Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN PENDAHULUAN

MELENA
A. Definisi
Melena (berak darah) adalah keadaan dimana feses hitam akibat diwarnai oleh
darah yang berubah (Dorland, 2011). Kejadian melena terjadi jika ada perdarahan di
saluran cerna bagian atas (upper gastrointestinal tract) dengan kehilangan darah lebih
dari 60 ml (Lipponcott Williams & Wilkins, 2009).
Perdarahan disaluran cerna atas adalah kehilangan darah dalam lumen saluran
cerna mulai dari esofagus sampai duodenum (dengan batas anatomik di ligamentum
treitz). Perdarahan saluran cerna bagian bawah (SCBB) adalah kehilangan darah di
sebelah bawah ligamentum treitz (Azmi dkk, 2016).
B. Tanda dan gejala
Manifestasi Klinis Tanda dan gejala yang dapat di temukan pada pasien dengan
melena adalah
1. Mengeluarkan tinja yang kehitaman (melena)
2. Mengeluarkan darah dari rectum (hematoskezia)
3. Syok (frekuensi denyut jantung meningkat, tekanan darah rendah)
4. Akral teraba dingin dan basah
5. Demam ringan antara 38 -39° C
6. Nyeri pada lambung / perut, nafsu makan menurun
7. Hiperperistaltik
8. Jika terjadi perdarahan yang berkepanjangan dapat menyebabkan terjadinya
penurunan Hb dan Ht (anemia) dengan gejala mudah lelah, pucat nyeri dada, dan
pusing yang tampak setelah beberapa jam
9. Leukositosis dan trombositosis pada 2-5 jam setelah perdarahan,
10. Peningkatan kadar ureum darah setelah 24-48 jam akibat pemecahan
protein darah oleh bakteri usus.
11. Tekanan darah menurun (90/60 mmHg)
12. Distensi abdomen
13. Berkeringat, membran mukosa pucat
14. Lemah, pusing, wajah pucat
(Purwadianto & Sampurna, 2000)
C. Etiologi
a. Adanya luka atau pendarahan di lambung atau usus
Kelainan di lambung Gastritis erisova hemoragikadapat menyebabkan terjadinya
hematemesis melena bersifat tidak masif dan timbul setelah penderita minum
obat-obatan yang menyebabkan iritasi lambung. Sebelum muntah penderita
mengeluh nyeri ulu hati.
b. Tukak lambung
Tukak lambung Penderita mengalami dispepsi berupa mual, muntah, nyeri ulu hati
dan sebelum hematemesis didahului rasa nyeri atau pedih di epigastrium yang
berhubungan dengan makanan. Sifat hematemesis tidak begitu masif dan
melena lebih dominan dari hematemesis. Kelainan darah : polisetimia vera,
limfoma, leukemia, anemia, hemofili, trombositopenia purpura.
c. Wasir
Penyakit wasir atau ambeien adalah penyakit yang terjadi di dalam rektum.
Biasanya orang-orang yang menderita penyakit in tidak akan merasakan sakit
pada saat buang air besar, namun darah darah tetap keluar setelah buang air besar.
Untuk gejala awal penyakit ini adalah tidak jauh berbeda dengan penyakit ambein
pada umumnya yakni adanya rasa gatal dan panas di bagian lubang anus.
d. Disentri
Disentri adalah infeksi pada usus yang menyebabkan diare yang disertai darah
atau lendir. Selain diare, gejala disentri yang lain meliputi kram perut, mual, dan
muntah.
e. Terlalu banyak mengonsumsi minuman beralkohol.

D. Patofisiologi
Pada gagal hepar sirosis kronis, kematian sel dalam hepar mengakibatkan
peningkatan tekanan vena porta. Sebagai akibatnya terbentuk saluran kolateral dalam
submukosa esopagus dan rektum serta pada dinding abdomen anterior untuk
mengalihkan darah dari sirkulasi splenik menjauhi hepar. Dengan meningkatnya
teklanan dalam vena ini, maka vena tersebut menjadi mengembang dan membesar
(dilatasi) oleh darah (disebutvarises). Varises dapat pecah, mengakibatkan
perdarahan gastrointestinal masif. Selanjutnya dapat mengakibatkan kehilangan
darah tiba-tiba, penurunan arus balik vena ke jantung, dan penurunan curah jantung.
Jika perdarahan menjadi berlebihan, maka akan mengakibatkan penurunan perfusi
jaringan. Dalam berespon terhadap penurunan curah jantung, tubuh melakukan
mekanisme kompensasi untuk mencoba mempertahankan perfusi. Mekanisme ini
merangsang tanda-tanda dan gejala-gejala utama yang terlihat pada saat
pengkajian awal. Jika volume darah tidak digantikan, penurunan perfusi
jaringan mengakibatkan disfungsi seluler. Sel-sel akan berubah menjadi metabolsime
anaerobi, dan terbentuk asam laktat. Penurunan aliran darah akan memberikan efek
pada seluruh sistem tubuh, dan tanpa suplai oksigen yang mencukupi sistem tersebut
akan mengalami kegagalan.
E. Pemeriksaan Diagnostik
1. Laboratorium
a. Darah : Hb menurun / rendah
b. SGOT, SGPT yang meningkat merupakan petunjuk kebocoran dari sel yang
mengalami kerusakan.
c. Albumin, kadar albumin yang merendah merupakan cerminan kemampuan sel
hati yang kurang.
d. Pemeriksaan kadar elektrolit penting dalam penggunaan diuretik dan
pembatasan garam dalam diet. e. Peninggian kadar gula darah. f. Pemeriksaan
marker serologi pertanda ureus seperti HBSAg/HBSAB, HBeAg, dll
2. Radiologi
a. USG untuk melihat gambaran pembesaran hati, permukaan splenomegali,
acites.
b. Esofogus untuk melihat perdarahan esofogus
c. Angiografi untuk pengukuran vena portal.

Anda mungkin juga menyukai