Disusun oleh :
NIM : 021600473
YOGYAKARTA
2018/2019
I. Judul
II. Tujuan
Dalam instrumentasi nuklir pada garis besarnya dibagi dua bagian pokok
yaitu instrumentasi untuk pengukuran intensitas radiasi dan yang kedua
instrumentasi untuk pengukuran tenaga radiasi. Untuk alat pengukuran intensitas
radiasi sebagai contoh beta gamma survey meter, sistem pencacah nuklir dan
untuk alat pengukuran tenaga radiasi contohnya sistem spektrometer gamma,
sistem spektrometer alpha, sistem spektrometer beta. Peralatan untuk sistem
spektrometer gamma tersebut terdiri dari detektor NaI(Tl), pre amplifier,
amplifier, TSCA dan counter/timer. TSCA sendiri merupakan bagian utama pada
sistem spektrometer gamma. Pada TSCA ini hanya pulsa dengan ketinggian
tertentu saja yang akan diteruskan ke pencacah (counter). Adapun blok diagram
TSCA disajikan pada Gambar 18 sebagai berikut:
1. Operasi integral :
Pada posisi ini tegangan aras bawah (LL) digunakan sebagai batasan bawah
sedangkan aras atas (UL) tidak digunakan, prinsip kerjanya kalau ada pulsa
masukan yang tingginya sama atau lebih besar dari tegangan aras bawah maka
pulsa tersebut akan dilewatkan, sedangkan kalau ada pulsa masukan yang tinggi
pulsanya dibawah aras bawah akan ditolak (tidak dilewatkan).
2. Operasi Differential :
Untuk ini ada dua model operasi yaitu operasi differential normal dan operasi
differential jendela.
Operasi differential normal :
Aras bawah (LL) digunakan sebagai batasan bawah sedangkan aras atas
digunakan sebagai batasan atas (UL) , cara kerjanya kalau ada pulsa masukan
yang tingginya berada diantara aras bawah sampai dengan aras atas maka
pulsa tersebut akan dilewatkan dan selain itu ditolak.
Teori Pemeliharaan :
teknik dan dokumentasi lainnya yang berlaku bagi peralatan. Banyak petugas
tidak melewati langkah ini dan secara langsung melakukan pelacakan kerusakan
mendalam sehingga akan menemui kesulitan. Membiasakan diri dengan
rangkaian atau bekerjanya sistem akan membantu menentukan bagian mana
yang berfungsi dan bagian mana yang tidak berfungsi secara benar.
2. Melokalisir kerusakan
Melokalisir kerusakan adalah tugas yang paling sulit, karena dalam hal ini
suatu keputusan harus bisa diambil. Pengambilan keputusan mungkin
memerlukan mengecek lagi hasil pengukuran pada waktu yang lalu. Untuk itulah
perlu diketahui dan dikuasai cara/teknik untuk meringkas prosedur pengecekan
secara sistematis. Salah satu metode pengecekan secara sistematis adalah dengan
memahami fungsi struktur alat dan memahami blok diagram alat/gambar
rangkaian serta titik uji. Pengujian dapat dimulai dari bagian masukan dan
diteruskan ke bagian keluaran atau sebaliknya.
2. Memperbaiki Kerusakan
Setelah ditemukan lokasi unit modul atau komponen yang rusak, maka
tugas selanjutnya adalah memperbaiki atau mengganti. Pemilihan untuk
memperbaiki atau mengganti harus sudah ditentukan ketika kebijaksanaan
pemeliharaan ditetapkan. Juga keputusan apakah memperbaiki sendiri atau
mengembalikan unit yang rusak pada agen/pabrik sebaiknya juga sudah
ditentukan sebelumnya. Ketrampilan yang diperlukan dalam reparasi umumnya
lebih sederhana daripada melokalisir kerusakan.
4. Modul TSCA.
5. Toolset dan alat bantu lain.
V. Langkah Kerja
Terlampir