Anda di halaman 1dari 6

BAB V

KE-KHASAN KONTRAK

A. FORMAL >< INFORMAL

Suatu kontrak disebut formal jika bentuknya mengikat secara


hukum. Kontrak formal harus memenuhi persyaratan khusus, yaitu:
dibuat secara tertulis, ditanda-tangani secara khusus atau dibubuhi
cap ibu jari di atas segejl atau materai yang sah dan bahkan dilakukan
dihadapan pejabat perbuat akte. Hanya karena seseorang yang
berjanji suatu hal ini tidaklah berarti bahwa janji itu akan bisa
dipaksakan secara hukum. Namun apabila sebuah kontrak sudah
dimaksudkan sebagai sebuah janji seperti dibuat menjadi mengikat
dalam dua cara. Metode yang satu menyangkut hubungan dari bentuk
instrument dimana janji tersebut dinyatakan.

Instrumen-instrumen yang dapat dirundingkan, sebagi


contohnya: memiliki instrumen sebagai akibat kontrak-kontrak yang
mengikat hanya apabila mereka mematuhi syarat-syarat khusus
sebagai suatu bentuk instrument. Instrumen yang dapat dirundingkan
harus dalam bentuk tertulis dan ditandatangani oleh pembuatnya.
Cheque/cek adalah salah satu instrumen yang dapat dirundingkan.
Sebuah instrumen yang dapat dirundingkan bersifat mengikat karena
bentuknya dan oleh karena itulah maka disebut kontrak formal. Dari
persyaratan tersebut, kontrak asuransi jelas bukan kontrak formal.
Kontrak asuransi jiwa (polis) adalah kontrak informal. Disebut informal
apabila kekuatan hukumnya tidak tergantung dari bentuk tertulis,
tetapi lebih tergantung pada pemenuhan persyaratan mutlak yang
menyebabkan kontrak memiliki kekuatan hukum.

Kontrak informal dapat dinyatakan secara lisan maupun secara


tertulis. Persetujuan yang dibuat secara tertulis semata-mata sebagai
bukti adanya kontrak. Dalam hal tertentu, persetujuan lisan atas
kontrak dapat diikat secara hukum. Umpamakan: anda setuju
membayar kepada Sdr. Anton sebesar Rp 50.000,- untuk upah
memotong rumput pekarangan pada hari Minggu, maka secara hukum
kita wajib membayar Rp 50.000,- kepada Sdr. Anton. Hal ini berlaku
tanpa melihat apakah persetujuan itu dibuat tertulis ataupin tidak. Jika
hal itu tidak dibuat secara tertulis maka persetujuan itu adalah lisan.
Dari persyaratan sahnya suatu kontrak atau perjanjian, dapat diketahui
dari elemen-elemen yang penting dalam kontrak asuransi sebagai
suatu kontrak informal yang dapat dilaksanakan antara lain:
1. Adanya suatu penawaran (offer) dari suatu penerimaan;
2. Pertimbangan-pertimbangan yang cukup secara hukum atau
pihak-pihak yang melakukan kontrak kompeten secara hukum.
3. Sebuah bentuk kontrak yang diperkenankan oleh UU; dan
4. Para pihak yang mengadakan kontrak tidak dibawah paksaan
atau akibat-akibat yang semestinya.

Dalam teori, sebagai kontrak informal, kontrak asuransi jiwa


dibuat secara tertulis ataupun secara lisan. Akan tetapi, karena
beberapa alasan praktis kontrak asuransi jiwa harus dibuat dalam
bentuk tertulis, yaitu:

1. Pada umumnya, undang-undang peradilan tidak mensyaratkan


secara khusus supaya polis asuransi jiwa dibuat tertulis karena
undang-undang peradilan bertindak dengan merujuk pokok
masalah tersebut sesuai dengan perjanjian yang dipergunakan
dalam polis asuransi jiwa, sebagaimana pokok masalah lainnya
yang menganggap bahwa polis itu adalah dokumen tertulis.
2. Mengapa polis itu harus dibuat tertulis adalah karena polis itu
memuat banyak ketentuan-ketentuan. Ketentuan-ketentuan ini
menerangkan kondisi dan syarat-syarat (term and condition) dari
kontrak yang memungkinkan perusahaan melaksanakan
keinginan Pemilik Polis. Jika kontrak tidak tertulis, dapat
menimbulkan masalah hukum akibat adanya perbedaan
pengertian antara pihak-pihak yang bersangkutan mengenai isi
persetujuan.
3. Mengapa polis itu harus tertulis adalah karena polis asuransi
memuat catatan-catatan yang dibuat saat perjanjian. Adalah
sulit, atau tidak mungkin untuk percaya atau mengingat janji
lisan yang dibuat seseorang 50 tahun yang lalu. Dengan
demikian maka kontrak asuransi jiwa harus dalam bentuk
tertulis.

