Anda di halaman 1dari 7

Endra Syahputra et al. (2014) J.

Floratek 9: 39 - 45

PENGARUH PINDAH TANAM DAN KONSENTRASI PUPUK DAUN TERHADAP


PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SELADA (Lactuca sativa L.)

Effects of Growth Media Composition and Foliar Fertilizer Concentration on Growth and Yield
of Lettuce (Lactuca sativa L.)

Endra Syahputra, Marai Rahmawati, dan Said Imran

Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala,


Banda Aceh, Indonesia. email: mr_wati@yahoo.com

ABSTRACT

This study was aimed at determining the appropriate growing medium composition and
foliar fertilizer concentration and their interaction on growth and yield of lettuce. The
experiment was arranged in a randomized complete block design (RCBD), consisting of two
factors, i.e. the growing media composition and foliar fertilizer concentration. The first factor
consisted of the composition of the soil and manure by volume ratio (3:1, 3:2, and 3:3) and the
second factor consisted of foliar fertilizer concentrations (0, 2, 4 mL/L of water ). The results
showed that the growing media composition soil+manure (3:3) was the best in increasing crop
height, leaves number, leaf length, leaf width and yield at 35 day after planting, while the best
concentration for those parameters was 4 mL/L of water. Based on the interaction, the best leaf
number of lettuce was found at growing media composition soil+manure (3:3) with the
concentration of foliar fertilizer 4 mL/L of water.

Keywords: lettuce, growing medium, foliar fertilizer, manure

PENDAHULUAN unggul tanaman selada di antaranya Jepang,


Taiwan, Thailand, Amerika Serikat dan
Permintaan sayuran di Indonesia Belanda (Rukmana, 1994).
semakin meningkat seiring dengan Tanaman selada umumnya dimakan
meningkatnya kesadaran masyarakat akan mentah ataupun disajikan sebagai penghias
gizi dan pola makan yang seimbang. Di masa hidangan. Daunnya mengandung vitamin A,
mendatang sangat memungkinkan selada B, dan C yang berguna untuk kesehatan
dapat menjadi komoditas komersial tubuh (Sunarjono, 2007). Menurut Harjono
mengingat permintaan selada terus (2001), tanaman selada memiliki fungsi
meningkat sejalan banyaknya restoran, hotel sebagai zat pembangun tubuh, dengan
serta tempat yang menyediakan jenis kandungan zat gizi dan vitamin yang cukup
masakan tradisional dan asing. Menurut banyak dan baik untuk kesehatan masyarakat.
Sunarjono (2007), di Indonesia selada belum Tanaman selada di Indonesia ditanam
berkembang pesat sebagai sayuran komersial mulai dari dataran rendah sampai dataran
karena daerah yang banyak ditanami selada tinggi, dengan mempertimbangkan pemilihan
masih terbatas di pusat produsen sayuran varietas yang cocok dengan lingkungan
seperti Cipanas, Pengalengan, dan Lembang tempat tumbuhnya (Rukmana, 1994).
di Jawa Barat. Varietas tanaman selada yang dapat tumbuh
Tanaman selada bukan merupakan di dataran rendah lebih sedikit dibandingkan
sayuran asli Indonesia. Selada berasal dari varietas yang cocok ditanam di dataran
Asia Barat yang kemudian menyebar di Asia tinggi. Varietas yang tahan terhadap suhu
dan negara-negara beriklim sedang dan panas di antaranya Kaiser, Ballade, Sunshine
panas. Beberapa negara telah dan Gemini. Untuk meningkatkan
mengembangkan dan membuat varietas pertumbuhan dan hasil tanaman selada yang
39
Endra Syahputra et al. (2014) J. Floratek 9: 39 - 45

tumbuh di dataran rendah, diperlukan media makro N (4,7%), P (0,95%), K (8,05%) dan
tanam yang tepat serta ketersediaan unsur unsur hara mikro lainnya. Konsentrasi pupuk
hara yang cukup. daun Groprint dapat membantu menyuburkan
Menurut Agoes (1994), media tanam daun, mencegah daun berkerut dan
berfungsi sebagai tempat melekatnya akar, meningkatkan hasil panen. Pupuk daun juga
juga sebagai penyedia hara bagi tanaman. dapat memulihkan keadaan tanaman yang
Campuran beberapa bahan untuk media tidak sehat karena kekurangan unsur hara.
tanam harus menghasilkan struktur yang Oleh karena itu, untuk mengetahui
sesuai karena setiap jenis media mempunyai komposisi media tanam yang sesuai dan
pengaruh yang berbeda bagi tanaman. konsentrasi pupuk daun Groprint yang tepat
Sejalan dengan pendapat Suteja dan serta interaksi antara kedua faktor tersebut
Kartasapoetra (1992) bahwa media tanam terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman
dapat diperbaiki dengan pemberian bahan selada, maka perlu dilakukan penelitian ini
organik seperti kompos, pupuk kandang atau untuk memecahkan permasalahan di atas.
bahan organik lain.
Tanah yang berstruktur remah sangat METODE PENELITIAN
baik untuk pertumbuhan dan perkembangan
tanaman, karena di dalamnya mengandung Penelitian ini dilaksanakan di Kebun
bahan organik yang merupakan sumber Percobaan Fakultas Pertanian Universitas
ketersediaan hara bagi tanaman Syiah Kuala yang memiliki tanah jenis
(Dwidjoseputro, 1998). Kadar humus dapat aluvial. Benih yang digunakan adalah benih
ditingkatkan dengan menambahkan bahan selada varietas Chai Thai Seed Cap Kapal
organik yang berasal dari pupuk kandang Terbang yang diproduksi oleh PT. Tanindo
untuk mendorong populasi mikrobia di dalam Subur Prima Surabaya-Jawa Timur
tanah menjadi jauh lebih banyak Indonesia. Pupuk yang digunakan yaitu
dibandingkan jika yang diberikan pupuk pupuk NPK Mutiara (16:16:16) sebagai
kimia buatan (Lingga, 1998 dan Sunanto, pupuk dasar dan pupuk daun Groprint yang
2002). Sementara itu pupuk kandang diproduksi oleh Primagro-Indonesia sebagai
mengandung hara yang lebih sedikit perlakuan. Komposisi media tanam sebagai
dibandingkan dengan pupuk kimia buatan, perlakuan menggunakan tanah dan pupuk
akan tetapi memiliki kelebihan dapat kandang sapi.
mempertinggi humus, memperbaiki struktur Penelitian ini menggunakan
tanah dan mendorong populasi mikroba di Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola
dalam tanah. Selain media tanam yang baik, faktorial 3x3 dengan 3 ulangan. Faktor
pemupukan juga perlu dilakukan untuk pertama yang diteliti komposisi media tanam
meningkatkan kesediaan hara bagi tanaman. yang merupakan kombinasi tanah dan pupuk
Pemupukan dapat dilakukan baik kandang dengan perbandingan 3:1, 3:2, dan
melalui tanah maupun daun. Pemupukan 3:3 (berdasarkan volume). Faktor kedua yaitu
melalui tanah sering mengakibatkan unsur konsentrasi pupuk daun Groprint yang terdiri
hara yang diberikan melalui tanah sering dari kontrol (0 mL/L), 2 mL/L air, dan 4
terfiksasi, tercuci dan adanya interaksi mL/L air.
dengan tanah, sehingga unsur hara tersebut Pelaksanaan penelitian dimulai
relatif sedikit tersedia bagi tanaman (Nyakpa dengan menyiapkan media pembibitan yang
dan Hasinah, 1985). Sedangkan pemberian merupakan kombinasi tanah dan pupuk
pupuk melalui daun memberikan pengaruh kandang dengan perbandingan 1:1.
yang cepat terhadap pertumbuhan tanaman, Selanjutnya bahan tersebut dimasukkan ke
penghematan pemakaian pupuk dan tidak dalam polibag pembibitan. Selanjutnya benih
menimbulkan kerusakan pada tanah jika yang sudah direndam terlebih dahulu,
aplikasinya dilakukan dengan baik (Novizan, ditanam pada media persemaian yang
2005). kemudian diletakkan di dalam Greenhouse.
Pupuk daun yang digunakan dalam Pembibitan dilakukan selama 21 hari. Bibit
penelitian ini berupa pupuk daun Groprint dipindahkan dari polibag pembibitan ke
yaitu pupuk daun anorganik yang polibag besar (30 cm x 30 cm) yang berisi
pengaplikasiannya melalui penyemprotan ke media tanam sesuai perlakuan. Perlakuan
daun. Pupuk ini mengandung unsur hara komposisi media tanam yaitu tanah + pupuk
40
Endra Syahputra et al. (2014) J. Floratek 9: 39 - 45

kandang (3:1), tanah + pupuk kandang (3:2), rendah dibandingkan perlakuan lainnya.
dan tanah +pupuk kandang (3:3). Sedangkan media tanah+pupuk kandang
Perbandingan komposisi media tanam (3:3) nyata meningkatkan tinggi tanaman
dilakukan berdasarkan volume. selada 28% dibandingkan dengan tanaman
Pupuk dasar NPK Mutiara (16:16:16) pada media tanam tanah+pupuk kandang
sebanyak 5 gram diberikan pada semua (3:1). Komposisi media tanam yang terdiri
tanaman. Selanjutnya setiap tanaman dari tanah dan pupuk kandang dengan jumlah
diberikan pupuk daun Groprint dengan seimbang dapat memberikan struktur media
konsentrasi sesuai perlakuan yaitu 0 mL/L yang baik bagi pertumbuhan akar tanaman
(kontrol), 2 mL/L air, dan 4 mL/L air. selada. Menurut Marsono dan Sigit (2005),
Pemanenan dilakukan pada umur tanaman 35 pemberian pupuk organik ke dalam tanah
HST dengan cara tanaman dicabut dari tanah. dengan komposisi yang tepat dapat
Parameter yang diamati yaitu tinggi tanaman, memperbaiki struktur tanah, menaikkan daya
jumlah daun, panjang dan lebar daun pada serap tanah terhadap air, dan meningkatkan
umur 7 HST, 21 HST, dan 35 HST serta berat mikroorganisme dalam tanah.
berangkasan basah pada umur 35 HST. Pengaruh konsentrasi pupuk daun
Groprint hanya tampak nyata pada tinggi
tanaman umur 35 HST, yang menunjukkan
HASIL DAN PEMBAHASAN tanaman selada tertinggi jika diberi pupuk
dengan konsentrasi 4 mL/L air (Tabel 1).
Tinggi Tanaman Ketersediaan unsur-unsur yang dibutuhkan
Komposisi media tanam memberi tanaman berada dalam keadaan cukup, maka
pengaruh nyata terhadap tinggi tanaman hasil metabolisme akan membentuk protein,
selada pada umur 7 HST, 21 HST dan 35 enzim, hormon dan karbohidrat sehingga
HST. Pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa sejak pembesaran, perpanjangan dan pembelahan
7 HST sampai 35 HST, pertumbuhan tinggi sel berlangsung dengan cepat (Dartius, 1990).
tanaman selada yang ditanam di media
tanah+pupuk kandang (3:1) nyata paling

Tabel 1. Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun Tanaman Selada pada perlakuan komposisi Media
Tanam dan Konsentrasi Pupuk Daun Groprint
Perlakuan Tinggi tanaman (cm) Jumlah daun (helai)
7 HST 21 HST 35 HST 7 HST 21 HST 35 HST
Komposisi Media
Tanam
Tanah+Pukan (3:1) 6,31c 8,30c 9,73c 4,48b 6,59c 10,15b
Tanah+Pukan (3:2) 6,91b 9,81ab 11,77ab 4,44b 7,67ab 11,37b
Tanah+Pukan (3:3) 7,69a 10,13a 12,45a 5,33a 8,44a 13,63a
BNJ 0,05 0,07 0,8 1,2 0,69 0,9 1,27
Konsentrasi Pupuk Daun
0 6,65 9,31 10,11c 4,44 7,07 9,89c
2 mL/L 7,09 9,37 11,56ab 4,89 7,63 11,96b
4 mL/L 7,17 9,56 12,27a 4,93 8,00 13,30a
BNJ 0,05 - - 1,25 - - 0,3

41
Endra Syahputra et al. (2014) J. Floratek 9: 39 - 45

Jumlah Daun mL/L air memiliki jumlah daun terbanyak


Tanaman selada pada umur 7 HST, dibandingkan jumlah daun dari perlakuan
21 HST dan 35 HST memiliki jumlah daun yang lain. Jumlah daun pada tanaman selada
yang berbeda nyata antar perlakuan yang tidak diberi pupuk daun Groprint paling
komposisi media tanam (Tabel 1). Jumlah rendah dikarenakan tambahan unsur hara
daun tanaman selada umur 7 HST, 21 HST, yang diperlukan tanaman tidak tersedia.
dan 35 HST yang terbanyak dijumpai pada Sutejo dan Kartasapoetra (1992), menyatakan
perlakuan komposisi media tanam bahwa kekurangan unsur hara makro dan
tanah+pupuk kandang (3:3). Sedangkan mikro pada tanaman dapat mengakibatkan
jumlah daun paling sedikit dijumpai pada hambatan bagi pertumbuhan dan
komposisi media tanam tanah+pupuk perkembangan suatu tanaman.
kandang (3:1) yang berbeda nyata dengan Terdapat interaksi antara komposisi
perlakuan lainnya. Hal ini sesuai pendapat media tanam dengan konsentrasi pupuk daun
Harjadi (1988) yang menyatakan bahwa yang menunjukkan bahwa kombinasi antara
jumlah serapan unsur hara untuk tanaman media tanam tanah+pupuk kandang (3:3)
sangat ditentukan oleh keseimbangan air dan dengan konsentrasi pupuk daun 4 mL/L air
udara di dalam media tanam, bila udara dan memberikan jumlah daun yang terbanyak
air seimbang di dalam media tanam, maka (Gambar 1). Kombinasi perlakuan tersebut
akar tanaman akan menyerap unsur hara memberikan ketersediaan hara yang terbaik
dalam jumlah yang cukup sehingga bagi tanaman selada. Menurut Setyamidjaya
pertumbuhan tanaman akan meningkat. (1988), yang menyatakan bahwa unsur hara
Sedangkan jika diberi perlakuan dalam bentuk yang tersedia akan lebih cepat
konsentrasi pupuk daun Groprint maka hanya terserap oleh tanaman untuk digunakan
pada 35 HST nampak perbedaan nyata antar dalam proses metabolisme sehingga akan
perlakuan. Tanaman selada yang diberi pupuk memberi respons terhadap tanaman.
daun Groprint dengan konsentrasi 4

18
16
14
Jumlah Daun
(helai) 12
10
M1
8
M2
6
4 M3

2
0
0 mL/L 2 mL/L 4 mL/L
Konsentrasi Pupuk Daun

Gambar 1. Rata-rata Jumlah Daun Tanaman Selada Umur 35 HST pada Berbagai Komposisi
Media Tanam dan Konsentrasi Pupuk Daun

Panjang Daun
Tabel 2 menunjukkan daun tanaman Pupuk kandang yang diberikan optimal
selada pada umur 7 HST yang terpanjang dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman
dijumpai pada perlakuan komposisi media selada. Menurut Sutejo dan Kartasapoetro
tanam tanah+pupuk kandang (3:3) yang (1992), bahwa walaupun pupuk kandang
berbeda nyata dengan panjang daun pada mengandung unsur hara yang sedikit
perlakuan komposisi media tanam yang lain. dibanding pupuk buatan, namun ia dapat
42
Endra Syahputra et al. (2014) J. Floratek 9: 39 - 45

mempertinggi humus dan memperbaiki hanya berpengaruh nyata pada panjang daun
struktur tanah dan mendorong jasad renik umur 35 HST (Tabel 2.). Pada umur tersebut,
dalam tanah. Sementara itu jika pupuk daun tanaman selada terpanjang didapat pada
kandang berlebihan akan meningkatkan tanaman dengan perlakuan konsentrasi pupuk
keasaman tanah sehingga unsur hara yang 4 mL/L air yang berbeda nyata dengan
ada justru terjerap di tanah dan tidak bisa perlakuan konsentrasi 0 mL/L air namun
diserap oleh tanaman. tidak berbeda nyata dengan perlakuan 2
Tanaman selada yang mendapat mL/L air.
perlakuan konsentrasi pupuk daun Groprint

Tabel 2. Panjang Daun dan Lebar Daun Tanaman Selada pada perlakuan komposisi Media
Tanam dan Konsentrasi Pupuk Daun Groprint
Perlakuan Panjang Daun (cm) Lebar Daun (cm)
7 HST 21 HST 35 HST 7 HST 21 HST 35 HST
Komposisi Media
Tanam
Tanah+Pukan = 3:1 5,52b 7,23c 7,94c 4,74c 7,19 7,96c
Tanah+Pukan = 3:2 6,22b 8,51ab 9,33ab 5,54ab 7,91 9,00ab
Tanah+Pukan = 3:3 6,98a 8,81a 9,96a 6,22a 8,23 9,19a
BNJ 0,05 0,73 0,87 0,73 0,62 - 0,87
Konsentrasi Pupuk
Daun
0 mL/L 5,84 7,93 8,50c 5,11b 7,34 7,78c
2 mL/L 6,39 8,23 9,37ab 5,57ab 7,8 8,94ab
4 mL/L 6,5 8,41 9,82a 5,81a 8,19 9,43a
BNJ 0,05 - - 0,74 - - 0,87

Lebar Daun (1988), yang menyatakan bahwa unsur hara


Tabel 2 menunjukkan bahwa daun dalam bentuk yang tersedia akan lebih cepat
tanaman selada pada umur 7 HST dan 35 terserap oleh tanaman untuk digunakan
HST yang terlebar dijumpai pada perlakuan dalam proses metabolisme sehingga akan
komposisi media tanam tanah+pupuk memberikan respons terhadap pertumbuhan
kandang (3:3) yang berbeda nyata dengan dan perkembangan tanaman.
lebar daun tanaman pada komposisi media
tanam tanah+pupuk kandang (3:1), namun Berat Berangkasan Basah
tidak berbeda nyata dengan komposisi media Gambar 1 menunjukkan bahwa
tanam tanah+pupuk kandang (3:2). berangkasan basah tanaman selada umur 35
Sedangkan berdasarkan pengaruh HST yang terberat dijumpai pada perlakuan
konsentrasi pupuk Groprint, lebar daun komposisi media tanam tanah+pupuk
tanaman selada pada umur 7 HST dan 35 kandang (3:3) yang berbeda nyata dengan
HST nyata terlebar pada tanaman yang berat berangkasan basah pada komposisi
mendapat perlakuan konsentrasi pupuk 4 media tanam tanah+pupuk kandang (3:1),
mL/L air yang berbeda nyata dengan namun tidak berbeda nyata dengan berat
perlakuan tanpa pupuk Groprint. Unsur hara berangkasan basah pada komposisi media
mikro yang terkandung dalam pupuk daun tanam tanah+pupuk kandang (3:2). Berat
Groprint berperan meningkatkan berangkasan basah yang terendah pada
pertumbuhan tanaman. Menurut Setyamidjaja komposisi media tanam tanah+pupuk
43
Endra Syahputra et al. (2014) J. Floratek 9: 39 - 45

kandang (3:1) dikarenakan pupuk kandang Menurut Lingga (1998), bahwa N berperan
yang sedikit belum optimal memperbaiki utama bagi tanaman dalam merangsang
struktur tanah. Hasil penelitian Indrasari dan pertumbuhan vegetatif. Sebagaimana
Syukur (2006), menunjukkan juga bahwa pentingnya juga unsur P, yang menurut
pemberian unsur hara mikro meningkatkan Harjono (2001) menyatakan bahwa unsur P
konsentrasi unsur tersebut dalam jaringan yang cukup bagi tanaman akan mampu
tanaman sehingga mampu meningkatkan membuat tanaman membentuk sistem
bobot basah tanaman menjadi lebih tinggi. perakaran yang baik, serta menurut Marsono
Pupuk kandang membantu dan Sigit (2005) unsur K berperan agar
tersedianya unsur hara dalam tanah misalnya tanaman kuat dan tahan penyakit.
ketersediaan hara makro N, P dan K.

70 57.52a
(g) 60
51.07ab
Berangk 50
asan 35.19c
40
Basah
30
20
10
Bobot 0
Tanah:Pukan = 3:1 Tanah:Pukan = 3:2 Tanah:Pukan = 3:3
Komposisi Media Tanam

Gambar 2. Bobot Berangkasan Basah Selada pada Umur 35 HST Akibat Perlakuan Media
Tanam.

Gambar 2 menunjukkan bahwa secara nyata meningkatkan pertumbuhan dan


berangkasan selada paling berat dijumpai hasil tanaman selada karena unsur hara yang
pada perlakuan konsentrasi pupuk daun diaplikasikan melalui daun diserap dengan
Groprint 4 mL/L. Berat berangkasan basah baik. Hasil penelitian Parman (2007) yang
yang terendah didapat pada tanaman yang menggunakan pupuk organik cair dengan
tidak diberi pupuk daun Groprint yang konsentrasi 4 mL/L air berhasil
berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Hal meningkatkan jumlah daun dan juga berat
ini menunjukkan bahwa pupuk Groprint umbi tanaman kentang.

70
58.26a
Bobot
60 50.96ab
Berangka
san 50
Basah (g) 40 34.56c

30
20
10
0
0 mL/L 2 mL/l 4 mL/L
Konsentrasi Pupuk Daun

Gambar 3. Bobot Berangkasan Basah Selada pada Umur 35 HST Akibat Perlakuan
Konsentrasi Pupuk Daun.
44
Endra Syahputra et al. (2014) J. Floratek 9: 39 - 45

SIMPULAN Jagung pada Ultisol yang Dikapur.


Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan, Vol
Pertumbuhan dan hasil tanaman 6 (2), p:116-123.
selada yang terbaik dijumpai pada perlakuan Lingga, P. 1998. Petunjuk Penggunaan
komposisi media tanam tanah + pupuk Pupuk. Penebar Swadaya, Jakarta. 117
kandang (3:3). Sedangkan konsentrasi yang hlm.
terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil
tanaman selada adalah konsentrasi pupuk Marsono dan P. Sigit.2005. Pupuk Kandang
daun Groprint 4 mL/L air. Berdasarkan dan Aplikasi Pupuk Akar. Penebar
interaksi yang nyata pada jumlah daun umur Swadaya, Jakarta. 72 hlm.
35 HST maka kombinasi perlakuan Novizan. 2005. Petunjuk Pemupukan yang
komposisi media tanam tanah + pupuk Efektif. Agromedia Pustaka, Jakarta.
kandang (3:3) dengan konsentrasi pupuk 130 hlm.
daun Groprint 4 mL/L air memberikan Nyakpa, M.Y dan Hasinah HAR. 1985.
pertumbuhan dan hasil tanaman selada Pupuk dan Pemupukan. Buku Ajar
terbaik. Selanjutnya dapat disarankan untuk Fakultas Pertanian Unsyiah, Banda
menguji kombinasi media tanam tanah Aceh. 161 hlm.
dengan pupuk organik lainnya. Parman, S. 2007. Pengaruh Pemberian Pupuk
Organik Cair terhadap Pertumbuhan dan
Produksi Kentang (Solanum tuberosum
DAFTAR PUSTAKA L.). Buletin Anatomi dan Fisiologi, Vol.
XV (2), Oktober 2007, p:21-3.1
Dartius. 1990. Fisiologi Tumbuhan 2. Rukmana, R. 1994. Bertanam Selada.
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Kanisius, Yogyakarta. 43 hlm.
Utara, Medan. 125 hlm. Setyamidjaya. 1988. Pupuk dan Pemupukan.
Dwidjoseputro, D. 1998. Nutrisi Tanaman. Simplek, Jakarta. 122 hlm.
Rineka Cipta, Jakarta. 117 hlm. Sunanto, R. 2002. Penerapan Pertanian
Harjadi, M.M.S.S. 1988. Pengantar Organik. Kanisius, Yogyakarta. 219 hlm
Agronomi. Gramedia, Jakarta. 232 hlm. Sunarjono, H. H. 2007. Bertanam 30 Jenis
Harjono, I. 2001. Sayur-sayur Daun Sayuran. Penebar Swadaya, Jakarta. 184
Primadona. Aneka, Solo. 145 hlm. hlm.
Indrasari, A dan A. Syukur. 2006. Pengaruh Sutejo, M.M. dan A. G. Kartasapoetra. 1992.
Pemberian Pupuk Kandang dan Unsur Pupuk dan cara Pemupukan. Bina
Hara Mikro terhadap Pertumbuhan Aksara, Jakarta. 176 hlm.

45

Anda mungkin juga menyukai