1.metode Pelaksanaan
1.metode Pelaksanaan
Pekerjaan :
Penyelesaian Pembangunan Embung Konservasi
Kayu Agung Kab.Ogan Komering Ilir
PT.
2020
1. PEKERJAAN PENDAHULUAN
A. PEKERJAAN MOBILISASI DAN PERSIAPAN
Pekerjaan persiapan meliputi :
a. Pembersihan Lokasi Pekerjaan
Kontraktor pelaksana harus membersihkan sampah-sampah/semak
dan menyingkirkan sisa-sisa galian, dan lain-lain diarea daerah
pekerjaan, sampah-sampah dan bahan-bahan lain yang tidak
dipergunakan harus dibuang.
b. Peralatan kerja, Mobilisasi dan Demobilisasi
- Peralatan-peralatan kerja dan peralatan bantu yang akan
digunakan harus dipersiapkan dan diadakan di lokasi proyek
sesuai dengan lingkup pekerjaan serta memperhitungkan segala
biaya pengangkutan.
- Kontraktor pelaksana harus menjaga ketertiban dan kelancaran
selama perjalanan alat-alat
- Konsultan pengawas atau pengelola Teknis Proyek berhak
memerintahkan untuk menambah peralatan atau menolak
peralatan yang tidak sesuai atau tidak memenuhi persyaratan.
- Bila pekerjaan telah selesai, kontraktor pelaksana diwajibkan
untuk segera menyingkirkan alat-alat tersebut, memperbaiki
kerusakan yang diakibatkannya dan membersihkan berkas-
berkasnya.
c. Kantor dan Gudang Kontraktor Pelaksana
- Kontraktor pelaksana harus membuat kantor dilokasi proyek
untuk tempat wakil dan seluruh staffnya bekerja, dilengkapi
dengan peralatan kantor yang dibutuhkan.
- Kontraktor pelaksana juga harus menyediakan gudang dengan
luas yang cukup untuk menyimpan bahan-bahan bangunan dan
peralatan-peralatan agar terhindar dari gangguan cuaca dan
pencurian.
- Penempatan kantor dan gudang kontraktor pelaksana harus
diatur sedemikian rupa, agar mudah dijangkau dan tidak
menghalangi pelaksanaan pekerjaan.
B. PEKERJAAN DEWATERING
Kisdam dibuat dari tanggul (timbunan tanah yang dipadatkan) atau dari
turap dari baja (sheet pile) yang diisi tanah timbunan untuk mencegah
agar air tidak masuk atau untuk mengalihkan aliran air dari daerah yang
ada di dalam kisdam yang akan merupakan daerah kerja. Biasanya di
dalam kisdam kemungkinan masih ada / banyak air. Sehingga air
tersebut perlu dikeluarkan agar daerah kerja tersebut tetap kering,
dengan menggunakan pompa. Pekerjaan kisdam diikuti oleh pekerjaan
pengeringan.
C. PEKERJAAN RK3K
- Dibuat struktur organisasi lapangan yang jelas tentang penanggung
jawab pelaksanaan K3 oleh penanggung jawab kawasan/proyek.
- Seluruh tenaga kerja/karyawan yang terlihat dalam pelaksanaan
pekerjaan harus memahami dan mematuhi persyaratan k3.
- Seluruh tenaga kerja/karyawan yang terlibat dalam pelaksanaan
pekerjaan harus mengenakan helm proyek, dan alat pelindung tubuh
lainnya.
- Disediakan helm proyek untuk tamu.
- Disediakan tempat parkir kendaraan dengan baik dan benar dan pegatur
lalu lintas di dalam proyek.
- Disediakan jalan kerja yang memadai dan aman.
- Disediakan perlengkapan PK3 yang lengkap dan nomor telepon instansi
yang terkait seperti : klinik, rumah sakit, kantor depnaker, kantor
pemadam kebakaran, kantor polisi, dll.
- Disediakan pemadam kebakaran portable pada tempat-tempat tertentu
yang dianggap rawan bahaya.
- Tangga kerja dan perancah harus kuat dan dipasang dalam kondisi
stabil.
- Dipasang ralling pengaman dengan kuat dari kayu/besi pada tempat
ketinggian dan lubang-lubang serta tempat rotasi crane yang dapat
membahayakan manusia.
- Tempat kerja harus dipasang penerangan kerja yang cukup baik.
- Simpan bahan-bahan yang berbahaya dan beracun di tempat khusus.
- Jaringan.instalasi listrik kerja diatur sedemikian rapih untuk menghindari
dari kecelakaan/kebakaran.
E. PAVING Block
F. PEKERJAAN BETON
1. Pekerjaan Beton cor
Pekerjaan beton bertulang akan dilaksanakan pada saat
pekerjaan timbunan, dan pasangan batu telah selesai dilaksanakan dan
beriringan dengan pekerjaan
plesteran hal ini dilakukan bila pekerjaan beton bertulang ini
kurang rapi maka akan dirapikan dengan pekerjaan plesteran.
Campuran yang digunakan adalah 1 semen : 2 pasir : 3 kerikil,
pengadukan dilakukan dengan menggunakan concrete mixer (molen)
dan dilakukan oleh tukang-tukang yang telah berpengalaman setelah
pengadukan selesai dilakukan maka akan dituangkan kedalam cetakan
yang telah disiapkan setelah sebelumnya telah dilakukan perakitan besi
tulangan sesuai dengan shop drawing yang telah disiapkan. Setelah
pengecoran beton dilakukan maka akan dilakukan perawatan beton
sebelum pembongkaran cetakan dilakukan yaitu dengan cara disiram
atau ditutupkan dengan goni yang dibasahi dengan air secara continue
untuk menjaga agar beton selalu dalam keadaan basah.
2. Beton Precast
Beton pracetak adalah beton yang dicetak di beberapa lokasi (baik yang
di cetak di lingkungan maupun di pabrik-pabrik). Menurut SKSNI T-15-
1991-03 beton pracetak adalah komponen beton yang dicor di tempat
yang bukan merupakan posisi akhir dalam suatu struktur. Kekuatan
beton yang dipakai sekitar 4000 sampai 6000 psi dan dengan kekuatan
lebih tinggi. Beton cor di tempat memerlukan lebih banyak bekisting
dan minimal dalam pemakaian ulang maksimal 10 kali, sedang untuk
beton pracetak bekisting kayu atau fiber glass bisa di pakai sampai 50
kali dengan sedikit perbaikan.
3. Pembesian
- Semua penulangan harus dari baja, produksi dalam negeri dengan
standar industri Indonesia.
- Semua besi beton harus sesuai dengan syarat-syarat penulangan dan
ketentuan-ketentuan yang ditetapkan dalam N.I.2, kecuali tertulis pada
gambar atau ditentukan direksi, bengkokan, penggelasan selimut beton
dan detail lainnya.
- Besi yang dipakai harus bebas dari gemuk / pelumas, karat dan
kotoran-kotoran lain serta tidak bengkok-bengkok.
- Diameter besi sesuai yang telah ditentukan, batang dengan berbagai
ukuran agar diberikan tanda yang jelas dan dikelompokkan terpisah
satu sama lainnya.
- Selimut/ pelindung beton harus terjamin sesuai dengan gambar baik
horizontal maupun vertikal dengan memasang tahu-tahu beton.
- Tulangan harus diikat erat dengan sedikitnya 2 (dua) kali putaran
dengan kawat beton 1,6 mm, ujung kawat beton agar dipotong
sependek mungkin agar tidak mencuat dari keluar dari beton.
- Bila pemasangan tulangan selesai dilakukan kontraktor harus
menyiapkan dan mengajukan untuk diperiksa oleh pihak direksi dan
konsultan pengawas untuk dilakukan pengecekan akhir kebenaran
penempatan penulangan.
- Untuk pekerjaan tulangan menggunakan besi beton dengan diameter
12 mm dan besi beton berdiameter 8 mm untuk besi behel dengan
diikat oleh kawat beton.
4. Bekisting
Untuk mendapatkan hasil cetakan sesuai dengan gambar bestek,
maka dibuta bekisting yang terbuat dari kayu perancang (papan).
Permukaan dari papan dihakus dan dibersihkan untuk mendapatkan
permukaan beton yang halus dan baik. Kayu untuk bekisting dipotong
sesuai ukuran yang telah ditentukan oleh direksi dengan menggunakan
alat pemotong gergaji, kayu- kayu bekisting yang telah dipotong di
rekatkan dengan bingkat penguat dengan menggunakan paku sebagai
pengikat papan dengan bingkat penguat, sehingga menghasilkan sisi
beton yang baik.
5. Bongkar bekisting
- Pembongkaran bekisting dilakukan setelah pengecoran berumur 21
hari atau tergantung yang diijikan oleh pengawas lapangan.
- Pembongkaran dimulai dari Clam terlebih dahulu sehingga tidak terjadi
goyang dan dapat menyebabkan rusaknya material.
- Pengikat kayu satu persatu dilepas dengan hati-hati agar tidak pecah.
- Kemudian kayu-kayu yang sudah dibongkar dibersihkan dan diletakkan
pada satu tempat agar lingkungan kerja selalu tetap bersih.
Penggelaran
Di tahap ini,geotextile harus digelar secara melintang dijalan.
Setelah itu,geotextile harus dihampar ditanah tanpa
gelombang/kerutan. Pada lahan yang luas geotextile bisa dipasang
fleksibel (melintang atau memanjang)
Geotextile bisa dipotong terlebih dahulu ditempat yang
memungkinkan. Ini tujuannya untuk lokasi yg sulit dilakukan
pemotongan dan penyambungan.
Penyambungan
Penyambungan geotextile yang satu dengan yang lain bisa
dilakukan dengan cara saling melewati (overlapp) atau dengan
cara dijahit (sewn)
Dengan metode overlapp,jarak minimal adalah 30-100 cm.
Penjahitan panel geotextile bisa dilakukan dilapangan memakai
mesin jahit portable atau tenaga generator
4. Pemadatan Agregat
Setelah agregat diratakan,selanjutnya agregat dipadatkan. Bisa
menggunakan alat berat,mesin giling, dll.
PENUTUP
Demikian Metode Kerja Pelaksaan kami buat. Dengan berusaha semaksimal mungkin,
setiap pekerjaan apapun sulitnya akan lebih mudah untuk diselesaikan dengan tidak
melupakan kaidah-kaidah dan persyaratan-persyaratan yang ada serta adanya
kerjasama yang baik antara pihak-pihak yang berhubungan dengan pekerjaan ini.
Bogor ,
Penawar ;
CV.KELAPA SATANGKAL
Edi Haryadi
Direktur