Anda di halaman 1dari 12

9Budidaya gandum yang tepat hingga menghasilkan.

Gandum adalah salah satu tanaman


yang banyak dimanfaatkan sebagai bahan makanan yang berjenis karbohidrat kompleks.
Di negara Indonesia sendiri tanaman gandum biasanya hanya sebatas sebagai tanaman yang
ditanam di area pegunungan dan dataran tinggi dengan areal yang tak begitu luas. Selain
itu, Budidaya Gandum sendiri sampai saat ini masih dilakukan secara sederhana contohnya
jenis Padi gogo. Di tempat yang beriklim sedang sendiri, gandum biasanya ditanam saat musim
semi dan musim dingin. Tanaman gandum di Indonesia sendiri merupakan jenis gandum yang
ditanam di musim semi dan diperkenalkan dari Meksiko, Filipina, dan Jepang.
Gandum sendiri merupakan bahan baku pembuatan roti dan mie. Kondisi tanah dan iklim yang
ada di negara Indonesia sendiri sebenarnya memenuhi persyaratan tumbuhnya Tanaman
Pangan yang satu ini. Untuk Anda yang tertarik membudidayakan tanaman gandum, sebaiknya
ketahui Cara Menanam Gandum yang baik dan benar terlebih dulu. Sebenarnya, budi daya
gandum sendiri mempunyai beberapa keunggulan dan kemudahan daripada bertanam padi.
Adapun keuntungan menanam gandum di antaranya biaya pemupukan lebih rendah. Bertani
gandum sendiri bisa memutuskan siklus pada hama dalam Tanaman kentang. Kemudian, bila
dilihat berdasarkan pemeliharaan sendiri tanaman padi memerlukan pemeliharaan lebih sensitif.
Tanaman gandum ini tahan dari hama burung sebab gabahnya yang berduri. Serta proses panen
dari tanaman gandum pun sangat mudah dilakukan.

