MASALAH KHUSUS
METODE PELAKSANAAN HALF SLAB DAN KEBUTUHAN
VOLUME TULANGAN DAN BETON PADA LANTAI 10
AS 7–8 GRID B–C
63
Anchor. Pelat lantai metode half slab direncanakan pada lantai 4 hingga lantai 11
sebagai upaya percepatan pembangunan. Perencanaan modul dan precast half
slab pada proyek dilakukan oleh PT. Wijaya Karya Pracetak Gedung.
64
konvensional namun perbedaannya hanya terdapat pada lapisan bawah yang
dibentuk sebagai precast dengan tebal 7 cm. Pada precast half slab yang dibentuk
telah terdapat 1 lapis tulangan arah x dan arah y, sehingga hanya dibutuhkan
pemasangan 1 lapis tulangan arah x dan arah y sebagai bagian atasnya (topping).
Bagian atas (topping) pelat lantai akan dicor secara manual sehingga antar precast
dapat menjadi suatu pelat yang monolit.
65
Berikut ini merupakan kekurangan dari struktur pelat lantai metode
precast half slab:
1. Sulit diaplikasikan pada area tepi gedung (pelat kantilever) sehingga
digunakan sistem konvensional pada area ini.
2. Perlu trik khusus digunakan pada area toilet atau atap gedung agar tidak
mengalami kebocoran/rembesan.
3. Jika proyek berada di perkotaan, maka perlu penyesuaian terhadap
aturan lalu lintas yang berlaku. Seperti waktu pengiriman dengan
kendaraan besar biasanya hanya boleh dilakukan pada malam hari agar
tidak menyebabkan kemacetan lalu lintas.
4. Keterbatasan kapasitas berat angkut tc perlu diperhitungkan dengan
beban satu pelat half slab yang akan diangkat.
66
Gambar 5.2 Bar Cutter
2. Alat Las
Alat las adalah alat untuk menghubungkan antar baja tulangan satu
dengan lainnya. Alat las digunakan untuk pembuatan bed cetakan pelat.
3. Air Compressor
Air compressor adalah alat yang berfungsi untuk membersihkan bed
cetakan pelat. Penggunaan air compressor membantu untuk
membersihkan debu dan kotoran lainnya.
5 januari 2018
Gambar 5.3 Air Compressor
67
4. Concrete Vibrator
Concrete vibrator adalah alat yang digunakan untuk menggetarkan
campuran beton selama proses pengecoran. Penggetaran perlu
dilakukan agar beton memenuhi seluruh ruangan yang ada dalam
bekisting dan tidak terdapat rongga-rongga udara diantara beton yang
dapat membuat beton keropos.
5. Mobil Crane
Mobil crane berfungsi sebagai alat angkut bagi peralatan dan material.
Mobil crane membantu proses pengangkatan menjadi lebih mudah dan
efisien.
6. Alat Bantu Angkat
Alat bantu angkat berfungsi untuk membantu proses pengangkatan
precast half slab. Proses pengangkatan membutuhkan alat bantu khusus
untuk mencegah terjadinya lendutan ataupun retakan pada precast.
Selain itu dengan alat bantu tambahan, kondisi pengangkatan menjadi
lebih seimbang.
21 Januari 2018
Gambar 5.4 Alat Bantu Angkat Precast Half Slab
68
21 Januari 2018
Gambar 5.5 Bed Cetakan Pelat
Bahan yang digunakan pada proses pembuatan precast half slab adalah
sebagai berikut:
1. Baja Tulangan
Baja tulangan yang digunakan sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat
(RKS) yang ada yaitu BJTD 40 atau setara dengan fy=400 Mpa. Ukuran
baja tulangan yang digunakan yaitu ukuran diameter D10 sesuai desain
perencanaan dengan jarak yang variatif tergantung jenis pelatnya.
2. Beton
Mutu beton yang digunakan sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat
(RKS) yaitu f’c=30 Mpa. Beton yang digunakan adalah beton ready mix
dengan supply dari Adhimix, Pioneer dan Karya beton.
69
5.4.2 Proses Pabrikasi Half Slab
Tahapan yang dilakukan pada proses pabrikasi half slab akan ditampilkan
dalam diagram alir seperti berikut:
Mulai
Pekerjaan Pembesian
Tidak
Ya
Proses Pengecoran
Selesai
70
1. Setting Bed Cetakan Precast Half Slab
Mengatur bed sesuai ukuran dan tipe half slab yang direncanakan. Lalu
bed akan diberikan oli bekas atau solar pada permukaan cetakannya.
Tujuan pemberian oli bekas atau solar ialah agar beton tidak melekat
pada cetakan ketika dilakukan proses pengangkatan.
