Anda di halaman 1dari 8

Volume 12, Nomor 2, Hal.

09-16 ISSN 0852-8349


Juli – Desember 2010

ANALISIS PRAKTIK AKUNTANSI


PADA PEMERINTAH KOTA DAN KABUPATEN DI PROVINSI JAMBI
BERDASARKAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN

Dewi Fitriyani dan Yuliana


Jurusan Akuntansi, FakultasEkonomi, Universitas Jambi
Kampus Pinang Masak, Mendalo Darat, Jambi 36361

Abstrak
Penelitian ini menguji praktik akuntansi pemerintah daerah pada Kabupaten dan Kota dalam
Provinsi Jambi. Untuk itu dilakukan pengujian terhadap tiga hipotesis yang dikembangkan untuk
melihat pengaruh faktor populasi penduduk, kesejahteraan dan kemandirian keuangan suatu
daerah terhadap praktik akuntansi yang sesuai dengan standar akuntansi pemerintah. Data
diperoleh dari website resmi Badan Pemeriksa Keuangan, Direktorat Jenderal Perimbangan
Keuangan Kementerian Keuangan dan Badan Pusat Statistik. Data ini dianalisis dengan
menggunakan analisis regresi menggunakan software SPSS versi 17 for windows. Hasil pengujian
hipotesis secara statistik menunjukkan bahwa kesejahteraan dan kemandirian keuangan
berpengaruh terhadap praktik akuntansi suatu daerah yang sesuai standar akuntansi pemerintah.
Sementara populasi penduduk tidak berpengaruh.

Kata-kunci: praktik akuntansi ; indeks kepatuhan ; populasi ; kesejahteraan ; kemandirian keuangan.

PENDAHULUAN Keuangan Negara mengamanatkan laporan


pertanggungjawaban APBN/APBD harus
Reformasi akuntansi pemerintahan di disusun dan disajikan sesuai dengan standar
Indonesia telah mengalami proses panjang akuntansi pemerintahan, dan standar tersebut
yang dimulai sekitar tahun 1979-1980 oleh disusun oleh suatu komite standar yang
Departemen Keuangan dengan rencana independen dan ditetapkan dengan Peraturan
sebuah studi modernisasi sistem akuntansi Pemerintah. Selanjutnya, Undang-Undang
pemerintahan. Adanya suatu sistem akuntansi Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
pemerintahan ini semakin menguat dengan Negara kembali mengamanatkan penyusunan
bergulirnya era reformasi yang memberikan laporan pertanggungjawaban pemerintah
sinyal yang kuat tentang perlu adanya pusat dan daerah sesuai dengan standar
transparansi dan akuntabilitas pengelolaan akuntansi pemerintahan, bahkan
keuangan negara. Hal ini kemudian mengamanatkan pembentukan komite yang
diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah bertugas menyusun standar akuntansi
Nomor 105/2000 tentang Pengelolaan dan pemerintahan dengan keputusan presiden.
Pertanggungjawaban Keuangan Daerah yang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)
menyebutkan perlunya standar akuntansi sebagai salah satu elemen penting reformasi
pemerintahan dalam pertanggungjawaban akuntansi pemerintahan di Indonesia akhirnya
keuangan daerah. ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah
Menteri Keuangan membentuk Komite Nomor 24 Tahun 2005 pada tanggal 13 Juni
Standar Akuntansi Pemerintah Pusat dan 2005.
Daerah yang bertugas menyusun konsep Standar Akuntansi Pemerintahan yang
standar akuntansi pemerintah pusat dan telah disusun merupakan pedoman bagi
daerah yang tertuang dalam KMK pemerintah untuk penyusunan laporan
No.308/KMK.012/2002. Selain itu Undang- keuangannya. Namun setelah beberapa tahun
Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang ditetapkan, masih ada pemerintah daerah yang

