Tugas Ekonomi Lanjutan - DR Muhlis Sufri Edit PDF

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 45

KONSEP ELASTISITAS DAN PENERAPANNYA

Manusia merupakan makhluk sosial dimana manusia tidak dapat


hidup sendiri, saling membutuhkan dan saling berinteraksi satu dengan
yang lainnya untuk memenuhi kebutuhan. Kegiatan tersebut akan terus
berlangsung karena keinginan dan kebutuhan manusia akan semakin
bertambah tetapi hal itu berbanding terbalik dengan alat pemuas
kebutuhan yang terbatas.
Kegiatan menciptakan, mengirimkan, dan memenuhi kebutuhan ini
disebut kegiatan perekonomian dimana kegiatan ini merupakan suatu
bidang kegiatan manusia dalam rangka mencukupi kebutuhannya dengan
alat pemuas kebutuhan yang terbatas. Tentunya sebagai pemuas
kebutuhan,beragam masalah muncul di dalam bidang perekonomian ini.
Elastisitas merupakan salah satu konsep penting untuk memahami
beragam permasalahan di bidang ekonomi. Konsep elastisitas sering
dipakai sebagai dasar analisis ekonomi, seperti dalam menganalisis
permintaan, penawaran, penerimaan pajak, maupun distribusi
kemakmuran.
Dalam bidang perekonomian daerah, konsep elastisitas dapat
digunakan untuk memahami dampak dari suatu kebijakan. Sebagai
contoh, Pemerintah Daerah dapat mengetahui dampak kenaikan pajak
atau susidi terhadap pendapatan daerah, tingkat pelayanan masyarakat,
kesejahteraan penduduk, pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan investasi,
dan indikator ekonomi lainnya dengan menggunakan pendekatan
elastisitas. Selain itu, konsep elastisitas dapat digunakan untuk
menganalisis dampak kenaikan pendapatan daerah terhadap pengeluaran
daerah atau jenis pengeluaran daerah tertentu. Dengan kegunaannya
tersebut, alat analisis ini dapat membantu pengambil kebijakan dalam
memutuskan prioritas dan alternatif kebijakan yang memberikan manfaat
terbesar bagi kemajuan daerah.

1
Elastisitas dapat mengukur seberapa besar perubahan suatu variabel
terhadap perubahan variabel lain. Sebagai contoh, elastisitas Y terhadap
X mengukur berapa persen perubahan Y karena perubahan X sebesar 1
persen. Elastisitas Y terhadap X= % perubahan Y / % perubahan X Untuk
memudahkan pemahaman terhadap konsep tersebut, berikut ini akan
dibahas berbagai jenis elastisitas. Pembahasan elastisitas ini dijelaskan
dalam konteks pasar, yaitu antara permintaan dan penawaran barang.
Dengan memahami konsep tersebut, Pemerintah Daerah nantinya akan
mampu mengaplikasikan konsep tersebut dalam pemerintahan daerah
sesuai konteks yang dihadapi, baik dalam hal Pemerintah Daerah menjadi
penyedia barang dan jasa publik maupun dalam berbagai kondisi lainnya.
Elastisitas merupakan salah satu konsep penting untuk memahami
beragam permasalahan di bidang ekonomi. Adanya sifat perubahan
permintaan, sifat perubahan penawaran,dan harga barang menyebabkan
munculnya konsep elastisitas.
Konsep elastisitas digunakan untuk dapat lebih memahami situasi
pasar, dan untuk dapat melakukan prediksi terhadap berbagai tindakan
maupun keputusan yang diambil oleh produsen dan konsumen. Suatu
pasar kompleks memungkinkan terjadinya pergesaran sehingga barang
tersebut dapat bersifat elastis/inelastic
Elastisitas merupakan suatu indeks (bilangan) yang
menggambarkan hubungan kuantitatif antar variabel dependen dengan
variabel independen, missal antara jumlah yang diminta dengan harga
barang tersebut.
Elastisitas memiliki manfaat untuk mengetahui tingkat”kepekaan”
variabel dependen terhadap variabel yang berstatus independen. Sebagai
misal, elastisitas dapat menunjukkan tingkat sensitivitas (kepekaan)
jumlah barang yang diminta terhadap perubahan harga sebesar satu
persen. Dengan demikian seorang produsen akan dapat mengukur
seberapa jauh barang dagangannya akan berkurag (dalam %) apabila
harganya dinaikkan dengan x persen.

2
Bagi seorang pengusaha, elastisitas sangat bermanfaat untuk
dijadikan alat pertimbangan bagi pengambilan keputusan.misalnya
pengusaha tersebut mengetahui bahwa elastisitas permintaan atas
barang dagangannya bersifat issalve. Artinya pengusaha tersebut
berhadapan dengan pembeli yang issalve terhadap perubahan harga.
Dengan kata lain, ia tahu bahwa apabila ia menaikkan harga sebesar 1%,
maka konsumen akan mengurangi jumlah pembeliannya lebih dari 1%.
Oleh karena itu, maka ia akan sangat berhati-hati untuk menaikan harga,
bahkan sebaliknya ia mungkin lebih beruntung apabila memutuskan untuk
menurunkan harga saja (misal 1%), yang akan berakibat pada perubahan
(peningkatan) jumlah yang diminta lebih besar dari 1%. Dengan cara itu ia
dapat meningktkan revenue totalnya.maka dari itu,kami akan membahas
lebih lanjut tentang konsep elastisitas.
Elastisitas merupakan salah satu konsep penting untuk memahami
beragam permasalahan di bidang ekonomi. Konsep elastisitas sering
dipakai sebagai dasar analisis ekonomi, seperti dalam menganalisis
permintaan, penawaran, penerimaan pajak, maupun distribusi
kemakmuran.
Dalam bidang perekonomian daerah, konsep elastisitas dapat digunakan
untuk memahami dampak dari suatu kebijakan. Sebagai contoh, Pemerintah
Daerah dapat mengetahui dampak kenaikan pajak atau subsidi terhadap
pendapatan daerah, tingkat pelayanan masyarakat, kesejahteraan penduduk,
pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan investasi, dan indikator ekonomi lainnya
dengan menggunakan pendekatan elastisitas. Selain itu, konsep elastisitas dapat
digunakan untuk menganalisis dampak kenaikan pendapatan daerah terhadap
pengeluaran daerah atau jenis pengeluaran daerah tertentu. Dengan
kegunaannya tersebut, alat analisis ini dapat membantu pengambil kebijakan
dalam memutuskan prioritas dan alternatif kebijakan yang memberikan manfaat
terbesar bagi kemajuan daerah.
Elastisitas merupakan suatu indeks (bilangan) yang
menggambarkan hubungan kuantitatif antar variabel dependen dengan

3
variabel independen, missal antara jumlah yang diminta dengan harga
barang tersebut.
Elastisitas memiliki manfaat untuk mengetahui tingkat ”kepekaan”
variabel dependen terhadap variabel yang berstatus independen. Sebagai
misal, elastisitas dapat menunjukkan tingkat sensitivitas (kepekaan)
jumlah barang yang diminta terhadap perubahan harga sebesar satu
persen. Dengan demikian seorang produsen akan dapat mengukur
seberapa jauh barang dagangannya akan berkurang (dalam %) apabila
harganya dinaikkan dengan x persen.
Konsep elastisitas sering dipakai sebagai dasar analisis ekonomi,
seperti dalam menganalisis permintaan, penawaran, penerimaan pajak,
maupun distribusi kemakmuran. Elastisitas penawaran penting dalam
pembuatan keputusan managerial, karena tingkat elastisitas ini
menggunakan sensitivitas dari penawaran produsen terhadap perubahan
harga.
Informasi ini sangat penting bagi manager yang berada dalam
bisnis, agar mampu membuat keputusan berkaitan dengan strategi
penerapan harga produk. Salah satu pokok penting dalam fungsi
penawaran adalah derajat kepekaan atau elastisitas jumlah barang yang
ditawarkan karena terjadinya perubahan salah satu faktor yang
mempengaruhinya.
Bagi seorang pengusaha, elastisitas sangat bermanfaat untuk
dijadikan alat pertimbangan bagi pengambilan keputusan.misalnya
pengusaha tersebut mengetahui bahwa elastisitas permintaan atas
barang dagangannya bersifat issalve. Artinya pengusaha tersebut
berhadapan dengan pembeli yang issalve terhadap perubahan harga.
Dengan kata lain, ia tahu bahwa apabila ia menaikkan harga sebesar 1%,
maka konsumen akan mengurangi jumlah pembeliannya lebih dari 1%.
Oleh karena itu, maka ia akan sangat berhati-hati untuk menaikan
harga, bahkan sebaliknya ia mungkin lebih beruntung apabila
memutuskan untuk menurunkan harga saja (misal 1%), yang akan

4
berakibat pada perubahan (peningkatan) jumlah yang diminta lebih besar
dari 1%. Dengan cara itu ia dapat meningkatkan revenue totalnya.maka
dari itu,kami akan membahas lebih lanjut tentang konsep elastisitas.
Aplikasi Konsep Elastisitas
1) Dalam permintaan dan penawaran
Penerapan konsep dari elasisitas adalah untuk meramalakan apa yang
akan barang atau jasa dinaikkan pengetahuan mengenai seberapa
dampak perubaahan harga terhadap permintaan sangatlah penting.
Bagi produsen, perubahan ini digunakan sebagai pedoman seberapa
bessar ia harus mengubah harga produknya. Hal inin sngat berkaitan
dengan seberapa besar penerimaan penjualan yang akan diperoleh.
2) Penggunaan kurva permintaan untuk mengukur surplus konsumen
Surplus konsumen adalah nilai kerelaan pembeli untuk membayar
suatu barang dikurangi harga barang tersebut yang sebenarnya.
Surplus konsumen dapat dihitung dengan meencari luas daerah
dibawah kurva permintaan dan diatas harga.
3) Penggunaan kurva permintaan untuk mengukur surplus produsen
Surplus produsen adalah nilai kerelaan penjual untuk member suatu
barang dikurangi harga barang tersebut yang sebenarnya.

PENGERTIAN ELASTISITAS
Elastisitas merupakan derajat kepekaan kuantitas yang diminta
(atau ditawarkan) terhadap salah satu faktor yang mempengaruhi fungsi
permintaan (atau penawaran). Oleh karena itu, elastisitas biasanya
digunakan untuk menjelaskan respons atau perubahan kuantitas yang
diminta jika harga, pendapatan, atau faktor-faktor lainnya berubah. Derajat
kepekaan kuantitas yang diminta terhadap perubahan harga atau faktor-
faktor lainnya tersebut penting karena hal-hal tersebut mempengaruhi
kesetabilan harga –harga di pasar.
CARA MENGHITUNG ELASTISITAS
Ada dua cara menghitung elastisitas, yaitu :

5
a. Elastisitas Titik (point elasticity)

b. Elastisitas busur (art elasticity)

Elastisitas titik mengukur tingkat elastisitas pada titik


tertentu.konsep elastisitas ini digunakan bila penambahan harga yang
terjadi sedemikian kecilnya sehingga mendekati nol. Bila pembahasan
harga yang terjadi relative besar, lebih tepat bila diukur dengan elastisitas
busur.
Elastisitas dapat juga diartikan sebagai rasi yang digunakan untuk
mengukur perubahan jumlah yang diminta atau yang ditawarkan sebagai
akibat perubahan faktor yang memepengaruhi.
ELASTISITAS PERMINTAAN
Elastisitas permintaan, elastisitas harga dari permintaan dan
faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Elastisitas Harga Permintaan adalah tingkat perubahan permintaan
terhadap barang/jasa, yang diakibatkan perubahan harga barang/jasa
tersebut. Besar atau kecilnya tingkat perubahan tersebut dapat diukur
dengan angka-angka yang disebut koefisien elastisitas permintaan.
Elastisitas permintaan menunjukan persentase perubahan kuantitas
yg diminta sebagai akibat perubahan harga sebesar satu persen.
Kuantitas yg diminta dapat berubah banyak satu persen, lebih besar atau
lebih kecil. Elastisitas permintaan merupakan suatu ukuran mengenai
perubahan yg relatif pada jumla harga dengan rumus = Ed > 1.
Menurut alfered M, elastisitas dibagi menjadi 5, yaitu
 Elastis

6
 Tidak elastis
 Elastis uniter
 Tidak elastis sempurna dan
 Elastis sempurna.
Macam-macam Elastisitas Harga
Permintaan Berdasarkan nilainya, elastisitas permintaan dapat
dibedakan menjadi lima, yaitu permintaan inelastis sempurna, inelastis,
elastis uniter, elastis, dan elastis sempurna .
 Elastisitas Silang (CrossElasticity)
Elastisitas silang menunjukkan hubungan antara jumlah barang
yang diminta terhadap perubahan harga barang lain yang mempunyai
hubungan dengan barang tersebut. Hubungan tersebut dapat bersifat
pengganti, dapat pula bersifat pelengkap. Terdapat tiga macam
respons prubahan permintaan suatu barang (misal barang A) karena
perubahan harga barang lain (barang B), yaitu: positif, negatif, dan nol.
1. Elastisitas silang positif.
Peningkatan harga barang A menyebabkan peningkatan jumlah
permintaan barang B. Sebagai contoh, peningkatan harga kopi
meningkatkan permintaan terhadap teh. Kopi dan teh merupakan
dua barang yang dapat saling menggantikan (barang substitutif).
2. Elastisitas silang negatif.
Peningkatan harga barang A mengakibatkan turunnya permintaan
barang B. Sebagai contoh, peningkatan harga bensin
mengakibatkan penurunan permintaan terhadap kendaraan
bermotor. Kedua barang tersebut bersifat komplementer
(pelengkap).
3. Elastisitas silang nol.
Peningkatan harga barang A tidak akan mengakibatkan perubahan
permintaan barang B. Dalam kaus semacam ini, kedua macam
barang tidak saling berkaitan. Sebagai contoh, kenaikan harga kopi
tidak akan berpengaruh terhadap permintaan kendaraan bermotor.

7
Elastisitas harga dari permintaan adalah Suatu ukuran yg
menggambarkan sampai dimana kuantitas yg diminta akan mengalami
perubahan sebagai akibat / perubahan harga.
Faktor yg mempengaruhinya :
1) Tingkat kemampuan barang-barang lain untuk mengantiakan barang
yg bersangkutan.
2) Persentase pendapatan yg akan dibelanjakan untuk membeli barang-
barang tersebut.
3) Jangka waktu didalam mana permintaan itu dianalisis.
Adapun faktor-faktor yang memengaruhi elastisitas permintaan
yang menyebabkan terjadinya perbedaan nilai elastisitasnuya adalah
(putong, 2000)
a) Adanya barang substitusi
Barang substitusi adalah barang yang memiliki manfaat dan kegunaan
yang hampir sama dengan utamanya, misalkan jagung adalah
substitusi beras. Barang substiusi ada yang biasa ada juga yang
kadang disebut substitusi dekat. Barang substitusi dekat adalah
barang yang fungsi dan kegunaanya sama, hanya mungkin berbeda
merek, kemasan dan pelayanan, misalnya beras 64 dengan beras
menthik. Makin banyak substitusi suatu barang, makin besar
kemungkinan pembeli untuk berpindah dari barang utama seandainya
terjadi kenaikan atau penurunan harga. Secara teoritis bila suatu
barang memiliki substitusi permintaanya cenderung elastic (Ep>1). Jika
harga suatu barang naik sebesar 1% permintaanya akan turun di atas
1% dan sebaliknya.
b) Persentase pendapatan yang digunakan atau jenis barang
Seorang onsumen akan memberikan porsi yang besar dari
pendapatannya untuk membeli barang yang biasa digunakan sehari-
hari 9sudah menjadi kebutuhan). Untuk barang yang masih bisa
ditunda, porsi pendapatan untuk membeli barang tersebut kecil. Jadi
jika barang yang dimkasud adalah barang yang dibutuhkan, dengan

8
kata lain sebagaian besar pendapatan dipergunakan untuk
mendapatkan barang yang dimaksud, makin eastislah permintaanya.
c) Jangka waktu analisis / perkiraan atau pengethuan konsumen
Dalam jangka pendek terjadinya perubahan tidak secara otomatis tidak
menyebabkan terjadinya perubahan prmintaan.ini disebabkan
perubahan yang terjadi di pasar belum dikethui oleh konsumen.
Dengan demikian dalam jangka pendek permintaan cenderung tidak
elastic.
d) Tersedianya sarana kredit
Meskipun harga barang sudah diketahui naik, sedangkan pendapatan
tidak mencukupi, permintaan barang tersebut relative akan tetap bila
ada fasilitas kreditdari penjual/produsen. Sebaliknya bila harga barang
yang dimaksud turun, permintaan atas barang tersebut tidak akan naik
bila ada fasilitas kredit untuk barang substitusi. Dengan demikian bila
tetrdapat fasilitas kredit, elastisitas permintaan cendeung inelastic atau
elastis sempurna. Secara teori terdapat beberapa manfaat mengetahui
nilai elastisitas permintaan suatu barang.
e) Perpajakan
Bila diketahui bahwa permintaan atas suatu barang bersifat elastic,
pemerintah relatif tidak akan meningkatkan pungutan pajak atas
baramng tersebut. Sebaliknya bila bersifat inelastic, pemerintah
cenderung akan meningkatkan pungutan pajak atas barang yang
dimaksud.
f) Kebijakan impor
Dalam hal ini, pemerintah yan berkepentingan mengendalikan suatu
barang. Seandainya suatu Negara mengetahui tingkat elastisitas
barang yang diimpornya, akan dapat diambil suatu kebijakan baru,
apakah terus imor atau berhenti impor.
Bila elastisitas barang impor tersebut bersifat elastic yang berarti bila
harganya naik mengakibatkan persentase penurunan permintaan akan
lebih besar persentase kenaikan harganya, pemerintah akan berusaha

9
agar barang tersebut tersedia dalam jumlah yang cukup dan akan
berusaha mempertahankan kurs valuta mata uangnya relatif stabil.
Sebaliknya bila tidak elastis, dimana kenaikan harga diikuti oleh
penurunan pemintaan yang persentasenya lebih kecil dari persentase
kenaikan harga, kebijakan pemerintah adalah mempetahankan jumlah
impor tersebut dan berusaha memperkenalkan produksi dalam negeri.
g) Stategi penerapan harga atas barang
Dalam rangka menngkatakan hasil penjualan/penerimaan, produsen
akan berusaha menempuh dengan cara seoptimal mungkin agar
keuntungan tercapai. Salah satu strategi yang umumnya digunakn
adalah kebijakan harga. Secara teori bila elastisitas suatu produk yang
dijual bersifat elastis, kebijakan kenaikan harga adalah langkah yang
tidak tepat karena justru akan menurunkan penerimaan. Sebaliknya
bila inelastis permintaannya bersifat inelastis, menaikkan harga pada
tingkat yang moderat/wajar akan meningkatkan penerimaan

Menghitung elastisitas harga dari permintaan; elastisitas titik dan


elastisitas busur.
Koefisien elastisitas harga
Titik Cara menghitung Hasil perhitungan Sebutan

A Eh = EF : o oo Elastis sempurna
B Eh = EF : AB 2,5 Elastis sempurna
C Eh = CF : AC 1,3 Elastis sempurna
D Eh = DF : AD 1 Berelastisitas satu
E Eh = EF : AF 0,4 Inelastis
F Eh = o : AF 0 Inelastis sempurna

Berbagai variasi kurva permintaan.


Suatu kurva yg mengambarkan hubungan fungsional antara harga
dan jumlah barang yg diminta. Contoh :

10
Kurva permintaan dalam bentuk tabel.
Harga Jumlah yg diminta
100 50
200 40
300 30
400 20
500 10
Kurva permintaan dalam bentuk grafik
Penerimaan total dan elastisitas harga dari permintaan
Penerimaan total adalah jumlah seluruh penerimaan perusahaan
dari hasil penjualan sejumlah produk.
Elastisitas harga dari permintaan adalah Suatu ukuran yg
mengganbarkan sampai dimana kuantitas yg diminta akan mengalami
perubahan sebagai akibat / perubahan harga. Cara untuk menghitung
dirumuskan TR = P x Q
Elastisitas dan penerimaan total di sepanjang kurva permintaan linier
Cara menghitung penerimaan total dapat dilakukan dengan mengalikan
jumlah produk dengan harga jual produk per unit. Jika dirumuskan:
TR = P x Q
KET : TR = Penerimaan total perusahaan.
Q = Jumlah produk yg dihasilkan.
P = Harga jual per unit.
Elastisitas penawaran; elastisitas harga dari penawaran dan faktor-faktor
yang Mempengaruhinya
Elastisitas penawaran adalah tingkat perubahan penawaran atas barang
dan jasa yg diakibatkan karena adanya perubahan harga barang dan jasa
tersebut.
Elastisitas harga dari penawaran adalah Suatu ukuran yg mengganbarkan
sampai dimana kuantitas yg ditawarkan akan mengalami perubahan
sebagai akibat / perubahan harga.
Faktor yg mempengaruhinya:

11
1) Sifat perubahan biaya produksi.
2) Jangka waktu analisis
Penerapan konsep Elastisitas dalam permintaan dan penawaran.
Penerapan konsep dari elastisitas adalah untuk meramalkan apa yg
akan barang/jasa dinaikan pengetahuan mengenai seberapa dampak
perubahan harga terhadap permintaan sangatlah penting. Bagi produsen,
pengetahuan ini digunakan sebagai pedoman seberapa besar ia harus
mengubah harga produknya. Hal ini sangat berkaitan dengan seberapa
besar penerimaan penjualan yg akan ia peroleh.
Kebijakanpemerintah; pengendalian harga sebagai intervensi pasar
oleh
pemerintah.
Intervensi atau campur pemerintah:
1) Membuat peraturan-peraturan ekonomi.
2) Menjalankan kebijakan fiskal dan moneter.
a. Kebijakan fiskal yaitu, membuat perubahan dalam pajak dan
pembelanjaan pemerintah
b. Kebijakan moneter yaitu, mengatur penambahan penawaran
uang dan mempengaruhi penentuan suku bunga dalam
perekonomian.
3) Melakukan kegiatan ekonomi secara langsung dan tepat.
Elastisitas dan tarif pajak Macam–macam Tarif pajak
1) Progesif .
 Wajib pajak pribadi Rp 13.000.000
 Wajib pajak kawin Rp 1.200.000
 Tambahan 3 anak x @ Rp 1.200.000 Rp 3.600.000
PKP Tarif pajak
 Pendapatan sampai Rp 5.000.000 5%
 Pendapatan> Rp 25.000.000 sampai Rp 50.000.000 10%
 Pendapatan> Rp 50.000.000 sampai Rp 100.000.000 15%

12
 Pendapatan> Rp 100.000.000 sampai Rp 200.000.000 25%
Pendapatan> Rp 200.000.000 35%
2) Advalorem
3) Proposional
4) Degresif dan
5) Tarif tetap.
Penggunaan kurva permintaan untuk mengukur surplus konsumen
Surplus konsumen adalah nilai kerelaan pembeli untuk membayar
suatu barang dikurangi harga barang tersebut yg sebenarnya. Surplus
konsumen dapat dihitung dengan mencari luas daerah dibawah kurva
permintaan dan diatas harga.
Penggunaan kurva penawaran untuk mengukur surplus produsen.
Surplus produsen adalah nilai kerelaan penjual untuk memberi
suatu barang dikurangi harga barang tersebut yg sebenarnya.
Efisiensi pasar dan kegagalan pasar
Kegagalan pasar adalah Ketidakmampuan dari suatu
perekonomian pasar untuk berfungsi secara efisien dan menimbulkan
kejenuhan dalam kegiatan dan pertumbuhan perekonomian.
Hal ini terjadi pada saat pasar tidak memberikan efisiensi secara
penuh, baik pada efesiensi alokasi maupun efisiensi produktifitas serta
efesiensi sosial. Hal ini juga disebabkan ulah para spekulan yg hanya
ingin mengambil keuntungan tanpa memikirkan dampak yg
ditimbulkannya. Dan sistem pasar persaingan tidak sempurna ,yaitu pasar
monopoli dapat menyebabkan kegagalan pasar.
Cara yg paling efektif untuk mencegah terjadinya ini antara lain:
1) Penetapan regulasi persaingan sehat dari pemerinta
2) Meningkatkan skala ekonomi.
3) Mengubah ditribusi pendapatan nasional dan
4) Menetapkan batas harga pasar tertinggi dan terendah yg dilakukan
oleh pemerintah

13
contohnya : penetapan harga eceran tertinggi ( HET ) obat generik yg
dilakukan oleh pemerintah. Dikutip dari metrotvnews.com
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Elastisitas Permintaan
a) Tingkat kebutuhan
Apabila kebutuhan terhadap suatu barang sangat penting, perubahan
harga tidak mempengaruhi jumlah permintaan, maka permintaan
terhadap barang ini bersifat inelastic, sebaliknya bila kebutuhan
terhadap suatu barang kurang penting, maka permintaan bersifat
elastis.
b) Banyaknya barang pengganti yang tersedia.
Sekiranya sesuatu barang mempunyai banyak barang pengganti,
permintaanyya cenderung untuk bersifat elastis. Maksudnya,
perubahan harga yang kecil saja akan menimbulkan perubahan yang
besar terhadap permintaan. Pada waktu harga naik para pembeli akan
merasa enggan membeli barang tersebut, mereka lebih suka
menggunakan barang-barang lain sebagai penggantinya, yang
harganya tidak mengalami perubahan. Sebaliknya pada waktu harga
turun, para pembeli melihat bahwa barang tersebut lebih mudah
daripada barang-barang penggantinya dan beramai-ramai membeli
barang tersebut dan ini menyebabkan permintaannya bertambah
dengan cepat.
Permintaan terhadap barang yang tidak banyak mempunyai barang
pengganti adalah bersifat tidak elastis, karena jika harga naik para
pembelinya sukar memperoleh barang pengganti dan oleh karenanya
harus tetap membeli barang tersebut, oleh sebab itu permintaannya
tidak banyak tambahan pembeli yang pindah dan jika harga turun
permintaannya tidak banyak bertambah karena tidak banyak tambahan
pembeli yang pindah dari membeli barang yang bersaingan
dengannya. Dari uraian di atas dapatlah dibuat rumusan berikut:
semakin banyak jenis barang pengganti terhadap sesuatu barang,
semakin elastis sifat permintaannya.

14
c) Persentasi pendapatan yang dibelanjakan.
Besarnya bagian pendapatan yang digunakan untuk membeli sesuatu
barang dapat mempengaruhi elastisitas permintaan terhadap barang
tersebut/. Perhatikanlah sikap orang dalam membeli barang-barang
yang sangat murah harganya. Jika seseorang itu sudah menyukai
suatu jenis minuman ringan tertentu, kenaikan harga minuman tidak
akan banyak mempengaruhi permintaannya. Tetapi perhatikanlah
permintaan terhadap barang-barang yang agak mahal. Sebelum
memutuskan untuk membeli sesuatu orang akan membandingkan
harga dari berbagai jenis barang yang diinginkan. Perbedaan harga
dapat menyebabkan orang membatalkan untuk membeli barang dari
suatu merek tertentu dan membeli merek lain yang lebih murah. Jadi
dapat dikatakan bahwa semakin besar bagian pendapatan yang
diperlukan untuk membeli sesuatu barang, semakin elastis permintaan
terhadap barang tersebut.
d) Jangka waktu analisis.
Semakin lama jangka waktu di mana permintaan itu dianalisis, semakin
elastis sifat permintaan suatu barang. Dalam jangka waktu yang
singkat permintaan besifat lebih tidak elastis karena perubahan-
perubahan yang baru terjadi dalam pasar belum diketahui oleh
permbeli. Oleh sebab itu mereka cenderung untuk meminta barang-
barang yang biasa dibelinya walaupun harganya mengalami kenaikan.
Dengan demikian dalam jangka waktu yang lebih panjang para
pembeli dapat mencari barang pengganti yang mengalami kenaikan
harga dan ini akan banyak mengurangi permintaan terhadap barang
yang disebutkan belakangan ini. Juga dalam jangka panjang barang
pengganti mengalami perubahan dalam mutu dan desainnya dan akan
menyebabkan orang lebih mudah pindah kepada membeli barang
pengganti.

15
Ada beberapa faktor yang menentukan elastisitas harga permintaan :
1. Tersedia atau tidaknya barang pengganti di pasar
2. Jumlah pengguna/tingkat kebutuhan dari barang tersebut
3. Jenis barang dan pola preferensi konsumen
4. Periode waktu yang tersedia untuk menyesuaikan terhadap perubahan
harga/periode waktu penggunaan barang tersebut.
5. Kemampuan relatif anggaran untuk mengimpor barang
Elastisitas akan besar bilamana :
1. Terdapat banyak barang subsitusi yang baik
2. Harga relatif tinggi
3. Ada banyak kemungkinan-kemungkinan penggunaan barang lain
Elastisitas umumnya akan kecil, bilamana :
1. Benda tersebut digunakan dengan kombinasi benda lain
2. Barang yang bersangkutan terdapat dalam jumlah banyak, dan dengan
harga-harga yang rendah.
3. Untuk barang tersebut tidak terdapat barang-barang substitusi yang
baik, Dan benda tersebut sangat dibutuhkan.
ELASTISITAS PENAWARAN
A. Pengertian Elastisitas Penawaran
Berbagai persoalan yang bersifat ekonomi selalu muncul dalam
kehidupan sehari-hari baik untuk individu, perusahaan maupun
masyarakat secara keseluruhan. Persoalan ekonomi mendorong individu
atau perusahaan atau masyarakat untuk membuat keputusan terbaik
dengan cara menentukan skala prioritas. Atas dasar prinsip atau skala
prioritas, setiap individu, perusahaan atau masyarakat diharuskan memiliki
kemampuan untuk mengelola resourses untuk pemenuhan kebutuhan
akan suatu produk atau jasa dan menghindari kelangkaan. Oleh karena
itu, setiap individu, masyarakat atau perusahaan selaku produsen dan
para pelaku ekonomi lainnya harus mengetahui berbagai konsep dan teori
dalam ilmu ekonomi agar prinsip-prinsip ekonomi untuk mencapai
kesejahteraan dapat dirasakan oleh berbagai pihak.

16
Elastisitas adalah suatu pengertian yang menggambarkan derajat
kepekaan perubahan suatu variabel akibat adanya perubahan variabel
lain. Elastisitas penawaran (Elasticity of Supply) merupakan ukuran yang
menggambarkan sampai dimana kuantitas yang ditawarkan akan
mengalami perubahan sebagai akibat perubahan harga. Konsep
elastisitas merupakan konsep yang berguna untuk mengetahui sejauh
mana sifat responsif permintaan terhadap perubahan harga. Jika dalam
elastisitas permintaan yang diukur ialah ukuran berapa besar dari
kuantitas atau jumlah permintaan akibat pengaruh perubahan harga maka
dalam elastisitas penawaran yang diukur ialah pengaruh perubahan harga
terhadap kuantitas atau jumlah dari penawaran suatu produk. Ada
berbagai faktor sebenarnya yang mempengaruhi kuantitas atau jumlah
dari permintaan dan penawaran, namun harga juga merupakan faktor
terpenting yang menentukan jumlah atau kuantitas permintaan dan
penawaran tersebut. Oleh karena adanya perubahan tersebut, maka
disebutlah istilah elastis sebagai pengganti istilah perubahan tersebut
Elastisitas penawaran menunjukkan persentase perubahan
kuantitas yang ditawarkan sebagai akibat perubahan harga sebesar satu
persen (Daniel, 2002 dalam Alfianto, 2009).Dalam pengukuran elastisitas
penawaran digunakan persentase agar perbedaan satuan barang dapat
dihilangkan. Para ekonom mendefinisikan elastisitas harga penawaran
sebagai kepekaan kuantitas yang ditawarkan dari sebuah barang
terhadap harga pasarnya. Berikut beberapa pengertian elastisitas
penawaran dari para ahli diantaranya :“Elastisitas penawaran adalah
tingkat tanggapan (respons) terhadap perubahan harga. Jika harga
bergerak naik, biasanya penawaran akan meningkat.
Jika tidak meningkat, penawaran itu tidak elastis. Penawaran
dikatakan elastis jika kenaikan harga juga diikuti kenaikan
produksi”(Ralona,n.d.dalam Alfianto, 2009)“Elastisitas penawaran adalah
mengukur ketanggapan (respon) jumlah yang ditawarkan terhadap
perubahan harga komoditi itu sendiri sebagai faktor yang mempengaruhi

17
penawaran”(Nicholson, 1977dalam Alfianto, 2009)“Elastisitas harga atas
penawaran mengukur persentase perubahan jumlah yang ditawarkan
sebagai reaksi terhadap perubahan 1 persen harga barang
tersebut”(Samuelson, 1992dalam Alfianto, 2009)Secara lengkap, istilah
elastisitas penawaran (Elasticity of Supply) adalah elastisitas harga untuk
penawaran (price elasticity of supply), namun lebih sering disebut singkat
tanpa mengurangi artinya dengan elastisitas penawaran. Dapat
disimpulkan bahwa elastisitas penawaran adalah tingkat perubahan
penawaran atas barang dan jasa yang diakibatkan karena adanya
perubahan harga barang dan jasa tersebut.
Fungsi penawaran menggambarkan hubungan yang terdapat
antara harga(P) suatu barang dengan jumlah yang akan dijual (Qs).
Secara teknis, hal ini dapat dituliskan sebagai berikut :
Qs= f (P)Jika harga pasar tinggi, para penjual akan bersedia menjual lebih
banyak daripada harga rendah. Tetapi tidak setiap barang dapat segera
ditambah jumlahnya. Untuk mengukur cepat lambatnya jumlah yang
ditawarkan(Qs) disesuaikan dengan perubahan harga dan menggunakan
pengertian elastisitas penawaran (Elasticity of Supply). Adapun rumus
elastisitaspenawaran adalah sebagai berikut:Makin besar angka
elastisitas makin besar elastisitas penawaran, artinya perubahan harga
yang relatif kecil mengakibatkan perubahan jumlah yang ditawarkan relatif
besar. Elastisitas harga atau harga yang ditawarkan adalah nol bila kurva
penawaran merupakan garis vertikal (harga tidak berpengaruh pada
jumlah yang ditawarkan), tak terhingga bila kurva penawaran berbentuk
horisontal yang berarti bahwa jumlah yang ditawarkan tidak terbatas pada
harga tertentu.
Elastisitas penawaran mengukur sensitivitas dari penawaran
produk oleh produsen terhadap perubahan harga produk itu di pasar
dengan mengasumsikan faktor-faktor lain yang mempengaruhi penawaran
produkdianggap konstan dan didefinisikan sebagai rasio persentase
perubahan kuantitas produk yang ditawarkan terhadap persentase

18
perubahan harga produk itu di pasar. Elastisitas harga dari penawaran
dikatakan elastis jika nilai koefisien elastisitas (Es) harga tersebut lebih
besar dari 1, elastis unitary jika Es sama dengan 1, dan inelastis jika Es
lebih kecil dari satu (Gaspersz, 2000 dalam Alifianto) penawaran
mempunyai arti penting untuk konsumen (seperti elastisitas permintaan
penting bagi produsen). Jika penawaran inelastis, pertambahan dalam
permintaan masyarakat hanya akan dapat dilayani dengan harga yang
lebih tinggi. Sebaliknya, jika penawaran elastis, ini berarti bahwa produksi
segera dapat ditambah sehingga pertambahan permintaan masyarakat
tidak akan menaikkan harga barang
Elastisitas merupakan perbandingan perubahan yang akan terjadi
apabila satu atau hal yang lain berubah. Dalam ilmu ekonomi, elastisitas
adalah perbandingan perubahan proporsional dari sebuah variabel
dengan perubahan variable lainnya. Dengan kata lain, elastisitas
mengukur seberapa besar kepekaan atau reaksi konsumen terhadap
perubahan harga.
Dalam konsep ini hal – hal yang dapat mempengaruhi elastisitas :
1. Seberapa besar barang – barang yang menggantikan barang yang
bersangkutan
2. Seberapa besar dari pendapatan yang akan dibelanjakan untuk
membeli barang yang bersangkutan
3. Banyak tidaknya macam penggunaan barang yang bersangkutan.
Sebagaimana kita ketahui pada umumnya konsumen sensitive
terhadap perubahan harga, tetapi disisi lain produsenpun sensitive
terhadap perubahan harga. Ketika terjadi perubahan harga (baik harga
naik atau harga turun) akan mempengaruhi keputusan produsen dalam
berproduksi. Ukuran kepekaan produsen terhadap perubahan harga inilah
yang disebut dengan Elastisitas Harga dari Penawaran atau sering
disebut Elastisitas Penawaran. Elastisitas penawaran (Es) diartikan
sebagai derajat kepekaan perubahan kuantitas barang yang ditawarkan
yang disebabkan karena perubahan harga barang itu sendiri. Pengertian

19
lain, Elastisitas penawaran sering diartikan sebagai perbandingan
persentase perubahan kuantitas barang yang ditawarkan dengan
persentase perubahan harga barang itu sendiri.
Untuk mengukur besar/kecilnya tingkat perubahan tersebut diukur
dengan angka-angka yang disebut koefisien elastisitas
penawaran.Adapun yang dimaksud koefisien elastisitas penawaran
adalah angka yang menunjukkan perbandingan antara perubahan jumlah
barang yang ditawarkan dengan perubahan harganya.

