TEMPLATE FULLPAPER UNIID 2017 - M. Suhendra - Mukhsin Ok
TEMPLATE FULLPAPER UNIID 2017 - M. Suhendra - Mukhsin Ok
Abstrak. Kegagalan suatu lereng dapat dikaitkan dengan beberapa faktor seperti keadaan
cuaca, jenis tanah, sudut lereng, topografi, atau gabungan faktor-faktor ini. Pada lereng yang
bersudut kritis, jenis tanah berbatuan kurang padat dan ketinggian bukit dapat menyebabkan
stabilitas tanah berkurang. Akar vegetasi memiliki peranan penting dalam meningkatkan
stabilitas struktur tanah dan pergerakan tanah. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi
nilai gaya cabut akar maksimum (Fmaks) berdasarkan beberapa jenis vegetasi yang
menghasilkan kohesi tambahan sebagai kontribusi kekuatan geser terhadap stabilitas lereng.
Jenis vegetasi yang diteliti yaitu Melastomamalabathri Cum , Lantana, Ceanothus Velutinus,
Caliandra Calothyrsus dan Tsuga heterophylla. Pengujian gaya cabut akar vegetasi dilakukan
pada lereng yang ditumbuhi oleh ke lima vegetasi tersebut. Sebuah tripod dilengkapi dengan
strain gauge sebagai instrumen pencatat. Pengujian tersebut dikelompokan berdasarkan kecil,
sedang, besar per tiap jenis vegetasi dengan mengamati lebar, panjang dan diameter akar.
Metode pengujian ini dilakukan dalam kondisi jenuh tanah. Hasil gaya cabut akar terhadap
jenis vegetasi didapatkan Caliandra Calothyrsus menghasilkan gaya cabut akar terbesar
(Fmaks) yaitu 0,789 kN dengan diameter 11, 667 mm. Sedangkan pada jenis vegetasi Tsuga
heterophylla menghasilkan gaya cabut akar (Fmaks) yaitu 0,533 kN dengan diameter 15,333
mm. Ini menunjukkan bahwa bentuk morfologi akar mempengaruhi besarnya gaya cabut akar
maksimum (Fmaks). Kontribusi kohesi akibat interaksi akar-tanah kepada kekuatan geser tanah
dapat meningkatkan stabilitas lereng.
Kata kunci: Lereng Tandus, Vegetasi, Kekuatan Tarik Akar, Diameter Akar
UNIID 2017
UNIVERSITY NETWORK FOR INDONESIA INFRASTRUCTURE DEVELOPMENT (UNIID 2017)
Palembang, 19-20 September 2017
UNIID 2017
UNIVERSITY NETWORK FOR INDONESIA INFRASTRUCTURE DEVELOPMENT (UNIID 2017)
Palembang, 19-20 September 2017
UNIID 2017
UNIVERSITY NETWORK FOR INDONESIA INFRASTRUCTURE DEVELOPMENT (UNIID 2017)
Palembang, 19-20 September 2017
UNIID 2017
UNIVERSITY NETWORK FOR INDONESIA INFRASTRUCTURE DEVELOPMENT (UNIID 2017)
Palembang, 19-20 September 2017
UNIID 2017
UNIVERSITY NETWORK FOR INDONESIA INFRASTRUCTURE DEVELOPMENT (UNIID 2017)
Palembang, 19-20 September 2017
UNIID 2017
UNIVERSITY NETWORK FOR INDONESIA INFRASTRUCTURE DEVELOPMENT (UNIID 2017)
Palembang, 19-20 September 2017
besar yaitu 15,333 mm tidak adanya akar terlihat dari hasil memperoleh nilai
dibandingkan tanaman sebagai pengujian, bahwa gaya cabut
Caliandra, tetapi hanya infiltrasi dari air hujan. diameter vegetasi maksimum (Fmaks)
mendapatkan nilai Berdasarkan hasil Caliandra adalah 0,789 kN lebih
Fmaks sebesar 0,533 pengklasifikasian 11,667 mm lebih kecil besar dari jenis
kN. sistem AASHTO dan dari vegetasi Tsuga vegetasi lainnya.
Dari hasil USCS, jenis tanah pada heterophylla adalah 2. Pengaruh gaya
pengelompokkan gaya lokasi lereng tandus 15,333 mm, tetapi nilai cabut akar tidak
cabut akar vegetasi adalah pasir berlanau, gaya cabut (Fmaks) hanya pada
berdasarkan ukurannya sedangkan pada lereng Caliandra adalah 0,789 diameternya,
didapatkan nilai semak, jenis tanah lebih besar dari gaya melainkan pada
masing-masing gaya adalah lempung. Dari cabut (Fmaks) Tsuga morfologi akar
cabut maksimum klasifikasi ini heterophylla yang tersebut.Seperti ;
(Fmaks) dan diameter menunjukkan bahwa hanya 0,533 kN. cabang akar,
rata-rata akar yaitu kadar air pada lereng Dengan demikian rambut akar dan
Kecil : Lantana tandus lebih kecil pengaruh gaya ujung akar
(Fmaks ; 0,298 kN, dibandingkan dengan cabut akar tidak 3. Nilai sudut geser
D ;3,444 mm) kadar air pada lereng hanya pada dalam (ϕ) pada
Sedang : Tsuga semak yang ditumbuhi diameternya, lereng tandus
heterophylla vegetasi. Dimana dari melainkan pada adalah 30,330 lebih
(Fmak ; 0,454 kN, hasil pengujian, morfologi akar besar
D ; 10,111 mm) didapatkan kadar air tersebut.Seperti ; disbandingkan pada
Besar : Caliandra tanah pada lereng cabang akar, lereng semak yaitu
(Fmaks ; 0,789 kN, tandus adalah 10,27 % rambut akar dan 19,670.
D ; 11,667 mm) dan kadar air pada ujung akar.
lereng semak sebesar Dalam VI. DAFTAR
b. Pembahasan 38, 12%. aplikasinya, PUSTA
Dari hasil vegetasi yang bila
Curah hujan
pengujian geser
KA
menjadi salah satu tumbuh
pemicu terjadinya langsung (direct shear), khususnya pada Barij, N, Stokes, A.
didapatkan nilai sudut lereng tandus Bogaard, T. Van Beek,
tanah longsor dengan L.P.H. 2007. Does
kondisi lereng tertentu. geser dalam (ϕ) rata- dalam satu meter
rata pada lokasi lereng growing on a slope affect
curah hujan tinggi yang luas persegimya, tree xylem structure and
berkelanjutan tandus adalah 30,330 akan memperoleh water relations, Tree
berpotensi terjadinya dan nilai kohesi (c) nilai kekuatan Physiol. (27): 757-764
tanah longsor, karena yaitu sebesar 0,18 tarik akar yang
pada kondisi tersebut kg/cm2. Sementara besar sehingga Chirico, G.B. Borga, M.
terjadi penjenuhan untuk lokasi lereng mengakibatkan Tarolli, P. Rigon, R. Preti,
tanah oleh air yang semak nilai sudut geser kekuatan geser F. 2013. Role of
dalam (ϕ) rata-rata vegetation on slope
meningkatkan massa tanah mulai stabil.
adalah 19,670 dan nilai stability under transient
tanah. Hasil dari unsaturated conditions.
pengamatan Badan kohesi (c) yaitu sebesar V. KESIMPUL Procedia Environmental
0,375 kg/cm2. Ini
Metereologi
menunjukkan bahwa
AN Sciences. (19): 932-941
Klimatologi Geofisika
(BMKG) Wilayah pada lereng tandus Berdasarkan hasil De Baets, S. Poesen, J.,
Kabupaten Aceh adalah lereng kritis pengujian gaya Reubens, B. 2008. Root
Tengah, bahwa bersudut lebih dari 300, cabut akar tensile strength and root
intensitas hujan yang beresiko vegetasi terhadap
distribution of typical
terjadinya longsoran. mediterranean plant
komulatif rata-rata stabilitas lereng di species and their
Fokus kajian dalam
empat tahun terakhir Jalan Takengon - contribution to soil shear
dari januari 2013 penelitian ini adalah
Bintang - Blang strength, Plant Soil.
sampai dengan 2016 hubungan gaya cabut
Kejeren Kec. (305): 207-226
yaitu sebesar 8072 akar vegetasi terhadap
Kebayakan
mm. Intensitas curah diameter. Hasil Greenwood, J.R., Norris,
Kabupaten Aceh
hujan bulanan tertinggi penelitian J.E. Wint, J. 2004.
tengah, dapat
terjadi pada Oktober menunjukkan bahwa Assessing the
diambil contribution of vegetation
2014 yaitu sebesar 560 besarnya diameter akar
kesimpulan to slope stability. J
mm. Hal ini dapat tidak sepenuhnya
sebagai berikut : Geotech Eng. (157): 199-
menyebabkan, longsor berpengaruh pada
208
terutama pada lereng- kekuatan gaya cabut 1. Jenis vegetasi
lereng tandus, karena akar vegetasi. Ini Caliandra
UNIID 2017
UNIVERSITY NETWORK FOR INDONESIA INFRASTRUCTURE DEVELOPMENT (UNIID 2017)
Palembang, 19-20 September 2017
Greenway DR (1987).
Vegetation and slope
stability. In: Anderson
MG, Richards KS (eds)
Slope stability:
geotechnical engineering
and geomorphology.
Wiley, Chichester,
pp.187–230
UNIID 2017