9
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Humaniora

belum mampu menerapkan standar akuntansi Tengan dan DIY. Hasil penelitiannya
pemerintahan dengan baik. Hal ini dapat menunjukkan hasil yang tidak signifikan.
diketahui dari masih adanya pemerintahan Penelitian ini menguji kembali hasil yang
daerah yang belum mampu menyusun laporan dilakukan oleh Christiaens (1999), Laswad,
keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi Fisher dan Oreyele (2005) dan Misra (2008).
berterima umum (PABU) dan diberikan opini Namun dalam penelitian ini lebih ditujukan
audit wajar tanpa pengecualian atau tidak untuk mengungkap praktik akuntansi daerah
wajar, maupun tidak memberikan opini oleh pada Pemerintah Kota dan Kabupaten di
BPK. Provinsi Jambi berdasarkan Standar
Terdapat beberapa penelitian yang telah Akuntansi Pemerintahan.
dapat mengidentifikasi berbagai faktor yang
mempengaruhi penyusunan dan METODE PENELITIAN
pengungkapan laporan keuangan
pemerintahan daerah. Ingram (1984) menguji Pemilihan Sampel dan Pengumpulan Data
pengaruh berbagai faktor, diantaranya Sampel yang digunakan dalam penelitian
terdapat faktor tingkat kesejahteraan daerah ini adalah Pemerintah Kota dan Kabupaten di
/negara bagian terhadap kualitas Provinsi Jambi, yaitu sembilan kabupaten dan
pengungkapan laporan keuangan pemerintah satu kota. Data yang digunakan berupa
daerah (municipal). Sementara Cheng (1992) laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD)
menyatakan faktor sosioekonomis, politik, dari tahun 2006-2008 yang bersumber dari
birokrasi internal dan desakan eksternal website resmi Badan Pemeriksa Keuangan
Republik Indonesia (BPK-RI) dan sumber
terhadap kualitas pengungkapan laporan
terkait yang relevan dalam penelitian ini.
keuangan pemerintah. Christiaens (1999) dan
dilanjutkan Christiaens dan Peteghem (2007) Identifikasi dan Pengukuran Variabel
juga melakukan pengujian terhadap pengaruh Variabel dependen dalam penelitian ini
eksternal, tingkat kesejahteraan municipal, adalah praktik akuntansi pemerintahan daerah
dan ukuran daerah terhadap kesesuaian yang diukur dengan compliance index (indeks
penyusunan laporan keuangan dengan PABU kepatuhan) (Tabel 1). Indeks kepatuhan yang
dan regulasi yang mengatur sistem akuntansi digunakan diadopsi dari indeks yang
baru. dikembangkan oleh Christiaens (1999) dan
Hendry (1999) memasukkan faktor kemudian dimodifikasi oleh Misra (2008)
sosioekonomi yang terbagi dalam variabel dengan berbagai penyesuaian dengan kondisi
pendapatan per kapita, populasi dan dan regulasi di Indonesia, yaitu Standar
pendapatan asli daerah (own revenue) dalam Akuntansi Pemerintahan. Elemen-elemen
penelitian mengenai penyusunan laporan dalam indeks tersebut sebagian besar diukur
keuangan awal pemerintahan municipal dalam secara dikotomi (D) yaitu skor 1 (satu) jika
kesesuaiannya dengan Prinsip Akuntansi mematuhi (compliance) dan skor 0 (nol) jika
Berterima Umum. Sedangkan studi lainnya sebaliknya. Beberapa elemen lainnya diukur
menguji asosiasi antara ukuran (size) dengan secara kualitatif (Ql) dan kuantitatif (Qt).
perilaku monitoring dan pengungkapan Seperti yang dilakukan oleh Misra (2008),
(seperti Evans dan Patton, 1987; Ingram, elemen ketepatan waktu (timeliness) diukur
1984; Baber, 1983; Christiaens, 1999) tetapi secara kuantitatif. Timeliness adalah time lag
penelitian-penelitian tersebut memberikan dalam bulanan antara tanggal 30 Juni 20N+1
hasil yang tidak konklusif. Misra (2008) (tanggal jatuh tempo sesuai dengan aturan)
melakukan pengujian faktor sosioekonomi dengan tanggal penyampaian laporan
yang terdiri dari variabel ukuran (size), tingkat keuangan auditan oleh pemerintah daerah
kesejahteraan (wealth), dan kemandirian (Misra, 2008). Timelines diukur perbulan
keuangan terhadap penerapan akuntansi yang dimulai dengan skor 1 (satu) jika
pemerintahan daerah pada pemerintahan disampaikan sebelum 30 Juni 20N+1, 0,9 (nol
daerah kabupaten dan kota di Provinsi Jawa koma sembilan) atau 90% jika sebelum 31

10
Dewi Fitriyani dan Yuliana: Analisis Praktik Akuntansi pada Pemerintah Kota dan Kabupaten
di Provinsi Jambi Berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintahan.

