Anda di halaman 1dari 11

Proposal ini disusun oleh:

1. Beta Mustika Ayu 1704015340


2. Nur Afifah 1704015112
3. Selvi Angelia Fernika 1704015098

Dan telah disetujui serta disahkan oleh dosen pengampu mata kuliah
kemuhammadiyahan

Jakarta, 16 Oktober 2019

Dosen

Drs. Hazuarli, MA.

Mengetahui,

Wakil Dekan IV

Fakultas Farmasi dan Sains

Universitas Muhammadiyah Prof.DR HAMKA

Anang Rohwiyono, S. Ag. M. Ag


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


 Menguraikan Data Kemiskinan di Indonesia

Badan Pusat Statistik (BPS) mengatakan persentase dan jumlah


penduduk miskin di Indonesia pada Maret 2019 mengalami penurunan.
Persentase penduduk miskin pada Maret 2019 sebesar 9,41 persen,
menurun 0,25 persen poin terhadap September 2018 dan menurun 0,41
persen poin terhadap Maret 2018. Jumlah penduduk miskin pada Maret
2019 sebesar 25,14 juta orang, menurun 0,53 juta orang terhadap
September 2018 dan menurun 0,80 juta orang terhadap Maret 2018.

Persentase penduduk miskin di daerah perkotaan pada September


2018 sebesar 6,89 persen, turun menjadi 6,69 persen pada Maret 2019.
Sementara persentase penduduk miskin di daerah perdesaan pada
September 2018 sebesar 13,10 persen, turun menjadi 12,85 persen pada
Maret 2019. Dibanding September 2018, jumlah penduduk miskin Maret
2019 di daerah perkotaan turun sebanyak 136,5 ribu orang (dari 10,13 juta
orang pada September 2018 menjadi 9,99 juta orang pada Maret 2019).
Sementara itu, daerah perdesaan turun sebanyak 393,4 ribu orang (dari
15,54 juta orang pada September 2018 menjadi 15,15 juta orang pada
Maret 2019).

Garis Kemiskinan pada Maret 2019 tercatat sebesar Rp425.250,-


/kapita/bulan dengan komposisi Garis Kemiskinan Makanan sebesar
Rp313.232,- (73,66 persen) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan
sebesar Rp112.018,- (26,34 persen). Pada Maret 2019, secara rata-rata
rumah tangga miskin di Indonesia memiliki 4,68 orang anggota rumah
tangga. Dengan demikian, besarnya Garis Kemiskinan per rumah tangga
miskin secara rata-rata adalah sebesar Rp1.990.170,-/rumah tangga
miskin/bulan.

 Dampak Kemiskinan Terhadap Masalah Kehidupan

Kemiskinan adalah suatu keadaan dimana terjadi ketidakmampuan


untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian , tempat
berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan
oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses
terhadap pendidikan dan pekerjaan.Kemiskinan juga merupakan masalah
global, sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan
komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan
evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah
mapan.

Pada umumnya kemiskinan akan memberikan dampak negatif bagi


masyarakat. Berikut ini adalah beberapa dampak kemiskinan yang sering
terjadi:

a. Kriminalitas Meningkat
Bukan tanpa sebab, karena masyarakat miskin cenderung
melakukan apa saja untuk memenuhi kebuhtuhan hidup
mereka, termasuk melakukan kriminalitas. Beberapa bentuk
kriminalitas tersebut yaitu pencurian, perampokan, begal,
penipuan, bahkan pembunuhan.
b. Angka Kematian yang Tinggi
Masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan umumnya
tidak mendapatkan akses kesehatan yang memadai. Hal ini
menyebabkan tingginya angka kematian pada masyarakat
miskin.Selain itu, gizi yang buruk juga merupakan masalah yang
sering terjadi pada masyarakat miskin. Asupan gizi yang kurang
menyebabkan kesehatan dan perkembangan fisik masyarakat
miskin sangat buruk.
c. Akses Pendidikan Tertutup
Biaya pendidikan yang cukup tinggi mengakibatkan
masyarakat miskin tidak dapat menjangkau dunia pendidikan.
Hal ini semakin memperburuk situasi masyarakat yang
kekurangan karena kurangnya pendidikan membuat mereka
tidak bisa bersaing dan tidak bisa bangkit dari keterpurukan.
d. Pengangguran Semakin Banyak
Masyarakat miskin yang tidak mendapatkan akses
pendidikan akan sulit bersaing di dunia kerja maupun usaha.
Hal ini kemudian akan menyebabkan pengangguran semakin
meningkat
e. Munculnya Konflik di Masyarakat
Rasa kecewa dan ketidakpuasan masyarakat miskin
biasanya dilampiaskan dengan berbagai tindakan anarkis.
Bahkan seringkali konflik bernuansa sara timbul di masyarakat
sebagai cara pelampiasan kekecewaan masyarakat miskin.

 Pandangan Islam Terhadap Kemiskinan


Menurut bahasa, miskin berasal dari bahasa Arab yang sebenarnya
menyatakan kefakiran yang sangat. Allah Swt. menggunakan istilah itu
dalam firman-Nya:
‫َمت َربَةْ ذَا ِمس ِكينًا أَ ْو‬

“..atauْorangْmiskinْyangْsangatْfakir”ْ(QSْal-Balad [90]: 16)

Adapun kata fakir yang berasal dari bahasa Arab: al-faqru, berarti
membutuhkan (al-ihtiyaaj). Allah Swt. berfirman:

ِْ ‫فَ ِقيرْ خَيرْ ِمنْ ِإلَيْ أَنزَ لتَْ ِل َما ِإنِي َر‬
ْ‫ب فَقَا َل‬
“…laluْ diaْ berdoa,ْ “Yaْ Rabbi,ْ sesungguhnyaْ akuْ sangatْ membutuhkanْ
suatuْ kebaikanْ yangْ Engkauْ turunkanْ kepadaku”ْ (QSْ al-Qashash
[28]:24).

Islam memandang bahwa masalah kemiskinan adalah masalah tidak


terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan primer secara menyeluruh. Syariat
Islam telah menentukan kebutuhan primer itu (yang menyangkut
eksistensi manusia) berupa tiga hal, yaitu sandang, pangan, dan papan.

Dalam pengertian yang lebih definitif, Syekh An-Nabhani


mengategorikan yang punya harta (uang), tetapi tak mencukupi kebutuhan
pembelanjaannya sebagai orang fakir. Sementara itu, orang miskin adalah
orang yang tak punya harta (uang), sekaligus tak punya penghasilan.
(Nidzamul Iqtishadi fil Islam, hlm. 236, Darul Ummah-Beirut). Pembedaan
kategori ini tepat untuk menjelaskan pengertian dua pos mustahiq zakat,
yakni al-fuqara (orang-orang faqir) dan al-masakiin (orang-orang miskin),
sebagaimana firman-Nya dalam QS at-Taubah [9]: 60.

 Bagaimana Sikap Ajaran Islam Terhadap Kaum Dhu’afa


Pencerminan terhadap Surah Al Isra ayat 26-27 dan Al Baqarah
Ayat 177 dapat melahirkan perilaku, antara lain sebagai berikut:
a. Bekerja dengan tekun untuk mencari nafkah demi keluarga.
b. Suka menabung dan tidak pernah berlaku boros meskipun
memiliki banyak harta.
c. Menjauhi segala macam kegiatan yang sia-sia dan
menghabiskan waktu percuma.
d. Suka bersedekah, khusunya terhadap orang yang
kekurangan dimulai dari keluarga dan tetangga terdekat.
e. Mempelajari ilmu agama dan mengamalkan dalam
kehidupan sehari-hari.

 Pemberdayaan Kaum Dhu’afa oleh KHA. Dahlan


K.H. Ahmad Dahlan mengembangkan gerakan dakwahnya dengan
memadukan pemahaman terhadap nilai Ilahiah dan pemahaman
terhadap manusia dan permasalahannya secara menarik. Dua
aktivitas memperlihatkan itu:
a. Kajian berulang Surat Al-Ma’un.
b. Mendirikan Majelis Penolong Kesengsaraan Oemoem (PKO)

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN


1. Menjalin Silaturahim, serta mempererat persaudaraan.
2. Bersosialisasi dengan para kaum dhuafa
3. Memelihara dan memperkuat aqidah Islam.
4. Membantu terhadap sesama kaum muslimin.
BAB II
KEGIATAN

2.1. PROFIL KELUARGA MISKIN YANG DIBERDAYAKAN

Nama Kepala Keluarga : Ibu Wagiem


Tempat, Tanggal Lahir :Kebumen Jawa Tengah
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan :Buruh / tidak menentu
Status : Janda
Anak : 3 anak

2.2. BENTUK KEGIATAN/PROGRAM


Pemberdayaan keluarga miskin
BAB III
PENDEKATAN PEMBERDAYAAN

Setelah, tim melakukan peninjauan lokasi. Tim menyetujui


untuk melakukan pemberdayaan dalam Karitas (pemenuhan akan
kebutuhan pokok sehari - hari dalam jangka waktu + hari) dan
pemenuhan kebutuhan akan nilai spiritual (berusaha mengajak
untuk menjalankan ibadah sholat lima waktu dan tadarusan). Maka
dari itu tim kami berencana untuk memberikan bantuan berupa
modal atau perlengkapan yang diperlukan untuk membangun
sebuah usaha kecil yaitu Berjualan sosi panggang. Untuk
membantu kami dan bapak / ibu donatur untuk membantu serta
membantu dalam masalah mereka dengan bantuan bersama
memajukan pekerjaan jasa mereka, menyediakan modal untuk
menjadi sarana dan prasarana jasa mereka. Untuk dapat
dikembangkan lebih jauh di dalam bisnis di dalam bidang yang
mereka geluti.
BAB IV

PENDANAAN

NO. Nama Barang Total Harga


1 Meja Jualan Rp250.000
2 Panggangan Rp250.000
3 Kompor Rp250.000
4 Tabung Gas Rp150.000
5 Sosis Rp400.000
6 Bumbu Rp200.000
7 Lemari pendingin Rp1.000.000
8 Lain-lain Rp500.000
Total Rp3.000.000
Jakarta, 16 Oktober 2019

Tim kelompok 13

1. Beta Mustika Ayu 1704015340


2. Nur Afifah 1704015112
3. Selvi Angelia Fernika 1704015098
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai