Kuantitaif (Eksperimen) Pengaruh Media Geometri
Kuantitaif (Eksperimen) Pengaruh Media Geometri
PROPOSAL PENELITIAN
oleh
G. Kajian Pustaka
1. Kajian Teori [Dena Tresna Aripiani | 1600646]
Pengertian Tunagrahita
Dalam dunia pendidikan ditemukan anak-anak yang memiliki kecerdasan di
atas rata-rata anak pada umumnya dan cepat dalam belajarnya. Disamping itu, ada
juga anak-anak yang memiliki kecerdasan dibawah rata-rata anak pada umumnya.
Anak-anak yang memiliki kecerdasan dibawah rata-rata anak pada umumnya disebut
anak terbelakang mental (mentally retarded), istilah resmi yang digunakan di
Indonesia adalah anak Tunagrahita (PP No. 72 Tahun 1991).
Menurut WHO 1992, retardasi mental adalah suatu keadaan perkembangan
mental yang terhenti atau tidak lengkap, yang ditandai terutama oleh adanya
ketidakmampuan keterampilan selama masa perkembangan sehingga berpengaruh
pada semua tingkat intelegensia yaitu kemampuan kognitif, Bahasa, motoric, sosial
(Sumaryanti, 2010:31). Sedangkn menurut Endang Rochyadi dan Zainal Alimin
(2005: 11) menyebutkan bahwa “tunagrahita berkaitan erat dengan masalah
perkembangan kemampuan kecerdasan yang rendah dan merupakan sebuah kondisi”
(Sumaryana, 2012).
Edgare Dole yang dikutip Mumpuniarti (2000:26) dalam Prihambodo (2012),
mengemukakan definisi dengan tanda atau ciri, seorang dianggap keterbelakangan
mental jika ditandai dengan:
1. Tidak berkemampuan secara sosial dan tidak dapat mengelola dirinya sendiri
sempai tingkat usia dewasa.
2. Mental dibawah normal.
3. Terlambat kecerdasannya sejak lahir.
4. Terlambat tingkat kemasakannya.
5. Terbelakang mentaldisebaban pembawaan dari keturunan atau penyakit.
6. Tidak dapat disembuhkan.
Faktor Penyebab
Faktor penyebab ketunagrahitaan menurut Asri (2012) antara lain:
1. Genetik
a. Kerusakan atau kelainan biokimiawi
b. Abnormalitas kromosomal
Anak tunagrahita yang lahir disebabkan oleh faktor ini pada umumnyaa dalah
sindroma down atau sindroma mongo dengan IQ antar 20 – 60 dan rata-rata
memiliki IQ 30 – 50 2
2. Pada masa sebelum kelahiran (pre-natal)
a. Infeksi rubella
b. Faktor rhesus
3. Pada saat kelahiran (natal)
Retardasi mental atau tunagrahita yang disebabkan oleh kejadian yang terjadi
pada saat kelahiran adalah luka-luka pada saat kelahiran, sesak napas, dan lahir
premature.
4. Pada saat setelah kelahiran (post-natal)
Penyakit-penyakit akibat infeksi misalnya : meningitis (peradangan dalam selaput
otak dan problema nutrisi yaitu kekurangan gizi misalnya : kekurangan protein
yang didierita bati dan awal masa kanak-kanak dapat menyebabkan tunagrahita.
5. Gangguan metabolisme atau nutrisi
a. Pheniketanuria, gangguan pada metabolisme asam amino yaitu gangguan pada
enzim peniketo nuria Gargoylisme. Gangguan metabolisme dalam hati , limpa
kecil
Media visual non- elektrik atau non-elektronik yaitu media visual yang
bekerjanya atau penggunaannya tidak memerlukan tenaga listrik. Contoh
dari media visual non- elektrik atau non-elektronik : Papan tulis, White
Board, Flanel Board, Flip Chart, Poster, dam Model.
Media visual elektrik atau elektronik yaitu media yang bekerjanya atau
penggunaannya memerlukan tenaga listrik. Contoh dari media visual
elektrik
a. Slide Projector : Keunggulan yang dihasilkan adalah dapat
menampilkan hasil foto dari benda dengan jelas.
b. Opaque Projector : proyektor yang dapat memproyeksikan gambar atau
tulisan yang terdapat dalam selembar kertas atau halaman buku secara
langsung ke layar.
c. Overhead Projector :sebuah jenis proyektor yang menggunakan plastik
transparasi sebagai perangkat lunak pada mana informasi atau pesan
dalam bentuk tulisan maupun diagram diterakan.
2. Media Audio media ini menampilkan materi pembelajaran dalam bentuk sesuatu
yang dapat didengar oleh telinga manusia. Dibagi menjadi dua jenis media audio
yaitu, media audio non- elektrik atau non-elektronik dan media audio elektrik
atau elektronik
3. Media Audio-Visual : Media ini menampilkan materi pembelajaran dalam
bentuk sesuatu yang dapat didengar oleh telinga dan dilihat oleh mata manusia.
Keunggulan dari media audio visual adalah bahwa dengan semakin banyaknya
pancaindera yang dilibatkan dalam proses komunikasi pembelajaran, maka
semakin banyak materi pembelajaran yang dapat diserap oleh siswa.
Media pembelajaran merupakan media yang dapat digunakan secara efektif dalam
proses pengajaran yang terencana dan dibuat secara menarik. Khususnya untuk
proses pembelajaran bagi anak tunagrahita diperlukan media pembelajaran yang
dapat membantu dalam proses pembelajarannya. Disini peneliti membuat media
pembelajaran berupa Jendela Geometri untuk membantu anak dalam mengenal
bentuk geometri serta melatih motorik halus. Media ini merupakan rancangan yang
dibuat dengan bentuk papan alur yang melingkar dan berwarna sehingga anak
tertarik untuk belajar. Penggunaan dari media ini membantu anak secara langsung
dan hasilnya anak mengenal bentuk dari penggunaan media tersebut.
3. Hipotesis
Menurut Susetyo (2010, hlm.141) Hipotesis merupakan jawaban/ kebenaran
sementara yang ditentukan oleh peneliti oleh karena itu perlu dilakukan pengujian
terhadap hipotesis yang dilakukan dalam penelitian. Maka dari itu dalam penelitian
ini hipotesisnya adalah “Jendela Geometri sebagai Upaya Meningkatkan Pemahaman
Anak terhadap Konsep Bentuk”.
H. Metode Penelitian
1. Metode Penelitian [Adhit Cahyo Prasetyo | 1600645]
Pada penelitian ini, penulis menggunakan desain penelitian nonequivalent
control group design karena terdapat 2 kelompok yang akan di teliti, kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol yang tidak dipilih secara random. Pengukuran
dilakukan sebelum dan sesudah diterapkannya model pembelajaran jendela geometri.
Pengaruh penerapan model pembelajaran jendela geometri diukur dari perbedaan
antara pengukuran awal berupa pretes (O1) dan pengukuran akhir (O2). Adapun
desain penelitian tersebut dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini.
O1 X O2
O3 O4
Keterangan:
O1 = Pretes kelas eksperimen
O2 = Postes kelas eksperimen
O3 = Pretes kelas kontrol
O4 = postes kelas kontrol
X = Treatment pada kelompok eksperimen dengan Jendela Geometri
1. Tes
Tes menurut Arikunto (2010, hlm. 53) dalam Kusuma (2018): “ Tes adalah
alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu
dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan”. Pada
penelitian ini tes yang digunakan tes praktek. Tes praktek terdiri atas perintah
yang akan dilakukan anak.
Instrument tes terdiri atas beberapa perintah dan mempunyai tingkat
kesukaran yang sama sehingga dapat diketahui hasil belajar siswa setelah
pembelajaran. Sebelum diujicobakan, instrument tes terlebih dahulu di judgement
kepada dosen ahli.
2. Teknik pengumpulan Data
Untuk mengetahui sejauh mana kualitas satu instrument tes tersebut, maka
sebelumnya perlu dilakukan serangkaian pengujian dan analisis terhadap
instrument. Untuk mendapatkan instrument yang berkualitas dapat ditinjau dari
beberapa hal diantaranya uji validitas, uji reliabilitas.
a. Validitas
Data evaluasi yang baik sesuai dengan kenyataan disebut data valid. Agar
dapat diperoleh data yang valid, instrument untuk mengevaluasinya juga
harus valid. “Sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa
yang hendak diukur” (Arikunto, 2010:64-65 dalam Kusuma, 2013). Jadi
validitas berfungsi untuk mengetahui apakah instrument yang akan digunakan
dapat mengevaluasi dengan tepat sesuatu yang dievaluasi itu.
b. Reliabilitas
Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika
tes terebut dapat memberikan hasil yang tetap. Maka pengertian reliabilitas
tes, berhubungan dengan masalah ketetapaan tes. Atau seandainya hasilnya
berubah-ubah, perubahan yang terjadi dapat dikatakan tidak berarti. Maka
menurut Arikunto (2010:90) dalam Kusuma (2013): “Reliabilitas adalah
ketetapan suatu tes apabila diteskan kepada subjek yang sama”.
Alisah,E. & Idris,M. 2009. Buku Pintar Matematika. Jogjakarta: Mitra Pelajar.
Aprilia, Dika Kusuma. (2013). Penerapan Model Pembelajaran Picture and Picture untuk
Meningkatkan Hail Belajar Siswa Pada Pembelajara Teknologi Informasi dan
Komunukasi di SMP. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia [tidak diterbitkan]
Astati, dkk. 2013. Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus. Bandung: PKH FIP UPI
Hakim, A. 2016. Pengaruh Motorik Kasar Anak Tunagrahita Terhadap Motorik Halus. Jurnal
Ilmiah PENJAS, 2 (2). hml. 1-12.
Riduwan. (2010). Metode & Teknik Menyusun Proposal Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Santrock, John. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.