Anda di halaman 1dari 12

REVIEW JURNA

Nama: Eli Indrawati


NIM: 16.01.011.010
Prodi: T.Metalurgi
Tugas Mata Kuliah Coating and Anodizing

Judul 1. Pengaruh arus dan waktu pada pelapisan nikel dengan


electroplating untuk bentuk plat.
2. Analisis pelapisan Nikel-Krom terhadap laju korosi
pada knalpot sepeda motor.
3. Analisis pengaruh tegangan dan suhu elektrolit pada
kualitas pewarnaan komposit AL 6061 – abu
batubara.
Volume dan Halamalam 1. Vol 06 Nomor 2
2. Vol. 06 Nomor 03 (207-214)
3. Vol 2
Tahun 1. 2010
2. 2018
3. 2015
Penulis 1. Sutomo dkk
2. Shindi Danar Pratama & Arya Mahendra Sakti
3. Zinun Achmad
Reviewer Eli Indrawati
(16.01.011.010)
Tanggal 25 Desember 2019

Tujuan Penelitian Ketiga jurnal ini memili beberapa tujuan penelitian dimana
jurnal pertama mimiliki tujuan untuk mengetahui pengaruh
massa nikel untuk pelapisan plat sedangkan tujuan penelitian
pada jurnal kedua adalah untuk mengetahui pengaruh kuat
arus dan pengaruh tegangan pada proses pelapisan nike-krom
terhadap laju korosi knalpot sepeda motor dan jurnal ketiga
bertujuan untuk memperbaiki permukaan material yaitu
dengan melakukan pewarnaan pada komposit Al 6061-abu
batubara dengan proses anodizing.
Objek Penelitian Objek penelitia dari ketiga jurnal ini adalah jurnal pertama
menggunakan plat sebagai objek yang akan dilakukan
dilapisi (coating) dengan menggunakan nikel sedangkan
jurnal kedua menggunakan material knalpot sepeda motor
yaitu plat baja karbon rendah AISI 1010 dan akan di coating
menggunakan nikel-krom hampir sama dengan jurnal yang
pertama dan objek jurnal yang kedua adalah komposit Al
6061-abu batubara.
Metode Penelitian Pada ketiga penelitian ini, dilakukan research secara
langsung dilapangan dimana metode yang digunakan
berbeda-beda.
1. Matode penelitian yang digunakan oleh jurnal
pertama adalah pertama-tama dilakukan persiapan
benda kerja meliputi: penghilangan minyak,
penghilangan kerak, pengasahan (polishing),
pembersihan dan pencelupan. Sebelum melakukan
proses pelapisan, dilakukan terlebih dahulu
pengukran berat dan tebal benda kerja. Adapun
langkah percobaan sebagai berikut: Sebelum
melakukan plating nikel, panaskan dahulu larutan
dengan menggunakan heater sampai pada suhu
kurang lebih sampai 50°C, Pastikan kabel-kabel dan
anoda terpasang dengan benar, untuk anoda nikel
dihubungkkan dengan kutub positif dari rectifier dan
benda kerja pada kutub negatif dari rectifier.
Hidupkan rectifier dan posisikan tegangannya sesuai
dengan yang diinginkan. Setelah semua siap maka
gantung benda kerja dengan menggunakan kawat
penggantung pada pipa tembaga yang telah
dihubungkan dengan kutub negatif dari rectifier.
Pastikan benda kerja tercelup sempurna dalam
larutan. Setelah itu hidupkan rectifier dan biarkan
benda kerja jangan diangkat-angkat keluar karena hal
ini akan berpengaruh terhadap hasil dan pelapisan.
Setelah waktu pencelupan yang telah ditentukan telah
habis, matikan rectifier dan angkat benda kerja lalu
celupkan ke dalam air bersih, ukur berat dan tebal
benda kerja, setelah itu celupkan kembali kedalam
larutan asam sulfat (H2SO4) sambil digoyang-
goyangkan setelah itu angkat dan lakukan proses
pelapisan krom. Sebelum melakukan proses
pelapisan khrom, pastikan rangkaian listrik telah
terpasang dengan benar. Anoda khrom dihubungkan
dengan kutub positif dari rectifier sedangkan benda
kerja dihubungkan dengan kutub negatif dari
rectifier. Setelah semuanya siap,masukan benda kerja
ke dalam larutan elektrolit kemudian hubungkan
dengan kutub negatif dari rectifier selama waktu
tertentu dan proses pelapisan sedang berlangsung,
setelah proses pelapisan selesai angkat benda kerja
kemudian cuci benda kerja ke dalam air bersih setelah
itu keringkan, dan proses pelapsan telah selesai.
2. Metode penelitian jurnal kedua. Pada penelitian ini
menggunakan penelitian eksperimen (experimental
research), pertama-tama adalah pembuatan specimen
uji, persiapan alat dan bahan untuk proses pelapisan
nikel-krom. Tegangan 2 dan 3 volt dengan variasi
kuat arus 3S, 4A dan 5A. Hasil produk pelapisan. uji
ketebalan permukaan awal. Uji berat spesimen .
Proses roasting. Uji laju korosi high temperature.
Data hasil pengujian.
3. Metode penelitian jurnal ketiga. pada jurnal ini proses
pertama yang dilakukan adalah persiapan bahan dan
alat, kemudian, dilakukan proses kalsinasi pada abu
batubara, kemudian dilanjutkan dengan pembuatan
komposit Al 6061-abu batubara dengan metode HAS:
Al 6061 :79,5%
Abu batubara :15%
SiO2 :5%
Magnesim :0,5%.
Selanjutnya adalah proses A dimana proses A ini
dimulai dengan sampel/spesismen, kemudian
degreasing NaOH (5-10%), lalu dirising dengan air
biasa, terus pickling HCL/H2SO4 (3%) ± 50 – 80°C,
kemudian dirising dengan air biasa lagi, fluxing air
sabun ± 50°C. lalu proses anodizing dengan variasi:
Suhu larutan 50°C, 55°C, 60°C
Voltage: 6 volt, 7 volt, 8 volt.
Waktu celup 45 menit.
Lalu yang terakhir dari proses adala pengujian
ketebalan dengan menggunakan magnetic thickness
gauge.
Dan sedangkan untuk poses B adalah pengolahan
data dan kesimpulan dari penelitian ini.
Hasil Penelitian 1. Hasil penelitian jurnal pertama:

Grafik Hubungan rapat arus dan ketebalan pelapisan nikel

Berdasarkan grafik diatas pada percobaan peapisan


nikel dapat dilihat bahwa besar rapat arus yang
digunakan dalam proses electroplating nikel sangat
berpengaruh terhadap ketebalan logam nikel yang
terlapis. Dari setiap kali percobaan yang dilakukan
dapat dilihat bahwa setiap kali rapat arus yang
digunakan semakin naik maka besar ketebalan
pelapisan logam nikel yang terjadi akan semakin naik
pula. Hal ini berarti arus berbandind lurus dengan
logam yang terlapis.

Grafik hubungan waktu dan berat pelapisan nikel


Dari tabel waktu pelapisan (600, 1200. 1800, 2400)
dan arus listrik yang digunakan (2.5, 4, 6 ampere) di
atas, semakin lama waktu pelapisan akan
meninkatkan ketebalan pelapisan, begitu pula dengan
pertambahan arus listrik akan meningkatkan
ketebalan pelapisan, begitu pula dengan
pertambangan arus listrik akan meningkatkan
ketebalan pelapisannya. Pada 1200 detik terlihat
bahwa terjadi kenaikan ketebalan yang lebih
menguntungkan saat 3-4 ampere, kelihatan dari
grafik yang terjadi. Bertambahnya beda suhu akan
meningkatkan jumlah massa yang melapisinya
dikarenakan adanya energi aktivasi yang lebih
meningkat karena beda suhu meningkat.

Grafik hubungan arus dan berat pelapisan nikel

Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa besar


arus yang digunakan dalam proses electroplating
nikel sangat berpengaruh terhadap berat logam nikel
yang terlapis. Pada lama waktu pelapisan yang sama
dan luas permukaan benda kerja yang sama dengan
beberapa kali percobaan, dimana setiap kali
percobaan arus yang digunakan semakin naik maka
berat hasil pelapisan nikel akan semakin naik. Hal ini
berarti pada waktu yang sama, besar arus yang
digunakan berbanding lurus dengan berat lapisan
logam yang terlapis.
Grafik Hubungan rapat arus dan laju ketebalan pelapisan nikel

Berdasarkan Grafik diatas dapat dilihat bahwa besar


rapat arus yang digunakan dalam proses proses
electroplating nikel sangat berpengaruh terhadap laju
ketebalan logam nikel yang terlapis. Dari setiap kali
percobaan yang dilakukan dapat dilihat bahwa setiap
kali rapat arus yang digunakan semakin naik maka
besar laju ketebalan pelapisan logam nikel yang
terjadi akan semakin naik pua. Hal ini berarti rapat
arus berbanding lurus dengan laju ketebalan logam
nikel yang terlapis.
Beberapa hal yang menjadi tolak ukur sebuah hasil
plating yang baik; Kecemerlangan, atau tampak rupa,
adalah hal yang paling mudah untuk dinilai, dengan
melihatnya kita dapat langsung menentukan apakah
hasil pelapisan tersebut layak atau tidak. Untuk nikel,
hasil pelapisan yang baik adalah tampak cemerlang
pada seluruh permukaan dengan sedikit biasa warna
kuning senja, permukaanya halus dan tidak kusam.

2. Hasil penelitian jurnal kedua:


Pengujian ketebalan
Pengujian ketebalan permukaan dilakukan dengan
cara mengambil 3 titik data dipermukaan 211pecimen
menggunakan alat ultrasonic thinckness gauge
TT260. Yang kemudian hasil dari pengujian akan
dirata-rata untuk memperoleh hasil akhir pengujian
permukaan 16 spesimes.
Gambar 10. Grafik laju korosi media air hujan tegangan 2V

Dari hasil pengujian dengan media air hujan dengan


tegangan 2V, diperoleh data-data pengujian laju
korosi. Laju korosi tercepat untuk spesimen dengan
perlakuan pelapisan terjadi pada spesimen dengan
arus 3A dengan laju korosi sebesar 408,533 mmpy.
Laju korosi paling lambat untuk spesimen dengan
perlakuan pelapisan terjadi pada spesimen dengan
arus 5A dengan laju korosi 206,852 mmpy. Sebagai
pembanding, pelapisan menggunakan standar UKM
menghasilkan laju korosi sebesar 284,422 mmpy dan
pada spesimen tanpa perlakuan menghasilkan laju
korosi sebesar 2321,917 mmpy.

Gambar 11. Grafik laju korosi media air hujan tegangan 3V

Dari hasil pengujian dengan media air hujan dengan


tegangan 3V, diperoleh data-data pengujian laju
korosi. Laju korosi tercepat untuk spesimen dengan
perlakuan pelapisan terjadi pada spesimen dengan
arus 3A dengan laju korosi sebesar 253,394 mmpy.
Laju korosi paling lambat untuk spesimen dengan
perlakuan pelapisan terjadi pada spesimen dengan
arus 5A dengan laju korosi 118,940 mmpy. Sebagai
pembanding, pelapisan menggunakan standar UKM
menghasilkan laju korosi sebesar 284,422 mmpy dan
pada spesimen tanpa perlakuan menghasilkan laju
korosi sebesar 2321,917 mmpy.

Gambar 12. Grafik laju korosi media air laut tegangan 2V

Dari hasil pengujian dengan media air laut dengan


tegangan 2V, diperoleh data-data pengujian laju
korosi. Laju korosi tercepat untuk spesimen dengan
perlakuan pelapisan terjadi pada spesimen dengan
arus 3A dengan laju korosi sebesar 424,047 mmpy.
Laju korosi paling lambat untuk spesimen dengan
perlakuan pelapisan terjadi pada spesimen dengan
arus 5A dengan laju korosi 336,135 mmpy. Sebagai
pembanding, pelapisan menggunakan standar UKM
menghasilkan laju korosi sebesar 222,366 mmpy dan
pada spesimen tanpa perlakuan menghasilkan laju
korosi sebesar 3459,605 mmpy.
Gambar 13. Grafik laju korosi media air laut tegangan 3V

Dari hasil pengujian dengan media air laut dengan


tegangan 3V, diperoleh data-data pengujian laju
korosi. Laju korosi tercepat untuk spesimen dengan
perlakuan pelapisan terjadi pada spesimen dengan
arus 3A dengan laju korosi sebesar 413,705 mmpy.
Laju korosi paling lambat untuk spesimen dengan
perlakuan pelapisan terjadi pada spesimen dengan
arus 5A dengan laju korosi 206,852 mmpy. Sebagai
pembanding, pelapisan menggunakan standar UKM
menghasilkan laju korosi sebesar 222,366 mmpy dan
pada spesimen tanpa perlakuan menghasilkan laju
korosi sebesar 3459,605 mmpy.

Dari grafik-grafik diatas, dapat dilihat pengaruh


tegangan dan kuat arus sangat berpengaruh pada
pelapisan menggunakan nikel-krom mendapatkan
hasil yang lebih baik daripada tanpa perlakuan
pelapisan nikel-krom. Perbedaan yang sangat
signifikan tersebut bisa dikarenakan tegangan
mempengaruhi proses pelepasan ion logam pelapis
pada anoda dan pengendapan ion logam pelapis pada
katoda. Semakin tinggi tegangan maka pelepasan ion
pada anoda semakin cepat, serta pengendapan ion
logam pelapis pada spesimen pun lebih cepat, ini
terjadi karena kenaikan tegangan mempercepat
proses pelepasan ion logam pelapis pada anoda dan
pengendapan ion logam pelapis pada katoda.

Adapun juga dengan kenaikan kuat arus listrik dalam


pelapisan yang mengalir maka akan menyebabkan
jumlah ion-ion semakin banyak, sehingga ion logam
pelapis yang terlepas dari larutan semakin banyak dan
mengendap di katoda.
3. Hasil penelitian jurnal ketiga:

Gambar 3.1
Pengaruh Voltase Terhadap Ketebalan Lapisan Oxida

Pada Gambar 3.1 dapat dilihat bahwa semakin tinggi


voltase dan temperatur larutan elektrolit, semakin
tebal lapisan oxida yang terbentuk.

Gambar 3.2
Sampel 1 Temp. 50 ° 6 Volt Proses Nikel

Gambar 3.3
Sampel 2 Temp. 50 ° 6 Volt Proses Nikel
Gambar 3.4
Sampel 3 Temp. 50 ° 6 Volt Proses Nikel

Selama proses anodizing berlangsung


padapermukaan katoda terlihat gelembung-
gelembung gas, sedangkan pada anoda terbentuk
suatu lapisan. Gelembung-gelembung gas yang
terjadi pada permukaan katoda tersebut merupakan
gelembunggelembung gas hidrogen (H2), dimana ini
sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa selama
proses elektrolisa salah satu reaksi yang terjadi pada
katoda adalah pembentukan gas hidrogen (Brace,
1988). Pembentukan gas hidrogen ini juga sesuai
dengan teori pada proses anodizing yang menyatakan
terjadinya reaksi pembentukan gas hidrogen pada
katoda. Selama proses anodizing, seperti pada
persamaan (3) dan (4) yaitu :

6H+ + 6e → 3H2, sedangkan lapisan oksida Al2O3


yang terbentuk sesuai dengan persamaan (5).

Untuk pengaruh variasi voltase dan temperature


larutan elektrolit ditunjukkan pada Gambar 3.1.
Terlihat bahwa ketebalan lapisan oksida semakin
meningkat pada voltase dan temperatur larutan yang
meningkat, namun pada voltase dan temperature
semakin tinggi tersebut terdapat bercakbercak/
ketidakrataan permukaan. Hal ini disebabkan karena
terjadi energi yang terlalu besar yang mengurai ikatan
Al - O pada lapisan oksida Al2O3, penguraian atau
peluruhan ini seperti pada persamaan (3) yaitu:

Al2O3 + 6H+ → 2Al3+ + 3H2O (Behr, 1997).


Warna adalah suatu nilai yang bersifat dekoratif Dari
Tabel 3.1 dapat dinyatakan warna terbaik pada variasi
voltase 6 volt dan temperature larutan elektrolit 50oC.
Semakin tinggi voltase dan larutan elektrolit akan
terjadi bercak-bercak pada permukaan spesimen.

Kekuatan Penelitian 1. Kekuatan penelitian pada jurnal pertama ini adalah


metode penelitian yang digunakan dalam penelitian
cukup sederhana dan mudah untuk dilakukan dimana
penelitian ini dilakukan secara sistematis dan
bertahap serta data yang disajikan sangat lengkap
sesuai dengan variabel yang diteliti.
2. Kekuata penelitian pada jurnal kedua adalah alat dan
bahan yang digunakan cukup muda dioperasikan
sehinggan ketika melakukan percobaan tidak terlalu
terkendala oleh ketidak pahaman peniliti sehingga
dapat mengefisiensikan waktu dan memperkecil
kemungkinan kesalahan dan penelitian ini serta
rancangan penelitian yang dibuat oleh peneliti cukup
rinci sehingga memudahkan peneliti dalam proses
penelitiannya.
3. Kekuatan penelitian pada jurnal ketiga adalah pada
prosedur penelitian yang dilakukan sudah sangat
tersusun secara rinci sehingga ketika melakukan
penilitan, peneliti hanya tinggal melihat prosedur tapa
harus memikirkan metode penelitian lagi.
Kelemahan Penelitian 1. Kelemahan penelitian pada jurnal pertama ini adalah
tidak terperincinya bagian pembahsan sehingga akan
sedikit membuat pembaca kebingungan.
2. Kelemahan pada jurnal kedua ini adalah pada
pemilihan dimensi spesimen uji sebaiknya
disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi alat
sehingga tidak menyulitkan proses pengujian
spesime. Dan seharusnya sebelum melakukan
penelitian sebaiknya menyiapkan spesimen uji
cadang untuk pengujian yang bersifat trial and error.
3. Kelemahan pada jurnal ketiga ini adalah terlalu
kurang variabel yang diteliti.

Anda mungkin juga menyukai