Anda di halaman 1dari 8

UNIVERSITY NETWORK FOR INDONESIA INFRASTRUCTURE DEVELOPMENT (UNIID 2017)

Palembang, 19-20 September 2017

PENGARUH GAYA CABUT AKAR PADA JENIS VEGETASI


TERHADAP STABILITAS LERENG
Muhammad Suhendra1, Mukhsin2
1)
Mahasiswa Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala
Jl. Tgk Syeh Abdul Rauf No. 7, Darussalam Banda Aceh 23111
E-mail: 1abymsuhendra@gmail.com
2)
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh
Jl. Tgk Syeh Abdul Rauf No. 7, Darussalam Banda Aceh 23111
E-mail: 2mukhsin.abubakar@unsyiah.ac.id

Abstrak. Kegagalan suatu lereng dapat dikaitkan dengan beberapa faktor seperti keadaan
cuaca, jenis tanah, sudut lereng, topografi, atau gabungan faktor-faktor ini. Pada lereng yang
bersudut kritis, jenis tanah berbatuan kurang padat dan ketinggian bukit dapat menyebabkan
stabilitas tanah berkurang. Akar vegetasi memiliki peranan penting dalam meningkatkan
stabilitas struktur tanah dan pergerakan tanah. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi
nilai gaya cabut akar maksimum (Fmaks) berdasarkan beberapa jenis vegetasi yang
menghasilkan kohesi tambahan sebagai kontribusi kekuatan geser terhadap stabilitas lereng.
Jenis vegetasi yang diteliti yaitu Melastomamalabathri Cum , Lantana, Ceanothus Velutinus,
Caliandra Calothyrsus dan Tsuga heterophylla. Pengujian gaya cabut akar vegetasi dilakukan
pada lereng yang ditumbuhi oleh ke lima vegetasi tersebut. Sebuah tripod dilengkapi dengan
strain gauge sebagai instrumen pencatat. Pengujian tersebut dikelompokan berdasarkan kecil,
sedang, besar per tiap jenis vegetasi dengan mengamati lebar, panjang dan diameter akar.
Metode pengujian ini dilakukan dalam kondisi jenuh tanah. Hasil gaya cabut akar terhadap
jenis vegetasi didapatkan Caliandra Calothyrsus menghasilkan gaya cabut akar terbesar
(Fmaks) yaitu 0,789 kN dengan diameter 11, 667 mm. Sedangkan pada jenis vegetasi Tsuga
heterophylla menghasilkan gaya cabut akar (Fmaks) yaitu 0,533 kN dengan diameter 15,333
mm. Ini menunjukkan bahwa bentuk morfologi akar mempengaruhi besarnya gaya cabut akar
maksimum (Fmaks). Kontribusi kohesi akibat interaksi akar-tanah kepada kekuatan geser tanah
dapat meningkatkan stabilitas lereng.