Berikut blog Petani Indonesia menjelaskan Cara Budidaya Gandum yang benar.
1. Lahan Ideal Untuk Budidaya Gandum
Lahan paling cocok atau paling ideal menumbuhkan gandum adalah ketinggian hingga 800 mdpl
dengan suhu sekitar 25 derajat celcius. Adapun tanaman gandum sendiri memerlukan curah
hujan sekitar 600 mm/tahun. Lalu lahan ideal untuk budidaya gandum mempunyai tingkat
kelembaban udara yang tinggi, sekitar 80-90%. Adapun jenis tanah paling baik digunakan untuk
menanam tanaman gandum, di antaranya andesol, tanah aluvial, regosol kelabu maupun latosol.
2. Pembibitan dan Pengolahan Lahan Tanam
Selain itu, dalam cara menanam gandum yang benar adalah tanah yang digunakan mesti
gembur. Maka dari itu, Anda pun lebih dulu perlu membajak tanah memakai kerbau, traktor,
maupun cangkul. Adapun pembajakan tanah sendiri sebaiknya Anda lakukan seminggu minimal
sebelum penanaman Anda lakukan. Adapun tujuannya supaya jika ada kandungan racun pada
tanah bisa dinetralkan sebelumnya lebih dulu. Kemudian Anda bisa membentuk bedengan yang
memiliki lebar 200 cm di bagian permukaan atas lahan. Kemudian Anda bisa membuat saluran
untuk air pada sela bedengan.
3. Pemupukan Dasar
Pupuk dasar diberikan pertama sebelum dilakukannya proses penanaman. Adapun pupuk yang
digunakan biasanya K2O, pupuk N sebagian dan P2O5. Adapun untuk pupuk dasar N sendiri
dilakukan hingga 2-3 kali. Adapun cara pemberian pupuk pun dibenamkan pada tanah kemudian
diaduk secara merata dicampur dengan tanah.
4. Penanaman Bibit Gandum
Sambil menggarap tanah, Anda pun dapat melakukan pembibitan. Adapun cara untuk menanam
bibit gandum dapat dilakukan dengan cara menyemaikan bibit-bibit gandum sampai terlebih dulu
tubuh daun pada lahan persemaian. Bisa juga menanam bibit tersebut secara langsung pada atas
bedengan berjarak sekitar 25 x 25 cm. Anda bisa menyesuaikan cara tanam tersebut sesuai
kondisi.
5. Perlindungan Terhadap Hama
Cara menanam gandum yang benar berikutnya tak luput dari perlindungan dan pencegahan
terhadap hama maupun penyakit. Adapun cara paling tepat yaitu dengan penyemprotan fungisida
atau insektisida termasuk cara yang sangat praktis menyingkirkan hama dalam tanaman gandum.
Untuk pemakaian pestisida sendiri tentu wajib mempertimbangkan harga dari pestisida yang
cenderung lebih mahal. Pencegahan penyakit melalui penyemprotan fungisida dan insektisida
biasanya dilakukan sekali dalam seminggu secara bergiliran.
6. Masa Panen
Masa panen paling tepat menanam gandum adalah di awal kemarau dan akhir musim penghujan.
Adapun kualitas hasil panen gandum sendiri tergantung dari cuaca, biasanya suhu udara,
kelembaban dan curah hujan yang terlalu panas atau dingin akan menurunkan dan menghambat
hasil panen. Selain itu, tingkat pematangan juga menentukan hasil panen dari gandum. Adapun
penangguhan panen gandum sendiri hingga lebih dari 7 hari bisa menurunkan bobot dari butir
gandum. Adapun untuk pengujian kekeringan malai, pada lapangan bisa dilakukan menggunakan
jari tangan. Jika butir-butir pada gandum terlepas saat digosok oleh tangan serta poros malai
yang mudah patah, kadar air pada gandum yang cukup untuk bisa dipanen.
Era globalisasi yang kian melanda ke seluruh belahan bumi turut mempengaruhi perubahan pola
makan manusia, termasuk di Indonesia. Saat ini penduduk Indonesia, terutama di perkotaan, tidak
hanya tergantung pada beras sebagai makanan pokok tapi sebagian sudah menggantinya dengan
roti atau mie instan yang umumnya terbuat dari tepung terigu. Hal ini menimbulkan masalah
tersendiri karena tepung terigu terbuat dari gandum yang pada umumnya ditanam di daerah sub
tropis, sehingga hampir seluruh kebutuhan tepung terigu dipenuhi dengan mengimpor gandum dari
negara lain. Hal itu tentu saja menguras devisa negara dan membuat tingkat ketergantungan kita
terhadap negara lain menjadi lebih tinggi.
Guna mengurangi impor gandum, perlu diupayakan pengembangan budidaya gandum di
Indonesia untuk memenuhi sebagian dari kebutuhan gandum yang akan diproses menjadi tepung
terigu. Selama ini tanaman gandum di Indonesia hanya ditanam dalam skala yang kecil untuk
konsumsi sendiri. Badan Litbang Pertaniantelah melakukan beberapa penelitian yang
menghasilkan beberapa varietas gandum yang bisa dan cocok untuk ditanam di Indonesia.
Syarat Tumbuh
Lokasi yang ideal untuk penanaman gandum di Indonesia adalah di daerah dataran menengah
sampai dataran tinggi yang memiliki ketinggian mulai dari 800 m dpl, dengan suhu udara 15-25oC.
Kelembaban udara yang diperlukan 80-90% dengan curah hujan paling tidak 600 mm per tahun,
pH tanah 6,5-7,1 serta tanah yang gembur dan subur lebih disukai oleh tanaman gandum. Tanah
yang tergenang tidak disukai oleh tanaman gandum.
Benih Gandum
Benih gandum yang baik adalah yang: 1) Berasal dari malai yang matang pada batang utama, 2) Mempunyai bentuk
dan warna yang seragam, 3) Bebas dari hama dan penyakit, serta 4) Mempunyai bobot yang tinggi dan seragam.
Benih gandum memiliki masa dormansi yang tidak terlalu lama yaitu 0 hingga 4 bulan. Benih yang dibutuhkan yaitu 75-
100 kg/ha dengan sistem tugal. Varietas yang banyak ditanam di Indonesia saat ini adalah Dewata dan Selayar.

bbppl-gandum2Persiapan
Lahan
Tanah dicangkul sedalam 25-30 cm satu minggu sebelum tanam, kemudian dibiarkan, bila
sebelumnya tanah diberakan maka pengolahan tanah dilakukan dua kali. Setelah itu buat bedengan
sekitar 2 meter lebarnya dengan panjang menyesuaikan dengan kondisi lahan, selokan antar
bedengan dibuat selebar 50 cm sedalam 25 cm.
Penanaman
Gandum sebaiknya ditanam di awal musim kemarau atau akhir musim hujan. Cara tanam dengan
menggunakan tugal di dalam barisan kemudian benih 1-2 butir dimasukkan ke dalam lubang
kemudian ditutup kembali menggunakan tanah. Jarak tanam yang digunakan adalah 20 cm x 10
cm atau 25 x 10 cm.
Pengairan
Setelah tanam benih gandum dan pemupukan dasar, lahan perlu diairi agar benih dapat
berkecambah dan tumbuh dengan baik. Selanjutnya pengairan dilakukan setelah dilakukan
penyiangan dan pemupukan susulan yaitu pada umur 30 HST (Hari Setelah Tanam), pada waktu
fase bunting sampai ke luar malai (45-65 HST) dan pada fase pengisian biji sampai masak (70-90
HST).
Penyiangan dan Pemupukan
Pemupukan dasar dapat dilakukan sebelum atau pada saat tanam. Pupuk organik dicampur dengan
tanah dalam bedengan sejumlah 10-20 ton/ha. Penyiangan dilakukan bersamaan dengan
pemupukan susulan. Pupuk susulan diberikan saat 7-14 HST sebanyak 100 kg/ha urea, 100 kg/ha
SP36 dan 50 kg/ha KCl, sedangkan pupuk susulan kedua diberikan pada saat tanaman berumur 30
HST dengan dosis yang sama yaitu 100 kg/ha urea, 100 kg/ha SP36 dan 50 kg/ha KCl. Penyiangan
ketiga dapat dilakukan bila populasi gulma tinggi/banyak.

bbppl-gandum1Pengendalian Hama dan Penyakit


Hama utama tanaman gandum salah satunya adalah ulat tanah yang bisa dikendalikan dengan
pemberian Furadan pada lubang tanam. Hama utama lain adalah kepik hijau dan aphids yang dapat
dikendalikan dengan penyemprotan insektisida. Jamur menyerang pada saat curah hujan tinggi dan
dikendalikan dengan penyemprotan fungisida.
Panen
Saat panen gandum adalah apabila 80% dari rumpun telah bermalai, jerami, batang dan daun telah
menguning serta biji sudah mengeras. Umur panen gandum berkisar 90-125 hari tergantung
ketinggian tempat. Pemanenan dilakukan saat cuaca cerah dengan cara menyabit batang gandum
dengan sabit bergerigi. Selanjutnya malai dijemur kemudian dirontokkan dengan tresher padi yang
sudah dimodifikasi.
Telah kita ketahui bersama gandum adalah bahan utama dalam pembuatan mie dan roti. Namun
sampai saat ini pemerintah masih mengimpor semua kebutuhan gandum di Indonesia. Padahal
banyak wilayah di Indonesia yang memenuhi syarat untuk budidaya gandum. Sehingga perlu di
budayakan menanam gandum di Indonesia supaya Impor gandum bisa terkurangi.

Tanaman gandum akan tumbuh baik di indonesia dengan kondisi suhu udara 15-25C dengan
keasaman tanah yang netral pH 6,5-7,1. Segala jenis lahan bisa kecuali tanah yang tergenang air.

Dalam satu tahun sebaiknya gandum ditanam satu kali, yaitu mulai bulan maret-mei dan panen juli-
september.

Kebutuhan bahan:

1. 75-100 kg benih gandum


2. 45-100 kg Sp36
3. 1-5 ton kompos

Cara tanam:

1. Tanah dicangkul
2. Ratakan permukaan tanah
3. Buat alur dengan jarak 20-30 cm.
4. Kedalam alur taburkan kompos matang, Sp36 dan benih
5. Tutup alur tadi dengan tanah dari alur yang tak ditaburi benih
6. Akan terbentuk bedengan setelah penutupan alur

Pemeliharaan:

1. 7-14 Hst: Taburkan 30-35 Kg urea/ Ha dan 30-35 Kg Kcl/ Ha.


