Y = a + b(x)
a = Y / n
b = XY/X2
Dari tabel 2 tersebut dapat diketahui : Y = 2.140, X2 = 110 dan XY = 1090,
maka : a = 2.140/11 = 194,55, b = 1090/110 = 9,91 dari hasil ini dimasukan dalam
persamaan garis lurus yaitu Y = a + b(X).
Y2010 = 194,55 + 9,91 (6)
Y2010 = 254, dalam ribuan menjadi 254.000 unit. Komposisi penjualan tahun 2010
pada PT. AGIDA JAYA diatur sebagai berikut.
Triwulan 1 = 25%, triwulan 2 = 25%, triwulan 3 = 20% dan triwulan 4 = 30%.
Komposisi ini diatur sedemikan rupa, sehingga kebijakan persediaan dapat
dilakukan sesuai dengan permintaan.
Berdasarkan hasil perhitungan Peramalan penjualan untuk 2010 dan sesuai
dengan komposisi persentase penjualan adalah sebagai berikut: Triwulan 1 = 25%
X 254.000 unit = 63.500 unit, triwulan 2 = 63.500 unit, triwulan 3 = 50.800 unit dan
triwulan 4 = 76.200 unit. Penjualan pada triwulan 3 adalah penjualan yang paling
rendah. Hal ini dilakukan karena kebiasaan, pada setiap triwulan terakhir
permintaan gagang pancing akan menurun. Daerah pemasaran pun diasumsikan
tidak terfokus.
Tabel 3
PT. AGIDA JAYA
Perhitungan least square, Peramalan harga jual
TAHUN Y (Rp.000) X X² XY
1999 7530 -5 25 -37650
2000 7550 -4 16 -30200
2001 8520 -3 9 -25560
2002 9200 -2 4 -18400
2003 9430 -1 1 -9430
2004 9445 0 0 0
2005 9460 1 1 9460
2006 9465 2 4 18930
2007 9475 3 9 28425
2008 9525 4 16 38100
2009 9550 5 25 47750
Total 99150 0 110 21425
Sumber : PT. AGIDA JAYA (diolah)
Hasil perhitungan dari tabel 3 dapat diketahui : Y = 99.150, X2 = 110 dan XY
= 21.425. jadi a = 99.150 / 11 = 9.013,64 dan b = 21.425 / 110 = 194,77.
Kemudian kita masukan dalam persamaan garis lurus yaitu Y = a + b (X) . Jadi Y
= 9.013,64+ 194,77 (X).
Y 2010 = 9.013,64+ 194,77 (6) = 10.182, maka, harga jual untuk 2010 diketahui
sebesar Rp. 10.182.000,00 per unit, dibandingkan dengan harga tahun 2009
sebesar Rp. 9.550.000,00 naik sebesar 6%.
Tabel 4
PT. AGIDA JAYA
Anggaran penjualan tahun 2010
Harga
Rencana Total penjualan
/unit
Periode/Komposisi penjualan (Rp.000) (RP.000)
254.000 unit
Triwulan 1, 25% 63.500 10.182 646.557
Triwulan 2 , 25% 63.500 10.182 646.557
Triwulan 3 , 20% 50.800 10.182 517.245,6
Triwulan 4 , 30% 76.200 10.182 775.868,4
Total 254.000 10.182 2.586.228
Sumber : PT. AGIDA JAYA data diolah
Jadi jumlah produksi 2010 pada PT. AGIDA JAYA adalah sebanyak 253.950
unit, sedangkan poduksi bulanan sebanyak 253.950 unit/12 bulan sama dengan
21.162,5 unit. Karena hasilnya pecahan, maka, dapat dilakukan alokasi kelebihan yaitu
kita dapat membulatkan hasil 21.162,5 unit menjadi 21.160 unit, sehingga 21.160 x 12
= 253.920 terjadi selisih yaitu 253.950 unit – 253.920 unit = 30 unit , selisih ini
dialokasikan ke Desember yaitu sebesar 21.160 unit + 30 unit = 21.190 unit. Jadi
komposisi anggaran produksi per bulan adalah mulai Januari sampai dengan
November = 21.160 unit x 11 bulan = 232.760 unit, sedang pada Desember sebanyak
21.190, jadi 232.760 unit + 21.190 = 253.950 unit.
