Anda di halaman 1dari 28

BAB 5

MASALAH KHUSUS
METODE PELAKSANAAN HALF SLAB DAN KEBUTUHAN
VOLUME TULANGAN DAN BETON PADA LANTAI 10
AS 7–8 GRID B–C

5.1 LATAR BELAKANG MASALAH KHUSUS


Pembangunan infrastruktur di indonesia merupakan salah satu program
utama pemerintahan yang ada saat ini. Pembangunan yang dilakukan terdiri dari
pembangunan infrastruktur baru ataupun revitalisasi bangunan lama, seperti
halnya Proyek Gedung Mabes Polri Sisi Barat. Meningkatnya pembangunan
infrastruktur membuat teknologi yang digunakan dalam proyek konstruksi
berkembang sehingga terdapat inovasi dan trobosan baru yang berkembang
sehingga dapat membantu dalam pengerjaan proyek. Adanya inovasi terbaru
dalam pekerjaan konstruksi akan membantu semua pihak terkait lebih efisien
dalam segi biaya, mutu dan waktu. Salah satu inovasi yang digunakan pada
Proyek Gedung Mabes Polri Sisi Barat adalah penggunaan metode pelat lantai
half slab.
Pelat lantai adalah lantai yang terletak tidak diatas tanah langsung. Pelat
lantai berfungsi sebagai pemisah dua ruang yaitu ruang atas dan ruang bawah.
Sedangkan struktur pelat lantai half slab adalah salah satu metode pelaksanaan
pelat lantai beton bertulang yang dalam pengerjaannya terbagi dalam 2 bagian
yaitu, bagian bawah dibuat dalam bentuk precast sedangkan bagian atas (topping)
dibuat dilokasi terkait. Salah satu pertimbangan dalam penggunaan metode half
slab adalah untuk mempercepat pelaksanaan proyek, dimana lama waktu
pemasangan bekisting pada pelat lantai dan balok akan menjadi lebih singkat.
Penggunaan metode half slab pada struktur pelat lantai merupakan
pilihan alternatif yang dilakukan oleh pihak kontraktor PT. Wijaya Karya Bangunan
Gedung. Hal ini dilakukan untuk mengejar ketertinggalan waktu pelaksanaan
proyek yang diakibatkan terjadinya perubahan metode pelaksanaan struktur
bawah dinding penahan tanah dari Metode Strutting menjadi Metode Ground

63
Anchor. Pelat lantai metode half slab direncanakan pada lantai 4 hingga lantai 11
sebagai upaya percepatan pembangunan. Perencanaan modul dan precast half
slab pada proyek dilakukan oleh PT. Wijaya Karya Pracetak Gedung.

5.2 TUJUAN MASALAH KHUSUS


Tujuan dari pengambilan masalah khusus laporan kerja praktek pada
Proyek Gedung Mabes Polri Sisi Barat adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui metode pelaksanaan struktur pelat lantai half slab.
2. Mengetahui perhitungan kebutuhan volume besi yang diperlukan pada As
7‒8 Segmen B–C.
3. Mengetahui perhitungan kebutuhan volume beton yang diperlukan pada
As 7–8 Segmen B–C

5.3 TINJAUAN PUSTAKA


Tinjauan pustaka pada struktur pelat lantai metode precast half slab
adalah sebagai berikut:

5.3.1 Pengertian Half slab


Struktur pelat lantai half slab adalah salah satu jenis metode pengerjaan
pelat lantai dengan menggunakan sistem precast pada bagian bawahnya dan
pengecoran secara manual di lapangan untuk bagian atasnya (topping). Tujuan
penggunaan metode half slab adalah mempercepat waktu pelaksanaan serta
menghemat biaya pekerjaan bekisting. Pada metode half slab, precast yang
merupakan bagian bawah pelat lantai, selain berfungsi sebagai struktur juga
berfungsi sebagai bekisting pelat sehingga tidak dibutuhkan lagi plywood sebagai
bekisting. Hal ini akan membuat pelaksanaan pekerjaan pelat lantai menjadi lebih
cepat dibandingkan dengan cara konvensional.
Struktur Pelat lantai berdasarkan perencanaan memiliki tulangan
sebanyak 2 lapis pada masing-masing arah x dan arah y. Pihak kontraktor harus
dapat memperhitungkan kemampuan precast half slab yang direncanakan dengan
berkonsultasi dengan pihak perencana. Oleh karena itu, desain yang diciptakan
oleh pihak kontraktor tetap berdasarkan desain struktur pelat lantai metode
konvensional dari pihak perencana. Secara umum, desain tulangan yang
digunakan pada precast half slab sama saja dengan desain tulangan pada metode

64
konvensional namun perbedaannya hanya terdapat pada lapisan bawah yang
dibentuk sebagai precast dengan tebal 7 cm. Pada precast half slab yang dibentuk
telah terdapat 1 lapis tulangan arah x dan arah y, sehingga hanya dibutuhkan
pemasangan 1 lapis tulangan arah x dan arah y sebagai bagian atasnya (topping).
Bagian atas (topping) pelat lantai akan dicor secara manual sehingga antar precast
dapat menjadi suatu pelat yang monolit.

Gambar 5.1 Struktur Pelat Lantai Metode Half Slab


Sumber: Ilmu Sipil, 2018

5.3.2 Kelebihan dan Kekurangan Half slab


Metode precast half slab merupakan suatu metode yang dipilih dan
digunakan dengan salah satu alasannya adalah untuk percepatan pembangunan.
Setiap metode tentunya memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Berikut ini merupakan kelebihan dari struktur pelat lantai metode precast
half slab:
1. Waktu pengerjaannya lebih cepat dibandingkan pelat lantai metode
konvensional. Namun, jika produksi precast half slab berada di lokasi
terpisah dengan proyek maka perlu dipastikan ketepatan jadwal
pengirimannya agar pekerjaan dapat berjalan secara kontinu.
2. Efisiensi pemakaian material bekisting sehingga mengurangi
penggunaan plywood.
3. Karena tidak menggunakan kayu sebagai material bekisting maka telah
melaksanakan green building yang tidak merusak lingkungan.

65
Berikut ini merupakan kekurangan dari struktur pelat lantai metode
precast half slab:
1. Sulit diaplikasikan pada area tepi gedung (pelat kantilever) sehingga
digunakan sistem konvensional pada area ini.
2. Perlu trik khusus digunakan pada area toilet atau atap gedung agar tidak
mengalami kebocoran/rembesan.
3. Jika proyek berada di perkotaan, maka perlu penyesuaian terhadap
aturan lalu lintas yang berlaku. Seperti waktu pengiriman dengan
kendaraan besar biasanya hanya boleh dilakukan pada malam hari agar
tidak menyebabkan kemacetan lalu lintas.
4. Keterbatasan kapasitas berat angkut tc perlu diperhitungkan dengan
beban satu pelat half slab yang akan diangkat.

5.4 METODE PELAKSANAAN HALF SLAB


Pekerjaan pelat lantai menggunakan metode half slab terdapat 2 tahapan
yaitu tahapan pabrikasi precast dan tahapan pelaksanaan half slab. Pembuatan
precast dilakukan oleh pihak kontraktor di luar area Proyek Gedung Mabes Polri
Sisi Barat yaitu dilakukan didaerah Cikunir, Bekasi, Jawa Barat. Adapun metode
pelaksanaan struktur pelat lantai half slab adalah sebagai berikut:

5.4.1 Alat dan Bahan Pembuatan Precast Half Slab


Peralatan yang digunakan pada proses pembuatan precast half slab
adalah sebagai berikut:
1. Bar Cutter
Bar cutter merupakan alat yang digunakan untuk memotong baja
tulangan sesuai dengan ukuran yang diinginkan. Penggunaan Bar cutter
listrik dapat memotong baja tulangan diameter besar serta mutu baja
yang tinggi dengan waktu yang lebih singkat.

66
Gambar 5.2 Bar Cutter

2. Alat Las
Alat las adalah alat untuk menghubungkan antar baja tulangan satu
dengan lainnya. Alat las digunakan untuk pembuatan bed cetakan pelat.
3. Air Compressor
Air compressor adalah alat yang berfungsi untuk membersihkan bed
cetakan pelat. Penggunaan air compressor membantu untuk
membersihkan debu dan kotoran lainnya.

5 januari 2018
Gambar 5.3 Air Compressor

67
4. Concrete Vibrator
Concrete vibrator adalah alat yang digunakan untuk menggetarkan
campuran beton selama proses pengecoran. Penggetaran perlu
dilakukan agar beton memenuhi seluruh ruangan yang ada dalam
bekisting dan tidak terdapat rongga-rongga udara diantara beton yang
dapat membuat beton keropos.
5. Mobil Crane
Mobil crane berfungsi sebagai alat angkut bagi peralatan dan material.
Mobil crane membantu proses pengangkatan menjadi lebih mudah dan
efisien.
6. Alat Bantu Angkat
Alat bantu angkat berfungsi untuk membantu proses pengangkatan
precast half slab. Proses pengangkatan membutuhkan alat bantu khusus
untuk mencegah terjadinya lendutan ataupun retakan pada precast.
Selain itu dengan alat bantu tambahan, kondisi pengangkatan menjadi
lebih seimbang.

21 Januari 2018
Gambar 5.4 Alat Bantu Angkat Precast Half Slab

7. Bed Cetakan Pelat


Bed cetakan pelat dibuat secara khusus dengan menyesuaikan ukuran
pelat yang dibutuhkan. Bed cetakan pelat merupakan case daripada
precast yang dibuat. bed cetakan pelat terbuat dari pelat baja sehingga
penggunaannya bisa digunakan berkali-kali.

68
21 Januari 2018
Gambar 5.5 Bed Cetakan Pelat

8. Armada Angkut Pelat


Armada angkut pelat berfungsi untuk mendistribusikan hasil precast dari
lokasi pabrikasi menuju ke area proyek. Jumlah armada yang tersedia
yaitu sebanyak 6 armada, dengan masing-masing armada mampu
menampung 16 buah.

Bahan yang digunakan pada proses pembuatan precast half slab adalah
sebagai berikut:
1. Baja Tulangan
Baja tulangan yang digunakan sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat
(RKS) yang ada yaitu BJTD 40 atau setara dengan fy=400 Mpa. Ukuran
baja tulangan yang digunakan yaitu ukuran diameter D10 sesuai desain
perencanaan dengan jarak yang variatif tergantung jenis pelatnya.
2. Beton
Mutu beton yang digunakan sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat
(RKS) yaitu f’c=30 Mpa. Beton yang digunakan adalah beton ready mix
dengan supply dari Adhimix, Pioneer dan Karya beton.

69
5.4.2 Proses Pabrikasi Half Slab
Tahapan yang dilakukan pada proses pabrikasi half slab akan ditampilkan
dalam diagram alir seperti berikut:

Mulai

Setting Bed Cetakan Precast Half


Slab

Pekerjaan Pembesian

Tidak

Proses Checklist (Sesuai


Shop Drawing)

Ya

Proses Pengecoran

Perawatan Permukaan Half Slab

Pelepasan Bed Cetakan Pelat

Pengangkatan dan Penumpukan Half Slab

Selesai

Gambar 5.6 Diagram Alir Pabrikasi Precast Half Slab

70
1. Setting Bed Cetakan Precast Half Slab
Mengatur bed sesuai ukuran dan tipe half slab yang direncanakan. Lalu
bed akan diberikan oli bekas atau solar pada permukaan cetakannya.
Tujuan pemberian oli bekas atau solar ialah agar beton tidak melekat
pada cetakan ketika dilakukan proses pengangkatan.