Kata kunci: Lereng Tandus, Vegetasi, Kekuatan Tarik Akar, Diameter Akar

UNIID 2017
UNIVERSITY NETWORK FOR INDONESIA INFRASTRUCTURE DEVELOPMENT (UNIID 2017)
Palembang, 19-20 September 2017

I. LATAR dihasilkan dari lebih kecil dari 20o ;


BELA penelitian. Melalui 2. Lereng berbahaya
penelitian ini dapat bersudut 20o hingga
KANG diperoleh manfaat yaitu 300 ; dan
Intensitas hujan akar vegetasi pada 3. Lereng kritis
yang tinggi pada lereng dapat bersudut lebih dari
lereng-lereng tandus mengurangi infiltrasi 300
bersudut kritis dan pada permukaan tanah Gambar 1.
b. Tanah Longsor Longsoran Translasi
ketinggian bukit lereng, pemanfaatan
menyebabkan sering akar vegetasi dapat Tanah longsor
terjadinya tanah mendukung maupun erosi dapat 2. Longsoran
longsor dangkal dan penghijauan kembali terjadi di lereng curam Rotasi ;
erosi. Kabupaten Aceh oleh masyarakat dan yang disebabkan oleh bergeraknya
tengah merupakan teknik perkuatan lereng penyusupan air hujan massa tanah
salah satu kabupaten di dengan akar vegetasi pada sudut lebih besar dari batuan
Provinsi Aceh yang ini, relatif lebih murah daripada sudut geser pada bidang
sering mengalami biayanya (cost) tanah efektif (Chirico, gelincir
tanah longsor. dibandingkan dengan dkk, 2013) berbentuk rata
Pada tanggal 31 teknik perkuatan Tanah longsor atau
Maret 2014 terjadi lainnya seperti adalah perpindahan menggelomban
longsoran yang Shotcrete dan material pembentuk g cekung
menyebabkan badan geosintetik. lereng berupa batuan,
jalan lintas Takengon- bahan rombakan,
Bintang-Blang Kejeren II. KAJIAN tanah, atau material
tertutup batuan besar. PUSTA campuran tersebut,
Dalam kejadian ini KA bergerak kebawah atau
juga menyebabkan tiga keluar lereng
a. Stabilitas Lereng Menurut
mahasiswa Unimal
meninggal dunia akibat Suatu Highway Research
tertimpa batuan dari permukaan tanah Board 1958 dan
longsoran tersebut. yang miring yang 1978, ada enam
Kondisi inilah membentuk sudut jenis tanah Gambar 2.
mendorong penulis tertentu terhadap longsor, yaitu Longsoran Rotasi
untuk melakukan bidang horisontal longsor translasi,
penelitian di disebut sebagai longsor rotasi, 3. Pergerakkan
Kabupaten Aceh lereng (slope). pergerakan blok, Blok ;
Tengah. Rumusan Kegagalan pada runtuhan batu, perpindahan
masalah dalam lereng disebabkan rayapan tanah, batuan yang
penelitian ini adalah meningkat dan aliran bahan bergerak pada
apakah kontribusi akar tegangan geser rombakan. Di bidang gelincir
vegetasi dapat dan menurun kuat indonesia jenis berbentuk rata.
meningkatkan kuat geser pada bidang longsor yang Longsoran ini
geser (shear strength) longsor secara paling sering disebut juga
tanah dan seberapa simultan terjadi adalah longsoran
besar kekuatan akar Stabilitas longsor translasi translasi blok
vegetasi dapat lereng sebelum dan longsor rotasi batu
meminimalisir dan sesudah ada 1. Longsoran
terjadinya longsor atau pohon, kekuatan Translasi ;
erosi. Tujuan penelitian geser yang bergeraknya
adalah menentukan disumbangkan massa tanah
nilai gaya cabut akar oleh akar adalah dari batuan
maksimum (Fmaks) sangat penting pada bidang
berdasarkan beberapa seperti yang gelincir
jenis vegetasi yang dikemukakan oleh berbentuk rata
menghasilkan kohesi Stokes, et al, atau
tambahan sebagai (2008). Ada tiga menggelomban Gambar 3.
kontribusi kekuatan klasifikasi lereng g landai Pergerakkan Blok
geser terhadap yang perlu 4. Runtuhan
stabilitas lereng dan diperhatikan, yaitu Batu ; terjadi
mengidenfikasi : ketika sejumlah
kekuatan geser yang 1. Lereng bersudut besar batuan

UNIID 2017
UNIVERSITY NETWORK FOR INDONESIA INFRASTRUCTURE DEVELOPMENT (UNIID 2017)
Palembang, 19-20 September 2017

atau material tegangan geser yang Beberapa peneliti


lain bergerak terjadi pada saat mengatakan bahwa
ke bawah terbebani. kekuatan tarik dapat
dengan cara Menurut Greenway diukur dengan
jatuh bebas Gambar 6. Aliran (1987), akar pohon melakukan pengujian
Bahan Rombakkan dapat menaikan kuat sederhana tegangan
geser tanah dan akar pada akar.
c. Peranan Vegetasi tanaman dapat
Terhadap mengikat partikel –
Stabilitas Tanah partikel tanah sehingga
Menurut Sitorus tidak mudah terbawa
(2006), vegetasi erosi. Air hujan yang
berpengaruh terhadap jatuh pada daun pohon
aliran permukaan, (canopy) dan kemudian
erosi, dan longsor diteruskan ke
Gamb melalui 1. Intersepsi permukaan tanah oleh
ar 4. Runtuhan Batu hujan oleh tajuk tanaman. Air hujan
vegetasi/tanaman, akan meresap dalam
5. Rayapan 2. Batang mengurangi tanah sehinga
Tanah ; jenis kecepatan aliran mengurangi run off.
tanah longsor permukaan dan Meresapnya air hujan
yang bergerak kanopi mengurangi ke dalam tanah akan
lambat. Jenis kekuatan merusak mengisi lapisan air
tanahnya butir hujan, tanah (aquifer) tanah
berupa butiran 3. Akar Keberadaan akar
kasar dan meningkatkan vegetasi sebagai
halus. Jenis stabilitas struktur perbaikan tanah Gambar 7. Model
tanah longsor tanah dan melalui penguatan dan Penguatan Akar: (a) Akar
ini hamper pergerakan tanah, nilai kohesi yang Vertikal;
4. Transpirasi diakibatkan akar-tanah, (b) Akar
tidak dapt
ini biasanya menambah Miring. Sumber : Wu,
diduga mengakibatkan (2012)
kandungan air pengaruh stabilitas
tanah berkurang. lereng pada kedalaman Peranan ukuran
Keseluruhan hal ini dangkal (Van Beek, diameter akar juga
dapat mencegah dan dkk., 2005). Pengaruh penting dan
mengurangi terjadinya penguatan akar dapat mempengaruhi
erosi dan longsor dinyatakan dalam suatu mekanika pada
nilai kohesi melalui stabilitas lereng. De
Vegetasi kriteria kegagalan Baets, et al, (2008)
mempengaruhi Morh-Coulomb di menyatakan bahawa
pengurangan jumlah air mana gabungan akar- diameter akar lebih
tanah menjadi tanah apalagi kecil dengan
Gambar 5. Rayapan
penyebab pada aktifitas ditambahkan serat penyebaran banyak
Tanah
longsor dangkal dan sabut kelapa dapat menghasilkan kekuatan
erosi melalui menghitung kekuatan tegangan yang lebih
6 Aliran Bahan
perubahan pola geser (τ) seperti tinggi. Untuk tanah
Rombakkan ; ini
hidrologi. Contohnya, berikut: yang diperkuat oleh
terjadi ketika massa
perubahan kadar akar pohon adalah
tanah bergerak
kelembapan tanah di τ =c+ σ tan berkaitan dengan
didorong oleh air.
dalam lereng dapat Ø + Δs(r)......(2.1) perlawanan geser
Kecepatan aliran
menyebabkan Di mana: antara interaksi akar-
tergantung pada
penyesesuaian Δs(r) = tanah, dimana
kemiringan lereng,
perubahan pada jenis kohesi tambahan dari kegagalan terjadi oleh
volume dan
vegetasi atau bahkan di tarikan akar; tarikan keluar akar
tekanan air, dan
dalam struktur tanah c = (Wu, 2012)
jenis materialnya
yang dikemukakan kohesi tanah;
oleh Barij, dkk., (2007) Ø = sudut Untuk
geser dalam tanah; dan meningkatkan stabilitas
d. Kuat Geser Tanah lereng, panjang akar
σ =
Kuat geser tanah tegangan normal mesti mencukupi
adalah kemampuan supaya akar-tanah
tanah melawan dapat berinteraksi dan

UNIID 2017
UNIVERSITY NETWORK FOR INDONESIA INFRASTRUCTURE DEVELOPMENT (UNIID 2017)
Palembang, 19-20 September 2017

mengcengkeram tanah. yang akan di cabut. terganggu


Cara akar berinteraksi Gaya cabut untuk satu (Disturbed Sample)
dengan tanah cukup vegetasi di setiap untuk pengujian
rumit, tetapi untuk pengujian tegangan sifat fisis dan
kekuatan di lapangan dilakukan dengan pengambilan
dapat diukur dengan mengamati diameter sampel tanah tidak
pengujian tarikan akarnya. Diameter akar terganggu
keluar akar vegetasi diukur dengan (Undisturbed
(Greenwood, et al, Gambar 8. Diagram Alir menggunakan alat Sample) untuk
2004) Penelitian caliper. Penelitian ini pengujian sifat
dilakukan sebanyak 45 Mekanis. Tanah
Hasil kajian tentang
sampel. Jenis vegetasi terganggu
kekuatan tarik pada a. Metoda yang diteliti yaitu (Disturbed Sample)
akar semak-semak Pengumpulan Melastomamalabathri yaitu tanah yang
adalah seperti yang Data Cum , Lantana, sudah tidak alami
ditunjukkan dalam
Metoda yang Ceanothus Velutinus, lagi karena telah
Tabel dibawah ini :
digunakan dalam Caliandra Calothyrsus terganggu oleh
Tabel 1. Kekuatan Tarik
pengumpulan data dan Tsuga heterophylla lingkungan luar.
Akar dari Beberapa Jenis Tanah tidak
Semak- yaitu melalui
pengamatan langsung terganggu
semak (Undisturbed
penulis di lokasi
penelitian (data Sample) yaitu tanah
primer) dan data yang yang masih alami
diperoleh penulis yang tidak
berupa informasi terganggu oleh
tertulis atau bentuk lingkungan luar.
dokumen (data Pengambilan tanah
sekunder). dilakukan dengan
menggunakan
Data primer tabung (tube) yaitu
meliputi yaitu tabung khusus dari
pengujian gaya cabut besi yang kedua
akar vegetasi di Gambar 9. Foto ujungnya terbuka.
lapangan, pengambilan Morfologi Akar Pada Pengambilan
Sumber : Mafian, dkk., sampel tanah dan Jenis Vegetasi Tsuga sampel tanah tidak
2009 pengujian di Heterophyla terganggu
laboratorium (Undisturbed
Sample) dilakukan
III. METODOLO 1. Pengujian
sebanyak 18
GI Lapangan
sampel. Setelah
PENEL Ada dua kegiatan selesai sampel di
ITIAN yang dilakukan dalam bawa ke
penelitian di lapangan Laboratorium
Berikut tahapan
yaitu pengujian gaya Mekanika Tanah
penelitian yang di
tampilkan dalam diagram
cabut akar vegetasi dan Universitas Syiah
alir penelitian dibawah ini pengambilan sampel Kuala untuk
: tanah di lokasi lereng pengujian geser
 Pengujian Gaya langsung (direct
Cabut Akar Vegetasi ; shear)
Sebelumnya dilakukan
penyiraman terlebih 2. Pengujian di
Gambar 10. Alat Berkaki
dahulu di sekitar Tiga (Tripod) dengan Alat Laboratorium
vegetasi, agar tanah Ukur (Strain. Data hasil
menjadi jenuh. Gauge) pengujian di
Kemudian, alat berkaki Laboratorium
tiga (tripod) besi dan  Pengambilan meliputi :
alat ukur (strain gauge) sampel tanah ; 1. Sifat-sifat Fisis,
sebagai pencatat dilakukan dengan yaitu ; kadar air
tegangan akar dua cara, yaitu tanah, specific
diletakkan di titik pengambilan grafity (SG), berat
lokasi jenis vegetasi sampel tanah volume tanah, batas