Karena komposisi penjualan dalam satu tahun PT. AGIDA JAYA adalah
triwulanan, maka, anggaran produksi pun berdasarkan triwulanan, yaitu triwulan 1
sampai dengan triwulan 4 anggaran produksi yang sudah diketahui sebanyak
253.950 unit akan dibagi dengan 4 triwulan sama dengan 63.487,5 sama dengan
komposisi anggaran produksi bulanan. Hasilnya adalah pecahan. Karena hasilnya
pecahan, maka 63.487,5 unit dibulatkan ke bawah menjadi 63.400 unit, maka 63.400
unit x 4 triwulan = 253.600 unit, dalam hal ini terjadi selisih sebesar 253.950 unit –
253.600 unit = 350 unit. Selisih ini akan dialokasikan ke triwulan 4, sehingga jumlah
masing-masing triwulan adalah triwulan 1 akan diproduksi 63.400 unit; triwulan 2
sebanyak 63.400
unit; triwulan 3 sebanyak 63.400 unit; sedang triwulan 4 sebanyak 63.400 unit +
350 unit sama dengan 63.750 unit. Jumlah masing-masing triwulan dapat disusun
sebagai anggaran produksi untuk 2010 adalah :
Tabel 5
PT. AGIDA JAYA
Anggaran produksi tahun 2010 (pola produksi stabil dalam unit)
Keterangan Triwulan 1 Triwulan 2 Triwulan 3 Triwulan 4
Angg.penjualan 63.500 63.500 50.800 76.200
Persediaan akhir 100 50 8.950 100
Persediaan awal 63.550 63.500 63.750 76.300
150 100 50 8.950
Produksi 63.400 63.400 63.400 63.750
Tabel 13
Anggaran biaya tenaga kerja langsung tahun 2010
Departemen Jml. Jam kerja Tarif perjam Total anggaran biaya
langsung (DLH) kerja langsung tenaga kerja langsung
Pemotongan 63.400 Rp. 15.000,00 Rp. 951.500.000,00
Perakitan 89.400 Rp. 17.500,00 Rp.1.564.500.000,00
Total Rp. 2.515.500.000,00
Sumber : PT. AGIDA JAYA data diolah
Tabel 14
Annggaran biaya overhead pabrik tahun 2010
Jenis Biaya Jumlah
1. Biaya tenaga kerja tidak langsung Rp. 175.000.000,00
2. Biaya bahan baku tidak langsung Rp. 10.000.000,00
3.Penyusutan Rp. 50.000.000,00
4. Biaya listrik dan air pabrik Rp. 150.000.000,00
Total Rp. 385.000.000,00
2. Harga jual barang jadi per unit selama tahun 2010 diperkirakan sebesar Rp.
150.000,-
3. Perusahaan mengunakan metode rata-rata (average) dalam menghitung biaya
persediaan dan beban pokok penjualan.
4. Total biaya persediaan barang jadi pertahun sebesar Rp 3.886.909.089.676,-
5. Biaya produksi selama tahun 2010 sebesar Rp. 1.439.934.583.457,-
8. Beban umum dan administrasi untuk tahun 2010 sebesar Rp. 507.166.421.388,-
Nilai Penjualan
= Barang jadi yang diperkirakan akan dijual × Harga jual per unitnya.
Berikut ini adalah perhitungan nilai persediaan akhir barang jadi dengan
menggunakan asumsi arus biaya rata-rata bergerak (average).
Biaya
Keterangan Unit
(Dalam Rp)
Produksi tahun 2010 18.709 unit 1.439.934.583.457,-
Persediaan barang jadi awal 1.763 unit 3.886.909.089.676,-
Persediaan barang jadi tersedia untuk dijual 20.473 unit 5.326.843.673.133,-
= Rp. 4.774.202.823.280,-
Laba Kotor
= Rp. 2.747.719.781.930.438,-
Laba Operasi
= Rp. 2.745.134.601.717.393,-
= Rp. 2.744.777.887.639.930,-
= Rp. 1.921.344.521.347.951,-
Penjualan 2.752.493.984.753.718
Beban pokok penjualan
Saldo awal persediaan barang jadi 3.886.909.089.676
Biaya produksi 1.439.934.583.457
Persediaan barang jadi tersedia untuk dijual 5.326.843.673.133
Dikurangi : Persediaan akhir barang jadi 552.380.652.560
Beban pokok penjualan 4.774.202.823.280
Laba kotor yang dianggarkan 2.747.719.781.930.438
Beban operasi 2.745.134.601.717.393
Beban penjualan 2.078.013.791.657
Beban administrasi 507.166.421.388 2.585.180.213.045
Laba operasi yang dianggarkan 2.745.134.601.717.393
Pendapatan dan beban lain-lain
Beban bunga 356.714.077.463 356.714.077.468
Laba sebelum pajak penghasilan 2.744.777.887.639.930
Perkiraan beban pajak penghasilan 823.433.366.291.979
Laba bersih yang dianggarkan 1.921.344.521.347.951
10. SIMPULAN
Berdasarkan uraian di atas, maka, didapat simpulan bahwa jumlah unit gagang
pancing yang akan dijual pada 2010 sebanyak 254.000, sedang yang akan diproduksi
adalah 253.950 unit gagang pancing. Sementara, jumlah bahan mentah langsung yang
dibutuhkan untuk memproduksi gagang pancing sebanyak 253.950 unit, yaitu bahan
busa super 536.850 lembar, kulit sebanyak 894.750 meter, besi vernikel 357.900 meter
dan roda puter sebanyak 715.800 buah. Selain itu, jumlah bahan mentah langsung yang
dibeli untuk 2010 di antaranya busa super sebanyak 531.850 lembar, kulit 869.750
meter, besi vernikel 352.900, dan roda putar 690.800 buah. Untuk pengerjaan ini
dibutuhkan biaya bahan mentah langsung yang dikeluarkan untuk memproduksi
253.950 unit gagang pancing untuk busa super Rp. 18.614.750,00, kulit
Rp.21.743.750,00, besi vernikel Rp.5.293.500,00, dan roda putar sebesar Rp.
6.908.000,00. Dan total biaya bahan mentah langsung adalah Rp. 52.560.000,00.
Jumlah jam kerja langsung yang dibutuhkan untuk memproduksi 253.950 unit
gagang pancing adalah 63.400 jam kerja langsung untuk departemen pemotongan, dan
89.400 jam untuk departemen perakitan. Adapun rincian biaya tenaga kerja langsung
yang dikeluarkan untuk rentang 2010 pada departemen pemotongan Rp.
951.500.000,00 departemen perakitan Rp. 1.564.500.000,00 sehingga total biaya
tenaga kerja langsung menjadi Rp. 2.515.500.000,00. Sementara, biaya overhead
pabrik yang dikeluarkan untuk memproduksi 253.950 unit gagang pancing adalah
sebesar Rp. 385.000.000,00, dan biaya produksi yang dikeluarkan untuk 253.950 unit
gagang pancing sebesar Rp. 2.672.560.000,00.
Berdasarkan uraian tersebut, maka, perlu adanya peningkatan efisiensi biaya.
Khususnya biaya tenaga kerja untuk departemen perakitan dengan tarif upah sebesar
Rp. 17.500,00 per jam, dibanding dengan tarif upah departemen pemotongan Rp.
15.000,00 per jam. tetapi perusahaan menyamakan tarif upah antara departemen
pemotongan dengan departemen perakitan, serta melakukan pengendalian biaya yang
cukup ketat terhadap biaya tenaga kerja tidak langsung, listrik dan air pabrik.