Tabel 1. Elemen-elemen indeks kepatuhan


Elemen (Item) Ukuran
Tepat Waktu (Timeliness)
1. Tepat waktu Kuantitatif (Qt)
Kelengkapan
2. Penyajian persediaan Dikotomi (D)
3. Penyajian dan pengungkapan dana cadangan D
4. Pengungkapan piutang pajak dan bukan pajak D
Pisah Batas
5. Pengungkapan biaya tangguhan D
6. Pengungkapan pendapatan tangguhan D
7. Pengungkapan biaya dibayar di muka D
8. Pengungkapan pendapatan diterima di muka D
Klasifikasi
9. Menempatkan akun-akun aktiva dengan benar D
10. Menempatkan akun-akun kewajiban dengan benar D
11. Menempatkan akun-akun ekuitas dengan benar D
12. Klasifikasi arus kas berdasarkan aktivitas D
13. Klasifikasi akun-akun laporan realisasi anggaran D
Akurasi Mekanis dan Aturan Lain
14. Akumulasi penyusutan D
15. Rekonsiliasi antara laporan anggaran dan akuntansi D
16. Perbandingan anggaran dengan realisasinya D
17. Hutang yang jatuh tempo dalam satu tahun D
Pengungkapan
18. Informasi tentang kebijakan fiskal dan ekonomi makro Q1
19. Informasi tentang pencapaian target Perda APBD dan kendala/hambatan Q1
yang dihadapi dalam pencapaian target
20. Ikhtisar pencapaian kinerja keuangan selama tahun pelaporan D
21. Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pengukuran persediaan
22. Kondisi persediaan D
23. Kebijakan akuntansi untuk penentuan nilai investasi D
24. Jenis-jenis investasi D
25. Perubahan harga pasar investasi D
26. Perubahan pos investasi D
27. Dasar penilaian aktiva untuk menentukan nilai neraca D
28. Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang D
menunjukkan penambahan, pelepasan, akumulasi penyusutan dan mutasi Q1
aktiva tetap lainnya
29. Informasi penyusutan yang meliputi nilai penyusutan, metode penyusutan Q1
yang digunakan, masa manfaat atau tarif penyusutan
30. Nilai tercatat bruto dan akumulasi penyusutan pada awal dan akhir periode D
31. Eksistensi dan batasan hak milik aktiva tetap
32. Kebijakan akuntansi yang berkaitan dengan kapitalisasi aktiva tetap D
33. Pengungkapan konstruksi dalam pengerjaan D
34. Laba/rugi pelepasan aktiva tetap D
35. Jumlah saldo kewajiban hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang Q1
yang diklasifikasikan berdasarkan pemberi pinjaman D
36. Bunga pinjaman yang terutang pada periode berjalan dan tingkat bunga
yang berlaku D
37. Pengungkapan biaya pinjaman yang meliputi perlakuan, jumlah yang
dikapitalisasi dan tingkat kapitalisasi D
38. Pengungkapan kontijensi D
39. Laporan keuangan tahun sebelumnya D

11
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Humaniora

Lanjutan Tabel 1
Kelayakan dan Kebermanfaatan
40. Penjelasan akun-akun laporan keuangan secara lengkap
41. Analisis akun-akun anggaran
42. Analisis akun-akun laporan keuangan selain akun-akun laporan
realisasi anggaran
43. Penyajian dalam bentuk gambar atau grafis
44. Warna berbeda dalam penyajian informasi
Sumber: Misra (2008)