2. 35, 45, 55, 65, 75 dan 90 Hst Hst: Semprot dengan Pupuk pelengkap cair
3. Pada dasarnya hama dan penyakit gandum sangat minim sekali, hama paling dominan adalah
aphids sedangkan penyakitnya bisa dibilang tidak ada penyakit yang berarti.

Pemanenan:

1. Pada prinsipnya panen dilakukan ketika biji sudah masak morfologis maupun masak fisiologis
(biji sudah keras dan berwarna kuning coklat mengkilat dengan kadar air biji 12-14% dan spike
sudah melengkung tajam)
2. Pemanenan dilakukan dengan menyabit batang setinggi 25 cm dari permukaan tanah
3. Jerami beserta malai dirontokkan dengan power thrasser padi, pedal thrasser maupun
digepyok
4. Usahakan panen saat musim kemarau sehingga memudahkan pengeringan dan perontokan
biji
5. Malai gandum yang dirontokkan menghasilkan biji gandum.
6. Biji gandum dapat diolah secara sederhana supaya menjadi beras gandum yaitu dengan
ditumbuk ringan kemudian ditampi.
Cara menanam Gandum
EKNIK BUDIDAYA GANDUM

Pendahuluan

Di Indonesia tanaman gandum hanya terbatas ditanam di dataran tinggi dan pegunungan, pada areal
yang tidak begitu luas. Bercocok tanam tanaman gandum masih dilakukan dengan cara yang sederhana
seperti untuk padi gogo.
Di daerah iklim sedang, gandum ditanam pada musim dingin (winter) dan musim semi (spring). Gandum
yang ditanam di Indonesia adalah dari jenis gandum musim semi yang diintroduksi dari Jepang. Filipina
dan Meksiko.

Gandum musim dingin umumnya termasuk golongan tanaman berhari panjang (long day plant), yang
tidak mungkin dapat berproduksi di daerah tropis.

Tahapan Budidaya Gandum

1. Benih

2. Pengolahan Tanah

3. Pemupukan

4. Penyiangan

5. Perlindungan HPT

6. Suplai Air

7. Panen

8. Perlakuan Pascapanen

1. Benih GandumBenih gandum yang baik :

(1) berasal dari malai yang matang pada batang utama,

(2) mempunyai bentuk dan warna yang seragam,

(3) bebas dari hama dan penyakit, dan

(4) mempunyai bobot yang tinggi dan seragam.

• Benih gandum mempunyai masa dormansi yang tidak terlalu lama antara 0 - 4 bulan.

• Sebelum ditebar seyogyanya benih direndam beberapa menit dalam air.

• Kotoran atau biji yang telah rusak, karena beratnya lebih ringan akan terapung. Benih yang telah bersih
itu kemudian diuji daya tumbuhnya.
Syarat benih gandum bersertifikat :

(1) kemurnian benih mini-mal 98 %,

(2) campuran benih varietas lain maksimal 0,2 %,

(3) biji gulma maksimal 0,1 %,

(4) kotoran maksimal 2 %,

(5) daya tumbuh minimal 80 %

(6) kadar air mak-simal 13 %

Sebelum benih ditanam, sebaiknya diberi perlakuan benih terlebih dahulu, untuk mencegah kerusakan
dan serangan hama-penyakit, baik yang berasal dari dalam tanah atau dari benih itu sendiri.

Fungisida yang dapat digunakan antara lain Ceresan.

Banyaknya benih per lubang tergantung dari daya tumbuh benih. Benih yang berdaya tumbuh 95 %
cukup dua butir per lubang.

Untuk jarak tanam 20 x 10 cm diperlukan 30 kg benih/ha.

Benih yang berdaya tumbuh kurang dari 95 persen sebaiknya lebih dari dua butir per lubang atau 35 kg
benih/ha.

Kelembaban tanah selama perkecambahan dipertahankan pada RH tanah mendekati kapasitas lapang.

2. Pengolahan Tanah

• Pengolahan tanah untuk tanaman gandum hampir sama dengan pengolahan tanah untuk padi gogo
dan palawija lainnya (jagung, sorgum, kedele), yaitu antara lain agar tanah mempunyai aerasi yang baik.

• Jika tanah itu sebelumnya bera, pengolahan tanah dilakukan dua kali.

• Pencangkulan/pembajakan pertama yaitu untuk menggemburkan tanah dan membasmi gulma.

• Pengolahan kedua dilakukan seminggu kemudian, untuk lebih menggemburkan tanah, meratakan dan
memberantas gulma yang tumbuh kemudian.

• Di samping itu dapat sekaligus membenamkan pupuk organik bagi tanah yang memerlukannya.

• Biarkan tanah garapan selama 7 - 10 hari, untuk memberikan kesempatan agar bahan organik yang
dibenamkan mulai melapuk.

• Jika tidak turun hujan, perlu ada suplai air untuk mempermudah benih berkecambah.

• Jika sebelumnya ada tanaman lain, maka dapat dipertimbangkan pengolahan tanah secara minim
(minimum tillage).

• Jarak tanam bermacam-macam, ukurannya tergantung dari tingkat kesuburan tanah dan varietas
(varietas yang kanopinya lebar, memerlukan jarak tanam lebih besar daripada yang kanopinya lebih
kecil).

• Jarak tanam pada tanah yang subur bisa lebih dipersempit, demikian pula jarak tanam pada musim
kemarau lebih sempit dari pada musim hujan.

• Ukurannya 20 x 10 cm, 25 x 10 cm, 25 x 5 cm atau 30 x 10 cm.

• Jarak tanam sedang diteliti : jarak tanam larikan, dengan jarak antar larikan 30 cm.

3. Pemupukan

• Pemberian pupuk dasar dan pupuk pertama dapat dilakukan sebelum tanam atau pada waktu tanam.

• Biasanya yang dipakai sebagai pupuk pertama adalah pupuk anorganik : P2O5 dan K2O dan sebagian
pupuk N.

• Pemupukan N sebaiknya dilakukan dalam 2 - 3 kali.


• Pemupukan yang efektif ditentukan oleh dosis, waktu,cara dan jenis pupuk (N, P dan K dapat diberikan
dalam bentuk pupuk tunggal atau pupuk majemuk).

• Cara pemupukan dibenamkan ke dalam tanah atau diaduk merata dengan tanah.

• Dosis pemupukan ditentukan oleh jumlah hara tersebut yang tersedia dalam tanah. Biasanya digunakan
20 ton pupuk organik/ha (apabila sebelumnya tidak dilakukan pemupukan pupuk organik untuk
penanaman sayuran gunung), 120 kg N/ha, 45-90 kg/ha, P2O5 dan 30-60 kg K2O /ha.

• Pemupukan P dan K diberikan pada larikan di antara barisan benih atau dalam lubang di samping kiri
dan kanan benih.

• Sepertiga bagian N diberikan bersama dengan P dan K (dalam bentuk pupuk majemuk NPK), pada
waktu tanam di mana kecambah muncul di atas tanah 4-5 hari setelah tanam.

• N yang dipergunakan saat ini adalah untuk merangsang perakaran dan pertumbuhan vegetatif.
Sepertiga bagian lagi N diberikan pada saat bertunas, sekitar 25-30 hari setelah tanam, untuk
merangsang pertunasan yang dapat menjadi tunas produktif.

• Dengan pengaturan jarak tanam, jumlah tunas per rumpun diusahakan jangan terlalu banyak, sekira 10-
20 tunas produktif.

• Sepertiga bagian dosis N sisanya diberikan ketika tanaman membentuk primordia bunga, untuk
mendorong pembentukan malai, butir gandum dan peningkatan kadar protein gandum yang dapat
membentuk gluten (diperlukan untuk membuat roti yangbaik).

• Pemupukan N susulan diberikan dengan cara digarit dalam larikan atau pada lubang di antara
tanaman.

4. Penyiangan

• Gulma merupakan masalah yang penting bagi tanaman gandum dan tanaman mesofit lainnya, bersaing
dengan tanaman gandum dalam hal penyerapan air, cahaya dan unsur hara, dapat juga merupakan
tumbuh-tumbuhan inang bagi berkembangnya hama dan penyakit.

• Jenis gulma yang banyak terdapat di pertanaman gandum di Lembang dan Pacet (Pangalengan) :
Oxalis coinculata, Centela asiatica, Imperata cylindrica, Mimosa invisa, Paspalum notatum, Sida
rhombifolia, Ricinus communis, Ageratum conyzoides, Euphorbia esula, Agropyron repens, Amaranthus
retroflexus, dan Polygonum convolvulus.
• Gulma jenis berdaun lebar dapat diberantas dengan herbisida 2,4 D dan MEPA, jenis berdaun sempit
dengan Dalapon, Diallate dan Barban.

• Pemberantasan secara kultur teknik dapat dilakukan dengan sistem tanaman sela, menanam jenis
leguminosa di antara barisan tanaman gandum.

• Penyiangan dapat dilakukan 2-3 kali tergantung banyaknya populasi gulma.

• Penyiangan pertama dilakukan setelah tanaman gandum berumur satu bulan. Pada saat ini, perakaran
gandum sudak cukup kuat apabila terjadi kerusakan akar pada saat penyiangan dan populasi gulma
sudah cukup tinggi.
• Penyiangan kedua dilakukan sekira tiga minggu kemudian, penyiangan selanjutnya tergantung
banyaknya dan tingginya populasi gulma.

• Sampai sekarang, petani penghasil tanaman pangan di Indonesia, masih belum menggunakan
herbisida untuk memberantas gulma, umumnya penyiangan dilakukan dengan tangan saja
(handweeding).

5. Perlindungan Hama/penyakit

• Pencegahan hama dan penyakit di lapangan paling baikdengan menanam varietas gandum yang
mempunyaiketahanan (resistensi) horizontal, jika terjadi seranganhama atau penyakit.

• Penyemprotan dengan insektisida/fungisida merupakancara yang paling praktis. Insektisida dapat


bersifat racunperut, kontak, sistemik dan fumigan (gas).
• Racun perut efektif untuk membe-rantas serangga atauulat pemakan organ tanaman di bagian atas,
misalnyaulat batang, ulat daun dan walangsangit.

• Contoh insektisida tersebut ialah Phosvel danAgrothion.


• Pestisida kontak sangat baik untuk serangga yangkurang lincah, misalnya tungau, kepik hijau,
kumbang,kutu daun dan batang. Contoh insektisidanya yaituSevin, Meptox dan lainnya.

• Pestisida sistemik adalah racun yang dapat masuk kedalam jaringan tanaman. sangat baik untuk
seranggapengisap cairan tanaman, misalnya hama penggerek,wereng, kepinding tanah.
• Contohnya antara lain Diazinon, Phosphamidon,Fenitrothion, Gama BHC 6G, Agrocida, Sandoz 5G,
Sevidal 8-8G.
• Konsentrasi yang berupa cairan dosis umum adalah 2cc/L, dengan pemakaian cairan tidak lebih dari
1000L/ha dalam sekali pemakaian, sedangkan yang berupagranula tidak melebibi 50 kg/ha.

• Fumigan misalnya Nogos meracuni pernafasanserangga.

• Pemberantasan hama dan penyakit dengan cara kulturteknis sering dilakukan petani secara tidak
sengaja, yaitudengan mengolah tanah, sistem rotasi tanaman danpenyiangan gulma, serta menanam
varietas yang tahanterhadap hama dan penyakit utama.

• Pemakaian pestisida yang efektif harus memperhatikanharga pestisida yang relatif mahal dan kondisi
cuacapada waktu pemakaian.
• Fungisida yang banyak digunakan yaitu Dithane M45. Bakterisida belum banyak dikenal oleh petani
diIndonesia.

• Pencegahan hama dan penyakit dilakukan denganpenyemprotan insektisida dan fungisida seminggu
sekalidengan pemakaian yang bergiliran.
• Untuk mencegah serangan nematoda yang terdapatdalam tanah (terutama pada waktu musim
hujan),terlebih dahulu tanah diberi perlakuan dengan Furadan3G, dengan dosis 25-30 kg/ha.

• Pada tanah yang populasinya tinggi pemberian Furadandapat diberikan 2-3 kali selama masa
pertumbuhangandum, yaitu pada waktu tanam, masa bertunas danmasa reproduktif.

• Cara pemberiannya dengan disebar di atas permukaantanah atau dicampur bersama pupuk.

6. Suplai Air

• Air diperlukan dari sejak fase perkecambahan sampaifase matang susu, dengan jumlah dan distribusi
yangmerata.
• Pada fase masak kuning sampai panen, tidak diperlukantambahan air, bahkan cuaca cerah dan panas
dapamempercepat pematangan.
• Kebutuhan air nyata (actual water requirement) untukgandum berada di atas kebutuhan untuk jagung
dansorgum, tetapi di bawah kebutuhan untuk padi.
• Menurut hasil percobaan selama tiga tahun di AkronColorado (Bear, 1959), kebutuhan air nyata
untukjagung, 0,2576 m3 untuk setiap produksi bahan kering.
• Apabila ini dijadikan standar, maka kebutuhan untukgandum 140 persen, padi 190 persen dan sorgum
90persen.
• Kebutuhan air bagi tanaman adalah petunjuk untukmenentukan jumlah air yang diperlukan
selamapertumbuhan, yaitu untuk pembentukan jaringantanaman selama fase vegetatif, transpirasi dan
evaporasi.
• Jumlah air yang diperlukan oleh tanaman yang sebenar-nya (nyata) diketahui dari hasil percobaan.

• Jumlah air yang diperlukan tanaman dengan perkiraan/perhitungan dari teori dan data yang ada
bervariasitergantung jenis tanaman, tanah dan iklim.
• Menurut Schlehuber dan Tucker (1967), percobaan diKansas menyatakan bahwa kebutuhan air relatif
untukgandum sekitar 330-392 mm, barley 333-366 mm,jagung 602-691 mm, alfalfa 732-927 mm dan padi
700-900 mm.

• Ternyata gandum dan barley merupakan tanaman yangpaling sedikit memerlukan air secara relatif.

7. Panen

• Apabila 80 % dari rumpun telah bermalai, jerami,batang dan daun mengering dan menguning.
• Jika 20 % dari bagian malai telah matang penuh, dimana butir gandum telah cukup keras apabila
dipijittangan, maka gandum sudah waktunya untuk dipanen.

• Saat panen sangat ditentukan oleh tingkat pematangandan cuaca. Gandum yang terlalu matang
cenderunguntuk rebah dan rontok.

• Curah hujan, kelembaban dan suhu udara terlalu dinginatau panas sering menghambat dan
menurunkan hasilpanen.

• Tingkat pematangan menentukan hasil gandum.

• Dalam periode 14 tahun, di Nebraska menurutSchlehuber dan Tucker (1967) : gandum yang
dipanenpada kadar air 50,1 % (matang susu) hasilnya sekitar976,5 kg/ha, pada kadar air 43,1 % (matang
kuning)1242 kg/ha dan pada kadar air 25,2 % (matang penuh)sebanyak 1381,5 kg/ha, dengan kadar
protein gandummasing-masing 12,4 %, 12,8 % dan 13,1 %.
• Panen gandum yang ditangguhkan melebihi dari satuminggu akan menurunkan bobot butir gandum.
Untukmenguji tingkat kekeringan malai, di lapangandilakukan dengan jari tangan. Apabila butir-
butirgandum lepas ketika digosok dengan tangan dan porosmalainya mudah patah, maka kadar air
gandum cukupuntuk dipanen.

• Komponen produksi gandum sama dengan padi yaitujumlah malai per satuan luas tanah, jumlah butir isi
permalai dan bobot rata-rata butir gandum.
• Panen di Amerika dan negara lainnya dilakukan denganmempergunakan mesin ”combine", di Indonesia
padaumumnya dilakukan dengan ani-ani atau sabit.

• Batang gandum dipotong sekira 30 cm dari ujung malai,agar malai gandum mudah diikat dan
dirontokkandengan diirik, atau diinjak-injak dengan kaki, ataudipukulkan pada kisi-kisi kawat.

• Malai gandum yang baru dipanen, perlu dikeringkandahulu, dijemur di bawah panas matahari sampai
malaimudah dirontokkan (dijemur 1-2 hari berturut-turut).

• Butir gandum yang telah dirontokkan perlu dikeringkanlagi, sampai kadar air paling besar 14 %,
tergantung darikeperluannya.
• Gandum yang disimpan di tempat lembab dan dalamruangan yang panas, kwalitasnya akan cepat
menurun.

8. Perlakuan pascapanen

• Butir gandum yang digiling di pabrik harus memenuhipengujian mutu gandum yang meliputi
beberapakarateristik.
• Pengujian-pengujian :

• Pengujian-pengujian tersebut adalah sebagai berikut:

(1) uji berat merupakan pengukuran berat per unitvolume butir gandum. Hasil uji berat yang
rendahmenyebabkan kualitas butir dan tepung yang rendah,syarat minimum adalah 73 kg per hektoliter.

(2) Uji kotoran, yaitu pemisahan butir-butir gandum daribenda-benda asing, biji gandum yang berkerut
danyang pecah (broken wheatng pecah (broken wheat). Benda tersebut terbawasewaktu proses panen,
perontokkan danpenyimpanan. Syarat maksimum adalah 0,1-0,5 %
(3) Uji kadar air butir gandum syarat maksimum 12,5%, baik untuk gandum keras maupun gandum
lunak.Gandum yang disimpan pada kadar air yang tinggi akancepat berkecambah dan mudah terserang
jamur,menyebabkan naiknya kadar maltose dalam bijigandum, yang menjadikan rendahnya tepung.
Kadar maltose yang terlalu tinggi (lebih dari satupersen) akan menyebabkan sifat gluten yanglembek.

Sebaliknya kadar air yang terlalu rendah memberikankerusakan fisik butir gandum yang tinggi padawaktu
digiling sehingga mengurangi berat.

(4) Uji kemurnian butir dari campuran tanaman lainminimal 99,6 %.


(5) Uji (bobot) dari 1000 butir. Dikehendaki bobot 1000butir sekitar 28-40 gram.
(6) Uji keseragaman ukuran dan bentuk biji gandum.
(7) Uji kadar serat dan kadar abu. Persyaratannya adalahserat 2-2,7 %, dan abu 1,4-2 %.
(8) Uji Rendemen tepung sekira 85 %.
(9) Uji kadar protein butir gandum syaratnya adalah 6-20 %.

(10) Menghasilkan tepung dengan daya isap terhadap air52-60 %, merupakan karateristik yang
sangatpenting bagi para konsumen tepung terigu.

• Penyakit dan hama gudang yang menyerang padaumumnya adalah cendawan dan insekta.

• Serangan cendawan selama pertumbuhan di lapangan(Alternaria, Fusarium dan Helminthosporium)


yangberasal atau terbawa biji, tidak akan terbawa digudang penyimpanan yang suhu udaranya
sangatrendah.

• Faktor suhu udara, kelembaban dan lamanyapenyimpanan sangat menentukan serangan cendawandi
gudang.
• Kadar air gandum 13 % (maksimal) menentukanberapa lama gandum tahan disimpan dengan
aman,karena semakin lama gandum disimpan kadar airnyaakan bertambah.
• Pada suhu 5 – 10 °C pertumbuhan cendawan sangatlambat, sedangkan pada suhu 26,7 - 32,2
°Cpertumbuhannya sangat cepat.
• Gandum yang disimpan hanya beberapa minggusebelum digiling dapat disimpan pada kadar air
yangagak tinggi (lebih dari 13 %), dengan suhupenyimpanan yang agak tinggi pula daripada
suhupenyimpanan untuk berbulan-bulan lamanya.
• Serangan hama gudang pada umumnya menentukantingkat kualitas dan nilai gizi gandum yang
disimpan.

Beberapa hama utama yang sangat merugikan yaitu:


• Sithopilus oryzae, S. granarium,

• Rhizopertha,

• Orizaphylus surinaemensis,

• Tenebroides mau-ritanicus,

• Tribolium confusum, T. castaneum,

• Cryptolestes pusillus C. perrugineus,

• Trogoderma granarium,

• Sitotroga cerealella.

• Udara gudang yang sejuk, biji gandum yang keringdan bebas dari tepung gandum atau biji yang
rusakmerupakan kondisi yang tidak cocok untukberkembangnya hama gudang.

• Kelembaban gudang di bawah 15 % dapat menekanpenyerangan hama (kutu-kutu biji gandum).

• Pencegahan butir gandum yang disebabkan oleh hamaatau kerusakan fisik di gudang, dapat diatasi
apabiladiperhitungkan pengelolaan, kebersihan danpencegahan secara kimiawi.

Anda mungkin juga menyukai