Anda di halaman 1dari 18

FRAKTUR

Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan gadar


Yang diampu oleh Ida Rosidawati M.Kep

Disusun oleh : Kelompok 12

Ulfi nurfajriah (E1714401007)


Wildan fanani (E1714401016)
Willy Ahmad W (E1714401037)
Siti budiarsih (E1714401038)
Dian mawardiani (E1714401039)
Devi retna utami (E1614401012)
Ulva nita (E16144010

DIPLOMA III KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA
2018/2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan atas kehadirat Alloh SWT, karena atas

rahmat dan hidayahNya penyusun dapat menyusun sebuah makalah yang

membahas tentang “fraktur”.

Penyusun juga ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada dosen yang

membimbing mata kuliah KEPERAWATAN GAWAT DARURAT. Penyusun

juga mengharapkan agar makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun maupun

pembaca. Sebagai manusia biasa tentu penyusun tidak dapat langsung

menyempurnakan makalah ini dengan baik, oleh karena itu penyusun sangat

mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari dosen pembimbing

mau pun pembaca.

Tasikmalaya, Maret 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................................1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................1
C. Tujuan Makalah ...........................................................................................1
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Penyakit typoid
1. Definisi ...................................................................................................2
2. Etiologi ...................................................................................................2
3. Patofisiologi ...........................................................................................3
4. Manisfetasi Klinis ..................................................................................4
5. Komplikasi .............................................................................................4
6. Form askep gadar ...................................................................................6
BAB III KONSEP KEPERAWATAN
A. Kesimpulan..........................................................................................14
B. Saran ....................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Fraktur merupakan istilah hilangnya kontinuitas tulang, tulang
rawan, baik yang bersifat total maupun sebagian (Helmi, 2012). Fraktur
didefinisikan sebagai patahan yang terjadi pada kontinuitas tulang (Apley
& Solomon, 1995). Fraktur lengkap terjadi apabila seluruh tulang patah,
sedangkan fraktur tidak lengkap tidak melibatkan seluruh ketebalan tulang.
Fraktur juga dikenal dengan istilah patah tulang, biasanya disebabkan oleh
trauma atau tenaga fisik, kekuatan, sudut, tenaga, keadaan tulang, dan
jaringan lunak disekitar tulang akan menentukan apakah fraktur yang terjadi
disebut lengkap atau tidak lengkap (Price & Wilson, 2006). Fraktur juga
melibatkan jaringan otot, saraf, dan pembuluh darah di sekitarnya karena
tulang bersifat rapuh namun cukup mempunyai kekuatan dan gaya pegas
untuk menahan, tetapi apabila tekanan eksternal yang datang lebih besar
dari yang dapat diserap tulang, maka terjadilah trauma pada tulang yang
berakibat pada rusaknya atau terputusnya kontinuitas tulang (Smeltzer dan
Bare.2002).
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana definisi fraktur?
2. Bagaimana etiologi fraktur?
3. Bagaimana manisfestasi klinis fraktur?
4. Bagaimana komplikasi fraktur?
5. Bagaimana form askep gadar?
C. Tujuan
1. Definisi fraktur
2. Etiologi fraktur
3. Manisfestasi klinis fraktur
4. Komplikasi fraktur
5. Form askep gadar

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI

Fraktur adalah rusaknya kontinuitas dari struktur tulang, tulang rawan dan
lempeng pertumbuhan yang disebabkan oleh trauma dan non trauma. Tidak hanya
keretakan atau terpisahnya korteks, kejadian fraktur lebih sering mengakibatkan
kerusakan yang komplit dan fragmen tulang terpisah. Tulang relatif rapuh, namun
memiliki kekuatan dan kelenturan untuk menahan tekanan. Fraktur dapat
diakibatkan oleh cedera, stres yang berulang, kelemahan tulang yang abnormal atau
disebut juga fraktur patologis (Solomon et al., 2010).
Fraktur dalah hilangnya kontinuitas tulang, tulang rawan, baik bersifat total
maupun sebagian (helmi 2012)
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan
luasnya (bruner & suddart).
Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang atau
tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa (Mansjoer, 2000 : 347).
Fraktur adalah putusnya hubungan suatu tulang atau tulang rawan yang
disebabkan oleh kekerasan (E. Oerswari, 1989 : 144).
Fraktur olecranon adalah fraktur yang terjadi pada siku yang disebabkan oleh
kekerasan langsung, biasanya kominuta dan disertai oleh fraktur lain atau dislokasi
anterior dari sendi tersebut (FKUI, 1995:553). Jadi, kesimpulan fraktur adalah suatu
cedera yang mengenai tulang yang disebabkan oleh trauma benda keras.