B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Elastisitas Penawaran


Ada dua faktor yang dikatakan sangat penting didalam menentukan
elastisitas penawaran, yaitu :
1. Kemampuan penjual/produsen merubah jumlah produksi
Ini berkaitan dengan biaya dan kapasitas produksi. Penawaran
akan cenderung tidak elastis apabila salah satu dari hal-hal berikut
terjadi :
 Biaya produksi untuk menaikkan jumlah penawaran besar.
Misalnya jika produksi saat ini telah mencapai skala ekonomis
dan biaya rata-rata minimal, maka penambahan satu unit
produksi akan menambah biaya rata-rata dan mengakibatkan
produksi berada dalam skala tidak ekonomis.
 Kapasitas produksi telah terpakai penuh, sehingga penambahan
kapasitas akan memerlukan pabrik/mesin baru, misalnya, yang
membutuhkan investasi besar. Sementara penawaran akan
cenderung elastis jika yang terjadi adalah sebaliknya.
2. Jangka waktu analisis.
Elastisitas penawaran juga tergantung kepada waktu, apabila harga
berubah, para ahli ekonomi membedakan tiga waktu atau masa
bagi produsen dalam rangka menyesuaikan jumlah barang yang
akan ditawarkan dengan perubahan harga tersebut. Adapun tiga
waktu tersebut adalah:

20
1. Immediate Run/ Momentary Period/ Market Period,
Suatu priode waktu yang sangat pendek, dimana jumlah barang
yang terdapat dipasar tidak dapat dirubah, yaitu hanya
sebanyak yang ada dipasar. Dalam waktu satu/beberapa hari
saja semua input tetap. Oleh karena itu, para produsen/penjual
tidak dapat segera menambah jumlah yang ditawarkan,
meskipun konsumen bersedia membayar harga yang tinggi.
Jumlah barang yang ditawarkan tergantung dari banyaknya
persediaan yang ada pada saat itu. Pada jangka waktu yang
sangat singkat, penjual/produsen tidak dapat menambah
penawarannya, sehingga penawaran menjadi tidak elastis
sempurna.
2. The short run,
Diartikan jangka waktu yang cukup untuk memungkinkan para
produsen menambah jumlah produksinya dengan jalan
menambah input variabel (dengan bekerja lebih keras/lama,
mempergunakan lebih banyak bahan dsb). Tetapi tidak cukup
lama untuk memperbesar kapasitas produksi yang ada (areal
pertanian, modal tetap seperti bangunan pabrik, mesin-mesin,
dll). Dalam keadaan demikian penawaran dapat elastis, dapat
juga inelastis, tergantung jenis barang dan proses produksinya.
Kapasitas produksi tidak dapat ditambah dalam jangka pendek,
namun perusahaan masih dapat menaikkan produksi dengan
kapasitas yang tersedia dengan memanfaatkan faktor-faktor
produksi yang ada. Hasilnya, penawaran dapat dinaikkan dalam
prosentase yang relatif kecil, sehingga penawaran tidak elastis.
3. The long run,
Adalah suatu priode waktu yang sangat panjang bagi
perusahaan baru untuk masuk kedalam pasar dan bagi
perusahaan lama untuk membuat perencanaan untuk
mengembangkan perusahaan yang lebih memungkinkan untuk

21
menyesuaikan diri dengan perubahan harga, bentuk kurva
penawarannya lebih elastis. Dalam jangka waktu yang cukup
lama tersebut para produsen dapat menambah kapasitas
produksi dengan menambah modal tetap (pabrik baru, mesin-
mesin, perluasan areal pertanian, dsb) untuk menyesuaikan
produksi dengan permintaan masyarakat.Makin lama jangka
waktu, makin elastis penawaran.Dalam jangka panjang,
perkembangan teknik produksi di sektor industri dan produksi
secara besar-besaran malah dapat menyebabkan harga turun,
sehingga barang-barang yang dulu dipandang barang mewah
dan mahal menjadi barang kebutuhan biaya yang terbeli juga
oleh orang banyak (misalnya, radio transistor, kalkulator, dsb).
Produksi dan jumlah penawaran barang lebih mudah dinaikkan
dalam jangka panjang, sehingga penawaran lebih bersifat
elastis.
Selain itu juga terdapat faktor lain yang mempengaruhi
elastisitas penawaran yaitu Stok persediaan dan Kemudahan
substitusi faktor produksi/input.
 Stok persediaan. Semakin besar persediaan, semakin elastis
persediaan. Ini karena produsen dapat segera memenuhi
kenaikan permintaan dengan persediaan yang ada.
 Kemudahan substitusi faktor produksi/input.Semakin tinggi
mobilitas mesin (atau kapital lainnya) dan tenaga kerja,
semakin elastis penawaran. Semakin elastis mobilitas kapital
dan tenaga kerja, semakin mudah produsen memenuhi
perubahan permintaan yang terjadi. Ini karena kapital dan
tenaga kerja ebih fleksibel, sehingga dapat ditambah atau
dikurangi sewaktu-waktu dibutuhkan.
Jenis-jenis Elastisitas Penawaran
Berdasarkan besar kecilnya tingkat koefisien elastisitas penawarannya,
elastisitas penawaran dapat dibedakan menjadi 5 (lima) macam yaitu:

22
a. Penawaran Inelastis Sempurna (Es = 0)
Penawaran Inelastis Sempurna terjadi jika tidak ada perubahan
jumlah yang ditawarkan meskipun ada perubahan harga, atau ΔQs =
0, meskipun ΔP ada. Secara matematis %ΔQs = 0, berapapun
perubahan dalam %ΔP. Dengan kata lain perubahan harga sebesar
apapun sama sekali tidak berpengaruh terhadap jumlah yang
ditawarkan. Kasus penawaran inelastis dalam kenyataan agak sulit
ditemui dalam kehidupan sehari-hari, kalaupun ada biasanya pada
produk/barang-barang hasil pertanian misalnya jumlah produksinya
sudah tidak mungkin ditambah atau sulit ditambah walaupun harga
terus-menerus menaik. Sebagai contoh nya yaitu jumlah penawaran
kelapa di suatu daerah ketika musim kemarau sangat sedikit dan
tergantung/dipengaruhi dari faktor alam, walaupun harga tinggi maka
jumlah yang ditawarkan tetap relatif terbatas.

b. Penawaran Inelastis (Es < 1)


Penawaran Inelastis kalau perubahan harga kurang begitu
berpengaruh terhadap perubahan kuantitas barang yang ditawarkan.
Dengan kata lain kalau persentase perubahan jumlah yang ditawarkan
relatif lebih kecil dibanding persentase perubahan harga. Secara
matematis %ΔQs < %ΔP. Penawaran Inelastis atau sering disebut
Penawaran yang tidak peka terhadap harga, misal harga berubah naik
10% maka perubahan penawarannya akan naik kurang dari 10%.
Elatisitas penawaran kurang dari satu biasanya terjadi pada barang-

23
barang hasil pertanian, karena barang-barang produk pertanian tidak
mudah untuk menambah atau mengurangi produksinya dalam jangka
pendek.

c. Penawaran Elastis Uniter (Es = 1)


Penawaran Elastis Uniter kalau perubahan harga pengaruhnya
sebanding terhadap perubahan kuantitas barang yang ditawarkan.
Dengan kata lain persentase perubahan jumlah yang ditawarkan sama
dengan persentase perubahan harga. Jadi kalau harga berubah turun
sebesar 10% maka kuantitas yang ditawarkan juga akan berubah
dalam hal ini akan turun sebesar 10%. Demikian juga kalau harga naik
10% maka jumlah barang yang dtawarkan akan naik sebesar 10%.
Secara matematis %ΔQd = %ΔP. Penawaran yang elastis uniter atau
elastis proporsional atau Es tepat = 1 sulit ditemukan dalam kehidupan
sehari-hari, kalaupun terjadi sebenarnya hanyalah secara kebetulan.

24
d. Penawaran Elastis (Es > 1)
Penawaran Elastis kalau perubahan harga pengaruhnya cukup
besar terhadap perubahan kuantitas barang yang ditawarkan. Dengan
kata lain persentase perubahan jumlah yang ditawarkan relatif lebih
besar dari persentase perubahan harga. Jadi kalau harga turun 10%
maka kuantitas barang yang ditawarkan akan mengalami penurunan
lebih dari 10%, dan sebaliknya kalau harga naik 10% maka kuantitas
barang yang ditawarkan akan mengalami kenaikkan lebih dari 10%.
Secara matematis %ΔQd > %ΔP. Penawaran yang elastis atau peka
terhadap harga (Es >1) dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari
biasanya terjadi pada barang hasil industri yang mudah ditambah atau
dikurangi produksinya.

e. Penawaran Elastis Sempurna (Es = ∞ )

Penawaran Elastis Sempurna terjadi jika ada perubahan jumlah yang


ditawarkan meskipun tidak ada perubahan harga, atau ΔQs = Ada

25
perubahan, meskipun ΔP = 0. Secara matematis %ΔQs = Ada, %ΔP =
0.Kasus penawaran elastis sempurna terjadi pada bila penawaran
suatu barang dapat berubah-ubah meskipun harga barang tersebut
tetap. Contoh kasus ini bisa terjadi pada berbagai produk, yang jelas
kalau penawaran akan produk tersebut bisa berubah-ubah walaupun
harga produk itu tetap, sehingga kurva penawarannya sejajar dengan
sumbu X atau Q.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Elastisitas Penawaran 1. Sifat
ketahanan barang Apabila suatu barang tidak tahan lama (mudah
rusak/membusuk) seperti halnya hasil-hasil pertanian, maka barang
tersebut cenderung memiliki penawaran yang inelastis. Barang
tersebut biasanya tidak terlalu sensitif terhadap perubahan harga.
Sebagai contoh, peningkatan harga sayuran tidak serta merta
mengakibatkan perubahan (kenaikan) jumlah barang yang ditawarkan.
Biaya dan kemudahan penyimpanan barang Barang dengan biaya
penyimpanan yang mahal cenderung memiliki derajat elastisitas
penawaran yang rendah . Waktu Dalam jangka pendek, penawaran
cenderung inelastis karena tidak mudah bagi produsen untuk
menyesuaikan jumlah barang yang ditawarkan secara cepat sebagai
respon dari perubahan harga. Sementara itu, dalam jangka panjang,
penawaran akan lebih responsif terhadap perubahan harga sehingga
penawarannya lebih elastis. Sifat alamiah suatu barang Produk-
produk primer memiliki elastisitas yang rendah (inelastis) dibandingkan
dengan produk-produk manufaktur yang memiliki elastisitas penawaran
yang tinggi (elastis) relatif terhadap perubahan harga. Pengukuran
elastisitas penawaran dapat dilakukan dengan menggunakan
persamaan berikut. (a) Perubahan jumlah yang ditawarkanPerubahan
hargaElastisitas =÷Jumlah yang ditawarkan mula - mula Harga mula -
mula(b) Persentase perubahan jumlah yang ditawarkanElastisitas
=Persentase perubahan harga.
Faktor Penentu Elastisitas Penawaran\