UNIID 2017
UNIVERSITY NETWORK FOR INDONESIA INFRASTRUCTURE DEVELOPMENT (UNIID 2017)
Palembang, 19-20 September 2017

cair dan plastis, b. Metoda kelompok, A-1 sampai


analisa ukuran Pengolahan dan A-7. Dalam
butiran Anlisis Data pengklasifikasian tanah
2. Sifat mekanis, yaitu dengan metode ini
Analisis data kajian
; geser langsung diperlukan tiga
terhadap pengujian
(Direct Shear Test) parameter tanah yaitu
gaya cabut akar
tanah asli dan nilai batas cair (LL),
vegetasi dengan
permeabilitas nilai indeks plastisitas
menggunakan program
Pengujian kadar air (PI) dan persentase
Data sekunder Microsoft Excel (2010)
tanah dilakukan lolos saringan analisa
meliputi yaitu Peta yang ditampilkan
sebanyak tiga sampel butiran. Nilai batas
lokasi penelitian dan dalam grafik hubungan
dengan jenis tanah cair, indeks plastisitas
data curah hujan cabut akar dengan
yang sama. Hasil dan analisa butiran,
harian. diameter.
pengujian tersebut seperti ditunjukkan
1. Peta Lokasi dapat diambil rata-rata pada Tabel 3
IV. HASIL DAN kadar air pada tanah Tabel 3. Batas - batas
Peta lokasi PEMB tersebut, sehingga Konsistensi dan Analisa
menunjukan lokasi AHAS dapat disimpulkan Butiran
tempat penelitian bahwa tanah yang
dilakukan.
AN
berasal dari lokasi
e. Intensitas Hujan lereng tandus memiliki
Salah satu faktor kadar air sebesar
penyebab terjadinya 10,27%. Sementara,
tanah longsor pada untuk lokasi semak
lereng adalah curah dengan kadar air yaitu
hujan. Hasil dari sebesar 38,12%. Hasil
pengamatan Badan tersebut menunjukkan
Metereologi bahwa tanah pada
Klimatologi Geofisika lereng tandus memiliki
(BMKG) Wilayah kadar air yang rendah
Kabupaten Aceh dibandingkan lokasi
Berdasarkan Tabel
Tengah , intensitas semak. Hasil pengujian
3 diatas, maka
curah hujan bulanan berat jenis (Gs) yang
klasifikasi tanah pada
maksimum pada empat sudah dilakukan pada
lokasi lereng tandus
tahun terakhir, terjadi laboratorium
termasuk kelompok A-
pada bulan Oktober didapatkan nilai berat
2-6, merupakan tanah
2014 yaitu sebesar 560 jenis di lokasi lereng
Gambar 11. Lokasi yang termasuk jenis
mm. Sementara tandus sebesar 2,66
Penelitian, tanah pasir yang
intensitas curah hujan dan lokasi semak
Kawasan Bur berlanau. Sementara
bulanan minimum pada sebesar 2,57. Hasil
Retak untuk lokasi semak
bulan Juli 2014 yaitu pengujian dan
Kampung berdasarkan termasuk
Mendale, KM sebesar 7 mm. perhitungan diperoleh
kelompok A-7-5,
10 Kecamatan nilai berat volume
b. Sifat Fisis Tanah merupakan tanah
Kebayakan, tanah rata-rata pada
berlempung yang
Kabupaten Pengujian sifat fisis lokasi lereng tandus
termasuk jenis biasa
Aceh Tengah, adalah 1,85 gram/cm³
tanah adalah untuk sampai jelek.
Propinsi Aceh dan lokasi semak
mengklasifikasikan Berdasarkan
2. Data Curah Hujan jenis tanah yang adalah 2,15 gram/cm³.
klasifikasi Unified Soil
digunakan dalam 2. Klasifikasi Tanah Classification System
Data curah hujan
penelitian. Berikut Menurut (USCS) klasifikasi
diukur dengan
hasil pengujian sampel AASHTO dan tanah pada lokasi
menggunakan alat
tanah di laboratorium USCS lereng tandus dan
pengukur curah hujan.
Mekanik Tanah, Teknik lokasi lereng semak
Data curah hujan ini di Sistem klasifikasi
Sipil, Universitas Syiah jenis tanah berbutir
dapatkan dari Badan tanah American
Kuala halus berdasarkan
Metereologi Association of State
Klimatologi Geofisika 1. Karakteristik persentase lolos
Highway and saringan No.200 lebih
(BMKG) Wilayah Tanah Transportation
Kabupaten Aceh besar dari 50%.
Tabel 2. Officials (AASTHO) Berdasarkan hasil plot
Tengah. Karakteristik Sifat mengklasifikasikan pada tabel
Fisis Tanah tanah kedalam delapan pengklasifikasian

