Anda di halaman 1dari 15

PENGARUH PROFESIONALISME, AKUNTABILITAS DAN INTEGRITAS

TERHADAP KUALITAS AUDIT BADAN PEMERIKSAAN KEUANGAN


(BPK) RI PERWAKILAN PROVINSI RIAU

Oleh :
Tri Indah Maya Sari
Pembimbing : Andreas dan Lila Anggraini

Faculty Of Economics, Riau University, Pekanbaru, Indonesia


e-mail : triindahMS@gmail.com

The Effect of Professionalism, Accountability, and Integrity on the Audit Quality


(BPK) RI Riau Province
ABSTRACT

The purpose of this study is to obtain empirical evidence of


Professionalism, Accountability, and Integrity to auditor quality. Study is warm
up finance examiners (BPK-RI) is Riau provision. Respondents in this research is
the auditors who work in finance examiners. Method using a questionnaire with
the number of auditors that the sample of this research was 55 auditors work in
finance examiners. Data were analyzed with Multiple Regression and Moderate
Regression Analysis-MRA. The results showed that the presence of a direct effect
of Professionalism, Accountability, and Integrity on the Audit Quality. Analysis
using The coefficient of determination (R2) shows that jointly variables
Professionalism, Accountability, and Integrity on the Audit Quality amounted to
30,3%.

Keyword: Professionalism, Accountability, and Integrity on the Audit Quality.

PENDAHULUAN tujuan Negara untuk mencapai


masyarakat yang Adil, Makmur, dan
Dalam rangka pelaksanaan Sejahtera. Untuk tercapainya tujuan
APBN/APBD, setiap entitas negara tersebut, pengelolaan dan
pemerintahan wajib menyampaikan tanggung jawab Keuangan Negara
laporan pertanggungjawaban berupa memerlukan suatu lembaga pemeriksa
laporan keuangan selama satu periode. yang bebas, mandiri, dan profesional
Sebagaimana diamanatkan dalam untuk menciptakan pemerintahan yang
Pembukaan Undang-Undang Dasar bersih dan bebas dari Korupsi, Kolusi,
Negara Republik Indonesia Tahun dan Nepotisme. Berdasarkan mandat
1945 bahwa keuangan Negara konstitusi tersebut, Badan Pemeriksa
merupakan salah satu unsur pokok Keuangan (BPK) merupakan suatu
dalam penyelenggaraan pemerintahan institusi yang dipercaya dapat
Negara dan mempunyai manfaat yang mewujudkan tata kelola keuangan
sangat penting guna mewujudkan

Jom FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 1


negara yang baik, transparan, dan identifikasi masalah, analisis, dan
akuntabel (good govermance). evaluasi yang dilakukan secara
Pemerintah pusat/ daerah independen, obyektif, dan profesional
bertugas dan berwewenang untuk berdasarkan standar pemeriksaan,
mengelola dan melaksanakan untuk menilai kebenaran, kecermatan,
anggaran keuangan Negara/daerah. kredibilitas, dan keandalan informasi
Konsekuensinya adalah pihak mengenai pengelolaan dan
pemerintah harus tanggungjawab keuangan negara (UU
mempertanggungjawabkan Nomor 15 Tahun 2004). BPK diberi
pelaksanaan tugas dan mandat untuk melaksanakan audit
wewenang tersebut secara periodik melalui Undang-undang Dasar 1945
dengan menggunakan media laporan Pasal 23E, Undang-undang Nomor 15
keuangan sesuai dengan standar Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
umum yang berlaku. Untuk itu Pengelolaan dan Tanggungjawab
pemerintah harus menyusun laporan Keuangan Negara, dan Undang-
keuangan secara periodik sesuai undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang
Standar Akuntansi Pemerintahan Badan Pemeriksa Keuangan.
(SAP) yang akurat dan dapat BPK melaksanakan Audit atas
diandalkan. Selain pemerintah, yaitu Laporan Keuangan Pemerintah untuk
instansi pemerintah yang diperiksa memberikan opini mengenai
(audite), masih terdapat pihak lain kewajaran informasi keuangan yang
yang berkepentingan dengan disajikan dalam Laporan Keuangan
informasi yang berasal dari laporan Pemerintah. Kewajaran informasi
keuangan. Pihak lain tersebut antara keuangan ini didasarkan pada kriteria
lain: Lembaga Perwakilan yaitu: DPR, kesesuaian dengan standar akuntansi
DPRD, dan DPD dan instansi penegak pemerintahan, kecukupan
hukum, lembaga lain yang dibentuk pengungkapan (adequate disclosures),
berdasarkan undang-undang, WNI, kepatuhan terhadap peraturan
dan lembaga-lembaga Internasional perundang-undangan, dan efektivitas
(Renstra BPK RI 2011.2015). Sistem Pengendalian Intern
semuanya berkepentingan untuk (Penjelasan Pasal 16 ayat (1) Undang-
melihat hasil kinerja pemerintah Undang Nomor 15 Tahun 2004
tentang pengelolaan dan tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
pertanggungjawaban keuangan Tanggung Jawab Keuangan Negara).
Negara. BPK memberi opini mengenai
Jasa Audit atas laporan kewajaran informasi keuangan setelah
keuangan di pemerintah, baik menyelesaikan proses audit.
pemerintah pusat maupun pemerintah Meskipun audit telah
daerah, dilaksanakan oleh auditor dilaksanakan pada BPK RI
eksternal yang dalam hal ini Badan Perwakilan Provinsi Riau terdapat
Pemeriksa Keuangan (BPK). kelemahan peran anggota BPK belum
Masyarakat sebagai pengguna maksimal dalam melakukan audit. Hal
informasi laporan keuangan ini menyebabkan kualitas temuan
pemerintah menaruh kepercayaannya pemeriksaan belum bermakna dalam
kepada BPK untuk melakukan audit upaya penyelamatan keuangan negara.
atas pengelolaan Keuangan Negara. Mantan auditor BPK, Ivone
Audit ini merupakan proses menegaskan bahwa banyak analisa

Jom FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 2


BPK yang masih keliru dalam Akuntabilitas, dan Integritas. Faktor
melakukan pemeriksaan dan banyak pertama yang mempengaruhi Kualitas
temuan audit yang telah diserahkan ke Audit adalah Profesionalisme.
DPR tiap enam bulan tidak Menurut peraturan BPK Nomor 2
ditindaklanjuti BPK tahun 2011 tentang Kode Etik Badan
(hukumonline.com). Kemudian Pemeriksaan Keuangan,
kualitas audit yang dihasilkan BPK Profesionalisme adalah kemampuan,
Perwakilan Provinsi Riau juga tengah keahlian, dan komitmen profesi dalam
mendapat sorotan dari masyarakat menjalankan tugas. Profesionalisme
seperti kasus sejumlah auditor BPK adalah satu nilai-nilai dasar (basic
Perwakilan Provinsi Riau diduga values) BPK selain Akuntabilitas dan
menerima suap sebesar Rp.70 juta saat Integritas sebagai Kode Etik BPK
melakukan audit dana hibah KPU yang berlaku bagi Anggota BPK,
Rohul dari mantan bendahara Auditor BPK, dan Pelaksana BPK
sekretariat KPU Rohul Lainnya (Wahyuni, 2014). Dalam
(suluhriau.com, 29 agustus 2014). Hal penelitian Bustami (2013) menyatakan
ini tentu berdampak terhadap kualitas bahwa Profesionalisme berpengaruh
audit BPK Perwakilan Provinsi Riau. terhadap Kualitas Audit, sedangkan
De Angelo (1981) dalam menurut Nugraha (2012) menyatakan
Nugraha (2012) mendefinisikan bahwa Profesionalisme tidak
Kualitas Audit sebagai kemungkinan berpengaruh terhadap Kualitas Audit.
(joint probability) di mana seorang Faktor kedua yang dapat
auditor akan menemukan dan mempengaruhi Kualitas Audit adalah
melaporkan pelanggaran yang ada Akuntabilitas. Tetclock (1987) dalam
dalam sistem akuntansi kliennya. Zoya (2014) mendefinisikan
Kualitas Audit yang tinggi akan Akuntabilitas sebagai bentuk
menghasilkan laporan keuangan yang dorongan psikologi yang membuat
dapat dipercaya sebagai dasar seseorang berusaha
pengambilan keputusan. mempertanggungjawabkan semua
Salah satu tujuan strategis tindakan dan keputusan yang diambil
BPK adalah mewujudkan audit yang kepada lingkungannya. Akuntabilitas
berkualitas untuk menghasilkan Publik adalah kewajiban pemegang
laporan hasil audit yang bermanfaat amanah (agent) untuk memberikan
dan sesuai dengan kebutuhan pertanggungjawaban, menyajikan,
pemangku kepentingan. Menjaga melaporkan, dan mengungkapkan
kualitas pelaksanaan audit, mulai dari segala aktivitas dan kegiatan yang
perencanaan sampai dengan pelaporan menjadi tanggungjawabnya kepada
audit, dilakukan untuk menjaga pemberi amanah (principal) yang
kepercayaan pihak pengguna laporan memiliki hak dan kewenangan untuk
keuangan yang diaudit oleh BPK. meminta pertanggungjawaban tersebut
Dengan pelaksanaan audit yang (Mardiasmo, 2005). Akuntabilitas
berkualitas diharapkan dapat Publik terdiri dari dua macam, yaitu
memberikan hasil audit yang pertanggungjawaban atas kegiatan
berkualitas juga. kepada pihak-pihak yang lebih tinggi
Beberapa faktor yang kedudukannya (Akuntabilitas
mempengaruhi Kualitas Audit antara Vertikal), dan pertanggungjawaban
lain yaitu Profesionalisme, kepada masyarakat luas (Akuntabilitas

Jom FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 3


Horisontal). Dalam penelitian Bustami kembali untuk mengetahui hubungan
(2013) dan Arianti,dkk (2014) profesionalisme, akuntabilitas dan
menyatakan bahwa Akuntabilitas integritas terhadap kualitas audit
berpengaruh terhadap Kualitas Audit. .adapun perbedaan dari penelitian
Sedangkan menurut penelitian sebelumnya yaitu objek penelitian,
Faizah,dkk (2013) menyatakan bahwa dan jumlah sampel yang diteliti.
Akuntabilitas tidak berpengaruh Rumusan masalah dalam
terhadap kualitas audit. penelitian ini adalah: 1)Apakah
Faktor ketiga yang dapat Profesionalisme berpengaruh terhadap
mempengaruhi Kualitas Audit adalah Kualitas Audit? 2)Apakah
Integritas. Menurut Peraturan BPK Akuntabilitas berpengaruh terhadap
Nomor 2 Tahun 2011 tentang Kode Kualitas Audit? 3)Apakah Integritas
Etik Badan Pemeriksa Keuangan, berpengaruh terhadap Kualitas Audit?
Integritas adalah mutu, sifat, atau Adapun tujuan penelitian ini adalah:
keadaan yang menunjukkan kesatuan 1)Untuk menguji dan
yang utuh, dimilikinya sifat jujur, menganalisis Pengaruh
kerasnya upaya, serta kompetensi Profesionalisme terhadap Kualitas
yang memadai. Senada dengan itu, Audit 2)Untuk menguji dan
Pusdiklatwas BPKP (2005) dalam menganalisis Pengaruh Akuntabilitas
Sukriah,dkk (2009) menyatakan terhadap Kualitas Audit 3)Untuk
bahwa Integritas berarti sikap jujur menguji dan menganalisis Pengaruh
dan transparan, berani, bijaksana, dan Integritas terhadap Kualitas Audit.
bertanggungjawab dalam
melaksanakan audit. Dalam TELAAH PUSTAKA
melaksanakan tanggung jawab
profesionalnya, Auditor harus Kualitas Audit
memahami prinsip-prinsip pelayanan Standar Pemeriksaan
kepentingan publik serta menjunjung Keuangan Negara (2007) menyatakan
tinggi Integritas. Untuk definisi Kualitas Audit yaitu laporan
mempertahankan dan memperluas hasil pemeriksaan yang memuat
kepercayaan publik, Auditor harus adanya kelemahan dalam
melaksanakan seluruh tanggung jawab pengendalian intern, kecurangan,
Profesionalnya dengan derajat penyimpangan dari ketentuan
Integritas yang tertinggi (SPKN) peraturan perundang-undangan dan
(Zoya, 2014). Dalam penelitian ketidakpatutan, harus dilengkapi
Arianti,dkk (2014) menyatakan bahwa tanggapan dari pimpinan atau pejabat
Integritas berpengaruh terhadap yang bertanggungjawab pada entitas
Kualitas Audit, sedangkan menurut yang diperiksa mengenai temuan dan
Sukriah,dkk (2009) menyatakan rekomendasi serta tindakan koreksi
bahwa Integritas tidak berpengaruh yag direncanakan.
terhadap Kualitas Audit. De Angelo (1981) dalam
Dengan adanya perbedaan Nugraha (2012) mendefinisikan
hasil penelitian lain yang hasilnya Kualitas Audit sebagai kemungkinan
bervariasi, berpengaruh atau tidak (joint probability) di mana seorang
berpengaruh dan berhubungan atau auditor akan menemukan dan
tidak berhubungan maka peneliti melaporkan pelanggaran yang ada
sekarang melakukan penelitian dalam sistem akuntansi kliennya.

Jom FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 4


Kualitas Audit yang tinggi akan Akuntabilitas
menghasilkan laporan keuangan yang Tetclock (1987) dalam zoya
dapat dipercaya sebagai dasar (2014) mendefinisikan akuntabilitas
pengambilan keputusan. sebagai bentuk dorongan psikologi
yang membuat seseorang berusaha
Profesionalisme mempertanggungjawabkan semua
Menurut Peraturan BPK tindakan dan keputusan yang diambil
Nomor 2 Tahun 2011 tentang Kode kepada lingkungannya. Akuntabilitas
Etik Badan Pemeriksa Keuangan, Publik adalah kewajiban pemegang
Profesionalisme adalah kemampuan, amanah (agent) untuk memberikan
keahlian, dan komitmen profesi dalam pertanggungjawaban, menyajikan,
menjalankan tugas. Profesionalisme melaporkan, dan mengungkapkan
adalah salah satu nilai-nilai dasar segala aktivitas dan kegiatan yang
(basic values) BPK selain menjadi tanggung jawabnya kepada
Akuntabilitas dan Integritas sebagai pemberi amanah (principal) yang
Kode Etik BPK yang berlaku bagi memiliki hak dan kewenangan untuk
Anggota BPK, Auditor BPK, dan meminta pertanggungjawaban tersebut
Pelaksana BPK Lainnya (Wahyuni, (Mardiasmo, 2005). Akuntabilitas
2014). Publik terdiri dari dua macam, yaitu
Auditor harus memiliki sikap pertanggungjawaban atas kegiatan
untuk melayani kepentingan publik, kepada pihak-pihak yang lebih tinggi
menghargai dan memelihara kedudukannya (akuntabilitas vertikal),
kepercayaan publik, dan dan pertanggungjawaban kepada
mempertahankan profesionalisme masyarakat luas (akuntabilitas
(SPKN). Tanggung jawab ini sangat horisontal).
penting dalam pelaksanaan audit atas Auditor harus memiliki sikap
pengelolaan dan tanggung jawab untuk melayani kepentingan publik,
keuangan negara. Pernyataan standar menghargai dan memelihara
umum pertama SPKN menyatakan kepercayaan publik, dan
bahwa auditor secara kolektif harus mempertahankan profesionalisme.
memiliki kecakapan profesional yang Tanggung jawab ini sangat penting
memadai untuk melaksanakan tugas dalam pelaksanaan audit atas
audit. Auditor harus profesional, pengelolaan dan tanggung jawab
obyektif, berdasarkan fakta, dan tidak keuangan negara. Untuk itulah SPKN
berpihak. Auditor harus obyektif dan ini memuat konsep akuntabilitas yang
bebas dari benturan kepentingan merupakan landasan dalam pelayanan
(conflict of interest) dalam kepentingan publik.
menjalankan tanggung jawab Akuntabilitas Auditor berarti
profesionalnya. tanggung jawab yang harus dipenuhi
BPK mempunyai tanggung oleh auditor atas kegiatan auditnya.
jawab untuk meyakinkan bahwa audit Auditor harus memiliki akuntabilitas
dilakukan oleh personil yang atau tanggung jawab pada setiap
mempunyai kompetensi profesional kegiatan auditnya. Auditor
dan secara kolektif mempunyai bertanggung jawab atas audit yang
keahlian dan pengetahuan yang dilaksanakannya kepada pihak yang
memadai. memberi tugas audit dan kepada
masyararakat. Dalam Pernyataan

