Anda di halaman 1dari 4

JENIS-JENIS BURUNG (AVES) DI PERSAWAHAN DESA PASIR BARU

KABUPATEN ROKAN HULU RIAU


Jurati*), Filza Yulina Ade1), Dahlia2)
1&2)
Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Pasir Pengaraian

ABSTRAK

Burung merupakan hewan vertebratayang memiliki bulu, berkembangbiak dengan cara bertelur dan berperan
sebagai polinator, pemakan hama dan penyangga ekosistem. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui jenis-jenis
burung di Persawahan Desa Pasir Baru Kabupaten Rokan Hulu. Penelitian ini dilaksanakan bulan Desember
2014 dengan menggunakan metode survei, teknik pengambilan sampel sacara random sampling. Hasil
penelitian didapatkan sebanyak 12 spesies, yang termasuk kedalam 4 ordo, 8 famili, dan 9 genus, dengan total
167 individu. Spesies yang didapatkan, Bubulcus ibis, Halcyon smyrnensis, Hirundo rustica, Lonchura
leucogastroides, L. maja, L. punculata, L. striata, Padda oryzivora, Passer montanus, Prinia familiaris,
Pycnonotus goiavier dan Streptopelia chinensis.

Kata kunci: Burung, Areal Persawahan, Desa Pasir Baru

ABSTRACT

Bird isa vertebrate which hasfeataer, reproduce by of laying eggs and help pollination, pest predator and
supporting ecosystems. The alm of this study was to determine the species of birds in the rice field area of Sand
VillagePasir Baru Rokan Hulu. This study was conducted in December 2014 to January 2015 with survey
methods. Samples colleceted with random sampling. Results showed4 orders, 8 families, 9 genera and 12
species, with total 167 individuals. The species were Bubulcus ibis, Halcyon smyrnensis, Hirundo rustica,
Lonchura leucogastroides, L. maja, L. punculata, L. striata, Padda oryzivora, Passer montanus, Prinia
familiaris, Pycnonotus goiavier and Streptopelia chinensis.

Keywords: Birds, Rice Field Area, Pasir Baru Vilage.

PENDAHULUAN rendah diantara pulau-pulau di Indonesia. Hal ini


berkaitan dengan sejarageologis pemisahannya dari
Indonesia sebagai negara yang berada di dataran Asia (Ayat, 2011: 1).
wilayah tropis termasuk negara yang mempunyai Banyaknya peminat burung dikarenakan
keanekaragaman fauna. Salah satu jenis fauna yang burung memiliki warna yang indah, suara merdu,
sangat beranekaragam tersebut adalah burung. Di dan dikagumi oleh banyak orang (Peterson, 1980:
Indonesia terdapat sekitar 1.500 jenis burung 9). Banyak burung tropis mempunyai warna bulu
(Yulianto, 2009: 1).Burung adalah bagian dari yang cerah dan indah. Hal ini disebabkan karena
keanekaragaman hayati yang harus dijaga mereka harus menonjolkan diri dari keadaan
kelestariannya dari kepunahan maupun penurunan sekelilingnya agar dapat menarik perhatian
keanekaragaman jenisnya (Dewi, 2005:8). pasangannya (Ardley, 1974: 33).Tingginya
Sebanyak 9.040 jenis burung tercatat di dunia, keanekaragaman jenis burung di suatu wilayah
1.531 jenis diantaranya terdapat di Indonesia didukung oleh tingginya keanekaragaman habitat
dengan 397 jenis (26%) endemik (Sulistyadi, 2010: karena habitat bagi satwa liar secara umum
238). Di Sumatera terdapat 583 jenis burung berfungsi sebagai tempat untuk mencari makan,
dengan 438 jenis (75%) merupakan jenis yang minum, istirahat, dan berkembang biak (Hadinoto,
berbiak di Sumatera. Jumlah ini meningkat menjadi Mulyadi dan Siregar,2012: 26). Salah satu habitat
626 dan 450 jika digabungkan dengan jenis-jenis burung yang sering dijumpai adalah persawahan.
lain yang mendiami pulau-pulau kecil di sepanjang Sawah merupakan lahan pertanian yang berpetak-
pantai Sumatera. Dua belas jenis dari jenis burung petak dan dibatasi oleh pematang, saluran untuk
di atas merupakan jenis burung yang endemik di menahan atau menyalurkan air, yang biasanya
dataran Sumatera.Diantara pulau-pulau lainnya di ditanami padi sawah tanpa memandang dari mana
Indonesia, pulau Sumatera merupakan pulau diperolehnya atau status tanah tersebut (Noviati
dengan tingkat keanekaragaman burung paling dkk., 2011: 3).