UNIID 2017
UNIVERSITY NETWORK FOR INDONESIA INFRASTRUCTURE DEVELOPMENT (UNIID 2017)
Palembang, 19-20 September 2017

USCS, tanah pada diameter akarnya.


lokasi lereng tandus Berikut hubungan
diklasifikasikan dalam antara gaya cabut
jenis SC yang (Fmaks) akar vegetasi
merupakan tanah yang dengan diameter akar
mengandung pasir yang ditunjukan oleh
berlanau, sedangkan grafik berdasarkan
tanah pada lokasi ukuran kecil, sedang,
lereng semak besar pada tiap Gambar 14. Grafik
diklasifikasikan dalam jenisnya. Hubungan Gaya Cabut
jenis CH yang Jenis Vegetasi
mengandung lempung Sedang
anorganik Gambar 12. Grafik Jalur dengan Diameter
Keruntuhan/Jalur
Tabel 4. Klasifikasi Tanah Tegangan Pada gambar 14,
Sistem AASTHO dan menunjukan bahwa
USCS Gambar 12 diatas untuk ukuran jenis
menunjukkan bahwa vegetasi sedang, Tsuga
jalur keruntuhan adalah heterophylla memiliki
garis grafik yang nilai gaya cabut
menghubungkan titik- (Fmaks) 0,454 kN
titik berkedudukan dari dengan diameter rata-
keadaan yang dialami akar 10,111 mm lebih
oleh sampel tanah pada besar dari vegetasi
saat pengujian lainnya.
c. Sifat Mekanis
berlangsung
Tanah
Tabel 5. Rekapitulasi
Untuk pengujian Hasil Uji Gambar 13. Grafik
sifat mekanis tanah Direct Hubungan Gaya Cabut
terdiri dari kuat geser Shear Jenis Vegetasi
tanah yang dilakukan Kecil dengan
pengujian di Diameter
Laboratorium Mekanik
Tanah, Teknik Sipil, Pada gambar 13,
Universitas Syiah menunjukan bahwa
Kuala untuk ukuran jenis
Berdasarkan Tabel vegetasi kecil, Lantana
1. Kuat Geser Tanah 5 menunjukan bahwa memiliki nilai gaya
Hasil pengujian nilai sudut geser dalam cabut (Fmaks) 0,298
geser langsung (direct (ϕ) rata-rata pada kN dengan diameter
shear) pada penelitian lokasi lereng tandus rata-rata akar 3,444
ini didapatkan adalah 30,330 dan nilai mm lebih besar dari
parameter kohesi (c) kohesi (c) yaitu sebesar vegetasi lainnya.
0,18 kg/cm2. Gambar 15. Grafik
dan sudut geser dalam Sedangkan dilihat dari
Sementara untuk lokasi Hubungan Gaya Cabut
(ϕ) diperoleh dari grafik, walaupun Jenis Vegetasi
hubungan nilai lereng semak nilai Caliandra memiliki Besar dengan
tegangan normal dan sudut geser dalam (ϕ) diameter akar lebih Diameter
tegangan geser tanah. rata-rata adalah 19,670 besar yaitu 5,750 mm
Sebelum dan sesudah dan nilai kohesi (c) dibandingkan Lantana, Pada pada gambar 15
pengujian geser yaitu sebesar 0,375 tetapi hanya diatas, menunjukan
langsung ini dilakukan kg/cm2. mendapatkan nilai bahwa untuk ukuran
pengukuran kadar air Fmaks sebesar 0,277 jenis vegetasi besar,
d. Gaya Cabut Akar
awal dan kadar air kN. Caliandra mendapatkan
Vegetasi nilai gaya cabut akar
akhir
Hasil pengujian maks (Fmaks) 0,789 kN
gaya cabut akar lebih besar dari vegetasi
vegetasi lainnya. Sama halnya
dikelompokkan yang diperlihatkan
berdasarkan ukuran pada gambar 12,
tiap jenisnya yaitu walaupun Tsuga
kecil, sedang dan besar, heterophylla memiliki
dengan mengamati diameter akar lebih

UNIID 2017
UNIVERSITY NETWORK FOR INDONESIA INFRASTRUCTURE DEVELOPMENT (UNIID 2017)
Palembang, 19-20 September 2017

besar yaitu 15,333 mm tidak adanya akar terlihat dari hasil memperoleh nilai
dibandingkan tanaman sebagai pengujian, bahwa gaya cabut
Caliandra, tetapi hanya infiltrasi dari air hujan. diameter vegetasi maksimum (Fmaks)
mendapatkan nilai Berdasarkan hasil Caliandra adalah 0,789 kN lebih
Fmaks sebesar 0,533 pengklasifikasian 11,667 mm lebih kecil besar dari jenis
kN. sistem AASHTO dan dari vegetasi Tsuga vegetasi lainnya.
Dari hasil USCS, jenis tanah pada heterophylla adalah 2. Pengaruh gaya
pengelompokkan gaya lokasi lereng tandus 15,333 mm, tetapi nilai cabut akar tidak
cabut akar vegetasi adalah pasir berlanau, gaya cabut (Fmaks) hanya pada
berdasarkan ukurannya sedangkan pada lereng Caliandra adalah 0,789 diameternya,
didapatkan nilai semak, jenis tanah lebih besar dari gaya melainkan pada
masing-masing gaya adalah lempung. Dari cabut (Fmaks) Tsuga morfologi akar
cabut maksimum klasifikasi ini heterophylla yang tersebut.Seperti ;
(Fmaks) dan diameter menunjukkan bahwa hanya 0,533 kN. cabang akar,
rata-rata akar yaitu kadar air pada lereng Dengan demikian rambut akar dan
 Kecil : Lantana tandus lebih kecil pengaruh gaya ujung akar
(Fmaks ; 0,298 kN, dibandingkan dengan cabut akar tidak 3. Nilai sudut geser
D ;3,444 mm) kadar air pada lereng hanya pada dalam (ϕ) pada
 Sedang : Tsuga semak yang ditumbuhi diameternya, lereng tandus
heterophylla vegetasi. Dimana dari melainkan pada adalah 30,330 lebih
(Fmak ; 0,454 kN, hasil pengujian, morfologi akar besar
D ; 10,111 mm) didapatkan kadar air tersebut.Seperti ; disbandingkan pada
 Besar : Caliandra tanah pada lereng cabang akar, lereng semak yaitu
(Fmaks ; 0,789 kN, tandus adalah 10,27 % rambut akar dan 19,670.
D ; 11,667 mm) dan kadar air pada ujung akar.
lereng semak sebesar Dalam VI. DAFTAR
b. Pembahasan 38, 12%. aplikasinya, PUSTA
Dari hasil vegetasi yang bila
Curah hujan
pengujian geser
KA
menjadi salah satu tumbuh
pemicu terjadinya langsung (direct shear), khususnya pada Barij, N, Stokes, A.
didapatkan nilai sudut lereng tandus Bogaard, T. Van Beek,
tanah longsor dengan L.P.H. 2007. Does
kondisi lereng tertentu. geser dalam (ϕ) rata- dalam satu meter
rata pada lokasi lereng growing on a slope affect
curah hujan tinggi yang luas persegimya, tree xylem structure and
berkelanjutan tandus adalah 30,330 akan memperoleh water relations, Tree
berpotensi terjadinya dan nilai kohesi (c) nilai kekuatan Physiol. (27): 757-764
