Anda di halaman 1dari 5

BAB IV

HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Berdasarkan penelitian yang saya lakukan terhadap pengukuran

kadar etanol dari sisa makanan yang difermentasikan dengan variasi waktu

fermentasi yakni 1, 2 dan 3 hari dan diteliti di Laboratorium KIMIA

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR FMIPA pada tanggal 13-17 juni,

hasil pengukuran kadar alkohol yang diperoleh dalam penelitian ini

dijelaskan dalam tabel, sebagai berikut :

Volume Kadar
No Sampel pH Bj destilat
Destilat Etanol

1 1 hari 81 ml 2,9 0,9957 3,05%

2 2 hari 83 ml 2,65 0,9957 3,05%

3 3 hari 92 ml 2,85 0,9950 3,4%

Berdasarkan tabel diatas dapat terlihat bahwa volume etanol yang

dihasilkan semakin lama semakin bertambah dari hari pertama 81 ml

kemudian hari kedua 83 ml dan terbanyak hari ketiga yaitu 92 ml,

sedangkan untuk konsentrasi etanol hari pertama dan kedua sama yaitu

3,05% dan konsentrasi tertinggi didapatkan pada hari ketiga yaitu 3,4%.

B. Pembahasan

Penelitian ini dilakukan di laboratorium Universitas Negeri

Makassar FMIPA, sampel yang diunakan dalam penelitian ini adalah sisa
makanan berupa nasi yang diperoleh dari beberapa warung makan yang

berlokasi di Antang Raya Makassar.

Pada penelitian ini menggunakan proses fermentasi yang merupakan

respirasi (pernafasan) tanpa udara, yang menandakan adanya gelembung

yang berada pada permukaan larutan fermentasi dikarenakan adanya

bantuan bakteri yang dihasilkan pada ragi yang digunakan. Gelembung itu

akan terus meningkat sesuai fase perkembangan jamur didalamnya, yang

membantu menguraikan gula menjadi alkohol.

Sebelum proses fermentasi, terlebih dahulu sampel ditimbang

sebanyak 750 gram, kemudian dilakukan proses hidrolisis selama 60 menit

dengan penambahan HCl 0,1 N sebagai katalis dan pada suhu 100OC. Proses

hidrolisi ini bertujuan untuk mengubah polisakarida (pati) menjadi

monosakarida (glukosa). Kemudian didinginkan, diatur pH 4,5 dengan

penambahan HCl dan selanjutnya ditambahkan MgSO4 20%, KCl 20%,

KH2PO4 20% dan NH4SO4 20% masing-masing sebanyak 15 gr pada

sampel tersebut, penambahan nutrisi bertujuan untuk menyuplai

mikroorganisme pada saat fermentasi berlangsung. Selanjutnya sampel di

seterilisasi mengunakan autoclav pada suhu 120OC guna membunuh

bakteri-bakteri yang tidak diperlukan dalam proses fermentasi nanti.

Setelah selesai diautoklav, sampel didinginkan dan dimasukkan

kedalam 3 erlenmeyer yang berbeda sebanyak masing-masing 250 ml

kemudian ragi ditaburkan sebanyak 4 gram pada tiap erlenmeyer . Pada saat

fermentasi erlenmeyer tetap pada suhu ± 30OC dan dalam keadaan tertutup
agar tidak terjadi aerasi selama kurun waktu yang telah ditentukan. Hal ini

dilakukan agar proses berjalan anaerob dan mencegah terjadinya

kontaminasi oleh bakteri yang tidak diinginkan. Setelah mencapai waktu

yang telah ditentukan maka akan terbentuk cairan, kemudian cairan tersebut

diambil dan disaring lalu dimasukkan ke dalam labu destilat dan siap untuk

di destilasi.

Dalam penelitian ini menggunakan metode destilasi piknometer,

dimana destilasi adalah pemurnian zat cair pada titik didihnya, dan

memisahkan cairan dari zat padat atau memisahkan zat cair dari

campurannya yang mempunyai titik didih yang berbeda. Komponen yag

mempunyai titik didih yang lebih rendah akan terpisah lebih dahulu.

Senyawa yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap dan melewai

kondensor. Kondensor atau pendingin yang berguna untuk mendinginkan

uap destilat yang melewati kondensor sehingga menjadi cair. Kondensor

atau pendingin yang digunakan menggunakan pendingin air, dimana air

yang masuk berasal (masuk) dari atas maka air dalam pendingin atau

kondensor tidak akan memenuhi isi pendingin sehingga tidak dapat

digunakan untuk mendinginkan uap yang mengalir lewat kondensor

tersebut. Oleh arena itu pendingin atau kondensor air masuknya harus dari

bawah sehinga pendingin atau kondensor akan terisi dengan air maka dapat

digunakan untuk mendinginkan komponen zat yang melewati kondensor

tersebut dari wujud uap menjadi berwujud cair.


Pada saat proses destilasi keran air yang masuk ke dalam kondensor

harus dibuka sampai proses destilasi telah selesai, hal ini dilakukan agar air

didalam kondensor tetap dingin sehingga proses pendinginan dapat bekerja

dengan baik. Suhu pemanasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

78OC, hal ini dilakukan karena titik didih dari etanol yaitu 78OC, sehingga

destilat alkohol diperoleh secara sempurna. Setelah itu didinginkan dengan

suhu ruangan.

Hasil destilat ditentukan berat jenisnya dengan menggunakan

sebuah wadah yang dinamakan piknometer, dan ditimbang pada neraca

analitik, dimana piknometer yang didasarkan atas penentuan massa cairan

dan penentuan ruang yang ditempati cairan ini. Sebelum melakukan

penimbangan destilat didinginkan pada suhu 20OC, karena suhu berbanding

terbalik dengan massa jenis zatnya. Semakin tinggi suhu maka semakin

tinggi massa jenis zatnya. Hal ini disebabkan ketika suhu meningkat,

molekul pada zat cair akan bergerak cepat diakibatkan oleh tumbukan antara

molekul, sehingga molekul alam zat cair akan merenggang dan massa jenis

akan semakin kecil. Setelah itu dihitung dan dibandingkan pada daftar tabel

BJ dan kadar alkohol (etanol) Ekstra Farmakope Indonesia 1974.

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh kadar etanol sebagai

berikut: fermentasi 1 hari :3,05% ,fermentasi 2 hari : 3,05% dan fermentasi

3 hari: 3,4%.
BAB V

KESIMPULAN dan SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan

dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Kadar alkohol tertinggi diperoleh pada fermentasi hari ketiga yaitu 3,4%

dan volume fermentasi tertinggi juga terdapat pada hari ketiga yaitu 92

ml.

2. Semakin lama waktu fermentasi maka semakin tinggi konsentrasi etanol

yang diperoleh dan semakin banyak pula volume etanol yang dihasilkan.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan-kesimpulan yang telah diuraikan diatas

penulis dapat memberikan saran sebagai berikut:

1. Dari penelitian yang dilakukan, pembuatan alkohol dari limbah nasi

rumah makan dengan cara fermentasi merupakan salah satu alternatif

yang baik dalam pemanfaatan.

2. Pada penelitian selanjutnya agar memilih konsentrasi ragi dan waktu

fermentasi yang baik agar menghasilkan kadar alkohol yang lebih tinggi.

Anda mungkin juga menyukai