B. BILATERAL >< UNILATERAL

Seseorang yang membuat suatu janji dibawah kontrak disebut


Promisor, sedangkan yang menerima janji disebut Promisee. Perihal
orang dalam nuansa hukum sering diartikan sebagai manusia dan
organisasi-organisasi seperti perusahaan atau korporasi. Pengertian
orang sering digunakan dalam buku ini, karena membahas tentang
asuransi jiwa dan kesehatan. Kontrak dan janji kadang-kadang dibuat
atau dilakukan oleh dua orang atau beberapa pihak dan dilakukan oleh
satu pihak. Bilamana kontrak dilakukan oleh dua pihak yang membuat
janji disebut kontrak bilateral yaitu kontrak-kontrak yang mempunyai
janji-janji atau hak dan kewajiban bagi kedua belah pihak, umpamakan:
seseorang mengadakan kontrak dengan perusahaan konstruksi PT
AGUNG untuk mendirikan satu gedung dengan harga yang disetujui
bersama. Perusahaan PT AGUNG berjanji unutk menyelesaikan
konstruksi gedung tersebut dengan harga tertentu dan kita berjanji
untuk membayar sejumlah harga tersebut. Apabila hasilnya tidak
sesuai dengan kontrak tersebut, kontrak dapat dibatalkan atau tidak
dibayar lunas sesuai kontrak yang disepakati. Kontrak ini adalah
kontrak bilateral sebab yang bersangkutan maupun perusahaan
konstruksi PT AGUNG telah membuat perjanjian hukum yang
memaksa. Prinsip sama-sama memenuhi kewajiban dalam perjanjian
timbale balik, misalnya pada jual beli ditetapkan pada pasal 1478 KUH-
PERDATA yang menyatakan: “Si penjual tidak diwajibkan menyerahkan
barangnya, jika si pembeli belum membayar harganya sedang si
penjual tidak telah mengizinkan penundaan pembayaran kepadanya”.

Sedangkan kontrak yang hanya terjadi dan dilakukan oleh suatu


pihak disebut kontrak unilateral yaitu kontrak yang hanya satu sisi.
Mengkaji tentang kontrak unilateral sangatlah menarik, sebab kontrak
asuransi adalah kontrak unilateral. Pemegang/pemilik polis tidak hanya
berjanji untuk melakukan suatu atau membayar sesuatu dibawah
dibawah kontrak asuransi jiwa dan kesehatan. Kontraknya dapat
berjalan hanya apabila preminya dibayar pada saat jatuh tempo, tetapi
pemilik polis tidak pernah berjanji untuk melakukan pembayaran.
Apabila premi asuransinya tidak dibayar oleh pemilik polis, perusahaan
asuransi tidak dapat menuntut pemilik polis atas ketidak-mampuannya
memenuhi kontrak tersebut.

Sebaliknya perusahaan asuransi jiwa membuat janji yang secara


hukum dapat dipaksakan untuk membayar sejumlah tertentu, apabila
perusahaan asuransi tersebut menerima bukti kematian dari
tertanggung. Sebagian besar kontrak-kontrak asuransi jiwa juga
mencantumkan janji lain seperti membayar manfaat karena
kecelakaan, cacat total atau janji dengan beberapa pengecualian-
pengecualian. Apabila syarat-syarat yang diminta telah terpenuhi
maka perusahaan asuransi wajib memenuhi janjinya dan pemegang
polis atau penerima manfaat/termanfaatnya mempunyai hak untuk
mendapatkan penggantian atas kerugian tersebut. Pelanggaran
kontrak adalah ketidak-mampuan satu pihak untuk memenuhi janjinya
sesuai dengan syarat-syarat, tanpa alasan hukum yang dapat diterima.

C. ADHESIF >< BARGAINING


Polis asuransi jiwa bukanlah kontrak bargaining, tetapi termasuk
kontrak adhesi, yaitu kontrak yang dipersiapkan oleh satu pihak dan
harus diterima atau ditolak secara keseluruhan oleh pihak lain.
Pemohon berhak memilih syarat-syarat atau ketentuan tersebut dalam
kontrak dan kemudian kontrak dapat disetujui dan ditolak secara
tertulis oleh perusahaan asuransi jiwa. Oleh karena polis asuransi jiwa
merupakan kontrak adhesi dan pemilik polis tidak diperkenankan ikut
serta dalam menentukan syarat-syarat umum polis dan pembuatan
tulisan dari kontrak, maka bagian polis yang tidak jelas isinya biasanya
ditafsirkan oleh pengadilan dengan sangat menguntungkan
kepentingan pemilik polis atau penerima maslahat/ahli waris.

Sumber: Dasar-Dasar Asuransi: Jiwa, Kesehatan dan Annuitas. AAMAI –


2011

Selanjutnya kontrak dapat digolongkan sebagai kontrak


bargaining atau kontrak adhesi. Anggaplah umpamanya pada waktu
anda membuat kontrak dengan perusahaan konstruksi A untuk
membangun gedung, dilakukan pembicaraan mengenai isi kontrak.
Anda meminta perusahaan konstruksi supaya menetukan jadwal waktu
penyelesaian gedung, material yang dipakai, cara penyelesaian dan
penyerahan konstruksi terakhir. Sebaliknya pihak kontraktor
memberikan penawaran untuk semua itu. Misalkan anda kemudian
bernegosiasi dengan perusahaan konstruksi hingga tercapai
persetujuan kontrak dengan anda. Maka cara seperti ini merupakan
contoh kontrak bargaining, dimana kedua belah pihak secara bersama-
sama menetapkan syarat-syarat dan ketentuan kontrak.

