Anda di halaman 1dari 2

ANAK TAU ORANG TUA terlilit hutang,

SALAH GAK SIH?

Dalam membina keluarga yang sakinah memang membutuhkan pengetahuan dan


pengorbanan yang besar. Hal ini tentu tidak lepas dari cara orang tua mendidik anak,
karena anak adalah aset kebahagiaan terbesar dalam rumah tangga. Dalam mewujudkan
pendidikan yang tepat terhadap anak terkadang orang tua merasa sulit untuk memilah-
milah hal apa saja yang perlu dikomunikasikan terhadap anak dan apa saja yang harus
disembunyikan dari mereka. Salah satunya adalah hutang piutang.

Sebagian orang tua ada yang begitu leluasa bercerita kepada anaknya bahwa ia
memiliki hutang ini dan hutang itu. Padahal bisa jadi barang itu sebenarnya bukanlah
kebutuhan primer. Tidak sekedar menceritakan, bahkan ada orang tua yang ketika
pemilik piutang datang untuk menagih, orang tua menyuruh anaknya untuk menemui
pemilik piutang dan memberitakan bahwa dia sedang tidak ada dirumah. Padahal si anak
tahu orang tuanya sedang bersembunyi di balik pintu kamar. Hal ini secara sadar maupun
tidak akan terekam oleh memori alam bawah sadar anak akan karakter keluarganya yang
“seperti ini”, yang akan disadari oleh anak ketika mereka menginjak usia remaja atau
dewasa nanti.

Akibat dari perilaku salah orang tua seperti di atas akan membentuk karakter anak
yang tidak mau menahan kesabaran ketika ia ingin memiliki sesuatu, anak jadi berpikir
tidak perlu menabung untuk memiliki apa yang dia inginkan, toh bisa hutang. Dan di
kemudian hari anak terbentuk menjadi pribadi yang tidak mau bertanggung jawab dan
innocent atas kesalahan yang telah ia perbuat, toh tinggal sembunyi pikirnya. Karakter
buruk lainnya adalah anak tumbuh menjadi pembohong yang mana sifat ini adalah sifat
terburuk yang ada pada diri manusia. Na’udzu billah min dzalik…

Namun, dalam kasus lain bisa jadi anak wajib tahu bahwa orang tua mereka
sedang memiliki hutang, demi memberi pengertian bahwa dia dan keluarganya bukan
berada pada masa leha-leha dan memberikan pendidikan akan sikap mengerti kondisi
orang tua. Tentu tetap dengan memperhatikan beberapa hal agar anak tidak salah sikap
dan mental dalam masa pertumbuhannya. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan ketika
penyampaian kondisi tersebut ialah :

1. Usia dan Tingkat Kedewasaan

Menurut Clark Howard, penulis dari Clark Smart Parents, Clark Smart Kids, yang
dilansir dari The Simple Dollar bahwa tidak baik memberitahukan perihal hutang kepada
anak yang berusia kurang dari 12 tahun. Hal ini karena dapat meningkatkan rasa tidak
aman pada kepribadian anak. Oleh karena itu, jika orang tua ingin mengkomunikasikan
masalah hutang kepada anak, hendaknya anak berusia remaja atau dewasa muda.

Namun, sebesar apapun umur anak, alangkah baiknya jika orang tua merahasiakan
perihal hutang jika anak belum memiliki kedewasaan secara kepribadian. Dan orang
tualah yang paling mengetahui kondisi anak, oleh karena itu hendaknya orang tua bisa
menimbang apakah langkah mengkomunikasikan perihal hutang kepada anak menjadi
pilihan yang baik, atau malah akan menimbulkan dampak yang negatif.

2. Buat Anak Tetap Merasa Tenang

Sampaikan kondisi ini pada diskusi keluarga dalam keadaan yang tenang. Buat
anak tetap merasa aman meskipun kodisi keluarga berbeda dengan sebelumnya. Berikan
pemahaman bahwa kondisi akan berubah dan yakinkan bahwa segalanya baik-baik saja.
Sampaikan permasalahan secara transparan dengan bahasa yang mudah mereka fahami.
Yang terpenting adalah mereka dapat menangkap inti dari permasalah finansial keluarga
yang sedang mereka lalui.

Dengan penjelasan seperti itu silahkan orang tua mewajibkan penghematan


pengeluaran sehingga tidak berfoya-foya. Sebagai ganti, orang tua bisa saja mengajak
anak melakukan aktivitas lain yang menyenangkan dengan harga yang lebih murah atau
bahkan berkunjung ke tempat-tempat wisata gratis. Lakukanlah hal-hal kreatif agar anak
tetap merasa aman meskipun kondisi keuangan berubah, bukan berarti mereka tidak bisa
menikmati hidup yang menyenangkan.

3. Tarik Hikmah yang Bisa Diambil

Di balik semua masalah pasti ada hikmahnya. Kalimat itu sudah familiar di
telinga kita. Begitu pun dengan masalah perhutangan. Ada pelajaran di balik itu semua
bukan? Berbagilah hikmah wahai para orang tua kepada anak-anak kalian agar anak turut
aktif mengetahui hikmah yang bisa mereka gunakan ketika menghadapi hidup yang
sesungguhnya. Misalnya, betapa pentingnya kecerdasan dalam mengatur keuangan dan
pentingnya menabung.

Masalah finansial memang hal sensitif dan sulit untuk dikomunikasikan. Dalam
hal ini sebenarnya tidak ada cara yang salah atau pun cara yang benar. Yang terpenting
adalah bagaimana menyikapinya dengan bijak serta mengetahui kondisi anak saat itu.
Bagaimana pun juga dampak positif dari menyampaikan perihal hutang kepada anak
adalah mereka akan memiliki pola pikir yang lebih dewasa agar kelak ketika mereka
dewasa mereka mampu bersikap lebih bijak dalam mengelola keuangan agar tidak timbul
permasalahan serupa.

Anda mungkin juga menyukai