*Hp: 082283857793
e-mail : jhuraty@ymail.com
Burung merupakan komponen ekosistem yang (GPS), kamera digital, teropong (binokuler), jala
memiliki peranan penting dalam mendukung kabut (mist net), kayu pancang, spiker dengan
berlangsungnya suatu siklus kehidupan organisme. rekaman suara burung, jam tangan, alat tulis dan
Keadaan ini dapat dilihat dari rantai makanan dan buku panduan lapangan MacKinnon, Phillipps dan
jaring-jaring kehidupan yang membentuk sistem Balen (2010) dan buku panduan lapangan Ayat
kehidupannya dengan komponen ekosistem lainnya (2011).
seperti tumbuhan dan serangga. Manfaat burung Pengamatan pertama menggunakan teropong
antara lain adalah peran ekologisnya yang secara (binokuler) dengan mengamati burung yang berada
jelas dapat dilihat dan dirasakan langsung. Peran di areal persawahan dan melakukan identifikasi
tersebut adalah seperti membantu penyerbukan secara langsung dengan melakukan dokumentasi
bunga (burung sesap madu), pemakan hama jika memungkinkan, jika kesulitan melakukan
(burung pemakan serangga atau tikus) dan dokumentasi maka yang dilakukan hanya mencatat
penyangga ekosistem (terutama jenis burung ciri yang menonjol pada burung tersebut dan
pemangsa). Fungsi utama burung disuatu mencocokkan dengan buku identifikasi. Teropong
lingkungan adalah pengontrol serangga sebagai juga digunakan untuk mengamati lokasi
hama. Burung juga memiliki nilai ekonomis tinggi penyebaran burung. Jika sudah diketahui lokasi
yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan burung maka langkah selanjutnya adalah
(daging, telur, sarang), diperdagangkan dan pemasangan jala kabut (mist net), jala kabut (mist
dipelihara oleh masyarakat, bulu burung yang net) yang digunakan berukuran 9 x 4 meter dengan
indah banyak dimanfaatkan oleh perancang model teknik pengambilan sampel secara randomsampling
untuk desain pakaian atau aksesori pada 3 stasiun, dan pada setiap 1 stasiun terdapat 3
lainnya(Darmawan, 2012:4). titik pengamatan dengan 2 kali pengulangan.
Desa Pasir Baru merupakan salah satu desa Pemasangan jala kabut (mist net) dilakukan pada
yang terletak di Kecamatan Rambah Samo pagi hari, dan pengamatan dilakukan pada pukul
Kabupaten Rokan Hulu Riau. Masyarakat yang 07.00-10.00 WIB dan dilanjutkan pada sore hari
tinggal di desa Pasir Baru umumnya berprofesi pukul 15.00-18.00 WIB yang merupakan waktu
sebagai petani. Oleh sebab itu desa ini merupakan puncak aktivitas bagi burung untuk mencari makan
desa yang memiliki areal persawahan yang cukup (Sari, Dahelmi dan Novarino, 2012:117). Setelah
luas di Rokan Hulu. Di Desa Pasir Baru Kabupaten jala kabut dipasang burung akan dipancing
Rokan Hulu Riau, diduga terdapat bebarapa jenis menggunakan rekaman suara burung dengan
burung yang keberadaannya dapat dijumpai di menggunakan spiker yang sudah ada rekaman suara
