Implementasi Metode Pembelajaran Drill Sebagai Upaya Meningkatkan
Implementasi Metode Pembelajaran Drill Sebagai Upaya Meningkatkan
SKRIPSI
Oleh
ii
ii
i
iv
PENGESAHAN
DEWAN PENGUJI
Nama Jabatan
MOTTO
Jangan pernah menyerah dan putus asa,karena kalau kita menyerah maka
selesai sudah
(Penulis)
PERSEMBAHAN
vi
Said Nurcahyo Kusumawardana (masbex) dan Ema Rahmawati
yang tak pernah putus memberikan bantuan materi, doa dan spirit kepada penulis, penulis
janji akan menjaga nama baik keluarga, berusaha semaksimal mungkin untuk bekerja keras
dan mencapai kesuksesan yang sangat untuk keluarga kita.
ALPOKAT 2
Mas Podin, Paijo, Bina, aan, kumoro, munying, kebo, mz.kentet, plentung, sidog,ronezt,
bayu, djunarkobain dan keluarga ALPOKAT 2 lainya, yang telah mengajarkan banyak
makna hidup dan arti PUNK-PUNK an.
Mekatronika 06
Agenk, Lyke, Chaca, Pandu, Deka, Antor, Awal, Hafid, Kobe, aditya Rahman,
Hizki,, Simbah n All my friends Makasih ya buat semangat, keceriaan dan
semuanya.... Kebersamaan kita akan menjadi pelengkap cerita dalam hidupku
Thanks at all
Almamaterku UNY
Oleh
Fauzi Usman Ardhi Kusumawardana
NIM. 06518241010
ABSTRAK
vi
i
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar
siswa Program keahlian Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik (TPTL) SMK
MUHAMMADIYAH 3 Yogyakarta melalui Implementasi Metode Pembelajaran
drill Sebagai Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi BelajarMata Diklat PLC
(Programmable Logic Controller) SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta.
Penelitian dilakukan terhadap siswa kelas XI tahun pelajaran 2012/2013 dengan
jumlah siswa 28 orang.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Tindakan dilaksanakan
dengan 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari 2 pertemuan dengan tahapan
perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan tindakan dan refleksi.
Metode Pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan metode drill atau pelatihan. Metode pengumpulan data dilakukan
dengan cara observasi dan tes. Analisis data dilakukan dengan perbandingan
antara hasil tes pada siklus I dan siklus II.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi metode pembelajaran drill
dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa, hal ini ditunjukkan dari:
1 Aktivitas belajar siswa dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan, hal
ini dibuktikan dengan nilai rata-rata keaktifan siswa pada siklus I yaitu 21,81
dalam kategori sedang meningkat menjadi 23,58 pada pada kategori tinggi pada
pertemuan siklus II. Peningkatan rata-rata keaktifan siswa dari siklus I ke siklus
II sebesar 1,77. (2) Prestasi siswa dari siklus I dan siklus II mengalami
peningkatan. Pada siklus I nilai rata-rata tes siswa sebesar 64,64. Pada siklus II
nilai rata-rata tes siswa menjadi 70,18. Implementasi metode drill dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa sebesar 5,54.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kuasa dan
limpahan kasih-Nya hingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Teknik di
Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.
Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan dan peran serta
berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan
terimakasih kepada:
1. Dr. Moch. Bruri Triyono selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri
Yogyakarta.
vi
ii
2. K Ima Ismara, M.Pd., M.Kes selaku Ketua Jurusan Program Studi Pendidikan
Teknik Elektro FT UNY.
3. Herlambang Sigit Pramono, M.Cs selaku Ketua Prodi Mekatronika dan
sekaligus Pembimbing Akademik yang telah memberikan nasihat dan
motivasi.
4. Dr. Samsul Hadi, M.Pd.MT., selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan nasihat dan dorongan sehingga penulis selesai studi.
5. Totok Heru Tri Maryadi, M.Pd atas waktu yang diluangkan untuk
memvalidasi instrumen penelitian ini.
6. Semua pihak yang ada di SMK Muhammadiyah 3 , atas waktu dan bantuan
yang diberikan.
7. Rekan-rekan Mekatronika 06’ dan Elektro atas kerjasama dan dorongan yang
diberikan.
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Penulis
DAFTAR ISI
Halama
n
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
ix
A. Latar Belakang .................................................................................................. 1
Halaman
Gambar 1. Disain Penelitian Tindakan ............................................................... 28
Gambar 2. Peneliti dibantu 2 Observer dalam pengamatan aktiitas .....................
42
Gambar 3. Aktivitas Belajar Siswa Pada Pertemuan Pertama .............................
43
Gambar 4. Aktivitas Siswa Menanggapi Pertanyaan Peneliti ..............................
46 Gambar 5. Siswa Mengerjakan Post test I ..........................................................
47 Gambar 6. Grafik Prestasi Belajar Post test I ......................................................
48 Gambar 7. Grafik Prestasi Belajar Post test II ....................................................
55 Gambar 8. Grafik Aktivitas Belajar Siklus I dan II .............................................
57
Gambar 9. Grafik Hasil Post tes I dan II ............................................................. 59
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Kisi-kisi Lembar Observasi .................................................................. 33
Tabel 2. Kisi-kisi Instrumen Penelitian Tes ........................................................ 34
Tabel 3. Pedoman Pengkatagorian Aktivitas Siswa ............................................ 36
Tabel 4. Pedoman Pengkatagorian Prestasi Siswa .............................................. 37
Tabel 5. Jadwal Kegiatan Pembelajaran Kelas XI TPTL ................................... 40
Tabel 6. Kategori Prestasi Belajar Siswa Post test I ............................................
48 Tabel 7. Kategori Prestasi Belajar Siswa Post test II ..........................................
54
DAFTAR LAMPIRAN
xi
Lampiran 1. Silabus ........................................................................................... 65
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) .....................................
68
Lampiran 3. Materi Progammable Logic Controller (PLC) .................................
76
Lampiran 4. Jobsheet Progammable Logic Controller (PLC) ..............................
99
Lampiran 5.Lembar Observasi Keaktivan Siswa .............................................. 106
Lampiran 6. Nilai Siswa ................................................................................... 114
Lampiran 7. Pernyataan Judgement .................................................................. 115
Lampiran 8. Surat Perijinan.............................................................................. 117
xi
i
BAB I
PENDAHULUAN
pendidikan.
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
Hal ini sudah jelas bahwa peran pendidikan amatlah penting bagi kelangsungan
hidup manusia.
kualitas manusia dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur,
1
Mutu pendidikan sangat berkaitan dengan prestasi yang dicapai oleh seseorang
atau siswa, karena prestasi merupakan hasil belajar yang dicapai oleh siswa ketika
bahwa unsur yang ada dalam prestasi siswa terdiri dari hasil belajar berupa nilai
pendidikan, terdapat beberapa unsur yang saling berkaitan yang meliputi peserta
Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan
belajar yang lebih kondusif. Proses belajar pembelajaran dikatakan efektif apabila
seluruh siswa terlibat secara aktif baik mental, fisik maupun sosial. Oleh karena
itu, guru dikatakan sebagai penggerak perjalanan belajar dan fasilitator belajar
dialami siswa.
yang diwujudkan melalui kegiatan tukar menukar ide gagasan pemikiran yang
oleh guru dan siswa. Sehingga kegiatan belajar mengajar tidak seharusnya
berpusat pada guru, karena akan mengakibatkan siswa pasif dalam kegiatan
Noorhadi (2001: 1), menyatakan ada tiga komponen yang perlu disoroti dalam
kurikulum yang terbaru yaitu Kurikulum 2004 yang Berbasis Kompetensi (KBK)
siswa. Hal ini tampak pada RPP yang dibuat oleh guru dan cara mengajar guru di
kelas masih tetap menggunakan metode ceramah atau konvensional. Guru masih
dominan dan siswa resisten, guru masih menjadi pemain dan siswa penonton, guru
aktif dan siswa pasif. Paradigma lama masih melekat karena kebiasaan yang sulit
untuk dirubah, paradigma mengajar masih tetap dipertahankan dan belum berubah
jawaban suatu masalah, bekerja sama dengan teman sekelasnya, atau membuat
sesuatu, akan jauh lebih menantang dan mengarahkan perhatian siswa dari pada
siswa hanya mencerna informasi yang diberikan secara searah. Untuk itu, perlu
proses belajar yang mendorong peran aktif siswa dalam proses belajar mengajar.
(TPTL) dan telah memberikan mata diklat Programmable Logic Controller (PLC).
otomasi dewasa ini, khususnya dunia industri. Hal ini disebabkan pemanfatan
PLC berjalan amat pesat seiring dengan meluasnya jenis produkproduk industri,
mulai dari apa yang digolongkan sebagai industri hulu sampai dengan industri
berproses baik secara fisika maupun secara kimia, telah memacu manusia untuk
proses tersebut, agar proses produksi semakin produktif dan efisien. Salah satu
yang menjadi perhatian utama dalam hal ini ialah penggunaan sistem
kontrol yang digunakan. Sistem kontrol industri dimana peranan manusia masih
panel dan saklar-saklar yang relevan) telah banyak digeser dan digantikan oleh
human error dan tingkat keunggulan yang ditawarkan sistem kontrol tersebut.
Salah satu sistem kontrol yang amat luas pemakaiannya ialah Programmable
Logic Controller (PLC). Penerapannya meliputi berbagai jenis industri mulai dari
tambang, misalnya pada pengendalian turbin gas dan unit industri lanjutan
5
(misalnya dari sistem kontrol berbasis relay mekanis) dan kemudahan trouble-
shooting dalam konfigurasi sistem merupakan dua faktor utama yang mendorong
dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa melalui pemilihan dan
Ada beberapa macam metode pembelajaran yang dapat dilakukan guru. Salah
satu metode pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran drill atau latihan.
Menurut Winarno Surakhmad (1990: 79) metode drill merupakan cara mengajar
Metode ini sangat cocok untuk mengajarkan keterampilan motorik atau mental.
mental seperti menanggapi, memecahkan soal. Hal ini sangat cocok digunakan
pada mata diklat PLC. Tujuan dari latihan ini adalah untuk memperoleh suatu
menannamkan konsep dasar pengetahuan pada mata diklat PLC. Dengan metode
tersebut untuk pemecahan masalah. Dalam pendekatan ini siswa terlibat sangat
intensif, sehingga minat dan rasa ingin tau mereka meningkat. Dengan demikian
Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas maka oleh penulis dipilihlah
YOGYAKARTA”
B. Identifikasi Masalah
1. Proses belajar mengajar masih terfokus pada guru belum terfokus pada siswa,
keseluruhan
7
C. Batasan Masalah
MUHAMADIYAH 3 YOGYAKARTA.
2. Penelitian dibatasi pada penerapan metode pembelajaran drill.
3. Aktivitas yang diungkap meliputi aktivitas siswa dan guru selama proses
pembelajaran berlangsung.
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
8
drill pada mata pelajaran PLC siswa kelas XI Program Keahlian Teknik
drill pada mata pelajaran PLC siswa kelas XI Program Keahlian Teknik
F. Manfaat Penelitian
1. Bagi siswa
2. Bagi guru
3. Bagi peneliti
KAJIAN PUSTAKA
A. Diskripsi Teori
1. Aktivitas Belajar
Aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting didalam interaksi
pada pandangan ilmu jiwa, yakni menurut pandangan ilmu jiwa lama dan ilmu
jiwa modern. Menurut pandangan ilmu jiwa lama aktivitas didominasi oleh guru
sedang menurut padangan ilmu jiwa modern, aktivitas didominasi oleh siswa.
Aktivitas belajar merupakan hal yang sangat penting bagi siswa, karena
pengetahuan yang terjadi akan lebih baik. Aktivitas Belajar diperlukan aktivitas,
sebab pada prinsipnya belajar adalah berbuat mengubah tingkah laku, jadi
keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian dalam kegiatan belajar
10
menyalin.
berani, tenang.
bahwa dalam belajr sangat dituntut keaktifan siswa. Siswa yang lebih banyak
aktivitas siswa.
12
2. Prestasi Belajar
Belajar merupakan kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat
bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu sangat bergantung
pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun
Winkel (1996: 162) mengatakan bahwa “prestasi belajar adalah suatu bukti
Prestasi belajar dapat diukur dengan penilaian. Penilaian atau evaluasi pada
adalah hasil belajar yang telah dicapai melalui pengukuran dan penilaian terhadap
belajar mengajar yang dinyatakan dalam simbul, angka, huruf atau kode.
siswa. Prestasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah nilai akhir penyajian
materi mata diklat PLC yang diberikan dengan memberikan latihan untuk
dikerjakan di kelas dengan tujuan untuk mengetahui tingkat prestasi belajar siswa
Benyamin Bloom (Nana Sudjana, 2010: 22) menjelaskan prestasi belajar yang
1) Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari
2) Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni
(d) keharmionisan atau ketepatan, (e) gerakan keterampilan kompleks dan (f)
gerakan ekspresif.
belajar meliputi dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
b) Faktor Psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh yang
terdiri atas:
(1) Faktor intelektif yang meliputi faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat
(2) Faktor non intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap,
mulai ajaran tahun 2006/2007 dan dikembangkan dengan berpedoman pada Badan
Pemerintah
(PP) Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) melalui
silabus.
15
suatu kelompok mata pelajaran dengan tema tertentu yang mencakup standar
waktu dan sumber belajar yang dikembangkan oleh satuan pendidikan. Silabus
4. Metode Pembelajaran
Tujuan pembelajaran adalah perubahan perilaku dan tingkah laku yang positif
pembelajaran yang diinginkan tentu yang optimal, untuk mencapai hal tersebut
ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh guru, salah satu diantaranya adalah
metode.
Metode adalah suatu cara atau teknik yang dilakukan dalam proses penelitian
(Mardalis, 2007: 24). Makin baik metode itu makin efektif pula pencapaian tujuan
untuk proses belajar mengajar didalam kelas selain faktor tujuan, juga faktor
murid, faktor situasi dan faktor guru ikut menentukan efektif tidaknya suatu
metode.
Metode mengajar dalam dunia pendidikan perlu dimiliki oleh guru karena
keberhasilan proses belajar mengajar bergantung pada cara atau metode mengajar
mengajar adalah cara yang digunakan guru untuk menyampaikan materi pelajaran
kepada siswa di dalam kelas, agar materi pelajaran tersebut dapat dipahami dengan
lisan.metode ini banyak dipilih guru karena mudah dilaksanakan dan tidak
dibutuhkan alat bantu kusus serta tidak perlu merancang kegiatan siswa
pendapat.
4) Tanya jawab, metode Tanya jawab bias menarik dan memusatkan perhatian
siswa. Dengan mengajukan pertanyaan yang terarah, siswa akan tertarik pada
pertanyaan. Meetode ini akan lebih efektif dalam mencapi tujuan apabila
dibahas.
Drill ialah suatu teknik yang dapat diartikan sebagai suatu cara mengajar
ketangkasan atau ketrampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari.
siswa dapat memiliki ketangkasan itu dengan sempurna. Hal ini menunjang siswa
berprestasi dalam bidang tertentu. Drill adalah latihan dengan praktek yang
diharapkan agar pengetahuan dan ketrampilan yang telah dipelajari itu menjadi
permanen, mantap dan dapat dipergunakan setiap saat oleh orang yang
bersangkutan.
Metode ini dalam beberapa sumber juga sering disebut dengan metode latihan
yang merupakan suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-
yang baik. Selain itu, metode ini dapat juga digunakan untuk memperoleh suatu
mempunyai kelebihan.
2) Metode drill yaitu suatu metode dalam pendidikan dan pengajaran dengan
drill (latihan) adalah suatu cara menyajikan bahan pelajaran dengan jalan melatih
siswa agar menguasai pelajaran dan terampil. Dari segi pelaksanaannya siswa
sebagainya
19
mengajar teknik metode drill ini biasanya dipergunakan untuk tujuan agar siswa:
dari metode drill adalah untuk melatih kecakapan-kecakapan motoris dan mental
untuk memperkuat asosiasi yang dibuat, juga sebagai sarana untuk memperoleh
1) Bahan yang diberikan secara teratur, tidak loncat-loncat dan step by step akan
2) Adanya pengawasan, bimbingan dan koreksi yang segera diberikan oleh guru
belajarnya.
dalam pelakasnaanya.
20
kecepatan pelaksanaan.
secara spesifik.
Mengajar dengan metode drill berarti minat dan inisiatif siswa dianggap
sebagai gangguan dalam belajar atau dianggap tidak layak dan kemudian
dikesampingkan.
Menurut Syaiful Sagala (2007: 218) Ada beberapa usaha yang dapat
2) Latihan harus memiliki arti yang luas, karenanya: (1) jelaskan terlebih dahulu
tujuan latihan tersebut, (2) agar murid dapat memahami manfaat latihan itu
bagi kehidupan siswa, dan (3) murid perlu mempunyai sikap bahwa latihan
3) Masa latihan harus relatif singkat, tetapi harus sering dilakukan pada waktu-
waktu tertentu.
perbedaan individual.
Dari pendapat diatas dapat diambil kesimpulan, bahwa beberapa hal yang
harus diperhatikan atau cara untuk mengatasi kelemahan metode drill, yaitu:
1) Tujuan harus dijelaskan terlebih dahulu kepada siswa sehingga selesai latihan
diharapkan
diberikan.
3) Guru memberikan latihan soal tentang cara membuat program PLC yang
membuat program, dalam hal ini dilakukan sampai tiga kali pengulangan.
6) Pengulangan yang ketiga kalinya atau yan terakhir, guru melakukan evaluasi
pada hasil pekerjaaan siswa, dengan lembar observasi unjuk kerja siswa.
Evaluasi dilakukan pada saat siswa membuat program yang ketiga kalinya.
sebagai acuan dan pembanding penelitian yang dilakukan. Ada beberapa hasil
penelitian yang relevan dalam penelitian ini antara lain yang dilakukan oleh
Bungsu Sri Hartini (2009) dalam penelitiannya yang berjudul “Penerapan Metode
23
peningkatan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Akutansi dengan penerapan
Bersusun Melalui Metode Pemberian Tugas dan Drill Pada Siswa Kelas IV SDN
tugas dan drill dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal
C. Kerangka Pemikiran
Kerangka berpikir merupakan alur penalaran yang sesuai dengan tema dan
masalah penelitian serta didasarkan pada kajian teoritis. Kerangka berpikir ini
teori yang telah dikemukakan penulis dapat dibuat kerangka pemikiran sebagai
berikut :
siswa dalam mengikuti pembelajaran mata diklat PLC yang berdampak pada
tugas dan tidak fokus mengikuti pembelajaran PLC sehingga pemahaman mereka
sangat kurang. Selain itu pemakaian metode mengajar konvensional yang kurang
proses belajar mengajar menjadi kurang kondusif. Hal ini menyebabkan guru
Dalam pelajaran PLC siswa dituntut untuk dapat memahami sebuah konsep
tepat. Pemilihan metode yang tepat akan membuat siswa lebih mudah memahami
konsep atau materi. Salah satu metode yang dapat dijadikan alternatif dalam
kasus-kasus yang ada akan meningkat karena siswa telah terbiasa mengerjakan
soal dan telah memahami konsep dengan baik. Dengan demikian, prestasi belajar
siswa juga akan lebih meningkat. Disamping itu berdasarkan tiga hukum belajar
Berdasarkan pada kajian teori dan tema yang diambil dalam masalah
MUHAMADIYAH 3 YOGYAKARTA”.
D. PERTANYAAN PENELITIAN
A. Desain Penelitian
1. Jenis Penelitian
Research) yang diterapkan menggunakan metode drill pada mata diklat PLC siswa
Penelitian ini mulai dilaksanakan pada awal semester genap tahun pelajaran
MUHAMADIYAH 3 Yogyakarta.
3. Model Penelitian
Penelitian tindakan mengacu pada pendekatan spiral dijelaskan oleh Prof. Dr.
27
4. Rancangan Penelitian
melakukan observasi awal yang berupa observasi kelas untuk mengetahui kondisi
kelas dan karakteristik siswa. Untuk lebih rinci, prosedur penelitian dalam setiap
a. Siklus I
1) Perencanaan
tahap ini peneliti merancang tindakan yang akan dilaksanakan, antara lain:
Materi i) Metode.
dalam setiap proses pembelajaran dan lembar tugas membuat soal. Lembar
mengamati aktivitas dan perilaku siswa pada saat pembelajaran di kelas. Pada
c) Menyajikan materi pelajaran dengan strategi yang sesuai dan berusaha selalu
guru meminta siswa untuk membuat soal baru yang sejenis kemudian
menyelesaikannya.
telah dipelajari.
3) Observasi
pengumpulan data yang telah dipersiapkan sehingga diperoleh data empiris. Data
4) Refleksi
berdasarkan hasil observasi dan perubahan sikap yang tampak pada proses
b. Siklus lanjutan
siklus I. Tahap kerja pada siklus II mengikuti tahapan kerja pada siklus I yaitu
II, IV, V dan seterusnya masih terdapat kemungkinan untuk dilaksanakan jika
Variabel dapat disebut juga sebagai suatu atribut atau nilai dari obyek atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
1. Aktivitas Belajar
Kegiatan siswa yang melibatkan fisik dan mental selama proses pembelajaran
activities.
2. Prestasi Belajar
Prestasi yang diwujudkan dalam bentuk nilai yang diperoleh melalui penilaian
dari tes yang dilakukan guru. Penilaian diberikan kepada siswa kelas XI program
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas PLC Kelas XI SMK
1. Intrumen penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar observasi yang
berlangsung dan lembar soal tes di setiap siklusnya yang berfungsi untuk
validitas Ahli.
32
a. Lembar observasi
b. Lembar tes
Soal tes disusun berdasarkan tujuan dan kisi-kisi tes. Pemberian tes dilakukan
sebanyak dua kali yaitu setelah pembelajaran siklus I (posttest I) dan setelah
33
pembelajaran siklus II (posttest II). Kisi-kisi instrument tes antara lain sebagai
berikut:
Menurut Sugiyono (2009: 156) dijelaskan bahwa terdapat dua hal utama yang
a. Observasi
Observasi dilakukan peneliti dibantu oleh pengamat lain secara langsung selama
b. Tes
belajar yang dicapai pada akhir siklus, yang bertujuan untuk mengetahui
metode drill.
analisis deskriptif untuk analisis data aktivitas belajar dan prestasi belajar.
merata-rata, mencari titik tengah, mencari persentase dan menyajikan data yang
menarik, mudah dibaca dan diikuti alur berfikirnya (grafik, tabel dan flowchart).
Penggunaan statistik deskriptif dilakukan karena pada penelitian ini hanya ingin
Anas Sudijino (2001 : 174 ) menyatakan mean dan deviasi standar sebagai dua
buah ukuran statistik yang dipandang memiliki reliabilitas yang tinggi dan dapat
adalah standar empat. Mengingat kedudukan empat kategori adalah titik tengah,
maka perlu dicari batas bawah dan batas atas untuk setiap kategori, sehingga
Dari setiap kategori hasil tes siswa dihitung prosentasenya Dari hasil
skor nilai siswa pada akhir siklus. Jumlah butir soal yang digunakan untuk
mengukur keberhasilan belajar siswa adalah 20 butir soal yang berbentuk pilhan
ganda. Skor diberikan maksimum 100. Dalam analisa deskriptif ini dikemukakan
cara-cara penyajian data dalam bentuk tabel maupun diagram, penentuan rata-rata
a. Hasil tes dari setiap siswa dikumpulkan dan disajikan dalam bentuk tabel.
b. Kemudian dari data hasil tes dicari rata-rata (mean), modus, median, rentang
berikut:
36
Keterangan :
M (Mean Ideal ) : ( Skor tertinggi + skor terendah )
e. Dari hasil perhitungan tersebut, kemudian hasil dari siklus I dan siklus II
dibandingkan.
F. Indikator Keberhasilan
lainnya. Sebagai indikator keberhasilan yang dicapai siswa dalam penelitian ini
observasi dan tes yang dilakukan. Kriteria keberhasilan penelitian pendidikan ini
yang
tertera diatas.
BAB IV
data dalam penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 7 Mei sampai tanggal 28
Belajar Mata Diklat PLC yang difokuskan pada kegiatan proses pembelajaran
Yogyakarta.
mana guru menjelaskan materi, siswa mencatat materi yang dipelajari, dan siswa
yang dalam pembelajaran PLC yang berdampak baik pada prestasi belajar siswa.
Muhammadiyah 3 Yogyakarta:
38
39
Tabel 5. Jadwal Kegiatan Pembelajaran Kelas XI TPTL
Siklus Hari / Tanggal Waktu Materi
menggunakan CX-
Programmer
B. Pelaksanaan Tindakan
jam 08.30 WIB setiap hari Senin dengan alokasi waktu 45 menit untuk satu jam
tentang prinsip kerja PLC yang meliputi logika dasar seperti logika AND,
pertimbangan dosen dan guru yang bersangkutan. Penelitian tindakan kelas ini
berikut:
a. Perencanaan
tahap ini peneliti merancang tindakan yang akan dilaksanakan, antara lain:
dan observer.
Pada pertemuan ke 1 dan 2 jumlah siswa yang hadir 28 dan observer sebagai
mengambil posisi tempat duduk paling belakang dan 1 nya lagi berada didepan
Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan pada hari Senin, 7 Mei 2012 pukul 08.30
sampai 11.45 WIB. Pada tahap ini peneliti melaksanakan tindakan sesuai dengan
membahas tentang Ruang lingkup PLC, penggunaan PLC dan logika dasar seperti
1) Pertemuan Pertama
tentang tatacara siswa bekerja. Agar siswa tertarik dengan model pembelajaran
yang akan dilaksanakan maka guru menyampaikan makna dari penerapan metode
41
lembar jobsheet pada para siswa. Kegiatan pembelajaran pada pertemuan pertama
ini peneliti menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan latihan. Setelah
sebagai berikut:
a) Pembelajaran Awal
(2) Guru memberikan apersepsi yang berhubungan dengan materi yang akan
b) Inti Pembelajaran
tertarik.
(2) Setelah itu siswa diberikan jobsheet dan memberikan kesempatan siswa
adanya aktivitas belajar. Hal ini dapat diketahui dari hasil pengamatan
skor aktivitas siswa yang diamati antara lain bahwa siswa yang memiliki
belajar sangat tinggi belum ada satau 0%. Sedangkan nilai rata-rata
c) Penutup
(2) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal- hal
2) Pertemuan Kedua
08.30 sampai 11.45 WIB. Guru PLC, peneliti dan rekan peneliti memasuki ruang
a) Awal Pembelajaran
(1) Guru masuk kelas, memberi salam, memimpin doa, kemudian dilanjutkan
(2) Guru menyampaikan secara lisan materi yang akan dipelajari dan tujuan
yang akan dicapai dan mempertegas makna dari metode pembelajaran drill
(pelatihan).
b) Kegiatan Inti
latihan dan diskusi. Peneliti memberikan ceramah tentang materi ladder diagram.
Metode ceramah yang digunakan pada pertemuan kedua ini tidak sebanyak pada
pertemuan pertama tetapi lebih dikurangi dan menambah tanya jawab dengan
siswa. Hal ini diharapkan siswa dapat aktif belajar dengan bertanya ataupun
aktivitas siswa mengalami peningkatan, diantaranya dari Hal ini dapat dilihat
dari pengamatan yang dilakukan bahwa siswa yang memiliki aktivitas belajar
siswa atau 35,71%, aktivitas belajar tinggi berjumlah 11 siswa atau 39,28% dan
siswa yang memiliki aktivitas belajar sangat tinggi hanya berjumlah 3 siswa atau
10,71%. Sedangkan nilai rata-rata keaktifan siswa adalah 22,46 dalam kategori
c) Penutup
pembelajaran pertemuan kedua pada siklus I di akhiri dengan melakukan post test
I kepada siswa. Sebelum mengerjakan soal post test I peneliti menekankan kepada
siswa bahwa soal dikerjakan secara individu dan tidak boleh berdiskusi dengan
45
(post test I) diperoleh data antara lain nilai kurang adalah 12 siswa atau 42,85%,
nilai sedang 7 siswa atau 25%, nilai baik 9 siswa atau 32,14% dan nilai sangat
baik 0, dengan perhitungan nilai rata-rata kelas adalah 64,64. Distribusi frekuensi
(f) dan persentase (%) hasil belajar siswa siklus I dibagi menjadi 4 kategori yang
62 – 68 Cukup 7 25,00
0 – 61 Kurang 12 42,85
Total 28 100
46
Siklus 1
60
42.85
40 32.14
25
20
0 Siklus 1
0
Kurang Cukup Baik Baik
Sekali
c. Refleksi sikus I
diperoleh gambaran tentang tindakan kelas yang dilaksanakan dalam siklus I yang
digunakan untuk refleksi. Keberhasilan dan kekurangan hasil dari refleksi siklus I
1) Keberhasilan:
pertemuan kedua.
2) Kekurangan:
(a) Masih banyak terdapat siswa yang mengobrol dengan teman yang lain.
(c) Nilai post test I rata-rata kelas diperoleh sebesar 64,64 atau baru tergolong
dalam kategori cukup. Dari akhir siklus I ini, aktivitas belajar dan hasil
pada siklus I, maka pada pelaksanaan siklus II dapat dibuat perencanaan sebagai
berikut:
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan siklus II, kegiatan peneliti secara umum sama dengan
dengan dua kali pertemuan. Hasil refleksi dari siklus I menyatakan pembelajaran
belum mencapai hasil yang optimal. Pada siklus II ini diharapkan pembelajaran
dapat optimal.
Siklus kedua dilaksanakan tanggal 21 Mei 2012 , pukul 08.30 sampai 11.45
WIB dengan banyak siswa 25 orang dan satu orang observer lain (rekan peneliti).
3 dan kriteria keberhasilan seperti yang ditetapkan pada siklus pertama. Pada
sebagai berikut:
1) Pertemuan Pertama
apersepsi dan pemberian motivasi untuk menarik minat dan perhatian siswa dalam
mengikuti proses. Pada pertemuan ini siswa langsung menuju lab komputer tanpa
48
latihan soal pada jobsheet yang belum terselesaikan pada pertemuan sebelumya.
a) Pembelajaran Awal
(1) Guru masuk kelas, memberi salam dan do’a, mendata siswa yang tidak
b) Inti Pembelajaran
dengan ceramah.
pertanyaan dari siswa ke guru. Guru pun mengulas banyak pertanyaan dari
membahas soal tersebut. Satu persatu siswa ditunjuk untuk menjawab soal.
Bila terdapat soal yang sulit maka peneliti langsung mengulas pertanyaan
ditandai dengan meningkatnya aktivitas belajar siswa dikelas. Hal ini dapat
berjumlah 16 siswa atau 57,14% dan siswa yang memiliki aktivitas belajar
c) Penutup
(1) Guru mereview yang baru saja disampaikan, Memberikan koreksi semua
2) Pertemuan Kedua
hari Sabtu, 28 Mei 2012 jam 8.30-11.45 Pertemuan ini membahas materi
a) Awal pembelajaran
dirancang. Guru menegaskan jika ada teman yang bertanya tentang sesuatu yang
b) Inti pembelajaran
(1) Guru mengingatkan materi yang sudah dijelaskan pada pertemuan pertama
(3) Pada siklus II siswa terlihat sudah menunjukkan aktivitas belajarnya. Hal
0 siswa atau 0%, aktivitas belajar sedang berjumlah 7 siswa atau 25%,
51
aktivitas belajar tinggi berjumlah 14 siswa atau 50% dan siswa yang
tinggi.
c) Penutup
(1) Guru mengingatkan materi yang sudah dijelaskan pada pertemuan pertama
(3) Sebelum jam pelajaran berakhir, guru terlebih dulu memberikan post test
II pada siswa untuk mengukur prestasi pada akhir siklus II. Dari hasil post
test I dapat diketahui bahwa pada post test siklus II banyak mengalami
17,86%, nilai sedang 6 siswa atau 21,47%, nilai baik 13 siswa atau
46,42%, nilai baik sekali 4 siswa atau 14,28% dengan perhitungan nilai
rata-rata kelas adalah 70,18. apat juga dapat dilihat pada gambar tabel 8
62 – 68 Cukup 6 21,47%,
0 – 61 Kurang 5 17,86%,
Total 28 100
52
Post test II
60
46.42
40
21.47
17.86 Post test II
14.28
20
0
Kurang Cukup Baik Baik
sekali
c. Refleksi Siklus II
Hasil refleksi yang dilakukan oleh peneliti pada akhir siklus II menunjukkan
bahwa secara umum pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus II telah berjalan
lancar dan lebih baik. Keberhasilan dan kekurangan hasil dari refleksi siklus II
1) Keberhasilan:
(a) Pencapaian hasil belajar meningkat dari siklus I dari 64,64 menjadi 70,18
pada siklus II .
(b) Siswa menjadi lebih aktif pada siklus II dibandingkan siklus pertama.
2) Kekurangan:
(b) Masih ada siswa yang belum tuntas belajar, hal ini dikarenakan saat
C. Pembahasan
Analisis skor aktivitas siswa meliputi hasil penelitian dari yang diperoleh pada
penelitian tindakan kelas siklus I dan siklus II. Implementasi metode pembelajaran
apa yang telah dipelajari siswa sehingga memperoleh suatu keterampilan tertentu..
Bila situasi belajar itu diubah-ubah kondisinya sehingga menuntut respon yang
tersebut. Berikut ini adalah bentuk diagram dari hasil pengamatan aktivitas belajar siswa
16
16
14
14
12 11 11
10 10
10 Pertemuan 1
8 7 7 7 Pertemuan2
6
6 Pertemuan 3
4 4
3 Pertemuan 4
4
2
2
0 0
0
Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi
dari siklus I (pertemuan pertama dan kedua) ke siklus II (pertemuan ketiga dan
keempat), yaitu:
a) Kategori rendah pada siklus I dari 25% pada pertemuan pertama menjadi
siswa dalam kategori rendah yaitu 7,14% dan pertemuan keempat yaitu 0%.
b) Kategori sedang pada siklus I dari 35,71% pada pertemuan pertama tetap
siswa dalam kategori sedang yaitu 21,42% dan pertemuan keempat yaitu
25%.
c) Kategori tinggi pada siklus I dari 39,28% pada pertemuan pertama,dan masih
39,28% pada pertemuan kedua, sedangkan pada siklus II dari 57,14% pada
d) Kategori sangat tinggi pada siklus I dari 0% pada pertemuan pertama menjadi
10,71% pada pertemuan kedua sedangkan pada siklus II dari 14,28% pada
Jadi, aktivitas belajar siswa dari siklus I ke siklus II dari pertemuan pertama
nilai rata-rata keaktifan siswa pada siklus I yaitu 21,81 dalam kategori sedang
meningkat menjadi 23,58 dalam kategori tinggi pada pertemuan siklus II.
Pelaksanaan tes pada penelitian ini dilakukan sebanyak 2 kali yaitu tes akhir
siklus I (post test I) dan akhir siklus II (post test II). Tes pada siklus I dilaksanakan
setelah pembelajaran pada siklus I berakhir, begitu juga dengan pelaksanaan tes
siklus II dilaksanakan setelah akhir pembelajaran sikus II. Pada setiap siklus
terlihat bahwa antara hasil post test siklus I dan post test siklus II terjadi
14 13
12
12
10 9
8 7
6 Siklus I
6 5
4 Siklus II
4
2
0
0
Kurang Cukup Baik Baik sekali
sebagai berikut:
1. Peningkatan rata-rata nilai tes siklus I dari 64,64 ke siklus II menjadi 70,18
sebesar 5.54
3. Berkurangnya jumlah siswa pada kategori cukup dari 7 siswa menjadi 6 siswa
4. Meningkatnya jumlah siswa pada kategori baik dari 9 siswa menjadi 13 siswa
5. Meningkatnya jumlah siswa pada kategori baik dari 0 siswa menjadi 4 siswa
Dari data di atas tampak bahwa hasil tes siswa mengalami peningkatan.
A. KESIMPULAN
berikut :
rata-rata keaktifan siswa pada siklus I yaitu 21,81 dalam kategori sedang
meningkat menjadi 23,58 dalam kategori tinggi pada pertemuan siklus II.
implementasi metode drill pada siklus I nilai rata-rata siswa sebesar 64,64
Dan pada siklus II diperoleh nilai rata-rata 70,18. Dari kategori hasil tes siswa
14,28%, kategori Baik dari 32,14% menjadi 46,42%. Sedang pada kategori
cukup turun dari 25% menjadi 21,47%, dan pada kategori kurang juga
mengalami penurunan dari 42,85% menjadi 17,89%. Dapat dilihat dari sini
61
implementasi metode pembelajaran drill pada siklus I dan II mengalami
peningkatan.
B. Saran
meningkatkan aktifitas siswa dalam belajar dan prestasi belajar, maka guru
DAFTAR PUSTAKA
59
Anas Sudijino. 2001. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
________________. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Ed. Rev., cet. 14.
Jakarta: Rineka Cipta
Bungsu Sri Hartini. 2009. Penerapan Metode Pembelajran Drill Dalam Meningkatkan
Belajar Akutansi Terhadap Siswa Kelas XI IPS 4 SMA Al-Islam 1 Surakarta Tahun
Ajaran 2008/2009 (PTK). Laporan Tugas Akhir Skripsi tidak diterbitkan.
Semarang: UNES
Mardalis. 2007. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Ed. 1, Cet. 9. Jakarta: Bumi
Aksara
Nana Sudjana. (2009). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algensindo
___________. (2010). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Cet.15. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Sardiman. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mangajar. Jakarta : Rajawali Press
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Administrasi dilengkapi dengan metode R&D. Cet ke-
17. Bandung: Alfabeta
Zuhairini, dkk. 1983. Metodik Khusus Pendidikan Agama. Surabaya: Usaha Nasional.
62
LAMPIRAN
65
SILABUS
1.2 Melaksanakan Personel yang Meliputi jenis • Melakukan koordinasi persiapan Tes tertulis 18 20 6
operasi mesin berwenang pengasutan pengoperasian dengan pihak lain yang Wawancara (40) (24)
produksi dikoordinasi untuk motor listrik berwenang Pengamatan
dengan kendali meyakinkan bahwa sebagai peng- Mengidentifikasi gambar rangkaian kendali Laporan
PLC pelaksanaan gerak mesin • PLC sesuai dengan rencana kerja
persiapan Mengidentifikasi bahan dan perlengkapan
produksi
terkoordinasi secara kerja pemeliharaan kendali PLC
•
efektif dengan pihak Mengidentifikasi perleng-kapan dan lokasi
lain yang terkait kerja pemeliharaan kendali PLC
(menjalin kerjasama) Mengidentifikasi lokasi dan keselamatan
Tombol atau kerja pada pekerjaan pemeli-haraan kendali
indikator yang PLC
berkaitan dengan Memilih bahan dan spare part kendali
operasi dipersiapkan
Elektronik
dengan teliti dan
Menyiapkan tombol dan indikator
tanggung jawab sesuai
pengoperasian mesin produksi dengan
SOP
kendali
Operasi dilaksanakan
PLC
sesuai deskripsi/urutan
Mengoperasikan mesin produksi dengan
kerja pada SOP
kendali PLC
dengan
memperhatikan
kepedulian terhadap
lingkungan
69
1.3 Mengamati dan Gangguan yang Meliputi jenis Mengkonsultasikan alternatif pemecahan Tes tertulis 18 20 6
menangani berkaitan dengan pengasutan masalah gangguan pada pihak terkait Wawancara (40) (24)
masalah penyimpangan operasi motor listrik Menganalisa gangguan pada pengoperasan Pengamatan
operasi mesin diidentifikasi dengan sebagai peng- mesin produksi dengan kendali PLC Laporan
produksi tanggung jawab penuh gerak mesin Memahami cara meng-atasi gangguan pada
dengan kendali Penyimpangan yang pengoperasian mesin produksi dengan kendali
produksi
PLC teridentifikasi PLC
penyebabnya ditentukan Mengatasi gangguan pada pengoperasian mesin
altenatif produksi dengan kendali PLC
penanggulangannya
secara bertanggung
jawab.
Altenatif penyelesaian
masalah
dikonsultasikan dengan
bekerjasama dengan
pihak terkait di tempat
kerja
Pemecahan masalah
gangguan dilaksanakan
sampai dengan
gangguan diselesaikan.
1.4 Membuat laporan Laporan dibuat sesuai Meliputi jenis Mengikuti prosedur pem-buatan laporan Tes tertulis 18 20 6
peng-operasian dengan format dan pengasutan motor Mengikuti prosedur pe- Wawancara (40) (24)
prosedur yang listrik sebagai nyimpanan/pengarsipan laporan Pengamatan
ditetapkan oleh penggerak Memahami cara mem-buat laporan Laporan
perusahaan secara rapi, mesin produksi pengoperasian mesin produksi dengan kendali
disiplin dan PLC Membuat laporan peng-operasin mesin
bertanggung jawab. produksi dengan kendali PLC
Format laporan
disimpan/ diarsipkan
sesuai prosedur yang
ditetapkan secara rapi,
disiplin dan
bertanggung jawab.