21 Januari 2018
Gambar 5.7 Pemberian Pelumas pada Bed Cetakan Half Slab

2. Pekerjaan Pembesian
Pekerjaan perakitan besi dilakukan dengan cara pemasangan secara
langsung diatas bed cetakan pelat sesuai jumlah desain pada gambar
rencana. Selain itu, dapat dilakukan perakitan besi terlebih dahulu di area
pabrikasi, lalu ketika selesai dirakit akan disetting di atas bed pelat.

21 Januari 2018
Gambar 5.8 Perakitan Besi Precast Half Slab

71
3. Checklist
Proses Checklist dilakukan untuk mengontrol pekerjaan yang telah
dilakukan oleh pelaksana agar sesuai dengan gambar rencana (shop
drawing). Proses checklist dilakukan oleh tim Quality Control (QC).
4. Proses Pengecoran
Pengecoran dapat dilakukan jika telah dilakukan pengecekan dan form
checklist telah disetujui. Pengecoran dilakukan dengan menggunakan
bantuan concrete vibrator supaya cetakan terisi penuh sehingga
mencegah beton keropos.

21 Januari 2018
Gambar 5.9 Proses Pengecoran Precast Half Slab

5. Perawatan Permukaan Precast Half Slab


Perawatan pada permukaan precast half slab dilakukan dengan
menggerusnya ketika beton hampir mengeras sehingga permukaan
menjadi lebih kasar. Tujuan dilakukan pengkasaran pada permukaan half
slab adalah agar ikatan antara precast dan topping lebih kuat serta
mencegah retakan pada precast.
6. Pelepasan Bed Cetakan Precast Half Slab
Precast dapat dilakukan pelepasan dari cetakannya jika telah mengeras
atau melewati waktu 8 jam. Pelepasan dilakukan dengan melepas
pengunci yang terdapat pada bed cetakan pelat.
7. Pengangkatan dan Penumpukan Half Slab
Pengangkatan half slab dapat dilakukan dengan mobil crane dan alat
bantu angkat spider yang berfungsi mendistribusikan beban
pengangkatan menjadi murni sehingga menghindari kerusakan precast

72
half slab akibat gaya tekuk. Sedangkan, Proses penumpukan precast half
slab digunakan kayu usuk ukuran 5 x 7 cm sebagai tumpuan tumpukan
pada bagian tepi dan tengah bentang untuk mencegah terjadinya
tekuk/patah pada precast yang telah dibuat.
Gambar 5.10 Proses Pengangkatan Precast Half Slab

20 Februari 2018

21 Januari 2018
Gambar 5.11 Cara Penumpukan Precast Half Slab

5.4.3 Proses Pengiriman Half Slab


Proses pengiriman half slab dapat dilakukan jika jumlah half slab per zona
atau per lantai sudah terpenuhi dan di area proyek sudah siap untuk dilakukan
pemasangan. Proses pengiriman dari area pabrikasi menuju area proyek
dilakukan dengan menggunakan truck trailer dengan jumlah tumpukan maksimal
adalah 8 tumpuk. Pengiriman material half slab dilakukan pada malam hari untuk
mengurangi padatnya traffic kendaraan.

73
5.4.4 Proses Pekerjaan Topping Pelat Lantai
Tahapan yang dilakukan pada proses pekerjaan topping pelat lantai
metode half slab akan ditampilkan dalam diagram alir seperti berikut:

Mulai

Pemasangan Scaffolding

Pemasangan Precast Half Slab

Pekerjaan Pembesian Topping Pelat Lantai

Tidak

Proses Checklist (Sesuai


Shop Drawing)

Ya

Proses Pengecoran

Curing Beton

Pelepasan Scaffolding

Selesai

Gambar 5.12 Diagram Alir Pekerjaan Topping Pelat Lantai

74
1. Pemasangan Scaffolding
Pemasangan perancah dilakukan pada tahap awal pengerjaan.
Pemasangan scaffolding dilakukan untuk menahan menahan beban
selama masa konstruksi.

12 Mei 2018
Gambar 5.13 Pemasangan Scaffolding

2. Pemasangan Precast Half Slab


Proses pemasangan half slab dapat dilakukan setelah truck trailer
pengiriman halfslab mencapai area proyek dan terparkir diluar pagar
proyek. Tim surveyor dan tenaga pasang half slab akan bersiap untuk
menempatkan half slab sesuai dengan desain perencanaan.
Pengangkatan dilakukan dengan menggunakan tower crane dan alat
bantu angkat spider. Setelah precast tertata sesuai tempatnya, maka
dilakukan penekukan tulangan penyalur yang terletak antar half slab.

20 Februari 2018

Gambar 5.14 Pemasangan Precast Half Slab

75
3. Pekerjaan Pembesian Topping Pelat Lantai
Pembesian topping pelat lantai dilakukan setelah instalasi precast half
slab selesai. Pembesian dilakukan sebanyak 1 lapisan yaitu arah x dan
arah y.

11 Desember 2018
Gambar 5.15 Pekerjaan Pembesian Topping Pelat Lantai

4. Checklist
Proses checklist dilakukan untuk mengontrol pekerjaan yang telah
dilakukan oleh pelaksana agar sesuai dengan gambar rencana (shop
rawing). Proses checklist dilakukan oleh tim Quality Control (QC).
5. Proses Pengecoran
Pengecoran dapat dilakukan jika dilakukan pengecekan dan form
checklist telah disetujui. Pengecoran dilakukan dengan menggunakan
bantuan concrete vibrator supaya cetakan terisi penuh sehingga
mencegah beton keropos. Selain itu, proses pengecoran pelat juga
digunakan alat concrete pump.

76
13 Desember 2018
Gambar 5.16 Pengecoran Topping Pelat Lantai

6. Curing Beton
Curing beton dapat dilakukan setelah beberapa jam setelah pengecoran
yaitu ketika beton sudah hampir mengeras. Tujuan curing adalah untuk
mencegah penguapan pada beton secara berlebihan sehingga akan
mengakibatkan beton retak.
7. Pelepasan Scaffolding
Pelepasan scaffolding dapat dilakukan jika beton telah mencapai minimal
75% kekuatan yang disyaratkan. Pada pelat lantai pelepasan scaffolding
dapat dilakukan ketika sudah 14 hari pekerjaan.

5.4.5 Proses Pengujian Pelat Lantai Metode Half Slab


Metode half slab merupakan salah satu metode percepatan dalam
pekerjaan pelat lantai. Perencanaan metode half slab yang dilakukan
menyesuaikan dengan desain awal dari pihak perencana yang menggunakan
metode pelat lantai konvensional. Perubahan pada metode pelaksanaan ini
menjadi salah satu pertimbangan bagi pihak owner dan konsultan pengawas untuk
meminta dilakukannya pengujian beban pada pelat lantai yang menggunakan
metode half slab. Proses pengujian pelat lantai metode half slab ini dilakukan oleh
pihak ketiga yaitu PT. Sofoco.
Pengujian metode half slab dilakukan pada 2 titik peninjauan yaitu pada
lantai 10 As 7–8 grid B–C dan lantai 11 As 7–8 grid F–G. Pengujian pada area
tersebut dilakukan sesuai dengan beban rencana yang diminta oleh pihak
perencana yaitu sebesar 250 kg/m2. Pengujian dengan beban tersebut dilakukan

77
melalui media air sebagai bebannya dikarenakan lebih mudah diaplikasikan dan
memiliki resiko lebih kecil. Berdasarkan berat jenis air sebesar 1000 kg/m 3 maka
beban 250 kg/m2 diaplikasikan dalam tinggi air setinggi 25 cm. Pada lantai yang
terdapat dibawah area pengujian beban dilakukan pemasangan dial sebanyak 9
titik pengamatan yaitu 5 titik pada balok anak dan 4 titik pada pelat half slab. Tes
pembebanan half slab dilakukan kurang lebih selama 3 hari. Selama masa
pengamatan, pembacaan dial dilakukan menjadi 2 tahapan yaitu:
1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan yaitu mempersiapan lokasi pengujian dengan memberi
pembatas pada area tersebut sehingga pengujian tidak akan terganggu
oleh pekerjaan lain. Pekerjaan yang termasuk dalam tahap persiapan
diantaranya yaitu pemasangan terpal, setting dial serta pembatasan area
pengujian.

17 April 2018
Gambar 5.17 Tahap Persiapan Pengujian Pelat Lantai Half Slab

78
2. Tahap Penambahan Beban (Loading)
Tahap penambahan beban dilakukan dengan kumulatif waktu tertentu
dari keadaan tanpa beban hingga mencapai beban uji yang
direncanakan. Secara garis besar tahap penambahan beban dilakukan
sebagai berikut:

Keadaan Tanpa Beban

Keadaan ¼ Beban Rencana


62,5 kg/m2 (ketinggian air 6,25 cm)

Keadaan ½ Beban Rencana


125 kg/m2 (ketinggian air 12,5 cm)

Keadaan ¾ Beban Rencana


187,5 kg/m2 (ketinggian air 18,75
cm)

Keadaan Beban Rencana


250 kg/m2 (ketinggian air 25 cm)

Gambar 5.18 Tahap Penambahan Beban Pengujian Pelat Lantai Half Slab

17 April 2018
Gambar 5.19 Proses Penambahan Beban Pengujian Pelat Lantai Half Slab

79
3. Tahap Pengurangan Beban (Unloading)
Tahap pengurangan beban dilakukan dengan kumulatif waktu tertentu
dari beban yang direncanakan hingga keadaan tanpa beban. Secara
garis besar tahap pengurangan beban dilakukan sebagai berikut:

Keadaan Beban Rencana


250 kg/m2 (ketinggian air 25 cm)

Keadaan ¾ Beban Rencana


187,5 kg/m2 (ketinggian air 18,75 cm)

Keadaan ½ Beban Rencana


125 kg/m2 (ketinggian air 12,5 cm)

Keadaan ¼ Beban Rencana


62,5 kg/m2 (ketinggian air 6,25 cm)

Keadaan Tanpa Beban

Gambar 5.20 Tahap Pengurangan Beban Pengujian Pelat Lantai Half Slab

17 April 2018
Gambar 5.21 Proses Pengurangan Beban Pengujian Pelat Lantai Half Slab

80
Pada saat proses penambahan dan pengurangan beban berlangsung,
dilakukan pembacaan dial pada lantai dibawahnya sesuai area pengujian yang
telah ditetapkan. Pembacaan dial dilakukan pada 9 titik pengamatan, diantaranya
yaitu 5 titik pada balok dan 4 titik pada pelat half slab pada kumulatif dan interval
waktu yang telah ditetapkan pada tabel pengamatan.

30 Maret 2018
Gambar 5.22 Proses Pembacaan Dial Pengujian Pelat Lantai Half Slab

5.5 PERHITUNGAN VOLUME BESI DAN BETON PELAT LANTAI


Struktur pelat lantai pada lantai 10 As 7–8 grid B–C terbagi menjadi 2
bagian yaitu bagian precast dan topping pelat lantai. Pada bagian precast area
tersebut terdapat 8 buah precast yang terdiri dari 2 buah tipe S5G-1, 4 buah tipe
S5G-2 dan 2 buah tipe S5G-3. Sedangkan, pada bagian topping pelat lantai
tersebut termasuk kedalam pelat lantai jenis S5A. Area ini memiliki panjang 8×7
meter. Adapun area yang ditinjau untuk perhitungan volume besi dan beton pelat
lantai terlihat pada gambar berikut:

81
Gambar 5.23 Denah Half Slab Lantai 10 Proyek Mabes Polri Sisi Barat

Gambar 5.24 Denah Pelat Lantai 10 Parsial 2 Proyek Mabes Polri Sisi Barat

82
Adapun perhitungan volume kebutuhan besi dan beton pada precast half
slab akan dijelaskan pada sub sub bab berikut:

5.5.1 Perhitungan Volume Besi dan Beton Precast Half Slab

Gambar 5.25 Detail Penulangan Precast Half Slab Tipe S5G-2

Adapun contoh perhitungan volume kebutuhan besi dan beton pada


precast tipe S5G-2 adalah sebagai berikut:
1. Perhitungan volume kotor beton precast
Data:
Panjang = 3,660 m
Lebar = 1,550 m
Tebal = 0,070 m

83
Luas = Panjang × Lebar
= 3,660 × 1,550
= 5,673 m2
Volume kotor beton = Luas × Tebal
= 5,673 × 0,070
= 0,3971100 m3

2. Perhitungan volume tulangan precast half slab


Data:
Diameter besi tulangan = 0,010 m
Panjang tulangan arah X = Panjang precast
= 3,660 m
Panjang tulangan arah Y = Lebar precast
= 1,550 m
1
Luas tulangan = × π × D2
4
1
= ×3,140×0,0102
4

= 0,0000785 m2
Jarak tulangan arah X = 0,200 m
Jarak tulangan arah Y = 0,200 m
Jumlah tulangan arah X = 8 buah
Jumlah tulangan arah Y = 18 buah
Volume tulangan arah X = Panjang tulangan × jumlah × luas tulangan
= 3,660 × 8 × 0,0000785
= 0,0022996 m3
Volume tulangan arah Y = Panjang tulangan × jumlah × luas tulangan
= 1,550 × 18 × 0,0000785
= 0,0021913 m3
1
Volume tulangan titik angkat= 4 × ×3,140×0,0132×0,800
4

= 0,0004247 m3
Volume tulangan S5G-2 = Volume tulangan X + volume tulangan Y +
= volume tulangan titik angkat
= 0,0022996 + 0,0021913 + 0,0004247
= 0,0049157 m3

84
3. Perhitungan volume bersih beton precast half slab
Data:
Volume kotor beton = 0,3971100 m3
Volume tulangan S5G-2 = 0,0049157 m3
Volume bersih beton = Volume kotor beton – volume tulangan
= S5G-2
= 0,3971100 – 0,0049157
= 0,3921943 m3

Tabel 5.1 Perhitungan Volume Kotor Beton Precast


Dimensi Bagian Terpotong
(m) (m) Tebal Luas Volume Kotor Beton
Tipe
(m) (m2) (m3)
Panjang Lebar Panjang Lebar
S5G-1 3,660 1,550 0,280 0,250 0,070 5,603 0,392210
S5G-2 3,660 1,550 0,000 0,000 0,070 5,673 0,397110
S5G-3 3,660 1,550 0,280 0,250 0,070 5,603 0,392210

85
86
5.5.2 Perhitungan Volume Besi dan Beton Topping Pelat Lantai

Gambar 5.26 Detail Penulangan Topping Pelat Lantai Tipe S5A

Adapun contoh perhitungan volume kebutuhan besi dan beton pada


topping pelat lantai tipe S5A adalah sebagai berikut:
1. Perhitungan volume kotor beton topping pelat lantai
Data:
Panjang = 8,000 m
Lebar = 7,000 m
Tebal = 0,050 m
Luas = Panjang × Lebar
= 8,000 × 7,000
= 56,000 m2
Volume kotor beton = Luas × Tebal
= 56,000 × 0,050
= 2,800 m3

