PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Vandenbos (2015) mengatakan bahwa psikometri merupakan salah satu
bagian dari psikologi yang berhubungan erat dengan atribut psikologis.
Psikometri digunakan untuk melakukan pengukuran atribut psikologis seperti
kepribadian, tingkah laku, kinerja, dan sejenisnya. Pengukuruan tersebut
dilakukan dengan alat ukur yang disebut sebagai skala, angket, dan
berbagai instrumen lainnya. Dalam pengadaptasian instrumen, peneliti
menggunakan instrumen berjenis skala yang bertujuan untuk mengukur self-
efficacy .
Bandura (1997) Self-efficacy merupakan keyakinan tentang kemampuan
yang dimiliki seseorang untuk melakukan pengaturan dan serangkaian
tindakan yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuanyang diinginkan.
Dijelaskan lebih lanjut bahwa Self-Efficacy mengatur fungsi manusia melalui
empat proses utama. Termasuk proses kognitif, motivasi, afektif, dan seleksi.
Dengan kata lain self efficacy sangat berpengaruh terhadap perkembangan
diri, penetapan tujuan, dan kemampuan seseorang dalam mengatasi
berbagai masalah yang akan dihadapi untuk mencapai tujuannya.
Pada proses pengadaptasian skala yang dilakukan oleh penulis, adaptasi
skala berkaitan dengan proses alih bahasa serta penyesuaian konteks
budaya. Meskipun begitu, adaptasi tidak merubah struktur sama sekali dari
skala yang digunakan. Pengadaptasian skala juga melewati beberapa
proses sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan dan sebelum
mendapatkan tingkat validitas dan juga realibitas dengan menggunakan dua
aplikasi yang berbeda yaitu Lisrel 8.70 dan SPSS 16.
B. Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas individu serta mengembangkan diri dan
menambah ilmu pengetahuan.
2. Untuk melakukan pengadaptasian skala sesuai dengan variabel yang
diangkat yaitu “Self-Efficacy”.
3. Untuk mendapatkan tingkat validitas dan juga realibitas dalam
pengadaptasian skala dengan variabel “Self-Efficacy”
C. Manfaat
1
2
BAB II
Adaptasi Skala Self-Efficacy
A. Kajian Teoritis Self-Efficacy
1. Pengertian Self-Effiicacy
Keyakinan seseorang untuk melakukan dan melaksanakan suatu
tindakan untuk mengatur dan mengelola situasi spesifik (Bandura, 1997).
Adapun defenisi yang dikemukakan oleh (Baron& Byrne, 2005) bahwa
self-efficacy merupakan keyakinan seseorang mengenai keterampilan
dirinya atau kompetensi dirinya untuk menjalankan tugas, mencapai
tujuan serta mengatasi hambatan. University of Oxford (dalam Robert,
2008) menjelaskan bahwa plagiarisme merupakan tindakan menyalin
atau menguraikan dengan kata sendiri tanpa menjelaskan lebih lanjut
mengenai sumbernya. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori
dari bandura yang menjelaskan beberapa dimensi, aspek dan faktor dari
self-efficacy.
2. Dimensi Self-Efficacy
2.1 Tingkatan (Magnitude)
Dimensi ini menyangkut tentang efikasi diri individu dalam
mengerjakan suatu tugas yang berbeda - beda dalam tingkat
kesulitannya. Berkaitan dengan derajat kesulitan tugas yang dihadapi
individu. Penerimaan dan keyakinan tiap individu terhadap suatu
tugas berbeda - beda, mungkin orang hanya terbatas pada tugas
yang sederhana, menengah atau sulit. Persepsi setiap individu akan
berbeda dalam memandang tingkat kesulitan dari suatu tugas
(Bandura, 1997).
2.2 Keadaan Umum (Generality)
Dimensi ini berkaitan tentang penguasaan individu terhadap
bidang atau tugas pekerjaan. Individu dapat menyatakan dirinya
yakin akan kemampuannya pada aktivitas yang luas, atau terbatas
pada fungsi atau ranah tertentu saja. Individu dengan efikasi diri yang
tinggi akan mampu menguasai beberapa bidang sekaligus untuk
menyelesaikan suatu tugas. Sebaliknya, individu yang memiliki
efikasi diri yang rendah hanya menguasai sedikit bidang yang
diperlukan dalam menyelesaikan suatu tugas (Bandura, 1997).
2.3 Kekuatan (Strength)
Dimensi ini lebih menekankan pada tingkat kekuatan atau
kemantapan individu terhadap keyakinan akan kemampuan yang
4
2. If someone opposes me, I can find the means and ways to get
what I want
3. It is easy for me to stick to my aims and accomplish my goals
4. I am confident that I could deal efficiently with unexpected
events
5. Thanks to my resourcefulness, I know how to handle
unforeseen situations
6. I can solve most problems if I invest the necessary effort
7. I can remain calm when facing difficulties because I can rely on
my coping abilities
8. When I am confronted with a problem, I can usually find several
solutions
9. If I am in trouble, I can usually think of a solution.
10. I can usually handle whatever comes my way
11. I am certain I can manage the problems in my life so I can
focus on my studies
12. I am certain I can obtain financial aid to pay tuition
13. I am certain I can find the time to do all my homework
14. I’m certain my family and friends want me to succeed in
college
15. I am certain I can control the stress in my life so I can do well
in school
16. I will choose school over work if schedules conflict
17. I will always find a way to get to class
18. I am positive I can earn enough money to keep attending
19. I know I will get a good position when I graduate if I do well
20. I will take care of my health so I can achieve better grades
1 = Not at all true
2 = Hardly true
3 = Moderately true
4 = Exactly tru
19. I know that I could get good position after graduation if I try my
best
20. I would keep myself healthy to get good grades
D. Menulis item
Pada skala ini terdapat 20 pertanyaan dan empat pilihan jawaban
yaitu: Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat
Tidak Sesuai (STS). Dan terdapat 3 dimensi, pada dimensi pertama yaitu
suatu bentuk karakteristik perilaku dan cara berpikir pada individu untuk
mengerjakan satu tugas dengan tingkat kesulitan yang berbeda, yang
direpresentasikan dalam 5 item yaitupada item 6,10,5,2,1. Lalu, pada
dimensi kedua yaitu keadaan umum yaitu tingkat pemahaman individu
terhadap tugas yang dilakukan, yang direpresentasikan pada 4 item yaitu
pada item 6,10,5,2,. Pada dimensi terakhir yaitu Kekuatan yaitu sejauh
mana individu yakin pada kemampuannya, yang direpresentasikan pada
6 item yaitu pada item 16,19,17,13, 15,20.
Cara skoring pada item favourable yaitu skor 4 untuk pilihan jawaban
“Sangat Sesuai”, skor 3 untuk pilihan jawaban “Sesuai”, skor 2 untuk
pilihan jawaban “Tidak Sesuai”, skor 1 untuk pilihan jawaban “Sangat
Tidak Sesuai”.
1. Validitas isi
Face Validity
Pada face validity atau uji tampang, awalnya penulis membuat
skala dalam bentuk kertas yang cukup banyak menggunakan 3
lembar dengan font times new romandan spasi 1,15. Penulis meminta
bantuan dan melibatkan 3 orang responden dari mahasiswa Psikologi
Universitas Bosowa semester 6.
Pada responden pertama, mengomentari pada bagian pengantar
dimana terdapat beberapa kata yang typo pada kalimat. Responden
pertama meminta agar kata tersebut diperbaiki agar menunjukan
profesionalitas peneliti. Pada responden kedua, mengomentari terkait
kesalahan yang dilakukan peneliti sehingga terdapat kalimat yang
serupa antara item nomor 15 dan 16. Responden kedua meminta
untuk mengubah hal tersebut. Responden ketiga, mengomentari
untuk tidak menuliskan skala self-efficacy pada skala yang disebar
agar tidakterjadi bias pada subjek penelitian
12
b. Jumlah Saudara
Jumlah_Saudara
Rendah Sedang Tinggi Total
Jumlah_Saudara 0 0 4 0 4
1 3 11 3 17
2 5 17 5 27
3 3 14 5 22
4 1 11 4 16
5 1 5 3 9
6 1 2 0 3
7 0 2 0 2
Total 14 66 20 100
Dari hasil tabel demografi dalam kategori jumlah saudara,
penulis mendapati bahwa responden yang tidak memiliki saudara
sebanyak 4 orang dan memiliki self-efficacy sedang.
Responden yang memiliki 1 orang saudara terdapat 17
responden, yang kemudian dikategorisasikan sebagai berikut; 3
responden yang teridentifikasi memiliki self-efficacy rendah, 11
responden yang teridentifikasi memiliki self-efficacy sedang, dan 3
responden yang teridentifikasi self-efficacy tinggi.
Responden yang memiliki 3 orang saudara terdapat sebanyak
22 responden, yang kemudian dikategorisasikan sebagai berikut; 3
responden yang teridentifikasi self-efficacy rendah, 14 responden
yang teridentifikasi self-efficacy yang sedang, dan 5 responden
yang teridentifikasi self-efficacy yang tinggi .
Responden yang memiliki 4 jumlah saudara terdapat
sebanyak 16 responden, yang kemudian dikategorisasikan
sebagai berikut; 1 responden teridentifikasi memiliki self-efficacy
15
3. Validitas Konstrak
Validitas Konstrak juan untuk membuktikan bahwa konstruk
teoritik yang mendasari penyusunan alat ukur tersebut sesuai dengan
data lapangan yang diperoleh melalui item-item alat ukur tersebut.
Apakah skor yang di peroleh mendukung kosep teoritik yang
diinginkan oleh tujuan pengukuran semula (Azwar, 2018). Cronbach &
Meehl (Azwar, 2018) mengatakan bahwa menguji validitas konstrak
melibatkan paling tidak tiga langkah, yaitu:
1) Mengartikulasikan serangkaian konsep teoritik dan interrelasinya
2) Mengembangkan cara untuk mengukur konstrak hipotetik yang
diteorikan
3) Menguji secara empiric hubungan hipotetik di antara konstrak
tersebut dan manidestasinya yang nampak
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan aplikasi Lisrel 8.80
untuk mendapatkan hasil validitas dengan menggunakan beberapa
cara untuk mendapatkan pengulangan syntax untuk menghasilkan
angkat p-value yang >0.05 dan angka RMSEA <0.05, dengan hasil
yang telah buatkan out validitas konstrak, yaitu:
No Item Faktor Error t-Value Dimensi Keterangan
20
Loading Item
1 Item 1 0.77 0.10 7.64 Tingkatan Valid
2 Item 2 0.74 0.09 8.47 Tingkatan Valid
3 Item 3 0.31 0.10 3.24 Kekuatan Valid
4 Item 4 0.59 0.10 5.86 KeadaanU Valid
mum
5 Item 5 0.91 0.09 9.91 Tingkatan Valid
6 Item 6 0.74 0.09 9.94 Tingkatan Valid
7 Item 7 0.80 0.09 8.94 KeadaanU Valid
mum
8 Item 8 1.06 0.08 13.10 KeadaanU Valid
mum
9 Item 9 0.84 0.09 9.70 KeadaanU Valid
mum
10 Item 10 0.70 0.09 7.52 Tingkatan Valid
11 Item 11 0.47 0.10 4.63 Kekuatan Valid
12 Item 12 0.34 0.09 3.72 Kekuatan Valid
13 Item 13 0.62 0.09 6.79 Kekuatan Valid
14 Item 14 0.32 0.09 3.49 KeadaanU Valid
mum
15 Item 15 0.75 0.10 7.31 Kekuatan Valid
16 Item 16 0.23 0.10 2.32 Kekuatan Valid
17 Item 17 0.66 0.09 7.17 Kekuatan Valid
18 Item 18 0.39 0.09 4.15 KeadaanU Valid
mum
19 Item 19 0.75 0.09 7.92 Kekuatan Valid
20 Item 20 0.81 0.09 8.74 Kekuatan Valid
4. Realibitas Skala
Realibitas merupakan terjemahan dari kata reliability, yaitu
suatukemampuan alat ukur untuk menghasilkan data yang memiliki
tingkat reliabilitas tinggi atau reliable (Azwar, 2018). Walaupun istilah
realibitas mempunyai berbagai nama seperti konsistensi,
keterandalan, kepercayaan, kestabilan, keajegan dan sebagainya.
Namun, gagasan pokok yang terkandung dalam realibitas adalah
sejauh mana hasil suatu proses pengukuran dapat dipercaya (Azwar,
2018).
Hasil suatu pengukuran akan dapat dipercaya hanya apabila
dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok
subjek yang sama di peroleh hasil yang relative sama, selama aspek
21
yang diukur alam diri subjek memang belum berubah. Dalam hal ini,
relatif sama berarti tetap adanya toleransi terhadap perbedaan-
perbedaan kecil yang biasanya terjadi di antara hasil beberapa
pengukuran. Bila perbedaan yang terjadi sangat besar dari waktu ke
waktu maka hasil pengukuran tersebut tidak dapat di percaya dan di
katakan tidak reliable. Pengukuran yang hasilnya tidak reliabel tentu
tidak dapat dikataka akurat karena konsistensi menajadi syarat bagi
akurasi. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan aplikasi SPSS 24
dengan menganalisis data meggunakan rumus alpha Cronbach, dan
mendapatkan hasil, yaitu:
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.872 20
Berdasarkan hasil analisis yang dilakuan terhadap item-item
skala penelitian, relibailitas skala penelitian memperoleh hasil
sebesar 0.87>0.60. Dengan demikian berdasarkan pengambilan
keputusan dalam uji reliabilitas di atas, dapat disimpulkan bahwa 20
item dalam skala penelitian untuk variabel Self-Efficacy adalah
reliabel atau konstan.
22
BAB III
16 dari 74 responden wanita yang berada pada kategori self-efficacy yang tinggi
dibanding laki-laki pada kategori yang sama hanya terdapat 3 dari 26
Sedangkan pada jumlah saudara, responden yang memiliki 2 orang saudara
memiliki Self-efficacy pada kategori tinggi sebanyak 5 orang, pada kategori
sedang sebanyak 17 orang yang jauh lebih banyak dibandingkan responden
yang memiliki jumlah saudara yang lain
Pada uang jajan, didapati bahwa responden yang memiliki uang jajan
<Rp,50.000 memiliki self-efficacy yang lebih banyak pada kategori tinggi yang
berjumlah 11 orang dari 58 responden. Sedangkan pada suku, didapati bahwa
responden yang memiliki suku diluar dari Makassar, Bugis, Mandar dan Toraja
memiliki self-efficacy yang lebih tinggi dibanding ke-empatnya dengan jumlah
responden pada kategori tinggi sebanyak 11 orang dari 31 responden.
Pada penormaan Agama, didapati bahwa agama Islam lebih banyak
dibanding kristen yaitu sebanyak 92 responden, dan memiliki 18 responden yang
teridentifikasi memiliki self-efficacy yang rendah dari 92 responden tersebut.
Pada penormaan Univeritas, didapati bahwa responden banyak berasal dari
Universitas dimakassar dengan jumlah 79 responden, dan memiliki 15 responden
yang teridentifikasi memiliki self-efficacy yang tinggi.
Pada penormaan Fakultas, didapati bahwa fakultas yang lebih banyak ialah
fakultas yang bukan berasal dari psikologi, dan ekonomi dengan jumlah
responden sebanyak 53 responden dengan jumlah responden yang
teridentifikasi memiliki self-efficacy yang tinggi ialah sebanyak 9 responden.
Pada penormaan semester, didapati bahwa partisipasi kebanyakan berasal dari
semester 6 dengan jumlah responden sebanyak 45 orang dengan responden
yang teridentifikasi memiliki self-efficacy yang tinggi sebanyak 11 orang.
25
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Validitas adalah sebagai kemampuan suatu tes untuk mengukur secara
akurat atribut yang harusnya di ukur. Kelley mengatakan bahwa petanyaan
tentang validitas adalah pertanyaan apakah tes sungguh mengukur apa
yang hendaknya diukur (Kelley dalam azwar 2018). Suatu tes dikatakan valid
bila tes tersebut mampu mengukur secara akurat aoa dimaksudkan
hendaknya di ukur (Hughes dalam azwar 2018). Dalam adaptasi skala yang
di lakukan oleh penulis dengan mengambil variabel “Self Efficacy” dan
menggunakan skala yaitu CSES yang disusun kembali oleh Levy &
Rodomsky pada tahun 2015 berdasarkan dimensi Bandura dan mengolah
data menggunakan aplikasi lisrel 8.80 mendapatkan hasil semua item
mendapatkant tingkat validitas yang baik dilihat dari nilai faktor loading yang
positif dan mendapatkan t-vluenya lebih besar dari 1,96 dapat dikatakan
valid. Setelah mendapatkan validitas dari item yang ingin di ukur, selanjutnya
penulis juga mengolah data menggunakan SPSS.
B. Saran
Kelemahan dalam pengadaptasian skala kali ini ialah tidak dilakukannya
Validitas Logis yang harusnya dilakukan oleh Expert, sehingga Validitas
Isinya tidak dapat diketahui dan peneliti tidak melakukan uji reabilitas
terhadap skala yang diadaptasi. Diharapkan bagi individu lain yang hendak
meneliti hal serupa, agar mampu memperbaiki kekuarangan yang dilakukan
oleh peneliti ketika melakukan adaptasi skala.
26
Daftar Pustaka
Azwar, S. (2018). Dasar-Dasar Psikometrika. Pustka Pelajar: Yogyakarta
Azwar, S. (2018) Validitas dan Reliabilitas. Pustka Pelajar: Yogyakarta
Vandenbos, G R. (2015). APA Dictionary of Psychology. Assosiation Psychology
American: Washington DC
Bandura, A. (1995). Self-efficacy changing societies. Cambridge: Cambridge
University.
Baron, A. R. & Byrne, D. (2005). Psicologia social. Madrid: Pearson Education.
Barzegar, K. &Khezri, H. (2012). Predicting Academic Cheating Among the Fifth
Grade Students: The Role of Self-Efficacy and Academic Self-
Handicapping. Journal of Life Science and Biomedicine . 1. 1-6.
Kusrieni, Devi. (2014). Hubungan Efikasi Diri dengan Perilaku Mencontek.
Psikopedagodia. 3.2.
Sahara, Siti. (2016). Hubungan Self-Efficacy Dan Perilaku Menyontek (Cheating)
Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas X. Jurnal Ilmiah Psikologi.
9.1.
Pudjiastuti, E. (2012). Hubungan “Self Efficacy” dengan Perilaku Mencontek
Mahasiswa Psikologi. Fakultas Psikologi Unisba. 1. 103-112.
Becker, S. P. & Gable, R. K. The Relationship of Self Efficacy with GPA,
Attendence and Collage Student. (2009). Peener Manor collage. Chestnut
Hill. 1. 21-23.
27
LAMPIRAN