Anda di halaman 1dari 17

BAB IV

PEMBAHASAN

ASUHAN KEPERAWATAN RUANG OK PADA PASIEN Tn A


DENGAN DIAGNOSA MEDIS CHOLELITIASIS

Tgl. Operasi : 26 November 2019

No.rekam medis :520793

Nama pasien : Tn A

Alamat :Padang Panjang

Tanggal lahir : 31-12-1945 (73 th)

Asisten :Dr.Iqbal

Dr.bedah : Dr. Ambiar Manjas Sp.B.KBD

Perawat anastesi :-

Dr. Anastesi : Dr. Yanpiter Sp.An

Instrument : Perawat Riri

Perawat sirkuler : Perawat eka

Selesai :09.45 WIB

Mulai operasi :11.15 WIB

Diagnosa medis :Cholelitiasis

Tindakan :Laparoscopi cholec


Asuhan Keperawatan Pre-Operatif

A. Pengkajian
1. Identitas
 Nama pasien : Tn A
 Nomor RM :520397
 Tanggal lahir :31-12-1945
 Umur :73 th
 Agama :islam
 Alamat :Maninjau
2. Identifikasi persiapan pasien : Ada
3. Identifikasi lokasi operasi : ada pada daerah perut kuadran
kanan atas (kantung empedu )
4. Keluhan utama : pasien mengengatakan nyeri di
perut kanan atas, myeri seperti di tusuk tusuk, nyeri bertambah
apalagi saat bergerak
5. Riwayat kesehatan sekarang : pasien mengeluhkan nyeri perut
kanan atas, nyeri yang dirasakan seperti di tusuk-tusuk menjalar
sampai ke pinggang nyeri yang rasakan hilang-hilang timbul dan
kadang nyeri yang dirasakan hilang sendiri, pasien mengatakan
perutnya mual, kemudian dibawa ke RS dilakukan USG di
diagnosis kantung empedu dan pasien melakukan perencanaan
tindakan operasi kantung empedu.pasien datang ke ruang Ok jam
09.45 WIB pasien pasien mengatakan nyeri pada bagian perut
kanan atas pada jam 10.10 WIB pasien diberikan anastesi dan OP
dilakukan pada jam 10.15 WIB.
6. Pemeriksaan fisik
 Keadaan umum : baik
 Tingkat kesadaran : compos mentis
 TTV :TD: 150/80 mmhg N: 90x/i RR:
20x/i
 Kepala :tidak ada benjolan ataupun
massa,kulit kepala bersih rambut bersih
 Mata hidung : simetris, tidak ada gangguan fungsi
 Telinga :simetris, tidak ada serumen, tidak
ada gangguan fungsi pendengaran
 Mulut :tampak simetris,bersih dan tidak
terpasang NGT
 Leher :tidak ada pembesaran kelenjer tyroid
 Abdomen
P : nyeri bertambah jika melakukan aktifitas banyak dan
berkurang jika berbaring
Q : ditusuk – tusuk
R : perut kanan atas
S : skala nyeri sedang 3
T : kadang hilang timbul, durasinya 5 menit

 Ekstremitas : terpasang infus pada daerah tangan

Masalah Keperawatan : nyeri berhubungan dengan proses inflamasi

7. Kondisi psikologis : - pasien tampak meringis


 Pasien tampak memegang perut

Masalah keperawatan : Ansietas berhubungan dengan kondisi


situasional

B. Data Fokus
1. Pre operatif

DS:

- Pasien mengatakan nyeri pada perut kuadran kanan atas


- Pasien mengatakan nyeri semakin bertambah jika bergerak
- Pasien mengatakan nyeri hilang-hilang timbul
- Pasien mengatakan nyeri seperti di tusuk-tusuk
- Pasien mengatakan ini operasi pertamanya yang ia alami
- Pasien mengatakan cemas dan takut
DO :