tanah longsor, karena yaitu sebesar 0,18 tarik akar yang
pada kondisi tersebut kg/cm2. Sementara besar sehingga Chirico, G.B. Borga, M.
terjadi penjenuhan untuk lokasi lereng mengakibatkan Tarolli, P. Rigon, R. Preti,
tanah oleh air yang semak nilai sudut geser kekuatan geser F. 2013. Role of
dalam (ϕ) rata-rata vegetation on slope
meningkatkan massa tanah mulai stabil.
adalah 19,670 dan nilai stability under transient
tanah. Hasil dari unsaturated conditions.
pengamatan Badan kohesi (c) yaitu sebesar V. KESIMPUL Procedia Environmental
0,375 kg/cm2. Ini
Metereologi
menunjukkan bahwa
AN Sciences. (19): 932-941
Klimatologi Geofisika
(BMKG) Wilayah pada lereng tandus Berdasarkan hasil De Baets, S. Poesen, J.,
Kabupaten Aceh adalah lereng kritis pengujian gaya Reubens, B. 2008. Root
Tengah, bahwa bersudut lebih dari 300, cabut akar tensile strength and root
intensitas hujan yang beresiko vegetasi terhadap
distribution of typical
terjadinya longsoran. mediterranean plant
komulatif rata-rata stabilitas lereng di species and their
Fokus kajian dalam
empat tahun terakhir Jalan Takengon - contribution to soil shear
dari januari 2013 penelitian ini adalah
Bintang - Blang strength, Plant Soil.
sampai dengan 2016 hubungan gaya cabut
Kejeren Kec. (305): 207-226
yaitu sebesar 8072 akar vegetasi terhadap
Kebayakan
mm. Intensitas curah diameter. Hasil Greenwood, J.R., Norris,
Kabupaten Aceh
hujan bulanan tertinggi penelitian J.E. Wint, J. 2004.
tengah, dapat
terjadi pada Oktober menunjukkan bahwa Assessing the
diambil contribution of vegetation
2014 yaitu sebesar 560 besarnya diameter akar
kesimpulan to slope stability. J
mm. Hal ini dapat tidak sepenuhnya
sebagai berikut : Geotech Eng. (157): 199-
menyebabkan, longsor berpengaruh pada
208
terutama pada lereng- kekuatan gaya cabut 1. Jenis vegetasi
lereng tandus, karena akar vegetasi. Ini Caliandra

UNIID 2017
UNIVERSITY NETWORK FOR INDONESIA INFRASTRUCTURE DEVELOPMENT (UNIID 2017)
Palembang, 19-20 September 2017

Greenway DR (1987).
Vegetation and slope
stability. In: Anderson
MG, Richards KS (eds)
Slope stability:
geotechnical engineering
and geomorphology.
Wiley, Chichester,
pp.187–230

Van Beek, L.P. Wint, H.


Cammeraat, L.H.
Edwards, J.P. 2005.
Observarsion and
simulation of root
reinforcement on
abandoned Mediterranean
slopes. Plant soil. (278):
55-74

Wu, T.H. 2012. Root


reinforcement of soil:
review of analytical
models, test results and
applications to design

UNIID 2017

Anda mungkin juga menyukai