Jom FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 5


Standar Audit (PSA) No.02 SA Seksi profesionalnya dengan derajat
110 dijelaskan bahwa auditor integritas yang tertinggi (SPKN).
bertanggungjawab untuk Dalam melaksanakan
merencanakan audit dan memperoleh tanggung jawab profesionalnya,
keyakinan yang memadai tentang auditor mungkin menghadapi tekanan
apakah laporan keuangan bebas dari dan atau konflik dari manajemen
salah saji yang material, baik yang entitas yang diperiksa, berbagai
disebabkan oleh kekeliruan atau tingkat jabatan pemerintah, dan pihak
kecurangan. lainnya yang dapat mempengaruhi
Libby dan Luft (1993), Cloyd objektivitas dan independensi auditor.
(1997) dan Tan dan Alison (1999) Dalam menghadapi tekanan dan atau
dalam Bustami (2013) melihat ada konflik tersebut, auditor harus
tiga indikator yang dapat digunakan menjaga integritas dan menjunjung
untuk mengukur akuntabilitas tinggi tanggung jawab kepada publik
individu. Pertama, seberapa besar (SPKN).
motivasi mereka untuk meyelesaikan Menurut Aturan Etika
pekerjaan tesebut. Kedua, seberapa Kompartemen Akuntan Publik
besar usaha atau daya pikir yang Integritas No. 102, dalam
diberikan untuk menyelesaikan sebuah menjalankan tugasnya auditor harus
pekerjaan. Ketiga, seberapa besar mempertahankan integritas, harus
keyakinan mereka bahwa pekerjaan bebas dari benturan kepentingan
mereka akan diperiksa oleh atasan. (conflict of interest) dan tidak boleh
membiarkan faktor salah saji material
Integritas (material misstatement) yang
Menurut Peraturan BPK diketahuinya atau mengalihkan
Nomor 2 Tahun 2011 tentang Kode (mensubordinasikan)pertimbangannya
Etik Badan Pemeriksa Keuangan, kepada pihak lain. Integritas
Integritas adalah mutu, sifat, atau merupakan kualitas yang melandasi
keadaan yang menunjukkan kesatuan kepercayaan publik dan memberikan
yang utuh, dimilikinya sifat jujur, dasar bagi pengambilan keputusan
kerasnya upaya, serta kompeten yang yang andal Integritas merupakan salah
memadai. Senada dengan itu, satu nilai dasar (basic value) BPK.
Pusdiklatwas BPKP (2005) dalam Dalam rencana stategis (renstra) BPK
Sukriah,dkk (2009) menyatakan RI tahun 2011-2015 dinyatakan
bahwa Integritas berarti sikap jujur tentang nilai integritas ini, yaitu BPK
dan transparan, berani, bijaksana, dan membangun nilai integritas dengan
bertanggungjawab dalam bersikap jujur, obyektif, dan tegas
melaksanakan audit. Dalam dalam menerapkan prinsip, nilai, dan
melaksanakan tanggung jawab keputusan.
profesionalnya, auditor harus Mediasari dan Nellysari (2007)
memahami prinsip-prinsip pelayanan dalam carolita (2012) menyatakan
kepentingan publik serta menjunjung bahwa Integritas dapat menerima
tinggi integritas. Untuk kesalahan yang tidak sengaja dan
mempertahankan dan memperluas perbedaan pendapat yang jujur, tetapi
kepercayaan publik, auditor harus tidak dapat menerima kecurangan
melaksanakan seluruh tanggung jawab prinsip. Dengan integritas yang tinggi,

Jom FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 6


maka auditor dapat meningkatkan acuan dalam melakukan suatu
kualitas hasil auditnya. kegiatan audit.
Penelitian yang dilakukan oleh
Kerangka Pemikiran Dan Bustami (2013) mendapatkan bukti
Pengembangan Hipotesis bahwa Profesionalisme berpengaruh
terhadap Kualitas Audit. Hal ini
Pengaruh Profesionalisme Terhadap berarti bahwa semakin tinggi
Kualitas Audit Profesionalisme Auditor, semakin
Profesionalisme merupakan tinggi juga Kualitas Audit yang
hal yang penting yang harus dihasilkan. Berdasarkan latar belakang
diterapkan setiap akuntan publik ini dapat disusun hipotesis penelitian
dalam melaksanakan pekerjaan sebagai berikut:
profesionalnya agar dicapai kualitas H1: Profesionalisme berpengaruh
audit yang memadai. Profesionalisme terhadap Kualitas Audit.
adalah kemampuan, keahlian, dan
komitmen profesi dalam menjalankan Pengaruh Akuntabilitas Terhadap
tugas. Akuntan yang profesional Kualitas Audit
dalam melaksanakan pemeriksaan Auditor BPK harus memiliki
diharapkan akan menghasilkan audit sikap untuk melayani kepentingan
yang memenuhi standar yang telah publik. Akuntabilitas merupakan
ditetapkan sesuai dengan kode etik landasan dalam pelayanan
dan standar profesi. kepentingan publik. SPKN memuat
lembaga negara seperti BPK konsep akuntabilitas yang merupakan
perlu mengembangkan serta mendidik landasan dalam pelayanan
anggotanya yang memiliki berbagai kepentingan publik. Akuntabilitas
keahlian. Hal tersebut dilakukan untuk adalah rasa bertanggungjawaban yang
meningkatkan kualitas pemeriksaan dimiliki oleh auditor dalam
dan memenuhi standar menyelesaikan pekerjaan audit.
profesionalisme. Jika kualitas Akuntabilitas merupakan dorongan
pemeriksaan meningkat dan psikologi sosial yang dimiliki
memenuhi standar profesionalisme, seseorang untuk menyelesaikan
maka kualitas hasil pemeriksaan yang kewajibannya yang akan
dihasilkan pun akan meningkat. dipertanggungjawabkan kepada
bagi seorang auditor lingkungannya.
mengingat bahwa tingkat Penelitian psikologi sosial
profesionalisme auditor sangat yang membuktikan adanya hubungan
dibutuhkan untuk melakukan sebuah dan pengaruh akuntabilitas seseorang
pekerjaan. Untuk itu diperlukan sikap terhadap kualitas pekerjaan adalah
dan prinsip yang kuat untuk Tetlock dan Kim (1987) yang
mempertahankan sikap profesional mengkaji tentang permasalahan
tersebut. Karena bagaimana pun sikap akuntabilitas auditor dalam
profesional dapat menjadi sesuatu menyelesaikan sebuah pekerjaan.
yang sangat berharga. Pandangan Penelitian ini dilakukan dengan
publik terhadap kinerja auditor pada membagi subjek penelitian menjadi
saat ini sudah menjadi sesuatu yang tiga kelompok: pertama, kelompok
ditunggu, dan diharapkan menjadi yang diberikan instruksi bahwa
pekerjaan mereka tidak akan diperiksa

Jom FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 7


oleh atasan (no accountability); kedua, tekanan dan/atau konflik dari berbagai
kelompok yang diberikan instruksi pihak. Dalam menghadapi tekanan
awal (sebelum melaksanakan dan/atau konflik tersebut, auditor BPK
pekerjaan) bahwa pekerjaan mereka harus menjaga integritas dan
akan diperiksa oleh atasan menjunjung tinggi tanggung jawab
(preexposure accountability); ketiga, kepada publik (SPKN). Integritas
kelompok yang diberikan instruksi auditor sangat diperlukan agar
bahwa pekerjaan mereka akan kepercayaan publik terhadap kualitas
diperiksa oleh atasan, tetapi instruksi audit yang dilakukan oleh BPK dapat
ini baru disampaikan setelah mereka dijaga. Tanpa adanya integritas ini,
menyelesaikan pekerjaan kepercayaan publik terhadap BPK
(postexposure accountability). akan menurun sehingga laporan audit
Penelitian yang dilakukan oleh yang dihasilkan oleh BPK pun
Arianti,dkk (2014) dan Bustami menjadi kurang dapat diandalkan oleh
(2013) mendapatkan bukti empiris publik.
bahwa Akuntabilitas berpengaruh Penelitian yang dilakukan
terhadap Kualitas Audit. Hal ini Carolita (2012) dan Arianti,dkk
menunjukkan bahwa bila auditor (2014) mendapatkan bukti empiris
memiliki Akuntabilitas yang tinggi, bahwa Integritas berpengaruh
Kualitas Audit yang dihasilkan juga terhadap Kualitas Audit. Hal ini
tinggi. Berdasarkan latar belakang ini menunjukkan bahwa semakin tinggi
dapat disusun hipotesis penelitian Integritas Auditor, semakin tinggi
sebagai berikut: Kualitas Audit. Berdasarkan latar
H2: Akuntabilitas berpengaruh belakang ini dapat disusun hipotesis
terhadap Kualitas Audit. penelitian sebagai berikut:
H3: Integritas berpengaruh terhadap
Pengaruh Integritas Terhadap Kualitas Audit.
Kualitas Audit
Integritas adalah sikap jujur, METODE PENELITIAN
berani, bijaksana dan tanggung jawab Populasi penelitian ini adalah
auditor dalam melaksanakan audit. seluruh auditor yang bekerja pada
Integritas merupakan kualitas yang kantor BPK RI Perwakilan Provinsi
melandasi kepercayaan publik dan Riau. Jumlah populasi secara
merupakan patokan bagi anggota keseluruhan adalah 55 orang auditor
dalam menguji semua keputusannya. BPK RI. Sampel dalam penelitian ini
Integritas mengharuskan seorang adalah semua populasi dijadikan
auditor untuk bersikap jujur dan sebagai sampel.
transparan, berani, bijaksana dan Data yang digunakan dalam
bertanggungjawab dalam penelitian ini adalah data primer dan
melaksanakan audit. Kelima unsur itu sekunder. Datasekunder dalam
diperlukan untuk membangun penelitian ini berupa data informasi
kepercayaan dan memberikan dasar jumlah auditor Badan Pemeriksa
bagi pengambilan keputusan yang Keuangan (BPK)RI provinsi Riau.
andal (Sukriah,dkk 2009). Sedangkan data primer diperoleh
Dalam melaksanakan dengan menggunakan kuesioner yang
tanggung jawab profesionalnya, telah terstruktur dengan tujuan untuk
Auditor BPK mungkin menghadapi mengumpulkan informasi dari auditor.

Jom FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 8


Sifat penelitian yang akan Namun terdapat penyesuaian dari
diteliti adalah bersifat survei. Metode instrumen penelitian ini, yaitu
survei menurut Nurindriantoro penggunaan auditor sebagai pengganti
(2002)merupakan metode akuntan publik. Persepsi responden
pengumpulan data primer yang terhadap indikator tersebut diukur
diperoleh dari sumber asli. dengan lima poin skala Likert, dari
skala 1 menunjukkan jawaban sangat
Defenisi Operasional dan tidak setuju sampai dengan skala 5
Pengukuran Variabel menunjukkan jawaban sangat setuju.
Semakin tinggi nilai skala
Variabel dependen menunjukkan semakin tinggi
Variabel dependen dalam Profesionalisme Auditor.
penelitian ini adalah Kualitas Audit b. Akuntabilitas
diukur dengan menggunakan tujuh Akuntabilitas dalam penelitian ini
item pernyataan yang menggambarkan diukur dengan instrumen yang
Tingkat Persepsi Auditor terhadap dikembangkan oleh Kalbers and
bagaimana Keakuratan Temuan Audit, Forgaty (1995) dalam Suyono (2012),
Nilai Rekomendasi, Kejelasan yang terdiri dari 12 item pertanyaan
Laporan, Manfaat Audit dan Tindak yang mengukur Akuntabilitas dari
Lanjut Hasil Audit. Responden dimensi Dedikasi pada Profesi
diminta menjawab tentang bagaimana (dedication to the profession) dan
persepsi mereka, memilih di antara Kewajiban Sosial (social obligation).
lima jawaban mulai dari sangat setuju Persepsi responden terhadap indikator
sampai ke jawaban sangat tidak tersebut diukur dengan lima poin skala
setuju. Masing-masing item Likert, dari skala 1 menunjukkan
pernyataan tersebut kemudian diukur jawaban sangat tidak setuju sampai
dengan menggunakan Skala Likert 5 dengan skala 5 menunjukkan jawaban
poin, di mana poin 1 diberikan untuk sangat setuju. Semakin tinggi nilai
jawaban yang berarti Kualitas Audit skala menunjukkan semakin tinggi
paling rendah, dan seterusnya poin 5 Akuntabilitas Auditor.
diberikan untuk jawaban yang berarti c. Integritas
Kualitas Audit paling tinggi. Untuk mengukur variabel
integritas digunakan instrumen yang
Variabel Independen dikembangkan oleh Sukriah,dkk
Penelitian menggunakan tiga (2009). Dalam instrumen tersebut
variabel independen yaitu : terdapat 14 item pertanyaan dengan
a. Profesionalisme empat indikator, yaitu Kejujuran
Profesionalisme diukur dengan Auditor, Keberanian Auditor, Sikap
mengacu pada instrumen penelitian Bijaksana Auditor, dan Tanggung
Wahyudi dan Ida (2006) dalam Jawab Auditor. Persepsi responden
Kusuma (2012) dengan jumlah 14 terhadap indikator tersebut diukur
item pertanyaan yang merupakan hasil dengan lima poin skala Likert, dari
adaptasi lima dimensi profesionalisme skala 1 menunjukkan jawaban sangat
Hall (1968), yaitu Pengabdian pada tidak setuju sampai dengan skala 5
Profesi, Kewajiban Sosial, menunjukkan jawaban sangat setuju.
Kemandirian, Keyakinan Profesi, dan Semakin tinggi nilai skala
Hubungan dengan Rekan Seprofesi.
Jom FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 9
menunjukkan semakin tinggi
Integritas Auditor. N Mean Std. Deviation

Kualitas Data (Y) 40 30.10 1.630


HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN Profesionalisme (X1) 40 96.05 3.178

Akuntabilitas (X2) 40 24.97 1.423


Tingkat Pengembalian Kuesioner
Penelitian ini menggunakan Integritas (X3) 40 59.45 3.381

kuesioner untuk pengumpulan data,


Valid N (listwise) 40
dimana penyebarannya dilakukan
secara langsung (personally
administred questionnairies). Sumber: data olahan SPSS 17,2015
personally administred Nilai rata-rata ketiga variabel
questionnairies yaitu penelitian tersebut lebih besar daripada nilai
melakukan pengambilan data dengan standar deviasinya, sehingga ini
mendatangi secara langsung ke kantor menunjukkan bahwa penyebaran data
Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK). sudah baik.
Dari 55 kuesioner yang disebarkan,
keusioner yang kembali sebanyak 50 Hasil Uji Normalitas Data
kuesioner (91%). Kuesioner yang Uji normalitas data ini
tidak kembali sebanyak 10 kuesioner bertujuan untuk menguji apakah
(18%). Kuesioner yang tidak lengkap dalam sebuah model regresi, variabel
sebanyak 5 kuesioner (9%). Kuesioner pengganggu atau residual mempunyai
yang dapat digunakan sebanyak 40 distribusi normal atau tidak
kuesioner (73%). Berikut ini tabel (Ghozali,2009). Model regresi yang
rincian pengembalian kuesioner oleh baik adalah memiliki distribusi data
para responden. normal atau tidak, maka dapat
dilakukan analisis grafik atau dengan
Hasil Statistik Deskriptif melihat normal probability plot yang
Gambaran mengenai variabel- membandingkan distribusi kumulatif
variabel penelitian yaitu dari data sesungguhnya dengan
Profesionalisme, Akuntabilitas dan distribusi kumulatif dari distribusi
Integrasi terhadap Kualitas Audit di data normal. Jika distribusi normal,
Kantor Badan Pemeriksaan Keuangan maka garis yang menggambarkan data
Provinsi Riau yang disajikan dalam sesungguhnya akan mengikuti garis
tabel descriptive statistics. Tabel diagonalnya.
descriptive statistics menunjukkan Selain itu uji normalitas ini
angka minimum, maksimum, mean, juga bisa menggunakan Kolmogorov-
dan standar deviasi dari penyebaran Smirnov Test dengan membandingkan
data hasil rekap kuesioner yang dapat Asymptotic Significance α = 5%.
dilihat pada tabel 1 berikut ini : Dasar penarikan kesimpulan adalah
data dikatakan distribusi normal
Tabel 1 apabila Asymptotic Significance >0,05
Statistik Deskriptif (Ghozali,2009).

Hasil Uji Validitas Data

Jom FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 10


uji validitas digunakan untuk dideteksi dengan melihat nilai
mengukur sah atau valid tidaknya variance inflation factor (VIF).
suatu kuesioner. Untuk menguji butir Menurut (Ghozali,2009) VIF
pertanyaan, maka r hitung merupakan kebalikan dari tolerance
dibandingkan dengan r tabel. R tabel jika nilai tolerance yang rendah sama
pada α = 0,05 dengan derajat bebas df dengan nilai VIF tinggi (karena VIF =
= jumlah kasus – 3. Jumlah kasus tolerance). Cara umum yang dipakai
pada penelitian ini adalah 40 untuk menunjukkan Multikolinieritas
responden, jadi df adalah 40-3=37, adalah jika nilai tolerance < 0,10 atau
r(0,05;37) pada uji satu arah = 0,267. sama dengan VIF > 10 maka terjadi
Jika Rhitung>Rtabel maka butir tersebut Multikolinieritas dalam penelitian ini.
dinyatakan valid.
Hasil uji validitas dari Kualitas Tabel 2
Audit, Profesionalisme, Akuntabilitas Nilai Tolerance dan VIF
dan Integritas menunjukkan bahwa Variabel Independen Collinearity Statistics
Tolerance VIF
seluruh pertanyaan dalam kuesioner
mempunyai corrected item – total profesionalisme 0,863 1,159
correlation lebih besar dari r tabel, Akuntabilitas 0,957 1,044
Integritas 0,892 1,121
yaitu lebih besar dari 0,199. Maka
disimpulkan bahwa seluruh item
pertanyaan dalam kuesioner valid. Sumber: data olahan SPSS 20,2015

Berdasarkan hasil pada tabel


Hasil Uji Reliabilitas Data
diatas dapat diketahui bahwa hasil uji
Uji reliabilitas dilakukan
multikolinearitas seluruh variabel
dengan uji cronbach alpha
memiliki nilai tolerance berada
menggunakan SPSS 17,00. Suatu
dibawah atau <0,10 dan nilai VIF
konstruk dikatakan reliabel jika
diatas atau >10. Jadi disimpulkan
memberikan nilai cronbach alpha>
bahwa model regresi bebas dari
0,60 (ghozali, 2009). diketahui bahwa
pengaruh multikolinearitas.
besarnya nilai cronbach alpha pada
seluruh variabel baik X₁ ,X₂ ,X₃ ,X₄ Hasil Uji Heteroskedastisitas
dan Y lebih besar dari 0,60 dan sesuai Pengujian adanya
dengan dasar pengambilan keputusan. Heteroskedastisitas dilakukan dengan
Hal ini berarti bahwa butir atau item menggunakan scatterplot yang
pertanyaan tersebut reliabel dan dapat diperoleh dengan bantuan software
digunakan dalam penelitian. SPSS versi 17.0.menurut Ghozali
(2009) Heteroskedastisitas terjadi
Hasil Uji Multikolinieritas Data apabila titik-titik (point-point)
Uji Multikolinieritas bertujuan membentuk pola tertentu seperti pola
untuk menguji apakah dalam suatu bergelombang, melebar kemudian
model regresi ditemukan adanya menyempit. Sedangkan jika tidak ada
korelasi antar variabel bebas pola yang jelas serta titik-titik maka
penelitian. Model regresi yang baik terjadi Heteroskedastisitas.
seharusnya tidak terjadi korelasi Berdasarkan gambar terlihat
diantara variabel bebas. Ada tidaknya bahwa titik-titik menyebar secara
korelasi antar variabel tersebut dapat acak, tidak membentuk suatu pola
tertentu yang jelas, serta tersebar
Jom FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 11
diatas dan dibawah angka nol pada Hal ini berarti bahwa semakin
sumbu Y. Jadi, dapat disimpulkan tinggi Profesionalisme auditor,
bahwa model regresi dalam penelitian semakin tinggi juga Kualitas Audit
ini bebas dari Heteroskedastisitas. yang dihasilkan. Profesionalisme
pada hakikatnya merupakan suatu
Hasil Analisis Regresi Linear sikap yang memiliki oleh seseorang
Berganda yang melaksanakan pekerjaan sesuai
Koefisien determinasi pada dengan profesinya, sikap tersebut
intinya mengukur seberapa jauh meliputi: kemampuan dalam
kemampuan model dalam menyelesaikan pekerjaan sesuai
menerangkan variasi variabel dengan keahlian dan kompetensi
dependen. Nilai R2 terletak antara 0 yang memiliki pada bidangnya,
sampai dengan 1 (0 ≤ R2 ≤ 1).Tujuan kemampuan menyelesaikan pekerjaan
menghitung koefisien determinasi tepat pada waktunya, kemampuan
adalah untuk mengetahui pengaruh dalam hal memecahkan masalah dan
variabel bebas terhadap variabel kemampuan meminimalisir
terkait. Jika dalam proses kesalahan.
mendapatkan nilai R2 yang tinggi Dalam hal ini seorang auditor
adalah baik, tetapi jika nilai R2 rendah yang bekerja memberikan jasa
tidak berarti model regresi jelek kepada klien harus betul-betul
(Ghozali, 2009:15). Berdasarkan bersikap profesional agar pekerjaan
perhitungan nilai tersebut diatas yang dilaksanakan memberikan hasil
diperoleh nilai koefisien determinasi yang maksimal. Tentunya dengan
(R2) sebesar 0.303.hal ini profesi tersebut, auditor menemukan
menunjukkan bahwa Profesionalisme, banyak tantangan, seperti intimidasi
Akuntabilitas, dan Integritas secara dari klien ataupun dari sesama rekan
silmutan memberikan pengaruh seprofesi. Dalam hal ini tingkat
sebesar 30,3% terhadap Kualitas profesionalisme auditor dapat terlihat,
Audit. terlebih lagi ketika pekerjaan yang
dilakukan menyangkut kualitas audit
Hasil Uji Hipotesis yang dihasilkan. Semakin
professional seorang auditor, maka
Hasil Pengujian Hipotesis Pertama semakin baik Kualitas Audit yang
(H1) dihasilkan. Jadi, ada semacam sikap
Diketahui nilai ttabel 2,026 yang mendorong auditor untuk
pada tingkat signifikansi 5%. bekerja sesuai dengan keahliannya.
Berdasarkan uji regresi,
menghasilkan nilai thitung variabel Hasil Pengujian Hipotesis Kedua
profesionalisme sebesar 2,827 dengan (H2)
nilai signifikansi sebesar 0,008. Diketahui nilai thitung sebesar -
Dengan demikian, thitung 2,827 > ttabel 2.448 dan ttabel sebesar 2,026 dan Pvalue
2,026 dengan signifikansi 0,008 < sebesar 0,019<0,05. Karena thitung<ttabel
0,05. Jadi dapat dikatakan H01 dan nilai Pvalue lebih kecil dari nilai
ditolak dan Ha1 diterima. Hal ini alpa 0,05, maka hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa profesionalisme menerima hipotesis pertama yang
berpengaruh secara positif signifikan menyatakan terdapat pengaruh yang
terhadap kualitas audit.

Jom FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 12


signifikan antara Akuntabilitas laporan keuangan tersebut untuk
Terhadap Kualitas Audit. bersikap jujur dan transparan dalam
Ini sesuai dengan hasil pengungkapannya. Auditor yang
penelitian Arianti,dkk (2014) bahwa memiliki integritas yang tinggi akan
Akuntabilitas berpengaruh terhadap mengungkapkan hasil pemeriksaan
Kualitas Audit. Hal ini menunjukkan secara jujur dan sesuai dengan kondisi
bahwa bila Auditor memiliki yang ada di lapangan sehingga tidak
Akuntabilitas yang tinggi, kualitas terdapat salah saji material dalam
audit yang dihasilkan juga tinggi. penyajian laporan keuangan dan
Auditor memiliki motivasi atau informasi yang terkandung dalam
dorongan dalam menyelesaikan suatu laporan keuangan dapat
pekerjaan maka pekerjaan tersebut dipertanggunjawabkan dan dipercaya.
akan dikerjakan sungguh-sungguh,
sehingga auditor akan mencurahkan SIMPULAN DAN SARAN
seluruh usaha dan daya pikirnya,
dengan begitu pekerjaan selesai tepat Simpulan
pada waktunya. Dari hasil evaluasi model
penelitian dan pengujian hipotesis
Hasil Pengujian Hipotesis Ketiga yang dilakukan dalam penelitian ini,
(H3) maka diperoleh kesimpulan sebagai
nilai thitung sebesar -2.553 dan berikut:
ttabel sebesar 2,026 dan Pvalue sebesar
0,015<0,05. Karena thitung<ttabel dan Hasil pengujian hipotesis
nilai Pvalue lebih kecil dari nilai alpa pertama menunjukkan bahwa
0,05, maka hasil penelitian ini Profesionalisme berpengaruh terhadap
menerima hipotesis pertama yang Kualitas Audit pada Badan
menyatakan terdapat pengaruh yang Pemeriksaan Keuangan BPK RI
signifikan antara Integritas Terhadap Perwakilan Provinsi Riau. Untuk
Kualitas Audit. meningkatkan kualitas audit sebagai
Ini sesuai dengan hasil auditor pemerintah perlu auditor yang
penelitian Carolita (2012) bahwa memiliki profesionalisme yang tinggi
Integritas berpengaruh terhadap pula. Auditor yang profesional adalah
Kualitas Audit. Hal ini menunjukkan auditor yang ahli dan mematuhi kode
bahwa bila auditor memiliki Integritas etiknya, sehingga profesional
yang tinggi, Kualitas Audit yang merupakan faktor penting dalam
dihasilkan juga tinggi. peningkatan profesionalisme auditor.
Integritas merupakan sikap Hasil pengujian hipotesis
jujur, transparan, bijaksana dan kedua menunjukkan bahwa
bertanggungjawab. Sikap ini sangat Akuntabilitas berpengaruh terhadap
diperlukan seorang auditor dalam Kualitas Audit pada Badan
menyajikan laporan hasil pemeriksaan Pemeriksaan Keuangan BPK RI
secara handal dan dalam Perwakilan Provinsi Riau. Hal ini
mengungkapkan kewajaran laporang mengindikasikan bahwa Auditor harus
keuangan yang di audit. Banyaknya memiliki akuntabilitas atau tanggung
kecurangan dalam penyajian laporan jawab yang dilaksanakannya kepada
keuangan menuntut auditor yang pihak yang memberi kepercayaan
memeriksa kewajaran penyajian untuk melakukan tugas pengauditan,

Jom FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 13


sehingga semakin tinggi akuntabilitas ---------------- Badan Pemeriksa
auditor maka semakin baik pula Keuangan Republik Indonesia.
kualitas audit yang dihasilkan auditor. 2007. Peraturan Badan
Hasil pengujian hipotesis Pemeriksa Keuangan
ketiga menunjukkan bahwa Integritas Republik Indonesia No. 01
berpengaruh terhadap Kualitas Audit tahun 2007 tentang Standar
pada Badan Pemeriksaan Keuangan Pemeriksa keuangan Negara.
BPK RI Perwakilan Provinsi Riau. Jakarta.
Hal ini mengindikasikan bahwa
Auditor harus memiliki integritas Bustami, Afif. 2013. Pengaruh
yang bermutu, sifat jujur dan Independensi, Akuntabilitas,
kompeten agar mempertahankan dan dan Profesionalisme terhadap
memperluas kepercayaan publik Kualitas Audit (Studi Empiris
terhadap tanggung jawab auditor pada Kantor Akuntan Publik
dalam melaksanakan pengauditan. di DKI Jakarta). Skripsi.
Semakin tinggi integritas seorang Fakultas Ekonomi dan Bisnis
auditor semakin meningkat pula Universitas Islam Negeri
kualitas audit yang dihasilkan auditor. Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Saran Carolita, Metha Kartika. 2012 .


Penelitian ini hanya Pengaruh Pengalaman Kerja,
mengambil variabel Profesionalisme, Independensi, Objektifitas,
Integritas dan Akuntabilitas, oleh Integritas, Kompetensi,
karena itu perlu dikembangkan untuk Komitmen Organisasi,
penelitian selanjutnya dengan Kualitas Hasil Audit KAP
memasukkan variabel lainnya seperti Semarang. Skripsi. Fakultas
obyektivitas, pengalaman kerja dan Ekonomika dan Bisnis
pengetahuan. Universitas Diponegoro,
Ruang lingkup penelitian ini Semarang.
hanya dilakukan pada BPK
Perwakilan Provinsi Riau, sehingga De Angelo. L.E. 1981. Auditor
untuk mendapatkan kesimpulan yang Independence, Low Balling
bersifat umum perlu dilakukan and Disclousure Regulation.
penelitian yang lebih luas. Jurnal Of Accounting and
Economics 3. pp. 113-127
DAFTAR PUSTAKA Faizah Dkk. 2013. Pengaruh
Arianti Dkk. 2014. Pengaruh Independensi, Objektifitas,
Integritas, Obyektivitas, dan Pengalaman Kerja,
Akuntabilitas terhadap Pengetahuan, Integritas,
Kualitas Audit di Pemerintah Akuntabilitas, dan Skeptisme
Daerah (Studi Pada Terhadap Kualitas Audit(Studi
Inspektorat Kabupaten empiris pada BPK RI
Buleleng). Jurnal. Fakultas
Perwakilan Jawa Timur).
Akuntansi Universitas
Pendidikan Ganesha Singaraja, Jurnal. Fakultas Ekonomi
Indonesia.

Jom FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 14


Universitas Trunojoyo. Profesionalisme berpengaruh
Madura. terhadap Kualitas Audit
Kantor Akuntan Publik (KAP)
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi di kota Surabaya. Jurnal.
Analisis Multivariate dengan Fakultas Bisnis Unika Widya
program SPSS. Cetakan IV. Mandala, Surabaya.s
Badan Penerbit Universitas
Tan, Tong Han dan Alison, Kao.
Diponegoro. Semarang.
“Accountability Effect on
----------------IAI, Komite SPAP, Auditor’s Performance: The
2011, Standar professional Influence of Knowledge,
akuntan public, Salemba Problem Solving Abiility and
Empat, Jakarta Task Complexity”, Journal of
Accounting Research, 1999.
Ika Sukriah Dkk. 2009 . Pengaruh
Pengalaman Kerja, Tetlock, P.E dan J.L Kim.
Independensi, Obyektivitas, “Accountability and Judgment
Integritas, dan Kompetensi Process in a Personality
Terhadap Kualitas Hasil Prediction Task”, Journal of
Pemeriksaan. Simposium Personality and Social
Nasional Akuntansi XII. Psychology, 1987.
Palembang. Zoya, I Putu Hatesa Twenta. 2014.
Mardiasmo. 2005. Akuntansi Sektor Pengaruh Independensi,
Publik Edisi 2. Penerbit Andi. Pengalaman, Akuntabilitas,
Yogyakarta Integritas, dan
Profesionalisme terhadap
Mardisar, Diani. Sari, Ria Nelly. Kualitas Audit di Badan
“Pengaruh Akuntabilitas Dan Pemeriksa Keuangan BPK RI
Pengetahuan Terhadap di Jawa Tengah dan
Kualitas Hasil Kerja Auditor”, Yogyakarta. Skripsi. Fakultas
Simposium Nasional Ekonomika dan Bisnis
Akuntansi Universitas Universitas Diponegoro,
Hasanuddin, Makassar, 2007. Semarang.

Nugraha, Mikhail Edwin. 2012. (Www.hukumonline.com)


pengaruh Independensi,
Kompetensi, dan (Www.suluhrian.com)

Jom FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 15

Anda mungkin juga menyukai