 Pasien tampak meringis


 Ttv : TD : 150/80 mmhg N : 90x/i RR: 22x/i
 Skala nyeri 3
 Pasien tampak gelisah dan banyak bertanya
 Klaen tampak cemas
 Klien tampak tegang
 Pasien tampak mengeluarkan keringat dingin

Analisa Data Pre Operatif

Data subjectif & Objectif Etiologi Masalah


keperawatan
Ds. Proses inflamasi Nyeri
- Pasien mengatakan nyeri
pada perut kuadran
kanan atas
- Pasien mengatakan nyeri
hilang-hilang timbul
- Pasien mengatakan nyeri
seperti di tusuk-tusuk
Do:
- Pasien tampak meringis
- Ttv
TD : 150/80 mmhg
N : 90x/i
RR: 22x/i
- Skala nyeri 3
- Pasien tampak
memegang perut

Ds Krisis situasional Ansietas
- Pasien mengatakan
cemas dengan operasinya
- Pasien mengatakan ini
operasi pertama yang dia
lakukan
- Pasien mengatakan takut
akan kegagalan dengan
operasinya
Do :
- Pasien tampak gelisah
dan banyak bertanya
- Klaen tampak cemas
- Ttv TD : 150/80 mmhg
N : 90x/i RR: 22x/i
- Pasein tampak tegang
- Pasien tampak
berkeringat dingin
- Pasien tampak selalu
berdoa

C. Diagnosa Keperawatan Pre Operatif


1. Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi
2. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional
D. Intervensi Pre Operatif
No Diagnosa SDKI SLKI
keperawatan
1 Nyeri Setelah dilakukan Managemen nyeri
berhubungan intervensi keperawatan  Mengukur TTV
proses inflamsi diharapkan nyeri  mengkaji skala nyeri
berkurang denga kriteria  Berikan posisi
hasil : nyaman
 Nyeri berkurang  mengajarkan terknik
 Pasien dapat relaksasi (tarik nafas
mengontrol nyeri dalam dan pengalihan
kosentrasi)
 menganjurkan pasien
untuk beristirahat
yang cukup
2 Ansietas Setelah dilakukan  Mengukur TTV
berhubungan intervensi keperawatan  Memberikan posisi
dengan krisis diharapkan ansietas yang nyaman
situasional berkurang dengan  Memberikan pasien
kriteria hasil : kesempatan untuk
 Pasien mampu bertanya
mengugkapkan  Anjurkan teknik
dan mengontrol relaksasi tarik nafas
cemas dalam sebelum
 Pasien tampak dilakukan
lebih tenang pembedahan
E. Implementasi pre operatif

N Hari/tgl jam Diagnosa Implementasi Evaluasi


o
1 Selasa 09.4 Nyeri B/d  mengukur ttv S: klaen
26- 11- 5 proses  mengkaji mengatakan masih
2019 inflamasi skala nyeri meraskan nyeri
 Berikan pada perut kanan
posisi atas
nyaman O: -klaen tampak
semi meringis
fowler/fowler  Klaen
 Mengajarkan tampak
terknik memegang
relaksasi perut
(tarik nafas  Ttv TD:
dalam dan 150/80
pengalihan mmhg N :
kosentrasi) 90x/i RR :
 menganjurka 36,5 x/i
n pasien A : masalah nyeri
untuk belum teratasi
beristirahat P: lanjutkan
yang cukup intervensi
4-5 jam/hari
2 Selasa 10.0 Ansietas  Mengukur S: klaen
/26-11- 0 b/d krisis TTV mengatakan sudah
2019 situasional  Memberikan mengerti tentang
posisi yang tindakan yang akan
nyaman semi dilakukan
fowler/fowler O: klaen dapat
 menjelaskan menyebutkan
tindakan apa tindakan apa yang
yang akan dilakukan
dilakukan Ttv TD: 150/80
prosedur dan mmhg N : 90x/i
lama RR : 22x/i
tindakan
 memberikan A: masalah
pasien ansietas teratasi
kesempatan P: intervensi
untuk selesai
bertanya
 menganjurka
n teknik
relaksasi
tarik nafas
dalam
sebelum
dilakukan
pembedahan
A. Data Fokus Intra Opearatif
DS :-
DO :
 Posisi pasien tertidur terlentang tidak sadar
 Pasien dilakukan pembedahan kolectisitis dengan tindakan
laparoscopy
 Pasien diberikan anatesi umum
 Operasi menggunakan alat anastesi,instrumen bedah, alat
elektromedis
 Insisi di daerah perut pasien dengan memasukan alat
laparoscopy
 Pasien terpasang infus RL
 Pasien terpasang kateter urine
 Pendarahan 50 cc
 Operasi dilakukan selama 1 ½ jam
 Ttv : TD 130/90 mmhg N : 70x/i RR: 18x/i
B. Analisa data intra operatif
Data subjectif & Objectif Etiologi Masalah
keperawatan
Ds :- Efek anastesi narkotik Resiko cidera
Do: (pemakaian
 Posisi pasien tertidur instrumen,pemakaian
terlentang tidak sadar benda tajam pemakaian
 Pasien dilakukan alat medis)
pembedahan
kolectisitis dengan
tindakan laparoscopy
 Pasien diberikan
anatesi umum
 Operasi
menggunakan alat
anastesi, instrumen
bedah, alat
elektromedis
Ds : - Perdarahan Resiko ketidak
Do : seimbangan volume
 Insisi di daerah perut cairan
pasien dengan
memasukan alat
laparoscopy
 Pasien terpasang
infus RL
 Pasien terpasang
kateter urine
 Pendarahan 50 cc
 Ttv : TD 130/80
mmhg N : 70x/i RR:
18x/i

C. Diagnosis intra operatif


1. Resiko cidera berhubungan dengan anastesi narkotik(pemakaian
instrumen,pemakaian benda tajam pemakaian alat medis)
2. Resiko ketidak seimbangan volume cairan berhubungan dengan
pendarahan
D. Intervensi intra operatif

No Diagnosa SDKI SLKI


1 Resiko Setelah dilakukan intervensi  mempastikan posisi
cidera keperawatan diharapkan pasien sesuai dengan
berhubungan tidak terjadi cidera dengan tindakan operasi
dengan kriteria hasil :  mengecek integritas
anastesi  Tubuh pasien bebas kulit
rakotik dari cidera  mengecek daerah
penekanan pada
tubuh selama operasi
 menghitung jumlah
kasa, jarum,alat
dupper dan
instrument bedah
 melakukan akukan
time out
 melakukan sign out
2 Resiko Selah dilakukan intervensi  mempertahankan
ketidak keperawatan diharapkan keseimbangan cairan
seimbangan volume cairan dalam  mempertahankan IV
volume keadaan seimbang dengan line
cairan kriteria hasil :  memantau urine
berhubungan  Tidak ada tanda- output
dengan tanda dehidrasi  Kolaborasi dengan
pendarahan  Mempertahankan operator dalam
urine output sesuai penghentian
dengan usia dan BB. pendarahan
E. Implementasi intra operatif

Hari/tangg Jam Diagnosa Implementasi Evaluasi


al
1. senin 11.4 Resiko  mempastikan S: -
/26-11- 5 cidera b/d posisi pasien O: integritas kulit
2019 anastesi sesuai dengan baik
narkotika tindakan operasi A : cidera tidak
(posisi terlentang) terjadi
 mencek integritas P : perbedaan
kulit intervensi
 mencek daerah  Pastikan
penekanan pada possi
tubuh selama pasien
operasi tepat
 menghitung posisi
jumlah kasa, terlentang
jarum,alat dupper  Mencek
dan instrument integritas
bedah kulit
 Lakukan time out