2. Perhitungan volume tulangan topping pelat lantai


Data:
Diameter besi = 0,010 m
Panjang pelat lantai = 8,000 m

87
Lebar pelat lantai = 7,000 m
1
Luas tulangan = × π × D2
4
1
= ×3,140×0,0102
4

= 0,0000785 m2
Jarak tulangan arah X = 0,200 m
Jarak tulangan arah Y = 0,200 m
Lebar
Jumlah tulangan arah X =
Jarak tulangan arah Y
7,000
=
0,200
= 35 tulangan
Panjang
Jumlah tulangan arah Y =
Jarak tulangan arah X
8,000
=
0,200
= 40 tulangan
Panjang tulangan arah X = 8,000 m
Panjang tulangan arah Y = 7,000 m
Volume tulangan arah X = Panjang tulangan × jumlah × luas tulangan
= 8,000 × 35 × 0,0000785
= 0,0219911 m3
Volume tulangan arah Y = Panjang tulangan × jumlah × luas tulangan
= 7,000 × 40 × 0,0000785
= 0,0219911 m3
Volume tulangan topping = Volume tulangan X + volume tulangan Y
= 0,0219911 + 0,0219911
= 0,0439823 m3

3. Perhitungan volume bersih beton topping pelat lantai


Data:
Volume kotor beton = 2,800 m3
Volume tulangan topping = 0,0439823 m3

88
Volume bersih beton = Volume kotor beton – volume tulangan
= topping
= 2,800 – 0,0439823
= 2,7560177 m3

5.5.3 Perhitungan Kebutuhan Volume Besi dan Beton Total


Perhitungan kebutuhan total tulangan dan beton pada lantai 10 As 7–8
Grid B–C adalah sebagai berikut:
1. Perhitungan kebutuhan total tulangan
Data:
Volume tulangan S5G-1 = 0,0048740 m3
Volume tulangan S5G-2 = 0,0049157 m3
Volume tulangan S5G-3 = 0,0048740 m3
Volume tulangan precast = (2 × Volume tipe S5G-1) +
= (4 × Volume tipe S5G-2) +
= (2 × Volume tipe S5G-3)
= (2 × 0,0048740) + (4 × 0,0049157) +
= (2 × 0,0048740)
= 0,0391587 m3
Volume tulangan topping = 0,0439823 m3
Kebutuhan Tulangan Total = Volume tulangan precast + volume
= tulangan topping
= 0,0391587 + 0,0439823
= 0,0831410 m3

2. Perhitungan kebutuhan total beton


Data:
Volume beton tipe S5G-1 = 0,3873360 m3
Volume beton tipe S5G-2 = 0,3921943 m3
Volume beton tipe S5G-3 = 0,3873360 m3
Volume beton precast = (2 × Volume tipe S5G-1) +
= (4 × Volume tipe S5G-2) +
= (2 × Volume tipe S5G-3)
= (2 × 0,3873360) + (4 × 0,3921943) +

89
= (2 × 0,3873360)
= 3,1181213 m3
Volume beton topping = 2,7560177 m3
Kebutuhan Beton Total = Volume beton precast + volume beton
= topping
= 3,1181213 + 2,7560177
= 5,8741390 m3

Tabel 5.4 Perhitungan Kebutuhan Volume Besi dan Tulangan Total


Kebutuhan Kebutuhan
Volume Tulangan Volume Beton
Volume Volume Beton
Tipe Total per Tipe Total per tipe
Tulangan Total Total
(m3) (m3)
(m3) (m3)
Precast S5G-1 0,0097480 0,7746720
Precast S5G-2 0,0196626 1,5687774
0,0831410 5,8741390
Precast S5G-3 0,0097480 0,7746720
Topping S5A 0,0439823 2,7560177

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan pada struktur pelat lantai


metode half slab, dimana terdapat precast tipe S5G-1 sebanyak 2 buah, tipe S5G-
2 sebanyak 4 buah, dan tipe S5G-3 sebanyak 2 buah serta lapisan atas (topping)
tipe S5A yang dilakukan pengecoran ditempat, maka dibutuhkan volume tulangan
total sebanyak 0,0831410 m 3 dan volume beton total sebanyak 5,8741390 m3.

90

Anda mungkin juga menyukai