Juli, dan 0,1 (nol koma satu) atau 10% jika heteroskedastisitas dalam penelitian ini
disampaikan sebelum 31 Maret 20N+2. Lewat dilakukan dengan melihat hasil grafik
dari batas 31 Maret tersebut akan diberi skor 0 scatterplots. Jika grafik menunjukkan titik-
(nol). Untuk pengukuran secara kualitatif titik yang tersebar secara acak dan tidak
mengikuti Christaens (1999) dan dilanjutkan membentuk suatu pola tertentu maka model
Misra (2008) dengan melihat tingkat tidak mengalami masalah heteroskedastisitas.
kelengkapan. Jika lengkap diberi nilai 1
(satu), sebagian 0,5 (nol koma lima) dan tidak Uji Multikolonearitas
melaporkan/mengungkapkan diberi nilai 0 Uji multikolonieritas bertujuan untuk
(nol) menguji adanya korelasi antar variabel bebas
Variabel independen dalam penelitian ini independen dalam model regresi.
merupakan variabel-variabel independen yang Multikolonieritas ditentukan dengan melihat
dikelompokkan ke dalam faktor sosioekonomi nilai variation inflation factor (VIF) dan
yang terdiri dari variabel ukuran (size), tingkat tolerance. Pada nilai VIF dan tolerance
kesejahteraan (wealth), dan kemandirian masalah multikolonieritas ditentukan dengan
keuangan. pertimbangan jika nilai VIF kurang dari 10
dan nilai tolerance tidak lebih kecil dari 0,10
maka tidak terdapat gejala multikolinearitas
Metoda Analisis dan Pengujian Hipotesis dan begitu pula sebaliknya.
Metode analisis yang digunakan dalam
penelitian ini mengacu pada Gozali (2007) Uji Autokorelasi
Uji Normalitas Uji autokorelasi dilakukan untuk menguji
Uji normalitas bertujuan untuk menguji adanya korelasi antara kesalahan pengganggu
normalitas distribusi dalam model regresi, pada periode t dengan kesalahan pengganggu
variabel pengganggu atau residual. Uji pada periode t-1 dalam model regresi linier.
normalitas dalam penelitian ini diuji dengan Pengujian autokorelasi dilakukan
menggunakan uji kolmogorov smirnov. menggunakan uji Durbin-Watson.
Apabila tingkat signifikansi lebih besar dari
0.05 maka menunjukkan data residual Pengujian Hipotesis
terdistribusi secara normal. Pengujian hipotesis dilakukan dengan
analisis regresi linier berganda. Sebelum
Uji Heteroskedastisitas dilakukan pengujian hipotesis terlebih dahulu
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji dilakukan analisis terhadap tingkat kepatuhan
ketidaksamaan variansi model regresi dari pada praktik akuntansi keuangan pemerintah
residual satu pengamatan ke pengamatan yang daerah di Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi.
lain. Jika variansi dari residual satu Hasil indeks kepatuhan dalam bentuk
pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, persentase dapat menunjukkan tingkat praktik
maka disebut homoskedastisitas dan jika akuntansi pemerintah daerah secara teknis.
berbeda disebut heteroskedastisitas. Model Pengujian statistik yang dilakukan untuk
regresi yang baik adalah model yang tidak hipotesis adalah uji-t untuk melihat pengaruh
mengalami heteroskedastisitas. Uji masing-masing variabel independen terhadap

12
Dewi Fitriyani dan Yuliana. : Analisis Praktik Akuntansi pada Pemerintah Kota dan Kabupaten
di Provinsi Jambi Berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintahan

variabel dependen. Sebelum itu dilakukan Praktik Akuntansi pada Pemerintah Daerah
penilaian goodness of fit pada model dengan Berdasarkan hasil uji statistik terhadap
menggunakan koefisien determinasi dan uji F. data laporan keuangan pemerintah daerah
Uji F untuk menguji hubungan regresional pada sembilan kabupaten dan satu kota di
antara variabel dependen dengan variabel- Provinsi Jambi, secara umum memiliki tingkat
variabel independen sebagai sebuah kepatuhan 59, 40. dengan deviasi standar
kelompok. Semua analisis tersebut dilakukan 5,986%. Selain itu uji statistik pada seluruh
dengan menggunakan software SPSS 17 for kabupaten/kota di Provinsi Jambi tersebut
windows. diketahui memiliki indeks kepatuhan tertinggi
adalah Kota Jambi sebesar 67% dan terendah
HASIL DAN PEMBAHASAN pada Kabupaten Tanjung Jabung Barat
(Tanjabbar) sebesar 50% (tabel 2). Hal ini
Hasil Uji Asumsi Klasik menunjukkan bahwa masih ada daerah
Uji Normalitas kabupaten/kota dalam Provinsi Jambi yang
Hasil pengujian normalitas menggunakan belum mematuhi praktik akuntansi yang
uji Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,367 dan sesuai dengan Standar Akuntansi
signifikan pada 0,999. Hal ini menunjukkan Pemerintahan.
bahwa residual terdistribusi secara normal.
Tabel 2. Indeks kepatuhan praktik akuntansi pada
Uji Multikolonieritas kabupaten/kota di provinsi Jambi
Uji multikolonieritas dilakukan dengan Kota/Kabupaten Tingkat
melihat nilai VIF dan tolerance. Berdasarkan Kepatuhan
hasil pengujian tersebut diketahui nilai VIF Kota Jambi 67%
berada pada 1,050-1,680. Sedangkan Kabupaten Batanghari 59%
perhitungan nilai tolerance berada pada nilai Kabupaten Muaro Jambi 59%
Kabupaten Tanjung Jabung 50%
0,595-0,952. Hasil ini menunjukkan tidak
Barat
adanya masalah multikolonieritas dalam Kabupaten Tanjung Jabung 52%
model. Timur
Kabupaten Sarolangun 59%
Uji Heteroskedastisitas Kabupaten Kerinci 65%
Pengujian heteroskedastisitas dilakukan Kabupaten Merangin 57%
menggunakan scatterplots. Hasil grafik Kabupaten Bungo 66%
scatterplots menunjukkan bahwa titik-titik Kabupaten Tebo 56%
tersebar secara acak dan tidak membentuk
pola tertentu baik di atas maupun di bawah Hasil pengujian statistik menunjukkan
angka 0 (nol). Hal ini berarti model tidak diantara tiga variabel independen, yaitu
mengandung heteroskedastisitas dan layak populasi penduduk, tingkat kesejahteraan, dan
untuk memprediksi praktik akuntansi (PA) kemandirian keuangan, ditemukan bahwa
dengan variabel independen populasi tingkat populasi penduduk tidak memiliki
penduduk (POP), tingkat kesejahteraan pengaruh terhadap tingkat kepatuhan pada
(KESJTH), dan kemandirian keuangan praktik akuntansi. Sementara variabel tingkat
(MAND). kesejahteraan dan kemandirian memiliki
pengaruh terhadap praktik akuntansi.
Uji Autokorelasi
Pengujian autokorelasi dilakukan Hasil Pengujian Hipotesis dan Pembahasan
menggunakan uji Durbin-Watson (DW). Sebelum melakukan pengujian hipotesis,
Berdasarkan hasil uji tersebut diketahui nilai terlebih dahulu dilakukan pengujian terhadap
DW sebesar 1,924 lebih besar dari batas atas ketepatan perkiraan (goodness of fit),
(du) 1,650 dan kurang dari 3-1,650 atau 3-du. kemudian dilakukan uji-F untuk melihat ada
Hasil ini disimpulkan bahwa tidak terdapat tidaknya hubungan regresi antara variabel
adanya masalah autokorelasi pada model. dependen dengan variabel-variabel