2.senin 11.4 Resiko  mempertahankan S: -


26/11/2019 5 ketidak keseimbangan O: Iv line
cairan dipertahankan
seimbanga
 mempertahankan - Urine output
n volume IV line 2500 cc
cairan b/d  memantau urine A: resiko ketidak
output seimbangan
perdaraha
 Kolaborasi dengan volume cairan
n P: pertahankan
operator dalam
penghentian keseimbangan
pendarahan cairan .
A. Data fokus keperawatan post operatif
DS:-
DO:
 RR : 22x/i
 Pasien masih terpasang ETT, terdengar bunyi gurgling
 Gcs 12 (apatis)
 Pasien tampak menggil
 Suhu badan pasien 35’C
 Pasien tampak gelisah

B. Analisa data post operatif


Data Etiologi Masalah keperawatan
Ds: - Produksi sekret yang Bersihan jalan nafas
Do : berlebihan tidak efektif
 RR : 22x/i
 Pasien masih
terpasang ETT,
terdengar bunyi
gurgling
 Gcs 12 (apatis)
Ds : - Suhu ruangan yang Hipotermi
Do : dingin
 Pasien tampak
menggil
 Suhu badan pasien
35’C
 Pasien tampak gelisah
C. Diagnosa keperawatan post operatif
1. bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan produksi sekret
yang banyak
2. hipotermi berhubungan dengan suhu ruangan yang dingin
D. Intervensi post operatif

No Diagnosa SLKI SIKI


1 bersihan jalan nafas Setlah dilakukan Latihan batuk efektif
tidak efektif intervensi jalan nafas 0bservasi :
berhubungan dengan efektif dengan kriteria 1. identifikasi
produksi sekret yang hasil : kemampuan batuk
banyak 1. produksi sputum 2. monitor adanya
menurun retensi sputum
2. dispnea menurun 3. monitor tanda dan
3. frekuensi nafas gejala infeksi saluran
membaik nafas
4. pola nafas membaik 4. monitor input dan
output cairan
Terapeutik :
1. atur posisi semi
fowler dan fowler
2. buang sekret pada
tempat sputum
Edukasi :
1. jelaskan tujuan dan
prosedur batuk efektif
2. ajarkan teknik tarik
nafas dalam selama 4
detik
3. anjurkan tarik nafas
dalam dalam hingga 3
kali
Anjurkan batuk dengan
kuat langsung setelah
tarik nafas dalam yang
ke-3
2 Hipotermi Setlah dilakukan Manajemen hipotermi
berhubungan dengan intervensi keperawataa Observasi :
suhu ruangan yang Hipotermi mambaik 1. Monitor suhu tubuh
dingin dengan kriteria hasil : 2. identifikasi penyebab
1. suhu tubuh mambaik 3. monitor tanda dan
2. suhu kulit membaik gejala
3. tekana darah membaik Terapeutik
Kadar glukosa darah 1. sediakan lingkunagn
membaik yang hangat

E. Implementasi post operatif

Hari Jam Diagnosa Implementasi Evaluasi


/tgl
Senin 11.5 bersihan jalan  Pertahankan S : klaen
/26 0 nafas tidak kepatenan jalan mengatakan tidak
/11 efektif nafas ada sekret
2019 berhubungan  Lakukan suction O: opa dilepas GCS
dengan  Pantau saturasi 15 suara nafas
produksi oksigen vesikuler
sekret yang  Pantau ttv A : masalah teratasi
banyak  Evaluasi jalan P : intervensi selesai
nafas
Senin 12.0 nyeri akut  Memonitor suhu S :pasien
/26 0 berhubungan  Memonitor ttv mengatakan badan
/11 dengan  Memonitor warna dan sudah tidak
2019 adanya insisi suhu kulit kedinginan lagi
post  Menyelimuti pasien O: pasien tampak
laparoscopy untuk mencegah tidak menggil
hilangnya kehangatan - akral pasien teraba
tubuh hangat

 A: masalah teratasi
P : intervensi selesai

sss

Anda mungkin juga menyukai