70
2. Kegiatan Inti
1) Menjelaskan sejarah PLC 10’
2) Menjelaskan fungsi PLC 20’
3) Menyebutkan keuntungan dan kerugian PLC 10
4) Menyebutkan bagian-bagian dari PLC dan 20’
fungsinya
5) Mempelajari pengertian sistim kendali berbasis 20’
PLC
6) Memahami fungsi dari simbol-simbol yang 85’
digunakan dalam PLC
7) Memahami pengaplikasian PLC serta 85’
kegunaanya
3. Kegiatan Akhir
1) Menyimpulkan materi 15’
2) Evaluasi 15’
3) Berdo’a dan salam penutup 5’
I. Penilaian
1. Pre-Tes
2. Tes Praktik
72
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat memahami program Logika
2. Siswa dapat membuat program Logika
3. Siswa dapat membuat rencana program dengan ladder diagram / statement
list E. Materi pembelajaran
Penjelasan sistim kendali berbasis PLC dengan pemrograman logika dasar
F. Metode Pembelajaran
1. Ceramah,
2. Diskusi kelompok, tanya jawab
3. Praktik.
I. Penilaian
1. Tes Praktik
74
F. Metode Pembelajaran
1. Ceramah,
2. Diskusi kelompok
3. Tanya jawab
I. Penilaian :
1. Tugas,
2. Praktik
76
D. Tujuan Pembelajaran :
1) Siswa diharapkan memahami program menggunakan Counter
2) Setelah selesai praktik peserta didik diharapkan mampu membuat program
menggunakan Counter
3) Siswa dapat membuat rencana program dengan ladder diagram / statement list
77
E. Materi pembelajaran
Penjelasan sistim kendali berbasis PLC dengan pemrograman menggunakan Counter
F. Metode Pembelajaran
1) Ceramah, 2) Diskusi kelompok 3) Tanya jawab.
1. Kegiatan Awal
1) Berdo’a 5’
2) Menyampaikan tujuan pembelajaran 10’
3) Menyampaikan bahan apersepsi 15’
2. Kegiatan Inti dengan
1) Penjelasan sistim kendali berbasis PLC 60’
pemrograman menggunakan Counter
2) Praktek plc dengan menggunakan Counter 90’
3) Membuat aplikasi lampu berjalan otomatis 100’
3. Kegiatan Akhir
1) Menyimpulkan materi 15’
2) Evaluasi 15’
3) Berdo’a dan salam penutup 5’
A. Permasalahan
1. Sebuah motor listrik digerakkan menggunakan sistem dua saklar. Dimana motor akan
bekerja jika kedua saklar tersebut di tekan (simulasi lampu).
2. Sebuah motor listrik digerakkan menggunakan sistem dua saklar. Dimana motor akan
bekerja jika salah satu saklar atau kedua saklar tersebut di tekan (simulasi lampu) B.
Tujuan
Setelah selesai praktek peserta didik dapat :
1. Membuat program PLC Zelio untuk kendali motor listrik (simulasi lampu) dengan
sistem logika AND.
2. Membuat program PLC Zelio untuk kendali motor listrik (simulasi lampu) dengan
sistem logika OR.
C. Alat
1. Unit PLC Zelio 1 buah
2. Unit Input ( saklar ) 1 buah
3. Unit Output ( lampu / motor listrik ) 1 buah
4. Komputer 1 set
80
D. Rancangan
1. Logika Kerja
a. Logika AND
Inputan
No Output
Input 1 Input 2
1 0 0 0
2 0 1 0
3 1 0 0
4 1 1 1
b. Logika OR
Input
No Output
Input 1 Input 2
1 0 0 0
2 0 1 1
3 1 0 1
4 1 1 1
KENDALI
BERBASIS PLC
ZELI O
b. Logika OR
F. Hasil Kerja
81
1. Logika AND
Saklar
No Lampu / Motor Keterangan
Saklar 1 Saklar 2
1
2
3
4
2. Logika OR
Saklar
No Lampu / Motor Keterangan
Saklar 1 Saklar 2
1
2
3
4
Pelatihan
Job ke-2
2011 Kendali Motor Listrik Dengan PLC A.
Permasalahan :
Sebuah motor listrik digerakkan menggunakan sistem empat saklar. Dimana motor akan
bekerja jika salah satu dari tiga saklar ON tersebut di tekan, dan akan mati jika saklar OFF
ditekan (simulasi lampu).
B. Tujuan :
Setelah selesai praktek peserta dapat :
1. Membuat program PLC Zelio untuk kendali motor listrik (simulasi lampu) dengan
sistem kendali dari 3 tempat.
2. Merangkai rangkaian kontrol PLC zelio untuk kendali motor listrik (simulasi lampu)
dengan sistem kendali dari 3 tempat.
C. Alat :
1. Unit PLC Zelio 1 buah
2. Unit Input ( saklar ) 1 buah
3. Unit Output ( lampu / motor ) 1 buah
4. Komputer 1 set
82
D. Rancangan :
1. Logika Kerja
Input
No Output
Input 1 Input 2 Input 3
1 0 0 0 0
2 0 0 1 1
3 0 1 0 1
4 0 1 1 1
5 1 0 0 1
6 1 0 1 1
7 1 1 0 1
8 1 1 1 1
E. Langkah kerja:
1. Rangkai modul input (saklar) dan output (lampu) dengan benar.
2. Jalankan program PLC dengan memilih RUN pada menu utama PLC zelio.
3. Lepaskan S1, S2 dan S3, apakah lampu menyala?
4. Tekan S1, apakah lampu menyala?
5. Tekan S2, apakah lampu menyala?
6. Tekan S3, apakah lampu menyala?
7. Tekan saklar OFF ( S4 ) apakah lampu mati ?
8. Isikan dalam tabel pengujian kendali motor dari beberapa tempat.
F. Hasil Kerja
Saklar
No Output
Saklar 1 Saklar 2 Saklar 3
1
83
2
3
4
5
6
7
8
MATERI PLC
A. Pendahuluan
Pada mulanya istilah ini ditujukan untuk menggambarkan bahwa kontroler normalnya
bekerja pada logika on/off yaitu pada daerah binary. Namun sejak adanya programmable
controller yang dilengkapi dengan proses analog I/O maka istilah itu tidak dipakai.
Karena alasan ini maka hampir semua keluarga programmable controller menggunakan
istilah PC. Agar menghidari kekeliruan dengan Personal Computer (PC) maka dipakai
istilah programmable logic controller ( PLC).