13
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Humaniora

independen sebagai satu kelompok. Tabel 3. Ringkasan hasil pengujian hipotesis


Selanjutnya hipotesis diuji dengan Hipotesis Thitung Ttabel Sign. Keterangan
menggunakan uji-T untuk menguji masing- Hipotesis 0,625 2,056 0,520 Tidak
masing variabel independen terhadap variabel 1 Signifikan
dependen. Hipotesis -2,888 2,056 0,008 Signifikan
2
Hipotesis 3,439 2,056 0,002 Signifikan
Uji Goodness of Fit
3
Goodness of fit diuji dengan menggunakan
koefisien determinasi yang memperlihatkan Hasil Pengujian Hipotesis 1
nilai R2 sebesar 0,569 dan adjusted R2 sebesar Dalam penelitian ini hipotesis 1
0,519. Hal ini menunjukkan bahwa variabel menyatakan bahwa daerah yang memiliki
independen (populasi penduduk, populasi besar memiliki tingkat kepatuhan
kesejahteraan dan kemandirian keuangan) lebih tinggi. Berdasarkan hasil uji statistik
dapat menjelaskan variabel dependen (praktik menunjukkan nilai t hitung 0,652 dengan
akuntansi keuangan pemerintah daerah)
tingkat signifikansi 0,520 pada α = 0,05. Hasil
sebesar 51,9%, sehingga dapat dihasilkan
ini menyimpulkan bahwa variabel populasi
model penelitian sebagai berikut:
penduduk tidak berpengaruh signifikan
PA = 0,563 + 0,109 POP – 0,381 KESJTH +
terhadap praktik akuntansi keuangan
0,565 MAND + ε
pemerintah daerah dan artinya hipotesis tidak
Uji-F dapat terdukung.
Berdasarkan hasil uji statistik diketahui Temuan ini turut mendukung penelitian
bahwa nilai F sebesar 11,447 dan signifikan Cheng (1992); Laswad, dkk., (2005);
pada 0,000. Hal ini memperlihatkan nilai F Christiaens dan Peteghem (2007); dan Misra
hitung sebesar 11, 447 lebih besar daripada (2008). Temuan ini memperlihatkan bahwa
nilai F tabel sebesar 2,98. Hasil ini juga ukuran suatu daerah (kabupaten/kota) belum
menunjukkan bahwa variabel independen dapat menjamin kepatuhan dalam praktik
(populasi penduduk, kesejahteraan, akuntansi keuangan daerah berdasarkan
kemandirian keuangan) sebagai sebuah regulasi yang ada. Dalam hal ini, di Indonesia,
kelompok memiliki pengaruh terhadap tingkat kepatuhan kabupaten dan kota dalam
variabel dependen (praktik akuntansi Provinsi Jambi dalam menerapkan Standar
keuangan pemerintah daerah). Akuntansi Pemerintahan saat menyusun,
mengungkapkan dan menyajikan laporan
Pengujian Hipotesis keuangan daerah.
Berdasarkan hasil uji statistik, secara
individual dua variabel independen memiliki Hasil Pengujian Hipotesis 2
pengaruh yang signifikan terhadap variabel Hipotesis 2 menunjukkan bahwa semakin
dependen. Pengujian dilakukan dengan sejahtera suatu daerah semakin tinggi tingkat
tingkat signifikansi α = 0,05 dan kepatuhannya. Hasil uji statistik
membandingkan antara nilai T hitung dan T memperlihatkan nilai t hitung sebesar -2,888
tabel.. Hasil menunjukkan variabel dengan signifikansi 0,008 < α. Hal ini berarti
independen populasi penduduk (POP) tidak hipotesis terdukung dan konsisten dengan
memiliki pengaruh terhadap praktik akuntansi penelitian Ingram (1984); Austin (1986) dan
keuangan pemerintah daerah (PA), sementara Hendry (1999), namun tidak dapat
variabel independen kesejahteraan (KESJTH) mendukung temuan Misra (2008). Temuan ini
dan kemandirian keuangan (MAND) menunjukkan bahwa suatu daerah yang
diketahui memiliki pengaruh terhadap praktik sejahtera dan memiliki tingkat pendapatan
akuntansi keuangan pemerintah daerah (PA). yang besar akan memiliki tingkat kepatuhan
Secara ringkas hasil pengujian hipotesis dapat yang lebih baik dalam pelaporan keuangan
dilihat pada tabel 3 berikut ini: yang sesuai dengan standar yang ada.

14
Dewi Fitriyani dan Yuliana. : Analisis Praktik Akuntansi pada Pemerintah Kota dan Kabupaten
di Provinsi Jambi Berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintahan

Hasil Pengujian Hipotesis 3 melakukan penelitian pada daerah lain.


Hipotesis 3 menyatakan bahwa Sebelumnya Misra (2008) telah terlebih
kemandirian keuangan suatu daerah dahulu melakukan penelitian praktik
berpengaruh negatif terhadap tingkat akuntansi pada Kabupaten dan Kota di
kepatuhan. Hasil uji statistik memperlihatkan Provinsi Jawa Tengah dan Provinsi DIY.
bahwa hipotesis ini terdukung dengan nilai t Selain itu penelitian ini hanya meneliti pada
hitung 3,439 dan tingkat signifikansi 0,002 < tahun 2006 hingga tahun 2008 saja. Tahun
α. Temuan ini mendukung dari Hendry 2009 tidak diambil dikarenakan tidak
(1999); dan berbeda dari Misra (2008). lengkapnya data yang diperlukan untuk
Berdasarkan temuan ini dapat diduga bahwa penelitian ini. Diharapkan penelitian
semakin mandiri suatu daerah maka semakin berikutnya dapat menggunakan data tahun
rendah (negatif) tingkat kepatuhannya 2009.
terhadap pelaporan keuangan yang sesuai Penelitian ini hanya meneliti pengaruh
dengan standar pemerintah. Hal ini berarti variabel populasi, kesejahteraan, dan
kemandirian suatu daerah, yang diukur kemandirian keuangan terhadap praktik
dengan besaran pendapatan asli daerah yang akuntansi pemerintah daerah. Oleh karena itu
diterimanya, dapat mempengaruhi tingkat disarankan penelitian di masa yang akan
kepatuhannya dalam pelaporan keuangan datang untuk memperluas variabel penelitian
berdasarkan standar atau regulasi pemerintah. sehingga dapat menangkap fenomena yang
lebih luas.
KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Simpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data dapat Baber, W. R dan Sen, P. K. 1983. Toward
disimpulkan bahwa: Understanding the Role of Auditing
1. Tingkat populasi penduduk dalam in The Public Sector. Journal of
Kabupaten dan Kota di Provinsi Jambi Accounting and Economics.
tidak berpengaruh terhadap kepatuhan Cheng, R. H.. 1992. An Empirical Analysis of
suatu daerah dalam melaksanakan praktik Theories on Factors Influencing State
akuntansi keuangan yang sesuai dengan Government Accounting Disclosure.
standar akuntansi pemerintah. Journal of Accounting and Public
2. Tingkat kesejahteraan penduduk dalam Policy.
Kabupaten dan Kota di Provinsi Jambi Christiaens, J dan Peteghem, Vincent Van.
memiliki pengaruh terhadap kepatuhan 2007. Governmental Accounting
suatu daerah dalam praktik akuntansi Reform: Evolution of Implementation
yang sesuai dengan standar akuntansi in Flemish Municipalities. Financial
pemerintah. Accountability and Management.
3. Tingkat kemandirian keuangan dalam Christiaens, J. 1999. Financial Accounting
Kabupaten dan Kota di Provinsi Jambi Reform in Flemish Municipalities: An
memiliki pengaruh terhadap kepatuhan Empirical Investigation. Financial
suatu daerah dalam praktik akuntansi Accountability and Management.
yang sesuai dengan standar akuntansi Evans, J. H. dan Patton J. M. 1987. Signalling
pemerintah. and Monitoring in Public Sector
Accounting. Journal of Accounting
Saran Research.
Penelitian ini hanya meneliti pada Gozali, I. 2007. Aplikasi Analisis Multivarite
Kabupaten dan Kota dalam Provinsi Jambi dengan Variabel SPSS. Semarang:
sehingga hasilnya tidak dapat digeneralisir Badan Penerbit Universitas
dengan kondisi pada Kabupaten dan Kota di Diponegoro.
provinsi yang lain, sehingga disarankan untuk Hendry, B. K.. 1999. An Empirical
penelitian selanjutnya untuk juga dapat Investigation of The Initial Production

15
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Humaniora

of State Government Financial Misra, F. 2008. Investigasi dan Analisis


Reports in Conformance with Empiris Praktik Akuntansi Keuangan
Generally Accepted Accounting Pemerintah Daerah (Studi pada
Principle (GAA). Texas A&M Kabupaten dan Kota di Propinsi
University. Disertasi. Daerah Istimewa Yogyakarta dan
Ingram, R. W. 1984. Economic Incentive and Jawa Tengah). Tesis Pascasarjana.
The Choice of State Government Universitas Gadjah Mada.
Accounting Practise. Journal of Laswad, F., R. Fisher, dan P. Oyelere. 2005.
Accounting Research, Vol. 22 No 1 Determinants of Voluntary Internet
Spring 1984
Financial Reporting by Local
Ingram, R. W dan Copeland. 1981. Municipal
Government Authorities. Journal of
Accounting Information and Voting
Accounting and Public Policy.
Behaviour. The Accounting Review.

16

Anda mungkin juga menyukai