beberapa areal persawahan. Sampai saat ini belum burungnya. Pengumpulan data dan identifikasi
ada informasi yang melaporkan penelitian jenis-jenis burung dengan memperhatikan beberapa
mengenai jenis-jenis burung yang ada di ciri penting diantaranya, ukuran tubuh, warna bulu,
persawahan Desa Pasir Baru, maka dilakukanlah bentuk paruh dan bentuk kaki. Untuk burung yang
penelitian ini.Tujuan dari penelitian ini adalah tertangkap dengan menggunakan jala kabut (mist
untuk mengetahui jenis-jenis burung yang ada di net) selanjutnyadidokumentasikan sebelum
kawasan persawahan desa Pasir Baru Kabupaten dilepaskan kembali. Sampel yang telah didapatkan
Rokan Hulu Riau. berupa dokumentasi burung tersebut, kemudian
dilakukan identifikasi lebih lanjut dengan
BAHAN DAN METODE menggunakan buku acuan burung-burung
Sumatera, Jawa, Bali dan Kalimantan (MacKinnon,
Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Phillipps dan Balen, 2010) dan Panduan Lapangan
Desember 2014 sampai dengan 4 Januari 2015 di Burung-burung Agroforest di Sumatera (Ayat,
kawasan persawahan desa Pasir Baru Kabupaten 2011).
Rokan Hulu. Pengamatan burung di lakukan pada 3
stasuiun:Stasiun 1di persawahan dekat kantor HASIL DAN PEMBAHASAN
pertanian dengan (koordinat ST 1 = N : 00 51’
35,61’’ E : 1000 20’ 48,72’’); Stasiun 2di Dari penelitian yang telah dilakukan di
persawahan dekat kebun salak dengan (koordinat kawasan persawahan Desa Pasir Baru Kabupaten
ST 2 = N : 00 51’ 54,35’’ E : 1000 21’ 24,41’’); Rokan Hulu Riau dengan menggunakan jala kabut
Stasiun 3di persawahan dekat kebun karet dengan (mist net) dan dengan menggunakan teropong
(koordinat ST 3 = N : 00 52’ 23,36’ E : 1000 21’ (binokuler) didapatkan 12 spesies burung yang
43,42’’). termasuk ke dalam 4 ordo, 8 famili dan 9 genus
Beberapa peralatanyang digunakan dalam dengan jumlah total 167 individu. Jenis-jenis
penelitian ini adalahGlobal Positioning Sistem burung yang didapatkan bisa dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Jenis-jenis burung yang di Persawahan Desa Pasir Baru
Stasiun
No Ordo Famili Genus Spesies 1 2 3 Total
MN T MN T MN T
1. Ciconiiformes Ardeidae Bubulcus Bubulcus ibis 0 0 1 0 0 2 3
2. Columbiformes Columbidae Streptopelia Streptopelia chinensis 0 4 0 4 1 6 15
3. Coraciiformes Alcedinidae Halcyon Halcyon smyrnensis 0 1 1 2 0 2 6
4. Passeriformes Hirundinidae Hirundo Hirundo rustica 0 13 0 12 0 12 37
Pycnonotidae Pycnonotus Pycnonotus goiavier 1 4 0 2 1 2 10
Passeridae Passer Passer montanus 0 16 0 14 0 12 42
Cisticolidae Prinia Prinia familiaris 0 2 0 3 0 4 9
Estrildidae Padda Padda oryzivora 0 3 0 5 0 2 10
Lonchura L. leucogastroides 0 2 0 1 0 3 6
L. maja 1 5 0 7 1 9 23
L. punctulata 0 2 0 1 0 1 4
L. striata 0 1 0 1 0 0 2
Total 2 53 2 52 3 55 167
Keterangan: MN = Mist net, T = Teropong