B. Etiologi
Menurut Sachdeva (1996), penyebab fraktur dapat dibagi menjadi tiga, yaitu
1. Cedera Traumatik
Cedera traumatik pada tulang dapat disebabkan oleh :
a. Cedera langsung berarti pukulan langsung terhadap tulang sehingga tulang
patah secara spontan. Pemukulan biasanya menyebabkan fraktur
melintang dan kerusakan pada kulit di atasnya.
b. Cedera tidak langsung berarti pukulan langsung berada jauh dari lokasi
benturan, misalnya jatuh dengan tangan berjulur dan menyebabkan fraktur
klavikula.
c. Fraktur yang disebabkan kontraksi keras yang mendadak dari otot yang
kuat.

2
2. Fraktur Patologik
Dalam hal ini kerusakan tulang akibat proses penyakit dimana dengan trauma
minor dapat mengakibatkan fraktur dapat juga terjadi pada berbagai keadaan
berikut :
a. Tumor Tulang ( Jinak atau Ganas ) : pertumbuhan jaringan baru yang tidak
terkendali dan progresif.
b. Infeksi seperti osteomielitis : dapat terjadi sebagai akibat infeksi akut atau
dapat timbul sebagai salah satu proses yang progresif, lambat dan sakit
nyeri.
c. Rakhitis : suatu penyakit tulang yang disebabkan oleh defisiensi Vitamin
D yang mempengaruhi semua jaringan skelet lain, biasanya
d. disebabkan kegagalan absorbsi Vitamin D atau oleh karena asupan
kalsium atau fosfat yang rendah.
3. Secara Spontan
Disesbabkan oleh stress tulang yang terus menerus misalnya pada penyakit
polio dan orang yang bertugas dikemiliteran.
Menurut samsuhidajat (2008)
a. trauma langsung
benturan pada tulang dang mengakibatkan fraktur pada tempat itu.
Misalnya benturan pada lengan bawah dan menyebabkan fraktur pada
tulang ulna dan radius
b. trauma tidak langsung
bila mana titik tumpu benturan dengan terjadinya fraktur berjauhan
C. PATOFISIOLOGI
Fraktur ganggguan pada tulang biasanya disebabkan oleh trauma gangguan
adanya gaya dalam tubuh, yaitu stress, gangguan fisik, gangguan metabolic,
patologik. Kemampuan otot mendukung tulang turun, baik yang terbuka ataupun
tertutup. Kerusakan pembuluh darah akan mengakibatkan pendarahan, maka
volume darah menurun. COP menurun maka terjadi peubahan perfusi jaringan.
Hematoma akan mengeksudasi plasma dan poliferasi menjadi edem lokal maka
penumpukan di dalam tubuh.
Fraktur terbuka atau tertutup akan mengenai serabut saraf yang dapat
menimbulkan ganggguan rasa nyaman nyeri. Selain itu dapat mengenai tulang dan
dapat terjadi revral vaskuler yang menimbulkan nyeri gerak sehingga mobilitas
fisik terganggau. Disamping itu fraktur terbuka dapat mengenai jaringan lunak
yang kemungkinan dapat terjadi infeksi dan kerusakan jaringan lunak akan
mengakibatkan kerusakan integritas kulit.
Fraktur adalah patah tulang, biasanya disebabkan oleh trauma gangguan
metabolik, patologik yang terjadi itu terbuka atau tertutup. Baik fraktur terbuka

3
atau tertutup akan mengenai serabut syaraf yang dapat menimbulkan gangguan
rasa nyaman nyeri.
Selaian itu dapat mengenai tulang sehingga akan terjadi neurovaskuler yang
akan menimbulkan nyeri gerak sehingga mobilitas fisik terganggu, disamping itu
fraktur terbuka dapan mengenai jaringan lunak yang kemungkinan dapat terjadi
infeksi terkontaminasi dengan udara luar.
Pada umumnya pada pasien fraktur terbuka maupun tertutup akan dilakukan
immobilitas yang bertujuan untuk mempertahankan fragmen yang telah
dihubungkan tetap pada tempatnya sampai sembuh. (Sylvia, 1995 : 1183)
B. Manifestasi Klinis
1. Deformitas
Daya tarik kekuatan otot menyebabkan fragmen tulang berpindah dari
tempatnya perubahan keseimbangan dan contur terjadi seperti :
a. Rotasi pemendekan tulang.
b. Penekanan tulang.
2. Bengkak : Edema muncul secara cepat dari lokasi dan ekstravaksasi darah
dalam jaringan yang berdekatan dengan fraktur.
3. Echimosis dari perdarahan Subculaneous.
4. Spasme otot spasme involunters dekat fraktur.
5. Tenderness / keempukan.
6. Nyeri mungkin disebabkan oleh spasme otot berpindah tulang dari tempatnya
dan kerusakan struktur didaerah yang berdekatan.
7. Kehilangan sensasi ( mati rasa, mungkin terjadi dari rusaknya syaraf
perdarahan
8. Pergerakan abnormal.
9. Dari hilangnya darah.
10. Krepitasi
C. KOMPLIKASI
Komplikasi awal setelah fraktur adalah syok yang berakibat fatal dalam
beberapa jam setelah cedera, emboli lemak, yang dapat terjadi dalam 48 jam atau
lebih, dan sindrom kompartemen, yang berakibat kehilangan fungsi ekstremitas
permanent jika tidak ditangani segera.komplikasi lainnya adalah infeksi,
tromboemboli yang dapat menyebabkan kematian beberapa minggu setelah
cedera dan koagulopati intravaskuler diseminata (KID).
Syok hipovolemik atau traumatik, akibat pendarahan (baik kehilangan dara
eksterna maupun tak kelihatan ) dan kehilangan cairan ekstrasel ke jaringan yang
rusak dapat terjadi pada fraktur ekstremitas, toraks, pelvis,dan vertebra karena
tulang merupakan organ yang sangat vaskuler, maka dapaler terjadi kehilangan
darah dalam jumlah yang besar sebagai akibat trauma,khususnya pada fraktur
femur pelvis.

4
Penanganan meliputi mempertahankan volume darah,mengurangi nyeri
yang diderita pasien, memasang pembebatan yang memadai, dan melindungi
pasien dari cedera lebih lanjut. Sindrom Emboli Lemak. Setelah terjadi fraktur
panjang atau pelvis,fraktur multiple,atau cidera remuk dapat terjadi emboli lemak,
khususnya pada dewasa muda 20-30th pria pada saat terjadi fraktur globula lemat
dapat termasuk ke dalam darah karma tekanan sumsum tulang lebih tinggi dari
tekanan kapiler atau karma katekolamin yang di lepaskan oleh reaksi setres pasien
akan memobilitasi asam lemak dan memudahkan terjadiya globula lemak dalam
aliran darah.
Globula lemak akan bergabung dengan trombosit membentuk emboli, yang
kemudian menyumbat pembuluh darah kecil yang memasok otak, paru, ginjal dan
organ lain awitan dan gejalanya, yang sangat cepat, dapat terjadi dari beberapa
jam sampai satu minggu setelah cidera gambaran khansya berupa hipoksia,
takipnea, takikardia, dan pireksia.

5
FORM ASKEP GADAR

1. Keluhan Utama (Alasan Masuk Rs)


1. Nyeri dirasakan langsung setelah terjadi trauma. Hal ini dikarenakan
adanya spasme otot, tekanan dari patahan tulang atau kerusakan
jaringan sekitarnya.
2. Bengkak/edema Edema muncul lebih cepat dikarenakan cairan serosa
yang terlokalisir pada daerah fraktur dan extravasi daerah di jaringan
sekitarnya.
3. Memar/ekimosis Merupakan perubahan warna kulit sebagai akibat dari
extravasi daerah di jaringan sekitarnya.
4. Penurunan sensai
Terjadi karena kerusakan syaraf, terkenanya syaraf karena edema.
5. SPame ototMerupakan kontraksi otot involunter yang terjadi disekitar
fraktur.
6. Shock hipouolemik Shock terjadi sebagai kompensasi jika terjadi
perdarahan hebat.
2. Pengkajian Primer (Primary Survey)
a AIRWAY
 Tidak adanya sumabatan jalan nafas
 Suara nafas terdengan normal ditandai dengan tidak adanya bunyi nafas
tambahan
 Tidak terdapat tandatanda cidera pada servikal

b BREATHING
 Sesak, dengan:
- sesak dirasakan tiba – tiba, pada saat bernafas menggunakan otot
bantu
 Frekuensi:
- dengan frekuensi nafas tidak teratur dengan kedalam nafas
dangkal

6
 Bunyi nafas tambahan:
Tidak terdengar bunyi nafas tambahan seperti weezing, stidor,
ronchi

c CIRCULATION
Sirkulasi perifer:
 Nadi : meningkat 110 X/ menit
 Irama : reguler
 Denyut (kuat/lemah/tidak kuat): dengutan teraba kuat
 Tekanan darah: tekanan darah meningkat
 Ekstremitas (hangat/dingin):ekstremitas teraba dingin
 Warna kulit (cyanosis/pucat/kemerahan): warna kulit terlihat
pucat
 Pengisian kapiler (CRT): ……………………………
 Edema: Derajat…………………………….

d DISABILITY
 Tingkat Kesadaran (AVPU):
 Alert/perhatian(+)
 Voice respon/respon terhadap suara: (+)
 Pain respon/respon terhadap nyeri: (+)
 Unresponsive/tidak berespon: (+)
 GCS :
 Eye :4
 Moyorik :6
 Verbal :5
 Reaksi pupil terhadap cahaya: normal
 Ukuran pupil: 3mm

e EKPOSURE
 Terdapat luka pada bagian kaki bagian kanan
 Skala nyeri dari (1 – 10) berada pada di angka 8
3. Pengkajian Sekunder (Secondary Survey)
a Riwayat Kesehatan Sekarang
Pengumpulan data yang dilakukan untuk menentukan sebab dari fraktur
yang nantinya membantu dalam membuat rencana tindakan terhadap
klien. Ini bisa berupa kronologi terjadinya penyakit tersebut sehingga
nantinya bisa ditentukan kekuatan yang terjadi dan bagian tubuh mana
yang terkena .Elain itu dengan mengetahui mekanisme terjadinya
kecelakaan bisa diketahui luka kecelakaan yang lain .
b Riwayat Kesehatan lalu

7
Pasien belum pernah mengalam penyakit seperti ini sebelumnya
c Riwayat Kesehatan keluarga
Penyakit keluarga yang berhubungan dengan penyakit tulang merupakan
salah satu faktor predisposisi terjadinya fraktur seperti diabetes
osteoporosis yang sering terjadi pada beberapa keturunan dan kanker
tulang yang cenderung diturunkan secara genetik
d Anamnesa singkat (AMPLE) :
- Alergies
(-) tidak mempunyai riwayat alergi terhadap obat maupun makanan,
tapi tidak dianjurkan makan ikan asin
- Medikasi (riwayat pengobatan)
Menggunakan obat (sterobac)
- Past Illness (riwayat penyakit)
Tidak mempunyai riwayat penyakit menular arau penyakit keturunan
- Event of Injury/penyebab injuri
Penyebabnya yaitu kecelakaan lalu lintas
e Pemeriksaan Head to Toe
a. Kepala: tulang kepala, rambut, mata, hidung, mulut, telinga
A. Kepala
1. Rambut
Rambut terlihat bersih, warna rambut hitam, saat di palpasi
kepala tidak terdapat kotoran dan benjolan.
2. Mata
Mata konjungtiva anemis, mata terlihat bersih, bentuk mata
simetris,penglihatan baik, dapat melihat benda sekitar dengan
baik.
3. Telinga
Bentuk telinga terlihat simetris, tidak terdapat lesi atau
perdarahan, saat dipalapsi tidak terdapat benjolan, pendengaran
baik ditandai dengan pasien dapat mendengar pembicaraan orang
sekitar.
4. Hidung
Bentuk hidung terlihat simetris, tidak terdapat kotorang, ssat
dipalpasi tidak terdapat adanya benjolan, fungsi penciuman baik
ditandai dengan dapat mencium bau makanan dnegan baik.

8
5. Mukosa bibir
Mukosa bibir terlihat kering, bibir nampak normal dan gigi
pasien nampak bersih.
b. Leher: JVP
Pada daerah leher terlihat tidak terdapat adanya pembesaran tiroid,
pada saat di palpasi tidak terdapat adanya benjolan, kemampuan
menelan baik.tidak ada peningkatan JVP
c. Dada (IPPA): pengkajian paru, pengkajian jantung
Bentuk dada terlihat simetris, saat dipalpasi tidak terdapat adanya
benjolan, dan pada saat di auskultasi tidak terdapat adanya bunyi nafas
tambahan sperti : ronchi, weezing, crekcles.
inspeksi tidak tampak iktus jantung. Palpasi nadi meningkat iktus
tidak teraba.Auskultasi suara S1 dan S2 tunggal tak ada mur-mur
d. Abdomen (IAPP)
Pada saat di insfeksi perut terlitan bersih, pada saat di perkusi bunyi
perut tympani.
e. Ekstremitas/muskuloskeletal
a. Atas : bentuk ekstremitas atas kanan dan kiri terlihat simetris,
pergerakan pada ekstremitas atas kanan dan bawah terlihat
bebas, pada saat di palpasi tidak terdapat adanya benjolan dan
lesi, pada tanga kanan terpasang infus.
b. Bawah : bentuk ekstremitas bawah kiri dan kanan terlihat tidak
simetris pergerakan pada ekstremitas bawah terbatas, pada
ekstremitas bawah kiri dan kanan tidak terdapat gangguan
(fleksi, ekstensi, abduksi, aduksi), pada ekstremitas bawah
terdapat luka fraktur dan udem pada sekitar luka.
f. Kulit/integumen
a. Kulit : pada saat di insfeksi kulit terlihat bersih, warna kulit
sawo matang, pada saat di palpasi kulit lembab dan tidak ada lesi
dan benjolan turgor kulit teraba normal.
b. Kuku : pada saat di insfeksi kuku terlihat bersih, dan rapi
Genitalia
Tak ada hernia tak ada pembesaran lymphe tidaka ada kesulitan
f Pemeriksaan Penunjang
1) Radiologi:
Hal yang harus dibaca pada x-ray :

9
a. Bayangan jaringan lunak.
b. Tipis tebalnya korteks sebagai akibat reaksi periosteum atau
biomekanik atau juga rotasi.
c. Trobukulasi ada tidaknya rare raction.
d. sela sendi serta bentuknya arsitektur sendi.
2) Selain foto polos x-ray plane x-ray mungkin perlu tehnik khususnya
seperti :
a. Tomografi menggambarkan tidak satu struktur saja tapi struktur
yang lain tertutup yang sulit di isualisasi. Pada kasus ini
ditemukan kerusakan struktur yang kompleks dimana tidak pada
satu struktur saja tapi pada struktur lain juga mengalaminya.
b. Myelografi menggambarkan cabang-cabang sara! spinal dan
pembuluh darah di ruang tulang ertebrae yang mengalami
kerusakan akibat trauma.
c. Arthrografi menggambarkan jaringan-jaringan ikat yang rusak
karena ruda paksa.
d. computed Tomografi canning menggambarkan potongan secara
transversal dari tulang dimana didapatkan suatu struktur tulang
yang rusak
Laboratorium:
a. Pemeriksaan mikroorganisme kultur dan test sensitifitas
didapatkan mikroorganisme penyebab infeksi.
b. biopsi tulang dan otot otot pada intinya pemeriksaan ini sama
dengan pemeriksaan diatas tapi lebih dindikasikan bila terjadi
infeksi.
c. elektromyografi terdapat kerusakan konduksi saraf yang
diakibatkan fraktur.
d. Arthroscopy : didapatkan jaringan ikat yang rusak atau sobek
karena trauma yang berlebihan.
e. indium imaging : pada pemeriksaan ini didapatkan adanya infeksi
pada tulang.
f. MRI menggambarkan semua kerusakan akibat fraktur
g. Kalsium serum dan fosfor serum meningkat pada tahap
penyembuhan tulang.
h. Alkalin fosfat meningkat pada kerusakan tulang dan
menunjukkan kegiatan osteoblastik dalam membentuk tulang.
i. Enzim otot seperti kreatinin kinase laktat dehidrogenase Aspartat
Amino Transferase Aldolase yang meningkat pada tahap
penyembuhan tulang.

10
Nama Obat (Dosis, Rute) Indikasi Kontraindikasi Efek samping

Sterobac
Anti nyeri

B. ANALISA DATA

No Tgl/jam Data Fokus Etiologi Problem

20 maret 2019 Do Kerusakan mobilitas fisik


T:130/80mmHg
P:110x/menit
R: 26x/permenit
S::37 celicius
Skala nyeri 8 (0-
10)
DS
Pasien tampak
lemas
Pasien pucat

11
C. DIAGONOSA KEPERAWATAN
1. Kerusakan mobilitas fisik b.d cedera jaringan sekitar fraktur, erusakan rangka
neuromuscular.
D. INTERVENSI

NO TUJUAN KRITERIA INTERVENSI RASIONAL


HASIL
Tujuan : Kriteria hasil: a. Pertahankan
kerusakan a. Meningkatkan tirahbaring dalam
mobilitas fisik
dapat berkurang mobilitas pada posisi yang
setelah dilakukan tingkat paling diprogramkan
tindakan
tinggi yang b. Tinggikan ekstrimutas
keperawatan.
mungkin yang sakit
b. Mempertahankan c. Instruksikan
posisi fungsinal klien/bantu dalam
c. Meningkatkan latihan tentang gerak
kekuatan/fungsi pada ekstrimitas yang
yang sakit sakit dan tak sakit
d. Menunjukan d. Beri penyangga pada
tehnik mampu ekstrimit yang sakit
melakukan diatas dan dibawah
aktivitas fraktur ketika bergerak
e. Jelaskan pandangan
dan keterbatasan
dalam aktivitas
f. Berikan dorongan ada
pasien untuk
melakukan AKS
dalam lingkup
keterbatasan dan beri
bantuan sesuai

12
kebutuhan awasi
tekanan darah, nadi
dengan melakukan
aktivitas
g. Ubah posisi secara
periodic
Kolaborasi
fisioterapi/okuasi terapi

13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Fraktur adalah rusaknya kontinuitas dari struktur tulang, tulang
rawan dan lempeng pertumbuhan yang disebabkan oleh trauma dan non
trauma. Tidak hanya keretakan atau terpisahnya korteks, kejadian fraktur
lebih sering mengakibatkan kerusakan yang komplit dan fragmen tulang
terpisah. Tulang relatif rapuh, namun memiliki kekuatan dan kelenturan
untuk menahan tekanan. Fraktur dapat diakibatkan oleh cedera, stres yang
berulang, kelemahan tulang yang abnormal atau disebut juga fraktur
patologis (Solomon et al., 2010).
B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini, banyak pemahaman yang dapat
dipahami secara langsung namun kurang dari segi pengamatan yang lainya.
Untuk pengembangan lebih lanjut pembaca dapat mencari sumber lain
sebagai referensi. Semoga apa yang telah diuraikan diatas dapat memberi
manfaat bagi kita semua. Dan penyusun menyadari masih banyak
kekurangan dalam makalah ini. Untuk itu, kritik dan saran yang
membangun sangat penyusun harapkan.

14
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/18007943/Askep_Fraktur
musliha.

15

Anda mungkin juga menyukai