Anda di halaman 1dari 9

Keputusan Menteri ESDM Nomor 23K/30/MEM/2018, minimal 25 persen produksi batu bara

harus dijual ke PLN. Dengan proyeksi produksi sebesar 484 juta ton tahun ini, maka sekitar 120
juta ton harus dialokasikan bagi PLN.
PLN juga mendapatkan harga khusus batu bara yang dimuat di dalam Keputusan Menteri ESDM
Nomor 1395 tahun 2018. Dalam putusan itu ditetapkan harga khusus batu bara bagi kebutuhan
tenaga listrik dalam negeri sebesar US$70 per ton jika Harga Batubara Acuan (HBA) berada di
atas angka tersebut.
Pelemahan rupiah terhadap dolar AS sejak awal tahun sudah mencapai 6 persen dan ini
mengakibatkan pengurasan devisa dari US$131,98 miliar di Januari ke US$119,8 miliar di Juni
kemarin. Makanya, peningkatan nilai ekspor, salah satunya dari batu bara, menjadi pilihan
pemerintah.
(https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20180801121158-85-318612/kebijakan-galau-dmo-
batu-bara-di-rezim-jokowi)
(Rabu, 01/08/2018)

Cadangan batu bara Indonesia sendiri tercatat 26,2 miliar ton per Maret kemarin, di mana angka
ini bukanlah yang terbesar di dunia. Jika pemerintah memperbolehkan eksploitasi berlebihan,
maka cadangan batu bara cepat habis. Kecuali, memang ada aktivitas eksplorasi yang berujung
penemuan cadangan baru.

Tenaga nuklir – sebuah risiko yang menakutkan terhadap keselamatan dan keamanan kita: Seluruh
reaktor yang beroperasi di dunia memiliki cacat keselamatan yang melekat pada padanya. 1.500
cacat kualitas dan keselamatan didapati pada konstruksi reaktor baru di Finlandia, yang digambarkan
sebagai suatu karya canggih. Dewasa ini, angka persis tentang korban meninggal akibat kecelakaan
Chernobyl masih tidak diketahui namun kemungkinan mencapai lebih dari seratus ribu orang. Polusi
radioaktif dari tenaga nuklir tidak hanya terjadi pada saat kecelakaan saja namun berlanjut
sepanjang siklus nuklir, dan terus membahayakan lingkungan dan kesehatan. Selain itu, tenaga nuklir
menempatkan kita pada risiko penyebarluasannya yang semakin meningkat, para teroris bisa
mendapatkan bahan baku nuklir atau pengiriman nuklir menjadi target potensial para teroris. Tidak
ada solusi untuk limbah nuklir: Tenaga nuklir menghasilkan limbah nuklir, termasuk 200.000 ton
bahan baku tersisa yang menumpuk di seluruh dunia. Bahan-bahan ini akan tetap mematikan selama
ratusan ribu tahun. Tidak ada solusi yang aman untuk pengelolaan jangka panjang dan pembuangan
limbah radioaktif berbahaya ini meskipun milyaran dolar AS telah dikucurkan dalam bentuk investasi
dan puluhan tahun penelitian. Tenaga nuklir adalah pengalih perhatian yang mahal dari perubahan
iklim dan solusi-solusi kedaulatan energi yang nyata: Reaktor-reaktor baru akan membutuhkan lebih
banyak biaya dan waktu untuk pembangunannya, dan akan datang terlambat untuk menghasilkan
penurunan CO2 yang cuma sedikit dan nyaris tidak mengurangi ketergantungan kita pada bahan
bakar fosil. Bahkan meskipun dewasa ini kapasitas nuklir digandakan, penurunan emisi yang
dihasilkannya tidak mencapai 5%. Solusi nyata untuk perubahan iklim adalah energi terbarukan yang
terdesentralisir, aman, murah dan berkelanjutan serta efisiensi energi.

Dari FGD ini, diperoleh data bahwa ada potensi energi nuklir dari thorium
dan uranium di Provinsi Bangka Belitung (Babel).
Luas pelamparan aluvial di seluruh Babel sekitar 400 ribu Hektar (Ha)
sehingga potensi uranium 24 ribu ton, thorium 120 ribu ton, dan unsur
tanah jarang 7 juta ton.

(Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) pada Senin 18 Juni 2018 )

Proyek Musi Hydro adalah proyek pembangkit listrik tenaga air berkapasitas 210 MW yang dibangun di Sungai
Musi, Bengkulu, Sumatra, Indonesia. Terdiri dari 3 turbin bertegangan 70MW, proyek ini dapat menghasilkan
1,140,000 MWh energy bersih untuk jaringan disekitarnya.
 Beranda
 Profile
 Regulation
 Media
 Publication
 Lintas EBTKE
 Service
 Link
 SK Pengadaan BBN Non PSO Periode September - Desember 2018
 Peraturan Menteri ESDM Nomor 41 Tahun 2018 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan
BBN Jenis Biodiesel Dalam Kerangka Pembiayaan Oleh Badan Pengelola Dana
Perkebunan Kelapa Sawit
 Buku Panduan Instalasi Pembangkit Listrk Tenaga Surya
 SK Pengadaan BBN PSO Periode Mei - Desember 2018
1. Home

2. Artikel Detail

FAQ : Program Mandatori B20


Friday, 31 August 2018 | 18:55 WIB | Humas EBTKE | Dibaca : 288

1. Apa itu Bahan Bakar Nabati?

Bahan Bakar Nabati adalah bahan bakar yang berasal dari bahan-bahan nabati
dan/atau dihasilkan dari bahan-bahan organik lain.
2. Apa saja jenis Bahan Bakar Nabati?

Bahan Bakar Nabati terdiri dari Biodiesel, Bioetanol dan Minyak Nabati Murni.

3. Apa itu biodiesel?

Biodiesel adalah bahan bakar nabati untuk aplikasi mesin/motor diesel berupa ester
metil asam lemak (fatty acid methyl ester/FAME) yang terbuat dari minyak nabati atau
lemak hewani melalui proses esterifikasi/transesterifikasi.

4. Apa bahan baku biodiesel?

Untuk saat ini, di Indonesia bahan baku biodiesel berasal dari Minyak Sawit (CPO).
Selain dari CPO, tanaman lain yang berpotensi untuk bahan baku biodiesel antara lain
tanaman jarak, jarak pagar, kemiri sunan, kemiri cina, nyamplung dan lain-lain.

5. Bagaimana proses pembuatan biodiesel?

Proses pembuatan biodiesel umumnya menggunakan reaksi metanolisis


(transesterifikasi dengan metanol) yaitu reaksi antara minyak nabati dengan metanol
dibantu katalis basa (NaOH, KOH, atau sodium methylate) untuk menghasilkan
campuran ester metil asam lemak dengan produk ikutan gliserol. Skema proses
produksi biodiesel sebagai berikut:
Apabila kandungan asam lemak bebas minyak nabati > 5%, maka terlebih dahulu
dilakukan reaksi esterifikasi. Selain dari proses esterifikasi/ transesterifikasi dapat juga
dilakukan dengan konversi enzimatis.

6. Apa kegunaan Biodiesel?

Biodiesel digunakan sebagai energi alternatif pengganti Bahan Bakar Minyak untuk
jenis diesel/solar. Biodiesel dapat diaplikasikan baik dalam bentuk 100% (B100) atau
campuran dengan minyak solar pada tingkat konsentrasi tertentu seperti B20.

7. Apa yang dimaksud dengan program B20?

Program B20 adalah program pemerintah untuk mewajibkan pencampuran 20%


Biodiesel dengan 80% bahan bakar minyak jenis Solar.

8. Apakah regulasi yang mengatur tentang pelaksanaan mandatori program


B20?
Regulasi yang mengatur tentang pentahapan mandatori program B20 adalah
Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 12 tahun 2015 tentang
Perubahan Ketiga atas Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 32
tahun 2008 tentang Penyediaan, Pemanfaatan dan Tata Niaga Bahan Bakar Nabati
(Biofuel) sebagai Bahan Bakar Lain.

9. Sejak kapan program B20 ini diberlakukan?

Berdasarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 12 tahun 2015
tentang tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Menteri ESDM No. 32 tahun 2008
tentang Penyediaan, Pemanfaatan dan Tata Niaga Bahan Bakar Nabati (Biofuel)
sebagai Bahan Bakar Lain, Program B20 mulai diberlakukan sejak Januari 2016.

10. Pada sektor apa saja program B20 diterapkan?

Berdasarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 12 tahun 2015,
jenis sektor yang wajib menerapkan diantaranya usaha mikro, usaha perikanan,
usaha pertanian, transportasi dan pelayanan umum/ PSO (Public Service Obligation);
transportasi non PSO; dan industri dan komersial. Namun, program tersebut yang
sudah diimplementasikan dengan baik di sektor transportasi (PSO). Sesuai arahan
Presiden RI, terhitung mulai tanggal 1 September 2018 mandatori B20 dijalankan
secara masif di semua sektor.

11. Apakah sudah ada standar mutu biodiesel?

Sejak tahun 2006 sudah ada standar mutu biodiesel sebagaimana diubah terakhir
dengan standar mutu biodiesel Indonesia mengikuti SNI 7182:2015 dan telah
diwajibkan melalui SK Direktur Jenderal EBTKE No. 100K/10/DJE/2018.

Sedangkan untuk standar dan mutu (spesifikasi) B20 harus memenuhi Keputusan
Direktur Jenderal Migas No. 28.K/10/DJM.T/2016 tentang Perubahan Kedua atas
Keputusan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi No. 3675.K/24/DJM/2006 tentang
Standar dan Mutu (Spesifikasi) Bahan Bakar Minyak Jenis Solar yang Dipasarkan di
Dalam Negeri.

12. Apakah penerapan biodiesel sudah melalui uji kelayakan?

Guna mendapatkan rekomendasi teknis yang lebih komprehensif untuk mendukung


keberhasilan implementasi B20, pada tahun 2014 Ditjen Energi Baru Terbarukan dan
Konservasi Energi (Ditjen EBTKE), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
bersama pihak terkait telah melakukan Kajian dan Uji Pemanfaatan Bahan Bakar
Biodiesel 20% (B20) pada Kendaraan Bermotor dan Alat Mesin Besar. Hasil uji jalan
yang dilakukan hingga 100.000 km, tidak ditemukan permasalahan atau perubahan
yang signifikan pada spare part, ketahanan dan performa kendaraan akibat
pemakaian B20.
Berdasarkan kajian dan uji terhadap sistem bahan bakar dengan metode rig test,
kompabilitas material, kestabilan penyimpanan dan uji pada mesin alat besar,
diperoleh hasil bahwa implementasi B20 layak untuk diterapkan tanpa memerlukan
modifikasi sistem mesin yang signifikan.
Pada bulan Februari 2018, Kajian Uji Jalan (Rail Test) Pemanfaatan B20 pada Kereta
Api dilakukan dengan melibatkan pihak terkait dan berakhir pada bulan Agustus 2018.
Pengujian uji jalan kereta api dilakukan dengan rute Tanjung Enim – Tiga Gajah –
Tarahan, pulang pergi (PP) dengan menggunakan 2 unit lokomotif CC205 (EMD) dan
2 unit lokomotif CC206 (GE) dengan bahan bakar B0 dan B20. Selama enam bulan
pengujian tersebut, kedua unit lokomotif dapat beroperasi dengan baik.

13. Apakah biodiesel dapat langsung digunakan pada mesin diesel biasa?

Biodiesel siap digunakan oleh mesin diesel biasa dengan sedikit atau tanpa
penyesuaian. Penyesuaian dibutuhkan jika penyimpanan atau wadah biodiesel
terbuat dari bahan yang sensitif dengan biodiesel seperti seal, gasket, dan perekat
terutama mobil lama dan yang terbuat dari karet alam dan karet nitril.

14. Apakah benar biodiesel menyebabkan kerak pada tangki bahan bakar?

Tidak benar bahwa biodiesel menyebabkan kerak pada tangki bahan bakar. Biodiesel
merupakan senyawa ester yang banyak digunakan sebagai pelarut/pembersih.
Pemanfaatan biodiesel justru dapat membersihkan kerak dan kotoran yang tertinggal
pada mesin, saluran bahan bakar dan tangki bahan bakar karena sifatnya sebagai
solvent/pelarut.

15. Apakah benar penggunaan B20 menyebabkan kerusakan pada injektor?

Keberhasilan dari penggunaan B20 tergantung dengan 3 (tiga) faktor. yaitu kualitas
bahan bakar (biodiesel dan solar), handling/penanganan bahan bakar dan juga
kompatibilitas material terhadap bahan bakar tersebut. Kerusakan yang terjadi pada
injektor dapat diakibatkan dari ketidaksesuaian salah satu atau lebih dari ketiga faktor
tersebut.

16. Bagaimana menghindari sludge yg mudah timbul pada biodiesel yang


didiamkan lama?

Adanya kontaminasi air pada biodiesel dapat menimbulkan Sludge. Selama


penanganan/handling Biodiesel baik dan sesuai dengan tata cara penanganan yang
disarankan, maka sludge pada biodiesel tidak akan timbul.
17. Bagaimana dampak penggunaan biodiesel terhadap lingkungan?

Penggunaan biodiesel dapat meningkatkan kualitas lingkungan karena bersifat


degradable (mudah terurai) dan emisi yang dikeluarkan lebih rendah dari emisi hasil
pembakaran bahan bakar fosil.
Berdasarkan hasil Laporan Kajian dan Uji Pemanfaatan Biodiesel 20% (B20) yang
dilakukan oleh Ditjen EBTKE bersama beberapa stakeholder terkait pada tahun 2014,
diperoleh hasil uji emisi sebagai berikut:

1. Kendaraan berbahan bakar B20 menghasilkan emisi CO yang lebih rendah


dibandingkan kendaraan B0. Hal ini dipengaruhi oleh lebih tingginya angka cetane
dan kandungan oksigen dalam B20 sehingga mendorong terjadinya pembakaran
yang lebih sempurna.

2. Kendaraan berbahan bakar B20 menghasilkan emisi Total Hydrocarbon (THC)


yang lebih rendah dibandingkan kendaraan B0. Hal ini disebabkan pembakaran yang
lebih baik pada kendaraan B20, sehingga dapat menekan emisi THC yang dihasilkan.

18. Apakah manfaat dari pelaksanaan program B20 ini?

Banyak manfaat yang didapat dari pelaksanaan program B20 ini, antara lain sebagai
berikut:
1. Meningkatkan ketahanan energi nasional melalui diversifikasi energi dengan
mengutamakan potensi energi lokal;
2. Menghemat devisa dan mengurangi ketergantungan terhadap impor;
3. Meningkatkan nilai tambah ekonomi melalui hilirisasi industri kelapa sawit;
4. Membuka lapangan kerja; dan
5. Mengurangi emisi Gas Rumah Kaca dan meningkatkan kualitas lingkungan.

19. Negara mana saja yang sudah mengaplikasikan program B20?

Selain Indonesia yang sudah mengimplementasikan B20 adalah Costa Rica (2016,
bahan baku jathropha) dan Negara Bagian Minnesota (1 Mei 2018, bahan baku
minyak kedelai).

OTHER ARTICLES
 Ditjen EBTKE dan GIZ Luncurkan Buku Dos and Don’ts, Dorong Peningkatan Kualitas Instalasi
PLTS Off-Grid
 Buku Panduan Instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya
 Pemerintah Dorong Badan Usaha Perluas Usaha ke Sektor EBT
 Ditjen EBTKE Ajak Akademisi Percepat Pengembangan Bioenergi
 Harga Indeks Pasar (HIP) Bahan Bakar Nabati (BBN) Bulan September 2018

Anda mungkin juga menyukai