadinya isolasi social dapat ditimbulkan oleh factor internal maupun
ekstrenal, meliputi :
a) Stressor Sosial Budaya
Stressor social budaya dapat memicu kesulitan dalam berhubungan, terjadinya penurunan
stabilitas keluarga seperti perceraian, berpisah dengan orang yang dicintai, kehilangan
pasanagn pada usia tua, kesepian karena ditinggal jauh, dirawat dirumah sakit atau
dipenjara. Semua ini dapat menimbulkan isolasi social.
b) Stresssor Biokimia
1) Teori dopamine : kelebihan dopamine pada mesokortikal dan mesolimbik serta
tractus saraf dapat merupakan indikasi terjadinya skizofernia
2) Menurunnya MAO (Mono Amino Oksidasi) di dalam darah akan meningkatkan
dopamine dalam otak. Karena salah satu kegiatan MAO adalah sebagai enzim yang
menurunkan dopamine, maka menurunnya MAO juga dapat merupakan indikasi
terjadinya skizofernia
3) Factor endokrin : jumlah FSH dan LH yang rendah ditemukan pada klien
skizofernia. Demikian pula prolaktin mengalami penurunan karena dihambat.
b. Stressor Presipitasi
Stressor presipitasi pada umumnya mencakup kejadian kehidupan yang penuh stress seperti
kehilangan, yang mempengaruhi kemampuan individu untuk berhubungan dengan orang lain
dan menyebabkan ansietas. Stressor presipitasi dapat dikelompokkan dalam kategori :
1) Stressor social budaya
Stress dapat ditimbulkan oleh beberapa factor antara factor lain dan factor keluarga
seperti menurunnya stabilitas unit keluarga dan berpisah dari orang yang berarti dalam
kehidupannya, misalnya dirumah sakit.
2) Stressor psikologi
Tingkat kecemasan yang berat akan mengakibatkan menurunnya kemampuan individu
untuk berhubungan dengan orang lain. Intensitas kecemasan yang ekstrim dan
memanjang disertai terbatasnya kemampuan individu mengatasi masalah diyakini akan
menimbulkan berbagai masalah gangguan berhubungan isolasi social.
c. Perilaku
Adapun perilaku yang biasa muncul pada isolasi berupa : kurang spontan, apatis (kurang acuh
terhadap lingkungan), ekspresi wjah kurang berseri (ekspresi sedih), afek tumpul. Tidak
merawat dan memperhatikan kebersihan diri, komunikasi verbal menurun atau tidak ada.
Klien tidak bercakap-cakap dengan klien lain atau perawat, mengisolasi diri (menyendiri).
Klien tampak memisahkan diri dan orang lain, tidak atau kurang sadar terhadap lingkungan
sekitar. Pasokan makanan dan minuman terganggu, retensi urine dan feses, aktivitas
menurun, kurang energy (tenaga), harga diri rendah, posisi janin saat tidur, menolak
hubungan dengan orang lain. Klien memutuskan percakapan atau pergi jika diajak bercakap-
cakap.
d. Sumber Koping
Sumber koping yang berhubungan dengan respon social maladaptive termasuk : keterlibatan
dalam hubungan yang luas di dalam keluarga maupun teman, menggunakan kreativitas untuk
mengekspresikan stress interpersonal seperti kesenian, music, atau tulisan.
e. Mekanisme Defensif
Mekanisme yang digunakan klien sebagai usaha mengatasi kecemasan yang merupakan suatu
kesepian nyata mengancam dirinya. Mekanisme yang sering digunakan pada isolasi social
adalah regresi, represi dan isolasi.
1) Regresi adalah mundur ke masa perkembangan yang lain
2) Represi adalah perasaan-perasaan dan pikiran-pikiran yang tidak dapat diterima, secara
sadar dibendung supaya jangan tiba di kesadaran.
3) Isolasi adalah mekanisme mental tidak sadar yang mengakibatkan timbulnya kegagalan
defensive dalam menghubungakan perilaku dengan motivasi atau pertentangan antara
sikap dan perilaku.
Format/ data focus pengkajian pada klien dengan isolasi social
(Keliat dan Akemat, 2009)
Masalah Keperawatan
a. Risiko gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi
b. Isolasi Sosial
c. Harga Diri Rendah Kronik
Pohon Masalah
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnose Keperawatan yang diangkat adalah :
a. Isolasi Social
b. Harga Diri Rendah Kronik
c. Risiko Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi