tidak hanya berfungsi sebagai organ reproduksi, melainkan juga sebagai kelenjar hormonal.
Gangguan pada ovarium dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan, perkembangan dan
kematangan sel telur, serta mengganggu keseimbangan hormonal pada wanita. Kista ovarium
merupakan salah satu bentuk gangguan pada ovarium yang banyak ditemui, yang dapat
menyebabkan masalah-masalah seperti di atas.1
Kista merupakan massa yang berbentuk kantung yang tumbuh pada bagian tubuh
tertentu. Kista ovarium sendiri merupakan suatu massa berupa kantung yang berisi cairan atau
materi semisolid pada ovarium.1 Kista ovarium dapat bersifat fungsional (kegagalan ovulasi)
atau bisa bersifat neoplastik baik yang bersifat jinak maupun yang bersifat ganas. Kista ovarium
seringkali tidak menimbulkan gejala, dan apabila menimbulkan gejala maka gejala tersebut
umumnya dapat mengarahkan dengan jelas.1
Massa ovarium ganas merupakan salah satu jenis keganasan di bidang ginekologi yang
paling banyak menyebabkan kematian. Sebanyak 10% dari wanita di dunia akan menjalani
operasi akibat adanya massa pada ovarium. Insiden kista ovarium simptomatik pada wanita
premenopause sekitar 1:1000, sedangkan pada wanita di atas 50 tahun angka insiden kista
ovarium meningkat menjadi 3:1000. Penyakit ini pada awalnya bersifat asimptomatik dan baru
menimbulkan keluhan apabila sudah terjadi metastasis sehingga 60-70% pasien datang pada
stadium lanjut sehingga angka kematian akibat penyakit ini menjadi cukup tinggi.1,2
Sebagian besar kista tidak menimbulkan gejala (asimtomatis). Hanya sebagian kecil
kista ovari yang menimbulkan gejala seperti rasa sakit dan perdarahan. Manifestasi klinis lainnya
biasanya berupa ketidaknyamanan pada abdomen, sulit buang air kecil, nyeri panggul, dan nyeri
saat senggama serta gangguan menstruasi. Kista ovarium ganas juga dapat tidak menimbulkan
gejala pada stadium awal sehingga sering ditemukan dalam stadium yang lanjut. Komplikasi
yang paling sering dan paling serius pada kista ovarium yang terjadi dalam kehamilan adalah
peristiwa torsio atau terpeluntir.
Penegakkan diagnosis kista ovarium berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
penunjang dengan yang tepat. Tatalaksana dapat berupa observatif dan operatif. Penetalaksanaan
yang dipilih berdasarkan usia pasien, besarnya kista, dan kondisi pasien.1 Penatalaksanaan kista
ovarium juga didasarkan pada jenis kista tersebut dimana pada kista fungsional dapat terjadi
resolusi spontan. Sedangkan pada kista neoplastik yang berukuran besar atau mengarah pada
keganasan, dibutuhkan pembedahan untuk mengangkat kista tersebut. Penentuan tatalaksana
yang tepat dapat menjadi sukar karena dapat mempengaruhi status hormonal dan fertilitas
seorang wanita.1,3