Nim : 1552176
Kelas :A
Tanggal : 5 April 2016
E =q+W
Ket : q bertanda + : bila energi diserap sistem
q bertanda – : bila energi dilepas sistem
W bertanda + : bila sistem dikenai kerja
W bertanda – : bila sistem melakukan kerja
E : perubahan energi dalam sistem
q : kuantitas panas
(catatan : kadang-kadang untuk energi dalam digunakan simbol U, juga untuk q dan W
kadang-kadang digunakan simbol lain).
Pernahkah kalian memperhatikan bahwa setiap kali selesai makan nasi, badan
kita menjadi gerah? Mengapa demikian? Mari kita ingat kembali proses asimilasi.
Dalam tubuh, nasi yang kita makan akan bereaksi dengan oksigen yang kita hirup
dengan reaksi seperti berikut.
Persamaan termokimianya :
Energi dalam bentuk panas yang dilepas tubuh inilah yang menyebabkan gerah. Di
dalam reaksi eksoterm, panas berpindah dari sistem ke lingkungan, karenanya panas
dalam sistem berkurang sehingga ∆H-nya bertanda negatif. Secara matematis, ∆H
dirumuskan sebagai berikut.
Karena hasilnya negatif, berarti ∆H hasil reaksi lebih rendah dari ∆H pereaksi, dan
digambarkan dalam diagram berikut.
Reaksi endoterm merupakan kebalikan dari reaksi eksoterm. Dalam reaksi ini,
sistem menyerap kalor dari lingkungan sehingga harga entalpi reaksinya bertambah
besar dan ∆H-nya berharga positif, atau ∆H hasil reaksi –∆H pereaksi > 0. Karena
hasilnya positif, berarti ∆H hasil reaksi lebih tinggi dari ∆H reaksi, dan digambarkan
dalam diagram berikut.
1. Untuk gas: kondisi standar untuk gas adalah tekanan tepat 1 bar
2. Untuk substansi pada sebuah larutan: konsentrasinya tepat 1 M pada tekanan 1 bar
3. Untuk substansi murni pada kondisi terkondensasi (cairan atau padatan): cairan
atau padatan murni pada tekanan 1 bar
4. Untuk elemen kimia: dalam bentuk ketika elemen tersebut paling stabil dengan
tekanan 1 bar dan suhu spesifik tertentu. (Biasanya 25 derajat Celsius atau 298.15
K). Satu pengecualian adalah fosforus: paling stabil dengan tekanan 1 bar adalah
fosforus hitam, sedangkan fosforus putih dianggap sebagai referensi yang entalpi
pembentukan standarnya nol[1].
Adalah bahwa untuk membentuk 1 mol ammonia dibutuh kan kalor sebanyak 100 Kj,
sedangkan untuk membentuk 2 mol ammonia dibutuhkan energy sebesar 2 mol x 100 kJ =
200 kj