Secara tradisional, sistem kontrol dan proses di industri menggunakan relai,
pengatur waktu, dan pencacah yang biasa disebut proses kontrol konvensional. Sistem
pengontrolan dengan elektromekanik yang menggunakan relay-relay mempunyai
banyak kelemahan, diantaranya kontak-kontak yang dipakai mudah aus karena panas
atau terbakar atau karena hubung singkat (short circuit), membutuhkan biaya yang cukup
besar saat instalasi, pemeliharaan dan modifikasi untuk proses kerja sekuensial. Suatu
proses sekuensial adalah suatu proses di mana satu langkah mengikuti langkah
sebelumnya sampai pekerjaan diselesaikan. Dalam bidang industri penggunaan mesin
otomatis dan pemrosesan secara otomatis merupakan hal yang sangat penting.
Sistem kontrol kendali yang baik harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
1. Sistem harus modern dan bersifat solid state
2. Fleksibelitas komputer
3. Mampu menangani kondisi industri yang sulit
4. Pemrograman yang mudah dan sederhana
5. Perawatan yang mudah dan murah
6. Mampu dikembangkan secara aplikatif untuk masa mendatang
Berdasarkan permasalahan dan rancangan kebutuhan sistem kendali diatas dan kemajuan
teknologi menuntut untuk dikembangkannya sebuah kendali terporgram. PLC digunakan
untuk mengganti logika relai, tetapi peningkatan lingkup fungsi didapatkan pada banyak
aplikasi yang lebih kompleks, seperti mengendalikan mesin-mesin, saluran perpindahan,
dan perangkat lainnya.
B. Pengertian PLC
dapat diprogram sebagai media internal penyimpanan instruksi untuk menerapkan fungsi
yang spesifik; seperti logika, peruntunan, pemilihan waktu, pencacah, dan perhitungan
untuk pengendalian, melalui input/output modul analog atau digital, berbagai jenis dari
mesin atau proses.
Jadi PLC dapat didefinisikan adalah suatu sistem elektronik yang dirancang untuk
industri, yang menggunakan memori yang dapat diprogram sebagai penyimpanan
internal dari instruksi-instruksi untuk menjalankan fungsi-fungsi khusus seperti logika,
pewaktu, pencacah, dan aritmatika, untuk mengontrol berbagai jenis mesin atau proses
melalui input dan output digital atau analog.
D. Pemrograman PLC
Pemrograman adalah penulisan serangkaian perintah yang memberikan instruksi
pada PLC untuk melaksanakan tugas yang telah ditentukan. Piranti console PLC
diperlihatkan oleh displai LCD, dan keyboard terdiri dari tombol menu dan tombol
perintah. Untuk mengubah program pada PLC, perlu memasukkan program baru secara
87
langsung dari keyboard. Selain itu, komputer dengan perangkat lunak dapat digunakan
untuk melakukan pemrograman jauh dari lokasi fisik dari pengontrol. Apabila program
selesai, program disimpan dan disimulasikan sehingga memberikan gambaran sebelum
diujicobakan langsung ke alat.
1. Pemrograman Console
j. Dokumentasi program dan gambar sehingga mudah dimengerti dan dipelajari untuk
kedepannya
Terdapat beberapa pilihan bahasa untuk membuat program dalam PLC. Masingmasing
bahasa mempunyai keuntungan dan kerugian tergantung dari sudut pandang kita sebagai user
a) Ladder Diagram
Penulisan dengan ladder diagram ini paling banyak digunakan dalam sistem
kontrol PLC, karena merupakan pengembangan dari penulisan dan penggambaran
rangkaian dalam sistem kontrol relay elektronik. Tujuan dari ladder diagram ini adalah
untuk menampilkan urutan-urutan kerja dari sinyal listrik. Melalui diagram ini dapat
diperlihatkan hubungan antar peralatan aktif atau tidak aktif sesuai dengan urutan yang
ditentukan.
Tabel 1. Ladder Diagram Umum PLC
Ladder D iagram Komponen Hardware
Kontak Normally Open
(saklar, relai, alat on/off lainnya)
Kontak Normally Closed
(saklar, relai, alat on/off lainnya)
Beban Output
(motor, lampu, kumparan, alarm, dan
lainlain)
TMR
3s
Pewaktu (timer)
CTR
Pencacah (counter)
89
b) Statement List
Pada statement list baris instruksi diberi nomor secara berurutan dan beraturan
untuk setiap instruksinya. Umumnya penulisan berupa singkatan yang diambil dari huruf
depan setiap instruksi tersebut. Penulisan statement list berbeda untuk tiap merk PLC.
blok mempunyai satu atau lebih masukan dan satu atau lebih keluaran. Didalam blok, operasi
tertentu berlangsung pada masukan untuk mengubah bentuk sinyal kedalam bentuk keluaran
yang diinginkan. Blok fungsi meliputi operasi pengatur waktu atau pencacah, penghitung
kendali yang menggunakan persamaan, manipulasi data dan perpindahan datake sistim berbasis
computer lainya
Sifat sistim kombinatorial adalah output sistim control pada saat tertentu hanya tergantung
pada input sistim control saat itu juga. Logika kombinatorial merupakan penerapan dan
penerjemah langsung dari aljabar boole, yang biasanya dinyatakan sebagai fungsi logika (Ahmad
motor
Proses vat
Saklar
Saklar tombol sensor
suhu tekan manual
NC
close)
93
2. Koil
Stand Koil aktif saat
ar kondisi relay
terhubung atau
closed
1. Tampilan Awal
Keterangan gambar :
CC adalah masukan counter
RC adalah akhir counter
C adalah counter output
DC adalah up/down counter
p adalah nilai preset atau reset counter
5. Fungsi Masukan Analog
d. Setelah kita menekan sel/OK maka akan muncul pilihan masukan untuk kontak
dan lainnya.
2. Setelah menekan Yes maka akan muncul hasil program yang ditampilkan dalam
simulasi, seperti dibawah ini :
Kelas : XI TPTL
Standar Kompetensi : mengoperasikan mesin produksi dengan kendali PLC
Siklus/Pertemuan :1/1
Hari/ Tanggal :
Jumlah siswa 28
Keterangan :
Skor 1 diberikan jika tidak aktif
104
Kelas : XI TPTL
Standar Kompetensi : Mengoperasikan mesin produksi dengan kendali PLC
Siklus/Pertemuan :1/2
Hari/ Tanggal :Senin / 14
Keterangan :
Skor 1 diberikan jika tidak aktif
Skor 2 diberikan jika kurang aktif
Skor 3 diberikan jika cukup aktif
Skor 4 diberikan jika aktif
Kelas : XI TPTL
Standar Kompetensi : Mengoperasikan mesin produksi dengan kendali PLC
Siklus/Pertemuan : 2/2
Hari/ Tanggal : Senin /21
Jumlah siswa 28
Keterangan :
Skor 1 diberikan jika tidak aktif
Skor 2 diberikan jika kurang aktif
Skor 3 diberikan jika cukup aktif
Skor 4 diberikan jika aktif
109
Kelas : XI TPTL
Standar Kompetensi : Mengoperasikan mesin produksi dengan kendali PLC
Siklus/Pertemuan : 2/2
Hari/ Tanggal : Senin / 28
Jumlah siswa 28