Anda di halaman 1dari 12

Nilai-Nilai Pancasila dalam

Kerangka Praktik
Penyelenggara Pemerintahan
Negara
- ADELIA DESWITA
- ALIFYA ZAHRA M.
- DEA LUTHFIYANA
- JOVITA NURUL L.
- KALISSA ALIYA A.
- LAURA NANDA S.
- M. ALFI HASSAN
- NADIRA LUTFIYA
- NAUFAL KHAMID P.
- SHAFA NABIHA
A. Sistem Pembagian Kekuasaan Negara RI
1. MACAM-MACAM KEKUASAAN NEGARA
Menurut John Locke
Kekuasaan legislatif, yaitu kekuasaan utk membuat undang-undang.
Kekuasaan eksekutif, yaitu kekuasaan untuk melaksanaan undang-
undang, termasuk kekuasaan untuk mengadili setiap pelanggaran thd
undang-undang.
Kekuasaan federatif, yaitu kekuasaan utk melaksanakan hub. luar
negeri.
Menurut Montesquieu
Kekuasaan legislatif, yaitu kekuasaan utk membuat undang-undang.
Kekuasaan eksekutif, yaitu kekuasaan utk melaksanakan undang-undang.
Kekuasaan yudikatif, yaitu kekuasaan utk mempertahankan undang-
undang, termasuk kekuasaan utk mengadili setiap pelanggaran thd
undang-undang.
2. KONSEP PEMBAGIAN KEKUASAAN DI INDONESIA
A. PEMBAGIAN KEKUASAAN SECARA HORIZONTAL
1. Kekuasaan konstitutif, yaitu kekuasaan utk mengubah dan
menetapkan UUD.
2. Kekuasaan eksekutif, yaitu kekuasaan utk menjalankan UUD dan
penyelenggaraan pemerintahan negara.
3. Kekuasaan legislatif, yaitu kekuasaan utk membentuk UU.
4. Kekuasaan yudikatif atau disebut kekuasaan kehakiman, yaitu
kekuasaan utk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan
hukum dan peradilan.
5. Kekuasaan eksaminatif/inspektif, yaitu kekuasaan yang berhubungan
dengan penyelenggaraan pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggu
jawab ttg keuangan negara.
6. Kekuasaan moneter, yaitu kekuasaan untuk menetapkan dan
melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran
sistem pembayaran, serta memelihara kestabilan nilai rupiah.
B. PEMBAGIAN KEKUASAAN SECARA VERTIKAL
Pembagian kekuasaan secara vertikal merupakan pembagian
kekuasaan berdasarkan tingkatannya, yaitu pembagian kekuasaan
antara beberapa tingkatan pemerintahan.
Pembagian kekuasaan secara vertikal di negara Indonesia
berlangsung antara pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah.
Pembagian kekuasaan secara vertikal muncul sebagai konsekuensi
dari diterapkannya asas desentralisasi di NKRI. Dengan asas tsb,
pemerintah pusat menyerahkan wewenang pemerintahan kpd
pemerintah daerah otonom utk mengurus dan mengatur sendiri
urusan pemerintahan di daerahnya.
B. Kedudukan dan Fungsi Kementerian NRI dan
Lembaga Pemerintahan Non-Kementerian

1. TUGAS KEMENTERIAN NRI


Dari uraian sebelumnya kalian tentunya sudah memahami bahwa sistem
pemerintahan yang dianut oleh negara kita adalah sistem pemerintahan
presidensial. Dalam sistem presidensial, kedudukan presiden sangat kuat,
karena ia merupakan kepala negara pemerintahan. Dengan demikian,
seorang Presiden mempunyai kewenangan yang sangat banyak.
Keberadaan Kementerian NRI diatur secara tegas dalam Pasal 17 UUD NRI
Tahun 1945 yang menyatakan:
1. Presiden dibantu oleh menteri-menteri negara.
2. Menteri-menteri itu diangkat dan diberhentikan oleh Presiden.
3. Setiap menteri membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan.
4. Pembentukan, pengubahan, dan pembubaran kementerian negara
diatur dalam undang-undang.
2. KLASIFIKASI KEMENTERIAN NRI
Kementerian NRI dapat diklasifikasikan berdasarkan urusan pemerintahan
yang ditanganinya.
Kementerian yg menangani urusan pemerintahan yang nomenklatur.
Kementerian yg mempunyai tugas penyelenggaraan urusan tertentu dalam
pemerintahan utk membantu presiden dlm menyelenggarakan
pemerintahan negara dgn upaya pencapaian tujuan kementerian sbg
bagian dr tujuan pembangunan nasional.
Kementerian yg mempunyai tugas menyelenggarakan urusan tertentu
dalam pemerintahan utk membantu presiden dlm perumusan dan
penetapan kebijakan di bidangnya.
Selain kementerian di atas, ada juga kementerian koordinator, yg terdiri atas:
Kementerian koordinator bidang politik, hukum, dan keamanan.
Kementerian koordinator bidang perekonomian.
Kementerian koordinator bidang pembangunan manusia dan kebudayaan.
Kementerian koordinator bidang kemaritiman.
3. LEMBAGA PEMERINTAH NON-KEMENTERIAN
Lembaga Pemerintah Non-Kementerian merupakan lembaga negara
yang dibentuk untuk membantu presiden dalam melaksanakan tugas
pemerintahan tertentu. Lembaga Pemetintahan Non-Kementerian
berada di bawah presiden dan bertanggung jawab langsung kepada
presiden melalui menteri atau pejabat setingkat menteri yang terkait.
Keberadaan LPNK diatur oleh Peraturan Presiden RI.
C. Nilai-Nilai Pancasila dalam
Penyelenggara Pemerintahan

1. SISTEM NILAI DALAM PANCASILA


Sistem nilai adalah konsep atau gagasan yang menyeluruh mengenai
sesuatu yang hidup dalam pikiran seseorang atau sebagian besar
anggota masyarakat tentang apa yang dipandang baik. Pancasila
sebagai nilai mengandung serangkaian nilai, yatu: ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan, keadilan. Kelima nilai tersebut merupakan
satu kesatuan yang utuh, tidak terpisahkan mengacu kepada tujuan
yang satu.
2. IMPLEMENTASI PANCASILA
Pancasila yang termuat dalam Pembukaan UUD 1945 merupakan
landasan bangsa Indonesia yang mengandung tiga tata nilai utama,
yaitu dimensi spiritual, dimensi kultural, dan dimensi institusional. Tiga
nilai utama yang tertuang dalam Pembukaan UUD NRI Tahun 1945
tersebut harus senantiasa menjadi pertimbangan dan perhatian dalam
sistem proses penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan
bangsa. Nilai Pancasila harus dipandang sebagai satu kesatuan yang
utuh di setiap praktik penyelenggara pemerintahan yang mengandung
makna bahwa ada sumber-sumber spiritual yang harus dipertimbangkan
dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat agar tidak terjadi
perlakuan yang sewenang-wenang dan diskriminatif.
3. NILAI-NILAI PANCASILA DALAM PENYELENGGARA
PEMERINTAHAN NEGARA
A. NILAI SILA KETUHANAN YANG MAHA ESA
Pengakuan adanya causa prima yaitu Tuhan Yang Maha Esa.
Atheisme dilarang hidup dan berkembang di Indonesia.
B. NILAI SILA KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB
Menempatkan manusia sesuai dgn hakikatnya sebagai makhluk
Tuhan krn manusia mempunyai sifat universal.
Menjujung tinggi kemerdekaan sebagai hak segala bangsa, hal ini juga
bersifat universal.
C. NILAI SILA PERSATUAN INDONESIA
Nasionalisme.
Cinta bangsa dan tanah air.
D. NILAI SILA KERAKYATAKAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT
KEBIJAKSANAAN DALAM PERMUSYAWARATAN/PERWAKILAN
Hakikat sila ini adalah demokrasi. Demokrasi dalam arti umum, yaitu
pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
Perbedaan secara umum demokrasi di negara barat dan di negara
Indonesia, yaitu terletak pada permusyawaratan rakyat.
E. NILAI SILA KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA
Kemakmuran yang merata bagi seluruh rakyat dalam arti dinamis dan
berkelanjutan.
Melindungi yang lemah agar kelompok warga masyarakat dapat
bekerja sesuai dengan bidangnya.
THANK YOU FOR
YOUR ATTENTION

Anda mungkin juga menyukai