21 Januari 2018
Gambar 5.7 Pemberian Pelumas pada Bed Cetakan Half Slab
2. Pekerjaan Pembesian
Pekerjaan perakitan besi dilakukan dengan cara pemasangan secara
langsung diatas bed cetakan pelat sesuai jumlah desain pada gambar
rencana. Selain itu, dapat dilakukan perakitan besi terlebih dahulu di area
pabrikasi, lalu ketika selesai dirakit akan disetting di atas bed pelat.
21 Januari 2018
Gambar 5.8 Perakitan Besi Precast Half Slab
71
3. Checklist
Proses Checklist dilakukan untuk mengontrol pekerjaan yang telah
dilakukan oleh pelaksana agar sesuai dengan gambar rencana (shop
drawing). Proses checklist dilakukan oleh tim Quality Control (QC).
4. Proses Pengecoran
Pengecoran dapat dilakukan jika telah dilakukan pengecekan dan form
checklist telah disetujui. Pengecoran dilakukan dengan menggunakan
bantuan concrete vibrator supaya cetakan terisi penuh sehingga
mencegah beton keropos.
21 Januari 2018
Gambar 5.9 Proses Pengecoran Precast Half Slab
72
half slab akibat gaya tekuk. Sedangkan, Proses penumpukan precast half
slab digunakan kayu usuk ukuran 5 x 7 cm sebagai tumpuan tumpukan
pada bagian tepi dan tengah bentang untuk mencegah terjadinya
tekuk/patah pada precast yang telah dibuat.
Gambar 5.10 Proses Pengangkatan Precast Half Slab
20 Februari 2018
21 Januari 2018
Gambar 5.11 Cara Penumpukan Precast Half Slab
73
5.4.4 Proses Pekerjaan Topping Pelat Lantai
Tahapan yang dilakukan pada proses pekerjaan topping pelat lantai
metode half slab akan ditampilkan dalam diagram alir seperti berikut:
Mulai
Pemasangan Scaffolding
Tidak
Ya
Proses Pengecoran
Curing Beton
Pelepasan Scaffolding
Selesai
74
1. Pemasangan Scaffolding
Pemasangan perancah dilakukan pada tahap awal pengerjaan.
Pemasangan scaffolding dilakukan untuk menahan menahan beban
selama masa konstruksi.
12 Mei 2018
Gambar 5.13 Pemasangan Scaffolding
20 Februari 2018
75
3. Pekerjaan Pembesian Topping Pelat Lantai
Pembesian topping pelat lantai dilakukan setelah instalasi precast half
slab selesai. Pembesian dilakukan sebanyak 1 lapisan yaitu arah x dan
arah y.
11 Desember 2018
Gambar 5.15 Pekerjaan Pembesian Topping Pelat Lantai
4. Checklist
Proses checklist dilakukan untuk mengontrol pekerjaan yang telah
dilakukan oleh pelaksana agar sesuai dengan gambar rencana (shop
rawing). Proses checklist dilakukan oleh tim Quality Control (QC).
5. Proses Pengecoran
Pengecoran dapat dilakukan jika dilakukan pengecekan dan form
checklist telah disetujui. Pengecoran dilakukan dengan menggunakan
bantuan concrete vibrator supaya cetakan terisi penuh sehingga
mencegah beton keropos. Selain itu, proses pengecoran pelat juga
digunakan alat concrete pump.
76
13 Desember 2018
Gambar 5.16 Pengecoran Topping Pelat Lantai
6. Curing Beton
Curing beton dapat dilakukan setelah beberapa jam setelah pengecoran
yaitu ketika beton sudah hampir mengeras. Tujuan curing adalah untuk
mencegah penguapan pada beton secara berlebihan sehingga akan
mengakibatkan beton retak.
7. Pelepasan Scaffolding
Pelepasan scaffolding dapat dilakukan jika beton telah mencapai minimal
75% kekuatan yang disyaratkan. Pada pelat lantai pelepasan scaffolding
dapat dilakukan ketika sudah 14 hari pekerjaan.
77
melalui media air sebagai bebannya dikarenakan lebih mudah diaplikasikan dan
memiliki resiko lebih kecil. Berdasarkan berat jenis air sebesar 1000 kg/m 3 maka
beban 250 kg/m2 diaplikasikan dalam tinggi air setinggi 25 cm. Pada lantai yang
terdapat dibawah area pengujian beban dilakukan pemasangan dial sebanyak 9
titik pengamatan yaitu 5 titik pada balok anak dan 4 titik pada pelat half slab. Tes
pembebanan half slab dilakukan kurang lebih selama 3 hari. Selama masa
pengamatan, pembacaan dial dilakukan menjadi 2 tahapan yaitu:
1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan yaitu mempersiapan lokasi pengujian dengan memberi
pembatas pada area tersebut sehingga pengujian tidak akan terganggu
oleh pekerjaan lain. Pekerjaan yang termasuk dalam tahap persiapan
diantaranya yaitu pemasangan terpal, setting dial serta pembatasan area
pengujian.
17 April 2018
Gambar 5.17 Tahap Persiapan Pengujian Pelat Lantai Half Slab
78
2. Tahap Penambahan Beban (Loading)
Tahap penambahan beban dilakukan dengan kumulatif waktu tertentu
dari keadaan tanpa beban hingga mencapai beban uji yang
direncanakan. Secara garis besar tahap penambahan beban dilakukan
sebagai berikut:
Gambar 5.18 Tahap Penambahan Beban Pengujian Pelat Lantai Half Slab
17 April 2018
Gambar 5.19 Proses Penambahan Beban Pengujian Pelat Lantai Half Slab
79
3. Tahap Pengurangan Beban (Unloading)
Tahap pengurangan beban dilakukan dengan kumulatif waktu tertentu
dari beban yang direncanakan hingga keadaan tanpa beban. Secara
garis besar tahap pengurangan beban dilakukan sebagai berikut:
Gambar 5.20 Tahap Pengurangan Beban Pengujian Pelat Lantai Half Slab
17 April 2018
Gambar 5.21 Proses Pengurangan Beban Pengujian Pelat Lantai Half Slab
80
Pada saat proses penambahan dan pengurangan beban berlangsung,
dilakukan pembacaan dial pada lantai dibawahnya sesuai area pengujian yang
telah ditetapkan. Pembacaan dial dilakukan pada 9 titik pengamatan, diantaranya
yaitu 5 titik pada balok dan 4 titik pada pelat half slab pada kumulatif dan interval
waktu yang telah ditetapkan pada tabel pengamatan.
30 Maret 2018
Gambar 5.22 Proses Pembacaan Dial Pengujian Pelat Lantai Half Slab
81
Gambar 5.23 Denah Half Slab Lantai 10 Proyek Mabes Polri Sisi Barat
Gambar 5.24 Denah Pelat Lantai 10 Parsial 2 Proyek Mabes Polri Sisi Barat
82
Adapun perhitungan volume kebutuhan besi dan beton pada precast half
slab akan dijelaskan pada sub sub bab berikut:
83
Luas = Panjang × Lebar
= 3,660 × 1,550
= 5,673 m2
Volume kotor beton = Luas × Tebal
= 5,673 × 0,070
= 0,3971100 m3
= 0,0000785 m2
Jarak tulangan arah X = 0,200 m
Jarak tulangan arah Y = 0,200 m
Jumlah tulangan arah X = 8 buah
Jumlah tulangan arah Y = 18 buah
Volume tulangan arah X = Panjang tulangan × jumlah × luas tulangan
= 3,660 × 8 × 0,0000785
= 0,0022996 m3
Volume tulangan arah Y = Panjang tulangan × jumlah × luas tulangan
= 1,550 × 18 × 0,0000785
= 0,0021913 m3
1
Volume tulangan titik angkat= 4 × ×3,140×0,0132×0,800
4
= 0,0004247 m3
Volume tulangan S5G-2 = Volume tulangan X + volume tulangan Y +
= volume tulangan titik angkat
= 0,0022996 + 0,0021913 + 0,0004247
= 0,0049157 m3
84
3. Perhitungan volume bersih beton precast half slab
Data:
Volume kotor beton = 0,3971100 m3
Volume tulangan S5G-2 = 0,0049157 m3
Volume bersih beton = Volume kotor beton – volume tulangan
= S5G-2
= 0,3971100 – 0,0049157
= 0,3921943 m3
85
86
5.5.2 Perhitungan Volume Besi dan Beton Topping Pelat Lantai
87
Lebar pelat lantai = 7,000 m
1
Luas tulangan = × π × D2
4
1
= ×3,140×0,0102
4
= 0,0000785 m2
Jarak tulangan arah X = 0,200 m
Jarak tulangan arah Y = 0,200 m
Lebar
Jumlah tulangan arah X =
Jarak tulangan arah Y
7,000
=
0,200
= 35 tulangan
Panjang
Jumlah tulangan arah Y =
Jarak tulangan arah X
8,000
=
0,200
= 40 tulangan
Panjang tulangan arah X = 8,000 m
Panjang tulangan arah Y = 7,000 m
Volume tulangan arah X = Panjang tulangan × jumlah × luas tulangan
= 8,000 × 35 × 0,0000785
= 0,0219911 m3
Volume tulangan arah Y = Panjang tulangan × jumlah × luas tulangan
= 7,000 × 40 × 0,0000785
= 0,0219911 m3
Volume tulangan topping = Volume tulangan X + volume tulangan Y
= 0,0219911 + 0,0219911
= 0,0439823 m3
88
Volume bersih beton = Volume kotor beton – volume tulangan
= topping
= 2,800 – 0,0439823
= 2,7560177 m3
89
= (2 × 0,3873360)
= 3,1181213 m3
Volume beton topping = 2,7560177 m3
Kebutuhan Beton Total = Volume beton precast + volume beton
= topping
= 3,1181213 + 2,7560177
= 5,8741390 m3
90