HUKUM BISNIS
Dosen Pengampu:
Eris Dianawati, S.Pd., M.M.
oleh:
KELOMPOK (M17F)
Sinta Maharani (170404010009)
Handika Surya P. (170404010010)
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kita berbagai
macam nikmat, sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan selalu membawa
keberkahan, sehingga semua cita-cita serta harapan yang ingin kita capai menjadi lebih
mudah dan penuh manfaat.
Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan oleh Bu Eris
Dianawati S.Pd., M.M. selaku Dosen mata kuliah Hukum Bisnis. Dalam makalah ini, penulis
mengakui masih memiliki banyak keterbatasan baik ilmu maupun pengalaman dan masih
banyak kekurangan lainnya yang belum bisa kami perbaiki. Didalam penyusunan makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan serta banyak kekurangan-kekurangnya, baik dari segi tata
bahasa maupun dalam hal pengkonsolidasian kepada dosen serta teman-teman sekalian,
untuk itu besar harapan kami jika ada kritik dan saran yang membangun untuk lebih
menyempurnakan makalah-makah kami dilain waktu.
Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah ini ialah, mudah-mudahan apa
yang kami susun ini penuh manfaat, baik untuk pribadi, teman-teman, serta orang lain yang
ingin mengambil atau menyempurnakan lagi atau mengambil hikmah dari makalah ini
sebagai tambahan dalam menambah referensi yang telah ada.
Penyusun
II
DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................................................................................ ii
Daftar Isi......................................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................3
2.1 Pengertian Merger, Konsolidasi, Akuisisi, dan Separasi....................................... 3
2.2 Merger dan Konsolidasi......................................................................................... 6
2.3 Akuisisi.................................................................................................................. 7
2.4 Aspek Yuridis Akuisisi.......................................................................................... 7
2.5 Tujuan Merger, Konsolidasi, Akuisisi, dan Separasi............................................. 8
2.6 Contoh Studi Kasus................................................................................................ 9
BAB IV PENUTUP..................................................................................................................... 12
3.1 Kesimpulan............................................................................................................ 12
3.2 Saran...................................................................................................................... 12
Daftar Pustaka................................................................................................................................. 13
III
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
a. Apakah pengertian dari Merger, Konsolidasi, Akuisisi dan Separasi pada
perusahaan?
b. Apa kelebihan dan kekurangan dari Merger, Konsolidasi, Akuisisi dan Separasi?
c. Apakah tujuan dilakukannya Merger, Konsolidasi, Akuisisi dan Separasi?
2
BAB II
PEMBAHASAN
PT A PT B
Contoh proses merger adalah bergabungnya Lippo Bank dengan CIMB Niaga pada
tahun 2008. Setelah proses merger, Lippo Bank tidak beroperasi sebagai entitas
tersendiri dan melebur menjadi satu kesatuan dengan Bank CIMB Niaga.
Kelebihan Merger
1. Memakai nama perusahaan pengambil alih
2. Biaya lebih kecil
3. Tidak diperlukan surat izin usaha baru
Kekurangan Merger
1. Menimbulkan Polemik baru
b. Konsolidasi
Konsolidasi (peleburan usaha) adalah penggabungan usaha antara 2
perusahaaan atau lebih dengan cara mendirikam perusahaan baru dan melikuidasi
perusahaan-perusahaan yang ada.Seperti gambar dibawah ini :
3
PT X LEBUR PT Y
PT W
Contoh proses konsolidasi adalah Bank Mandiri sebagai konsolidasi karena awalnya
Bank mandiri berasal dari berbagai perusahaan yang kemudian bersatu membentuk
nama perusahaan baru.
Kelebihan Konsolidasi
1. Perusahaan-perusahaan yang melakukan konsolidasi akan memiliki kekuatan
yang lebih besar untuk bersaing dengan perusahaan yang lain karena biasanya
proses konsolidasi dilakukan oleh lebih dari dua perusahaan yang melebur
menjadi satu.
2. Dengan melakukan konsolidasi perusahaan yang mengalami kesulitan modal
tidak harus dilikuidasi, akan tetapi masih tetap bisa bertahan meski dengan
perusahaan yang baru.
Kekurangan Konsolidasi
1. Dengan melakukan konsolidasi perusahaan yang lama akan hilang karena
melebur menjadi satu; dan
2. Untuk mengenalkan perusahaan yang baru (hasil konsolidasi) kepada
masyarakat butuh waktu yang relatif lama.
Contoh Konsilidasi :
Keempat Bank tersebut mengalami kesulitan dalam mengentaskan permasalahan
financialperusahaanya saat krisis ekonomi melanda Indonesia. Untuk menghentikan
usahanya yang selama ini mereka bangun pun merupakan hal yang sayang untuk
dilakukan. Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk dapat melakukan protect
terhadap kemungkinan yang terjadi akibat krisis adalah bersatu padu dengan bank
yang lain dengan melakukan kerjama dalam bentuk konsolidasi. Kerjasama dalam
bentuk konsolidasi ini bisa terjadi ketika sekelompok perusahaan yang mempunyai
4
motif yang sama dalam meraih kehidupan baru bersama di masa akan datang.
Sehingga keempat Bank tersebut melebur menjadi satu dengan nama menjadi Bank
Mandiri.
c. Akuisisi
Akuisisi adalah pengambil-alihan (takeover) sebuah perusahaan. Secara
sederhana skema akuisisi digambarkan sebagai berikut:
PT Q PT R
Keterangan:
PT Q mengambil alih kepemilikan PT R,
sementara nama PT R masih tetap eksis.
Contoh Akuisisi yaitu Aqua diakuisisi oleh Danone, Pizza Hut oleh Coca-Cola, dan
lain-lain.
Kelebihan Akuisisi
1. Masih memakai nama lama.
2. Tidak diperlukan surat izin baru
Kekurangan Akuisisi
1. Kurang efisien
2. Mudah terjadi duplikasiatau pemborosan
3. Kepemilikan perusahaan berubah
d. Separasi
Pemisahan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh perseroan untuk
memisahkan usaha yang mengakibatkan seluruh aktifa dan pasiva perseroan beralih
karena hukum kepada dua perseroan atau lebih atau sebagian aktiva dan pasiva
perseroan beralih karena hukum kepada suatu perseroan atau lebih. Secara sederhana
skema pemisahan digambarkan sebagai berikut:
5
Pola 1: PT AR
PT ARS PT ARM
Pola 2: PT SM
PT SL
Kelebihan Pemisahan
1. Masih memakai nama lama dan baru (pola 2)
2. Tidak diperlukan surat izin baru (pola 2)
3. Tidak perlu program rasionalisasi (pola 2)
Kekurangan Pemisahan
1. Tidak memakai nama lama (pola 1)
2. Perlu surat izin baru (pola 1)
3. Melalui program rasuinalisasi (pola 1)
6
3. Tata cara konversi alam
4. Rancangan perubahan anggaran dasar
5. Neraca
2.3 Akuisisi
Cara ketiga yang dapat ditempuh untuk mengambil alih suatu perusahaan adalah
dengan cara membeli membeli hak suara dari perusahaan (the firm voting stock). Secara
yuridis cara yang dapat ditempuh untuk memperoleh tujuan itu adalah dengan membeli
saham dari perusahaan tersebut. Akuisisi atau pengambil alihan yang dimaksud UU
no.1 Tahun 1995 adalah akuisisi saham (acquisition of stock),bukan akuisisi aktiva
(acquisition of assets). Hal ini dapat disimpulkan dari kententuan undang-undang
tersebut.
Pembelian saham itu dapat dilakukan dengan baik dengan cara tunai, dengan
menyerahkan saham dari perusahaan yang membeli, maupun dengan menyerahkan
jenis-jenis efek lainnya yang dikeluarkan oleh perusahaan yang membeli. Secara
yuridis, pembelian saham-saham tersebut harus dilakukan transaksinya langsung antara
pembeli dengan para pemegang saham perusahaan tersebut, bukan dengan direksi
perusahaan tersebut.
Pelaksanaan pengambilan harus dilakukan dengan membuat rancangan
pengambilan yang disusun oleh direksi perseroan yang akan mengambil alih dan yang
akan diambil alih (Pasal 103 ayat 3 UU No.1 Tahun 1995).
Rancangan pengambil alihan harus memuat sekurang-kurangnya :
1. Nama perseroan yang akan diambil alih dan nama perseorangan / badan
hukum yang bukan perseroan / orang perorangan yang akan mengambil alih.
2. Alasan serta penjelasan direksi perseroan yang akan diambil alih dan direksi
perseroan badan hukum yang bukan perseroan yang akan kualitas mengambil
alih alih mengenai persyaratan dan tata cara pengambil alihan saham
perseran yang diambil alih.Pengambilan dilakukan dengan persetujuan Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS).
7
Perusahaan pengakuisisi biasanya perusahaan besar yang memilikidana yang
kuat,manajemen yang baik dan jaringan usaha yang luas, serta terkelompok dalam
konglomerasi. Akuisisi dapat dilakukan secara internal atau eksrternal. Akuisisi internal
adalah akuisisi terhadap perusahaan dalam kelompok sendiri, sedangkan akuisisi
eksternal adalah akuisisi terhadap perusahan diluar kelompok atau perusahaan dari
kelompok lain.Akuisisi dapat dialkukan terhadap perusahaan dalam negeri atau
perusahaan luar negeri (asing)
8
2.6 Contoh Studi Kasus
Mengutip dari buku karya Dr. Abdul R. Saliman, S.H., M.M. tentang Hukum
Bisnis untuk Perusahaan tentang sebuah contoh kasus yang dilatar belakangi oleh
permasalahan Merger, Konsolidasi dan Akuisisi dengan judul “Arah Merger Lima
Bank”. Berita ini diambil dari media cetak Investor edisi 58, 10-23 Juli 2002. Di
dalamnya membahas tentang adanya lima Bank yang akan melakukan merger sebagai
solusi untuk merestrukturisasikan dan upaya penyetahan bank yang bersangkutan.
Namun adanya pola penggabungan bank-bank tersebut sempat menimbulkan polemik
yang didasari tentang bank milik siapa yang akan namanya akan bertahan sebagai
induknya. Terutama Bank Bali dan Bank Universal yang kedua bank ini seakan
bersaing untuk saling mempertahankan benderanya masing-masing. Wacana bahwa
Bank Bali sebagai bank koordinasi yang nantinya menjadi bank yang dihidupkan
sempat membuat gerah pihak Bank Universal. Namun upaya untuk tetap bertahan tetap
terlihat. adanya opini yang menyatakan bahwa Bank Universal lebih layak sebagai bank
yang dihidupkan membuat perseteruan semakin hangat.
Kemudian adanya pengamatan mengenai pola penggabungan yang seperti apa
kiranya memeratakan keuntungan bagi seluruh bank yang bersangkutan. Apabila
memakai pola merger, diantara lima bank yang bergabung, salah satu dari mereka akan
menjadi bank pascamerger. Dalam hal ini tentu nama Bank Bali dan Bank Universal
yang lebih diperhitungkan dibandingkan dengan bank lainnya.
Lalu jika menggunakan pola konsolidasi yang saat itu dikemukakan oleh Badan
Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN), lima bank yang bergabung itu tak satupun
nama yang akan dipakai. Dengan pola ini, BPPN akan membentuk nama bank baru.
Pola seperti ini sempat menghilangkan polemik dari masing-masing bank. Namun,
banyak yang menilai bahwa pola konsolidasi menimbulkan pengeluaran biaya yang
lebih mahal karena adanya perombakan nama sehingga berbagai material yang sudah
memiliki nama, harus menyesuaikan dengan nama yang baru.
Pilihan berikutnya adalah penggabungan pola akuisisi. Dengan pola ini, dua atau
tiga bank akan tetap berdiri sebagai anak usaha karena badan hukumnya masih tetap
ada dan yang berubah hanyalah kepemilikan bisnisnya karena telah dikuasai oleh bank
mengakuisisi. Bagi pihak yang menginginkan banknya tetap ada, pola akuisisi lebih
disukai. Namun pola seperti ini tidak efisien karena beberapa cabang dalam satu
wilayah berdekatan akan masih tetap berdiri, sehingga hal ini menimbulkan
pemborosan karena dalam satu wilayah cukup ditangani oleh satu cabang saja.
9
Pengamatan tentang kasus tersebut juga dianggap sia-sia dan sudah terlalu lama
waktu terbuang karena melayani kepentingan pihak-pihak tertentu. Pembicaraan
mengenai merger lima bank menjadi berlarut-larut karena adanya tarik menarik
kepentingan yang mengarah kepada siapa yang akan menjadi surviving bank atau bank
yang akan dihidupkan. Disini pemerintah dianggap kurang tegas dalam mengambil
keputusan selaku dalam menjalankan proses merger lima bank tersebut.
10
nama perusahaan yang lama, namun perusahaan lain yang bergabung juga akan tetap
berdiri. Tetapi proses ini dinilai kuran efisien, karena adanya perubahan kepemilikan
perusahaan dan mudah terjadi duplikasi atau pemborosan akibat adanya perusahaan
yang masih berdiri di dalam satu wilayah.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan pemahaman mengenai Merger, Konsolidasi, Akuisisi dan Separasi,
dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya MKAS dilakukan sebagai upaya yang dilakukan
perusahaan dalam mempertahankan atau meningkatkan nilai produktifitas suatu perusahaan
baik secara mandiri maupun kerjasama dengan perusahaan lain. Selain itu juga untuk
membangun keunggulan kompetitif dalam jangka panjang perusahaan yang pada akhirnya
bermuara kepada peningkatan nilai perusahaan atau peningkatan kemakmuran pemegang
saham. Disisi lain juga didasari pada keinginan subjektif atau ambisi pribadi pemilik atau
manajemen perusahaan.
Dalam melakukan MKAS, banyak kendala yang harus diatasi oleh perusahaan, yaitu
modal, tenaga kerja, maupun budaya perusahaan. Untuk menyatukan kedua perusahaan
dengan budaya yang berbeda, tentunya sangat sulit dan hal seperti ini harus dipilih salah satu
budaya yang sekiranya cocok untuk tetap dipergunakan dalam melaksanakan MKAS.
Sebelum melakukannya, kedua perusahaan harus berkoordinasi dengan perwakilan masing-
masing perusahaan tentang langkah atau kebijakan yang akan diambil perusahaan nantinya.
3.2 SARAN
Saran yang bisa diambil dari pemahaman mengenai Merger, Konsolidasi, Akuisisi
dan Separasi adalah bagaimana seharusnya sebelum melakukan proses tersebut, perusahaan
perlu memperhatikan budaya yang ada di perusahaan masing-masing. Karena budaya yang
berbeda dapat memicu permasalahan internal bagi kedua perusahaan. Dan selain itu
hendaknya MKAS dilakukan pada perusahaan yang memiliki bidang yang sama, karena
dengan bidang usaha yang sama, kegiatan merger, konsolidasi maupun akuisisi kemungkinan
dapat berjalan seperti yang diharapkan kedua perusahaan.
12
DAFTAR PUSTAKA
13