26
Ada dua faktor yang sangat penting dalam menentukan elastisitas
penawaran, yaitu :
1. Kemampuan penjual/produsen merubah jumlah produksi.
Ini berkaitan dengan biaya dan kapasitas produksi. Penawaran
akan cenderung tidak elastis apabila salah satu dari hal-hal berikut
terjadi :
- Biaya produksi untuk menaikkan jumlah penawaran besar.
Misalnya jika produksi saat ini telah mencapai skala ekonomis
dan biaya rata-rata minimal, maka penambahan satu unit
produksi akan menambah biaya rata-rata dan mengakibatkan
produksi berada dalam skala tidak ekonomis.
- Atau kapasitas produksi telah terpakai penuh, sehingga
penambahan kapasitas akan memerlukan pabrik/mesin baru,
misalnya, yang membutuhkan investasi besar.
Sementara penawaran akan cenderung elastis jika yang terjadi
adalah sebaliknya.
2. Jangka waktu analisis.
 Pengaruh waktu analisis terhadap elastisitas penawaran
dibedakan menjadi tiga : Jangka waktu yang sangat singkat.
Pada jangka waktu yang sangat singkat, penjual/produsen tidak
dapat menambah penawarannya, sehingga penawaran menjadi
tidak elastis sempurna.
 Jangka pendek. Kapasitas produksi tidak dapat ditambah dalam
jangka pendek, namun perusahaan masih dapat menaikkan
produksi dengan kapasitas yang tersedia dengan
memanfaatkan faktor-faktor produksi yang ada. Hasilnya,
penawaran dapat dinaikkan dalam prosentase yang relatif kecil,
sehingga penawaran tidak elastis.
 Jangka panjang. Produksi dan jumlah penawaran barang lebih
mudah dinaikkan dalam jangka panjang, sehingga penawaran
lebih bersifat elastis.

27
3. Stok persediaan.
Semakin besar persediaan, semakin elastis persediaan. Ini karena
produsen dapat segera memenuhi kenaikan permintaan dengan
persediaan yang ada.
4. Kemudahan substitusi faktor produksi/input.
Semakin tinggi mobilitas mesin (atau kapital lainnya) dan tenaga
kerja, semakin elastis penawaran. Semakin elastis mobilitas kapital
dan tenaga kerja, semakin mudah produsen memenuhi perubahan
permintaan yang terjadi. Ini karena kapital dan tenaga kerja ebih
fleksibel, sehingga dapat ditambah atau dikurangi sewaktu-waktu
dibutuhkan.
Penafsiran terhadap elastisitas penawaran adalah sebagai berikut :

28
Dari pembahasan di atas dapaat disimpulkan bahwa Elastisitas
penawaran adalah tingkat perubahan penawaran atas barang dan jasa
yang diakibatkan karena adanya perubahan harga barang dan jasa
tersebut. Makin besar angka elastisitas makin besar elastisitas
penawaran, artinya perubahan harga yang relatif kecil mengakibatkan
perubahan jumlah yang ditawarkan relatif besar.
Elastisitas penawaran menggambarkan pengaruh dari harga suatu
barang terhadap jumlah yang akan dijual. Jika kenaikan harga barang
dibarengi dengan peningkatan barang yang ditawarkan maka kejadian
penawaran ini disebut dengan elastis. Akan tetapi pada sebaliknya, jika
peningkatan harga tidak diikuti dengan adanya peningkatan barang yang
ditawarkan maka kejadian penawarannya disebut dengan
inelastis.Elastisitas penawaran dapat dibedakan menjadi 5 macam, yaitu :
Penawaran elastisitas sempurna, Penawaran elastis, Penawaran dengan
elastisitas uniter, Penawaran tidak elastis (Inelastic), Penawaran inelastic
sempurna.
Dalam perhitungan elastisitas supplyada beberapa rumusyang
digunakan, yaitu: elastisitas poin (Point Elasticity), elastisitas busur (Arc
Elasticity), elastisitas kumulatif,dan metode midpoint.Ada dua faktor yang
mempengaruhi elastisitas penawaran, yaitu: sifat dari perubahan biaya
produksi dan jangka waktu dimana penawaran tersebut dianalisis. Selain
itu ada beberapa faktor lain yang bisa mempengaruhi elastisitas
penawaran, yaitu:jenis produk,kemampuan penjual/produsen merubah
jumlah produksi,sifat ketahanan barang,sifat alamiah suatu barang,tingkat
teknologi,kapasitas produksi,jumlah produsen,kemudahan substitusi faktor
produksi/input.
ELASTISITAS HARGA
Merupakan perubahan persentase jumlah permintaan barang
akibat akibat kenaikan 1% pada harga baran tersebut. Dengan
menyatakan jumlah dan harga yang masing-masing dengan Q dan P,

29
maka elastisitas permintaan karena harga dapat dinyatakan sebagai
berikut:

Ep= dimana % berarti persentase perubahan pada Q dan %

berarti perubahan persentase pada P. perubahan persentase pada


suatu varibael hanyalah perubahan mutlak pada variable tersebut dibagi
dengan tingkat dasar variable tersebut. Jadi elastisitas permintaan karena
harga dapat juga dinyatakan sebagai berikut:
Ep= .

Elastisitas permintaan karena harga biasanya merupakan bilangan


yang negatif. Jika harga suatu barang naik, jumlah permintaan turun, jadi
adalah negative, begitu juga Ep. Kadang-kadang merujuk pada

besarnya elastisitas harga, yaitu ukuran mutlaknya. Misalkan Ep= -2 akan


dikatakan bahwa magnitude elastisitas adaah 2 (Robert pindyck, 2009).
Kriteria sifat elastisitas harga(Ep):
a. Jika Ep=1 disebut unitary adalah bila harga mengalami perubahan
sebesar 1% akan member pengaruh jumlah yang diminta berubah
sebesar 1%
b. Jika Ep<1 disebut inelastic berarti bila harga mengalami perubahan
sebesar 1% akan member pengaruh perubahan jumlah yang diminta
berubah lebih kecil dari 1%.
c. Jika Ep>1 disebut elastisitas berarti bila harga mengalami perubahan
sebesar 1% akan member pengaruh jumlah yang dimnta lebih besar
dari 1%.
d. Jika Ep=0 disebut inelastic sempurna berarti permintaan tidak tanggap
terhadap perubahan harga atau berapapun harganya, jumlah yang
diminta tetap.

30
e. Jika Ep= tidak terhingga disebut elastic sempurna berarti konsumen
mempunyai kemampuan untuk membeli berapapun jumlah barang
yang ditawarkan oleh produsen pada tingkat harga tertentu.1[2]

Macam-macam Elastisitas Harga


Permintaan Berdasarkan nilainya, elastisitas permintaan dapat
dibedakan menjadi lima, yaitu permintaan inelastis sempurna, inelastis,
elastis uniter, elastis, dan elastis sempurna .
Elastisitas Silang (Cross Elasticity)
Elastisitas silang menunjukkan hubungan antara jumlah barang
yang diminta terhadap perubahan harga barang lain yang mempunyai
hubungan dengan barang tersebut. Hubungan tersebut dapat bersifat
pengganti, dapat pula bersifat pelengkap. Terdapat tiga macam respons
prubahan permintaan suatu barang (misal barang A) karena perubahan
harga barang lain (barang B), yaitu: positif, negatif, dan nol.
1. Elastisitas silang positif. Peningkatan harga barang A menyebabkan
peningkatan jumlah permintaan barang B. Sebagai contoh,
peningkatan harga kopi meningkatkan permintaan terhadap teh. Kopi
dan teh merupakan dua barang yang dapat saling menggantikan
(barang substitutif).

31
2. Elastisitas silang negatif. Peningkatan harga barang A
mengakibatkan turunnya permintaan barang B. Sebagai contoh,
peningkatan harga bensin mengakibatkan penurunan permintaan
terhadap kendaraan bermotor. Kedua barang tersebut bersifat
komplementer (pelengkap).
3. Elastisitas silang nol. Peningkatan harga barang A tidak akan
mengakibatkan perubahan permintaan barang B. Dalam kaus
semacam ini, kedua macam barang tidak saling berkaitan. Sebagai
contoh, kenaikan harga kopi tidak akan berpengaruh terhadap
permintaan kendaraan bermotor.
Elastisitas harga dari permintaan adalah Suatu ukuran yg
mengganbarkan sampai dimana kuantitas yg diminta akan mengalami
perubahan sebagai akibat / perubahan harga.
Faktor yg mempengaruhinya :
1) Tingkat kemampuan barang-barang lain untuk mengantiakan barang
yg bersangkutan.
2) Persentase pendapatan yg akan dibelanjakan untuk membeli barang-
barang tersebut.
3) Jangka waktu didalam mana permintaan itu dianalisis.
Penerapan Analisis Elastisitas
Konsep elastisitas dapat diimplementasikan secara luas dalam
bidang keuangan daerah. Berikut ini akan dipaparkan beberapa contoh
penggunaan konsep elastisitas yang biasa digunakan dalam cabang
ekonomi publik, terutama mengenai dampak pemungutan pajak dan
program subsidi yang dilakukan oleh pemerintah. Pajak Diasumsikan
bahwa produksi mobil memiliki struktur biaya tetap sehingga kurva
penawaran mobil sejajar dengan sumbu horisontal sebagaimana terlihat
dalam Gambar 11. Sebelum dikenakan pajak penjualan, harga mobil
sebesar P dan keseimbangan terjadi pada kuantitas mobil Q1 (titik potong
kurva penawaran S dengan kurva permintaan D). Setelah produksi mobil
dikenakan pajak penjualan dengan tarif t, maka kurva penawaran S

32
bergeser ke atas menjadi S’ dengan tingkat harga (1 + t) P. Kenaikan
kurva penawaran tersebut mengakibatkan keseimbangan pasar terjadi
pada kuantitas mobil yang lebih kecil, sebesar Q2. Penerimaan
pemerintah dari pajak penjualan mobil sebesar area abeIc. Akibat adanya
pajak penjualan sebesar t, harga mobil yang mula-mula P naik menjadi (1
+ t) P yang berarti konsumen membayar mobil dengan harga yang lebih
tinggi. Karena kurva penawaran sejajar dengan sumbu datar (elastis
sempurna) maka sebenarnya seluruh beban pajak ditanggung oleh
konsumen, meskipun yang membayar pajak penjealan kepada pemerintah
adalah produsen. Jadi produsen mobil yang selaku pihak wajib pajak
dapat menggeserkan beban pajak penjualan kepada konsumen dengan
cara menaikkan harga penjualan. Jumlah surplus konsumen dengan
penerimaan pajak sebesar area aeId, sedangkan jumlah surplus
konsumen mula-mula sebesar area aed. Dalam hal ini, produsen
menggeser seluruh beban pajak kepada konsumen karena surplus
konsumen berkurang. Sementara itu selisih area sebesar beeI yang tidak
diterima oleh siapapun yang merupakan kerugian akibat pengenaan pajak
yang umum disebut sebagai excess burden (Gambar 11).

33
Apabila kurva penawaran tidak sejajar dengan sumbu datar
maupun sumbu tegak, maka produsen dapat menggeserkan sebagian
beban pajak kepada konsumen, seperti yang terlihat pada Gambar.
Sebelum adanya pajak, keseimbangan terjadi di titik e, yaitu pada
tingkat harga P1 dan jumlah produksi sebesar Q1 mobil per tahun.
Adanya pajak menyebabkan kurva penawaran bergeser ke kiri atas,
sehingga keseimbangan baru terjadi di titik e’. Keseimbangan baru
tersebut tercapai pada tingkat harga P2 dengan kuantitas sebesar Q2.
Jarak eIb menunjukkan besarnya pajak yang dikenakan pada setiap
barang yang dihasilkan. Awalnya, surplus konsumen adalah sebesar ged
dan karena pengenaan pajak berkurang menjadi ce’d.
Sementara itu, surplus produsen pada awalnya adalah sebesar gef
lalu berubah menjadi ce’g. Penerimaan pajak oleh pemerintah sebesar
area abeIc dimana produsen menanggung pajak sebesar abhg dan
konsumen menanggung pajak sebesar gheIc.

Dari Gambar dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin elastis kurva


penawaran (dengan asumsi kurva permintaan tetap), maka semakin besar
beban pajak yang dapat digeserkan oleh produsen kepada konsumen.

34
Sebaliknya, semakin tidak elastis kurva Jumlah mobil per tahun Q1 Q2 P1
S S’ D a c e’ e P2 P3 Gambar 12 Ilustrasi Kebijakan Pajak Harga mobil
per unit Gambar 11 Ilustrasi Kebijakan Pajak (1+t) P Penerimaan pajak
Excess burden pajakJumlah mobil per tahun Q1 Q2 P S S’ D a b c e’ e d b
Harga mobil per unit g h d f penawaran suatu barang, akan semakin kecil
kemampuan produsen untuk menggeserkan beban pajak kepada
konsumen. Dari sisi kurva permintaan, semakin elastis kurva permintaan
suatu barang, semakin kecil beban pajak yang dapat digeserkan oleh
produsen kepada konsumen. Sebaliknya, semakin tidak elastis kurva
permintaan barang tersebut, semakin besar beban yang dapat digeserkan
oleh produsen kepada konsumen.
SUBSIDI
Subsidi komoditas telah menjadi bagian yang penting dalam sistem
fiskal di banyak negara, termasuk Indonesia. Subsidi disebut pula sebagai
pajak negatif (negative tax). Seperti halnya pajak, subsidi dapat
menimbulkan excess burden. Untuk mengilustrasikan dampak subsidi
terhadap kesejahteraan masyarakat dapat dilihat pada Gambar dengan
mengambil contoh pemberian subsidi pada komoditas makanan pokok
beras. Diasumsikan bahwa permintaan beras mengikuti garis permintaan
D. Penawarannya diasumsikan elastis sempurna mengikuti garis
horisontal S. Dengan kurva penawaran S dan kurva permintaan D,
menghasilkan tingkat keseimbangan e yang berarti bahwa pada tingkat
harga P maka kuantitas barang yang diminta sebesar B1. Misalkan harga
beras H di pasaran dianggap terlalu mahal oleh pemerintah, maka
pemerintah memberikan subsidi terhadap barang tersebut agar seluruh
masyarakat terutama masyarakat yang tergolong miskin dapat memenuhi
kebutuhan primernya. Subsidi yang dilakukan pemerintah tersebut
menyebabkan kurva penawaran S bergeser ke bawah menjadi S’ dan
harga beraspun turun menjadi (1-s) P.
Dengan penurunan harga tersebut akan meningkatkan kuantitas
beras yang diminta menjadi B2. Jika tujuan pemerintah melakukan subsidi

35
adalah meningkatkan jumlah konsumsi maka program tersebut telah
sukses dilakukan.
Namun jika tujuan kebijakan adalah memaksimisasi kemakmuran,
maka kebijakan tersebut harus dilihat lebih komprehensif lagi. Sebelum
diberi subsidi, surplus konsumen sebesar mne dan setelah diberi subsidi
menjadi mqe’. Keuntungan yang diperoleh konsumen meningkat sebesar
qe’en.
Dalam kasus ini, manfaat subsidi sepenuhnya dinikmati oleh
konsumen. Meskipun demikian, jika melihat biaya yang dikeluarkan untuk
program subsidi sebesar qe’vn, maka dapat disimpulkan bahwa biaya
program subsidi dalam kenyataannya melebihi manfaat yang dihasilkan

Apabila kurva penawaran lebih elastis daripada kurva permintaan,


maka bagian dari subsidi tersebut yang dapat dinikmati oleh produsen
akan semakin besar dan semakin besar pertambahan jumlah barang yang
dapat ditawarkan oleh produsen. Sebaliknya, apabila Harga beras per kg
Excess Kuantitas beras per tahun B2 B1 (1-s) P P S’ S D e e’ m n q v
Gambar Ilustrasi Kebijakan Subsidi
Kurva permintaan lebih elastis dibandingkan kurva penawarannya,
maka akan semakin besar bagian subsidi yang dapat diterima oleh

36
konsumen dan semakin kecil pertambahan jumlah barang yang dapat
diproduksi oleh konsumen. Beberapa Aplikasi Analisis Elastisitas
Penerapan analisis elastisitas di bidang ekonomi dapat ditemui dengan
berbagai bentuk variasinya. Beberapa studi tentang elastisitas dan hasil
interpretasinya dapat dilihat sebagai berikut:
1) Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah (PAD) seharusnya sensitif
terhadap kenaikan Produk Domestik Regional Broto (PDRB). Namun
demikian, analisis elastisitas PAD terhadap PDRB yang dilakukan oleh
Bappenas (2003) pada pemerintah propinsi menunjukkan bahwa
hanya 12 provinsi (41,37 %) yang mempunyai nilai elastisitas ≥ 1 (lebih
dari satu). Hal ini menunjukkan bahwa setiap terjadi perubahan PDRB
akan memberikan dampak yang positif dan signifikan terhadap PAD
pada kedua belas provinsi tersebut. Sementara di 17 provinsi lain
(58,62%), perubahan PDRB-nya tidak cukup mempengaruhi
peningkatan PAD. Bagi daerah dengan elastisitas < 1 (kurang dari
satu), patut diduga bahwa nilai tambah PDRB-nya lebih banyak keluar
dari daerah tempat kegiatan perekonomian tersebut diselenggarakan.
2) Hutasuhut et al. pada tahun 2001 . memfokuskan penelitian pada
permintaan daging sapi dan ayam di wilayah DKI Jakarta dan Jawa
Barat periode 1990-1996. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
elastisitas pengeluaran terhadap daging sapi maupun daging ayam
adalah positif. Hal tersebut mengisyaratkan terjadinya peningkatan
permintaan terhadap kedua jenis barang tersebut ketika penghasilan
konsumen meningkat. Namun demikian, elastisitas pengeluaran atas
daging sapi bernilai kurang dari satu (inelastis), sedangkan elastisitas
pengeluaran atas daging ayam bernilai lebih dari satu (elastis).
Sementara itu, elastisitas silang antara kedua kelompok barang
bernilai positif yang berarti kedua barang bersifat substitutif.

37
Dari hasil penelitian tersebut, Hutasuhut et al. (2001) menyarankan
kepada pemerintah Indonesia untuk memperkuat industri unggas
domestik. Hal tersebut dikarenakan permintaan daging ayam cenderung
memiliki tingkat responsivitas yang tinggi dibandingkan dengan
permintaan daging sapi. Konsumen lebih cepat mengadaptasi jumlah
konsumsi daging ayam jika terjadi perubahan harga.
Fisher dalam bukunya yang berjudul ”State and Local Public
Finance” . membahas mengenai elastisitas harga dan elastisitas
penghasilan menyangkut barang publik yang dihasilkan pemerintah lokal
dan barang non-public. Koefisien-koefisien elastisitas tersebut merupakan
rangkuman dari peneliti-peneliti sebelumnya, yang meliputi penelitian
Inman (1979), Kohler (1982), dan Suits (1979). Besarnya koefisien
elastisitas harga dan elastisitas penghasilan mengenai barang publik dan
barang privat dapat dilihat pada Tabel .

38
Elastisitas harga berada pada rentang -0,25 s.d. -0,50 yang
mengindikasikan elastisitas harga permintaan yang sangat inelastis. Di
antara pelayanan publik pemerintah daerah, permintaan untuk pendidikan
relatif lebih inelastis dibandingkan dengan pelayanan publik lainnya.
Permintaan pelayanan publik memiliki tingkat elastisitas harga yang
serupa dengan permintaan barang non-publik seperti kopi, tembakau,
alkohol, dan listrik.
Pelayanan yang disediakan oleh Pemerintah Daerah maupun pusat
dipandang oleh masyarakat sebagai kebutuhan dasar, sama halnya
dengan kebutuhan makanan pokok. Karena dipandang sebagai
kebutuhan pokok maka tidak mengherankan jika layanan dasar
pemerintah memiliki elastisitas harga permintaan yang inelastis.
Kenyataan bahwa pelayanan Pemerintah Daerah dan Pemerintah
Pusat cenderung memiliki elastisitas harga yang inelastis, tentunya
memiliki implikasi kebijakan yang penting. Dikarenakan konsumsi barang
publik tidak terlalu sensitif terhadap harga, maka jika harga jasa tersebut
naik (karena meningkatnya biaya penyediaan barang),
konsumen/masyarakat tidak akan terlalu mengurangi konsumsi barang

39
tersebut secara signifikan. Dari Tabel terlihat pula bahwa sebenarnya
barang publik secara rata-rata keseluruhan merupakan barang normal
(koefisien elastisitas penghasilan positif kurang dari satu). Hal tersebut
mengindikasikan bahwa jika penghasilan masyarakat meningkat (asumsi
harga tetap) maka kecenderungan permintaan terhadap barang tersebut
ikut meningkat. Permintaan layanan tempat parkir dan rekreasi memiliki
elastisitas penghasilan yang elastis, sehingga kenaikan penghasilan
masyarakat akan meningkatkan permintaan pelayanan tersebut dalam
jumlah lebih besar
4. Elastisitas Pendapatan per Kapita terhadap Investasi

Pada dasarnya perhitungan dalam Tabel dapat dilakukan untuk


data tahun tertentu saja. Akan tetapi, penggunaan angka beberapa tahun
dapat memberikan informasi yang lebih pasti sebagai pertimbangan dalam
pengambilan keputusan. Tabel 6 menunjukkan bahwa elastisitas
pendapatan per kapita Provinsi DI Yogyakarta terhadap perubahan
investasi relatif kecil. Rata-rata besarnya elastisitas DI Yogyakarta pada
tahun 2000 sampai dengan 2004 adalah sebesar 0,537. Hal ini berarti
secara rata-rata selama empat tahun terakhir, pertumbuhan investasi
Provinsi Di Yogyakarta sebesar satu persen dapat mendorong
pertumbuhan PDRB per kapita Provinsi DI Yogyakarta sebesar 0,537
persen.
Simulasi tersebut dapat dijadikan masukan dalam penyusunan
strategi yang dapat diambil oleh Pemerintah Provinsi DI Yogyakarta untuk
meningkatkan pendapatan per kapita masyarakatnya. Berdasarkan hasil

40
simulasi di atas dapat dikalkulasi bahwa apabila Pemerintah DI
Yogyakarta bermaksud untuk meningkatkan PDRB per kapita, misalnya
sebesar sebesar 5 persen, maka perlu peningkatan investasi sekitar 9,31
persen.
Penggunaan Konsep Elastisitas dalam Perumusan Kebijakan di
Daerah
Konsep elastisitas dapat digunakan untuk beragam kebutuhan
analisis di daerah. Terkait kebijakan pembiayaan daerah, konsep
elastisitas dapat berguna dalam menentukan sektor mana atau aktivitas
mana yang dapat memberikan hasil yang paling signifikan atau yang
menimbulkan biaya paling minimal. Dengan demikian, tidak terjadi
pemborosan pembiayaan dan efisiensi pembiayaan daerah dapat tercipta.
Dalam penyediaan pelayanan publik di daerah,
Pemerintah dapat menggunakan analisis elastisitas untuk
mengetahui seberapa besar dampak peningkatan pengeluaran publik di
suatu sektor terhadap peningkatan penerimaan (pajak dan retribusi)
sektor tersebut. Sebagai penyedia barang dan jasa publik, Pemerintah
Daerah dapat pula menganalisis dampak kenaikan tarif layanan umum
terhadap berbagai faktor, misalnya terhadap pendapatan daerah.
Di sisi lain, konsep elastisitas juga dapat berguna untuk mengukur
dampak kebijakan subsidi terhadap peningkatan kualitas kehidupan
masyarakat di daerah. Hasil analisis menggunakan konsep elastisitas juga
dapat digunakan sebagai dasar atau ukuran dalam perencanaan,
utamanya terkait target yang ingin dicapai. Dengan mengetahui elastisitas
suatu variabel daerah terhadap variabel lainnya, Pemerintah
Daerah dapat menentukan target berdasarkan elastisitas tersebut
sekaligus menyusun langkah-langkah dan strategi yang akan dilakukan
untuk mencapai target tersebut. Dengan demikian, kebijakan strategi dan
prioritas pembiayaan daerah pun menjadi lebih efisien dan efektif.

41
DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Biaya_peluang
http://en.wikipedia.org/wiki/File:Circular_flow_of_goods_income.png
Adji,Wahyu.2007. Ekonomi. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama
Putong,iskandar. 2010. Economics PengantarMikro dan Makro. Edisi 4.
Jakarta:Mitra Wacana Media

Raharja,pratama. 2008. Pengantar Ilmu Ekonomi. Edisi 3. Jakarta:


Lembaga penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Rasyidi,suherman. 2009. Pengantar Teori Ekonomi. Cetakan 8. Jakarta:


Raja Wali pers
Samuelson,paul.2003.Ilmu Mikro Ekonomi.Edisi 17.PT Media Global
Edukasi

Soeharno.2006. Teori Mikro Ekonomi. Surakarta: Penerbit Andi

Sukirno,Sadono.1998. Pengantar Toeri Mikro Ekonomi. Edisi 2, Cetakan


10. Jakarta: PT.Raja Wali Grafindo Persada

Sukirno,Sadono.2011. Mikro Ekonomi Pengantar Toeri. Edisi 3, Cetakan


26. Jakarta: PT.Raja Wali Pers

Drs. Henry Sarnowo, M.Sidan Drs. Danang


S, PengantarIlmuEkonomiMikro, Yogyakarta, Cet 1

Karebet Gunawan SE, MM Ekonomi Mikro, Cet 1,


th.2010 Prof.Dr. Soeharto, Ts,SU

SadonoSukirno, PengantarTeoriMikroEkonomi, EdisiKetiga, Penerbit


PT. Raja GrafindoPersada, Jakarta, 2002.

http://mochazmcpower.blogspot.co.id/2012/06/konsep-elastisitas-dan-
aplikasinya.html

Mankiw, Gregory. 2007. Principles of Microeconomics. China : Stave


MomperNurhayati,
Pengantar ekonomi mikro,Jakarta: Pusat Pengembangan Bahan Ajar
Universitas Mercubuana, p. 13 Pujianto, Andi. 2013. Faktor Yang
Mempengaruhi Elastisitas

42
Penawaran.Viewed 4 May 2014
<www.ekonomikontekstual.com/2013/12/faktor-yang-
mempengaruhi- elastisitas-penawaran.html?m=1 andi pujianto>Rai, A.
2011.
Pengantar Teori Mikro Ekonomi. Surabaya: Universitas Narotama, pp.
19-20Ru

http://drfadli.blogdetik.com

Daftar Pustaka Adi, Priyo Hari, 2006, “Hubungan Antara Pertumbuhan


Ekonomi Daerah, Belanja Pembangunan Dan Pendapatan Asli
Daerah,” Simposium Akuntansi 9 Nasional di Padang,
http://info.stieperbanas.ac.id./makalah/K-
http://www.bappenas.go.id/index.php?module=Filemanager&func=downlo
ad
&pathext=ContentExpress/&view=85/kuangan_propinsi_Acc.pdfFis
her, Ronald C., ”State and Local Public Finance,”
United States: Irwin Hutasuhut, Maradoli et al., 2001, ”The Demand for
Beef in Indonesia: Implications for Australian Agribusiness,”

University of New England,


http://www.une.edu.au/gsare/publications/AREwp01-
4.PDFMangkoesoebroto, Guritno, 1993,
”Ekonomi Publik,” Yogyakarta: BPFE Rosen, Harvey S., 1999,
”Public Finance,” 5th ed, United States: McGraw-Hill Companies
Sudarman, Ari, 2000,

”Teori Ekonomi Mikro,” Buku 1, Yogyakarta: BPFE


http://www.fiskal.depkeu.go.id/bapekki/kajian%5Ckebijakan%20insentif%2
0Fiskal.pdfhtt

www.stekpi.ac.id/skin/download6/EKMAN2.pd

Alifianto, Hendry. 2009. Analisis Penawaran Bawang Merah di Kabupaten


Karanganyar. Surakarta:
Universitas Sebelas Maret SurakartaConcept of Elasticity.n.d. viewed 15
April 2014.
Penawaran dan elastisitas penawaran.Surabaya: Fakultas Perikanan dan
Kelautan,Universitas Airlangga, pp. 23-25.Gaspersz, Vincent. 1999.

Ekonomi Manajerial : Pembuatan Keputusan Bisnis Edisi Revisi dan


Perluasan. Jakarta : Gramedia Pustaka

43
Utama.Gilarso,T. 2003.Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro.Penerbit
Kanisius: Yogyakarta.Gilarso, T. 2003. Pengantar Ilmu Ekonomi
Mikro Edisi Revisi. Yogyakarta : Kanisius.Kunawangsih, Tri. &
Antyo.2006.

Aspek Dasar Ekonomi Mikro.PT. Grasindo : Jakarta.Mankiw, Gregory.


2002.
Principles of Economics: Pengantar Ekonomi Mikro. Jakarta :
Penerbit Salemba Empat Mankiw, Gregory. 2007.

Principles of Microeconomics. China : Stave MomperNurhayati, M.


n.d.Pengantar ekonomi mikro,Jakarta: Pusat Pengembangan
Bahan Ajar Universitas Mercubuana

44
45

Anda mungkin juga menyukai