D. ALEATORIS >< KOMUTATIF

Dalam kontrak aleatori, adalah suatu kontrak dimana suatu pihak


memberikan atau menyediakan sesuatu yang berharga atau bernilai
kepada pihak lainnya sebagai pertukaran atau imbalan janji-janji yang
telah diberikan, yaitu janji-janji bahwa pihak lainnya akan melakukan
tindakan atau perbuatan tertentu jika sesuatu ketidak-pastian tertentu
terjadi atau timbul. Jika kejadian tersebut timbul maka apa yang telah
dijanjikan harus dilaksanakan. Dengan demikian, pada kontrak aleatori,
jika suatu peristiwa itu terjadi maka satu pihak dapat menerima
sesuatu yang lebih besar nilainya dari satu pihak yang memberi.
Dalam sebuah kontrak aleatori, janji oleh satu pihak disyaratkan atas
terjadinya suatu kejadian yang tidak dapat diduga. Beberapa
perjanjian aleatori merupakan perjanjian tidak sah namun beberapa
yang lain sah. Perjanjian-perjanjian pertaruhan atau judi merupakan
perjanjian/kesepakatan yang tidak sah. Kontrak-kontrak asuransu
merupakan kesepakatan-kesepakatan yang sah dan dapat ditegakkan
oleh pengadilan.

Kejadian yang tidak terduga dalam persyaratan judi atau


pertaruhan dapat berarti salah satu kuda berlari lebih cepat dari yang
lain dalam suatu balapan atau lemparan dadu. Kejadian yang tidak
terduga dimana hal yang disyaratkan oleh kontrak asuransi dapat
berbentuk kebakaran, kecelakaan kendaraan, kematian sakit,
tergantung dari jenis kontrak asuransinya. Perusahaan asuransi
berjanji untuk membayar uang dengan terjadinya kejadian yang
diasuransikan.

Polis asuransi jiwa adalah kontrak aleatori karena pelaksanaan


janji penanggung untuk membayar uang pertanggungan polis adalah
tidak pasti, tergantung pada kapan peristiwa yang tidak pasti itu
terjadi, yaitu kapan meninggalnya tergantung. Tidak satu orang pun
yang dapat mengatakan denga pasti kapan seseorang yang jiwanya
dipertanggungkan akan meninggal. Pada kenyataannya, jika polis
berakhir atau batal sebelum meninggalnya tertanggung maka apa
yang dijanjikan tidak harus dibayarkan, sekalipun sejumlah premi
tertentu telah pernah dinayar. Sebaliknya, meninggalnya Tertanggung
dapat saja terjadi segera atau beberapa saat setelah polis diterbitkan
dan karenanya uang pertanggungan harus dibayar. Ahli waris akan
menerima jumlah uang pertanggungan yang jauh lebih besar dari
premi yang telah dibayar/disetorkan.

Kontrak dapat juga digolongkan sebagai komutatif. Kontrak


komutatif adalah suatu persetujuan dimana masing-masing pihak
menentukan lebih dahulu nilai yang akan dipertukarkan, artinya
masing-masing pihak saling menukarkan barang yang mempunyai
nilai(harga) yang sama. Suatu contoh untuk kontrak kerja
pembangunan gedung, maka pihak kontraktor akan melakukan tawar-
menawar dengan pemilik gedung atas barang dan jasa yang
ditawarkan sampai kata sepakat, Kontrak untuk medirikan gedung
tersebut adalah contoh kontrak komutatif. Pada waktu kontrak dibuat,
kedua belah pihak menentukan jasa atau barang yang akan
dipertukarkan dan masing-masing pihak menerima barang/jasa yang
disetujui oleh mereka sebagai barang bernilai yang sama sebagaimana
ditentukan dalam isi kontrak. Pada umumnya kontrak seperti itu
termasuk kategori “suka sama suka” dan digolongkan sebagai
komutatif.

 KESIMPULAN
Jadi, keunikan atau kekhasan kontrak asuransi itu ada empat
yaitu, yang pertama kontrak asuransi termasuk kontrak informal
maksudnya adalah kontrak atau perjanjian yang kekuatan hukumnya
tidak tergantung dari bentuk tertulis, tetapi lebih tergantung pada
pemenuhan persyaratan mutlak yang menyebabkan kontrak memiliki
kekuatan hukum, yang kedua kontrak asuransi termasuk kontrak
unilateral yaitu kontrak sepihak atau hanya sepihak yang berjanji, yang
ketiga kontrak asuransi termasuk kontrak adhesive yaitu suatu
perjanjian yang baku (terima atau tolak), dan yang terakhir kontrak
asuransi termasuk kontrak aleatoris yaitu nilai yang tidak seimbang
atau tidak akan pernah sama.

 DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/doc/316069117/Kontrak-Asuransi-docx

Anda mungkin juga menyukai