Dari Tabel 1 dapat dilihat, ordo yang (binokuler) lebih banyak jika dibandingkan dengan
ditemukan terdiri dari ordo Ciconiiformes, jala kabut (mist net). Diperkirakan sedikitnya
Columbiformes, Coraciiformes dan Passeriformes. jumlah burung yang tertangkap dengan
Ordo Ciconiiformes dengan famili Ardeidae, genus menggunakan jala kabut dikarenakan areal
Bubulcus dengan spesies Bubulcus ibis (Kuntul persawahan bukan habitat asli melainkan hanya
Kerbau). Ordo Columbiformes terdiri dari satu sebagai tempat mencari makan dari burung tersebut
famili yaitu Columbidae, genus Streptopelia sehingga burung yang tertangkap dengan
dengan spesies Streptopelia chinensis (Tekukur menggunakan jala kabut jumlahnya lebih sedikit
Biasa). Ordo Coraciiformes terdiri dari satu famili jika dibandingkan dengan menggunakan teropong.
yaitu Alcedinidae, genus Halcyon dengan spesies Hal ini yang didukung oleh Ayat (2011: 2) yang
Halcyon smyrnensis (Cekakak Belukar). menyatakan bahwa hutan merupakan habitat asli,
Ordo Passeriformes terdiri dari 5 famili, 6 tempat bersarang, istirahat, berbiak, dan mencari
genus, dan 9 spesies. Famili Cisticolidae terdiri dari makan bagi burung.
genus Prinia dengan spesies Prinia familiaris Burung akan mencari makan pada suatu
(Perenjak Jawa). Famili Estrildidae terdiri dari 2 habitat yang menyediakan sumber pakan untuk
genus yaitu Padda, Lonchura, Spesies dari genus kelangsungan hidupnya. Seperti bondol peking
Padda yaiu Padda oryzivora (Gelatik Jawa), yang teramati menggunakan teropong, jenis ini
sedangkan genus Lonchura terdiri dari 4 spesies merupakan salah satu musuh bagi petani dan
yaitu Lonchura maja (Bondol Haji), L. punctulata biasanya burung ini hidup secara berkelompok dan
(Bondol Peking), L. leucogastroides (Bondol sering berada pada daerah persawahan untuk
Tunggir Putih), dan L. striata (Bondol Jawa). memakan padi yang telah menguning. Hal ini
Famili Hurundodidae terdiri dari genus Hirundo sesuai dengan pernyataan Hadinoto, Mulyadi dan
dengan spesies Hirundo rustica (Layang-layang Siregar (2012: 35) bahwa jenis burung Bondol
Asia). Famili Passeridae terdiri dari genus Passer biasanya hidup berkelompok dan sering menjadi
dengan spesies Passer montanus (Gereja Erasia). musuh bagi para petani padi, karena organisme ini
Pycnonotidae tediri dari genus Pycnonotus dengan sangat menyukai padi yang sedang menguning.
spesies Pycnonotus goiavier (Merbah Cerukcuk). Pada areal persawahan burung Passer
Dari ordo Passeriformes, spesies yang paling montanus (Gereja erasia) lebih sering dijumpai.
banyak ditemukan yaitu dari famili Estrididae, Kehadiran spesies ini pada areal persawahan
genus Lanchura terdapat 4 speses yaitu L. maja diduga untuk mencari makan, dikarenakan spesies
(Bondol Haji), L. punctulata (Bondol Peking), L. ini merupakan burung pemakan biji-bijian
striata (Bondol Tunggir Putih), dan L. termasuk padi.Menurut Hamzati dan Aunurohim
leucogastroides (Bondol Jawa). Sedangkan (2013: 125)kehadiran beberapa jenis burung
individu yang paling banyak dijumpai dari ordo dipengaruhi oleh faktor ketersediaan makanan,
Passeriformes yaitu Passer montanus (Gereja meskipun secara tidak langsung beberapa jenis-
Erasia)dengan jumlah total 42 individu, spesies ini jenis burung juga membutuhkan vegetasi sebagai
terdiri dari famili Passeridae, genus Passer, yang tempat bersarang. Sehingga ketersediaan makanan
ditemukan pada semua stasiun dengan dan tempat bersarang merupakan habitat yang
menggunakan alat yaitu teropong (binokuler). Dari mendukung bagi burung.
hasil pencuplikan sampel terlihat bahwa sampel
yang didapatkan dengan menggunakan teropong
SIMPULAN Kota Pekanbaru. Jurnal Ilmu Lingkungan
6(1): 25-42.
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Hamzati, N.S. dan Aunurohim. 2013.
terdapat sebanyak 12 spesies burung, yang Keanekaragaman Burung di Beberapa Tipe
tergolong ke dalam 4 ordo, 8 famili, dan 9 genus. Habitat di Bentang Alam Mbeliling Bagian
12 spesies burung tersebut adalah Bubulcus ibis Barat, Flores. Jurnal Sains dan Seni Pomits
(Kuntul Kerbau), Halcyon smyrnensis (Cekakak 2(2): 121-126.
Belukar), Hirundo rustica (Layang-layang Asia), MacKinnon, J.K., Phillip, K. dan Balen, B.V. 2010.
Lonchura leucogastroides (Bondol Jawa), L. maja Seri Panduan Lapangan Burung-Burung di
(Bondol Haji), L. punctulata (Bondol Peking), L. Sumatera, Jawa, Bali dan Kalimantan.
striata (Bondol Tunggir Putih), Padda oryzivora Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan
(Gelatik Jawa), Passer montanus (Gereja Erasia), Biologi LIPI.
Pycnonotus goiavier (Merbah Cerukcuk), Prinia Noviati, Respati, E., Basuki, P., Sehusman,
familiaris (Perenjak Jawa) dan Streptopelia Sulistiyawati, H., Hanifah, H.danSubehi, M.
chinensis (Tekukur Biasa). 2011. Buku Pedoman Updeting Peta Lahan
Baku Sawah Menggunakan GPS. Pusat Data
dan Sistem Informasi Pertanian Kementrian
DAFTAR PUSTAKA Pertanian.
Peterson, R.T. 1980. The Birds. Edisi kedua.
Ardley, N. 1974. Birds. Jakarta: Widyadara. Diterjemahkan oleh Kamil, T.W. dan
Ayat, A. 2011. Buku Panduan LapanganBurung- Pustaka, T. Jakarta: Pustaka Alam.
burung Agroforest di Sumatera. Bogor: Sari, G.H., Dahelmi dan Novarino, W. 2012.Jenis-
ICRAF Asia Tenggara. Jenis Burung di Kawasan Cagar Alam
Darmawan, M.P. 2006. Keanekaragaman Jenis Lembah Harau Sumatera Barat. Jurnal
Burung Pada Beberapa Tipe Habitat di Biologi Universitas Andalas 1(2): 116-122.
Hutan Lindung Gunung Lumut Kalimantan Sulistyadi, E. 2010. Kemampuan Kawasan Nir-
Timur. Skripsi. Departemen Konservasi Konservasi dalam Melindungi Kelestarian
Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Burung Endemik Dataran Rendah Pulau
Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Bogor. Jawa Studi Kasus di Kabupaten Kebumen.
Dewi, T.S. 2005. Kajian Keanekaragaman Jenis Jurnal Biologi Indonesia 6(2): 237-253.
Burung di Berbagai Tipe Lanskap Surya, D.C., Novarino, W. dan Arbain, A. 2013.
HutanTanaman Pinus. Skripsi. Departemen Jenis-Jenis Burung yang Memanfaatkan
Konservasi Sumberdaya Hutan dan Eurya acuminata DC Di Kampus
Ekowisata Fakultas Kehutanan. Institut Universitas Andalas Limau Manis, Padang.
Pertanian Bogor. Bogor. Jurnal Biologi Universitas Andalas 2(2):
Hadinoto, Mulyadi, A. dan Siregar, YI. 2012. 90-95.
Keanekaragaman Jenis Burung di Hutan Yulianto, T. 2009. Burung di Indonesia. Semarang:
Aneka Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai