Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH AKUNTANSI BIAYA

“ SISTEM JOB ORDER ”

Disusun oleh :

- Ahmad Wahfiudin
- Aprilia Permatasari
- Ela Nuraeni
- Maisarah Qasamah M
- Rifda Zulfia Hidayat
- Sarah Ristia
- Windy Yuningsih

PROGRAM STUDI AKUNTANSI BISNIS


KONSENTRASI AKUNTANSI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH
INSTITUT STIAMI KAMPUS MARDANI
2020
PERUBAHAN AKUNTANSI DAN ANALISIS
KESALAHAN

PERUBAHAN AKUNTANSI

IASB telah menetapkan kerangka kerja pelaporan yang mencakup tiga jenis perubahan akuntansi. Tiga
jenis perubahan akuntansi adalah :

1. Perubahan Prinsip Akuntansi. Prubahan dari satu prinsip akuntansi yang berlaku umum ke prinsip
akuntansi yang berlaku umum lainnya. Sebagai contoh, perunahan metode penilaian persediaan dari
LIFO menjadi biaya rata-rata.

2. Perubahan Estimasi Akuntansi. Perubahan yang terjadi sebagai akibat dari informasi baru atau
diperolehnya pengalaman tambahan. Contohnya adalah perubahan estimasi umur manfaat aktiva yang
dapat disusutkan

3. Perubahan Entistas Pelaporan. Perubahan dari pelaporan sebagai satu jenis entitas ke jenis entitas
lainnya. Sebagai contoh, perubahan anak perusahaan spesifik dalam satu kelompok perusahaan di mana
laporan keuangan konsolidasi disusun.

Kategori keempat membutuhkan perubahan akuntansi, walaupun hal ini tidak diklasifikasikan sebagai
perubahan akuntansi :

4. Kesalahan-Kesalahan dalam Laporan Keuangan. Kesalahan yang terjadi sebagai akibat dari
kesalahan matematis, keslahaan penerapan prinsip akuntansi, atau kelalaian atau penyalahgunaan fakta
yang ada pada saat laporan keuangan disusun. Contohnya adalah penerapan metode persediaan eceran
yang tidak tepat dalam menentukan persediaan akhir

PERUBAHAN PRINSIP AKUNTANSI

Perubahan prinsip akuntansi melibatkan perubahan dari satu prinsip ekonomi yang berlaku umum ke
yang lainnya. Pengujian yang seksama harus dilaksanakan dalam setiap situasi ini untuk memastikan
bahwa perubahan prinsip memang telah terjadi. Akhrinya, jika prinsip akuntansi yang sebelumnya diikuti
tidak dapat diterima atau jika prinsip itu diterapkan secara tidak benar, maka perubahan ke prinsip
akuntansi yang berlaku umum dianggap sebagai koreksi kesalahan Perpindahan dari akuntansi dasar kas
atau pajak penghasilan ke dasar akrual dianggap juga sebagai koreksi kesalahan.
Tiga oendekatan berikut telah disarankan untuk melaporkan perubahan prinsip akuntans :

1. Pelaporan Perubahan pada Periode Berjalan. Pengaruh kumulatif adalah perbedaan laba tahun
sebelumnya antara metide baru dan metode lama. Penyesuaian ini kemudian dilaporkan hanya dalam
laporan laba rugi tahun berjalan. Perusahan tidak mengubah laporan keuangan tahun sebelumnya.

2. Pelaporan Perubahan Secara Retrospektif. Penyesuaian Retrospektif atas laporan keuangan akan
menyusun kembali laporan keuangan tahun sebelumnya atas dasar yang konsisten dengan prinsip yang
baru ditetapkan. Perusahaan menyajikan pengaruh kumulatif dari perubahan sebagai penyesuaian atas
laba ditahan awal tahun paling awal yang disajikan dalam laporannya.

3. Pelaporan Perubahan secara Prospektif (di masa depan). Pada pendekatan ini, hasil yang telah
dilaporkan sebelumnya biasanya tidak diubah. Saldo awal tidak perlu disesuaikan. Pendukung
pendekatan ini berargumen bahwa seteah manajemen menyajikan laporan keuangan berdasarkan
prinsip akuntansi yang dapat diterima, maka laporan tersebut sudah final, manajemen tidak dapat
mengubah peirode sebelumnya dengan menerapkan prinsip baru.

Pendekatan Perubahan Akuntansi Retrospektif

Ketika perushaan mengubah satu prinsip akuntansi, perubahan tersebut sebaiknya dilaporkan dengan
aplikasi retrospektif. Secara umum, perusahaan tersebut harus melakukan hal-hal berikut ini :

1. Perusahaan mengoreksi laporan keuangannya pada setiap periode yang tercakup. Maka, informasi
laporan keuangan terkait periode terdahulu akan berdasar pada prinsip akuntansi yang baru

2. Perusahaan mengoreksi nilai pindah buku atas aktiva kewajiban terhitung awal tahun petama yang
menckup dalam laporan. Maka, akun-akun tersebut mencerminkan pengaruh kumulaitf pada periode-
periode terdahulu akibat perubahan pada periode-periode yang lebih baru. Perusahan juga melakukan
koreksi pengimbang (offset) terhadap neraca pembukuan atas akun laba ditahan atau kompnen relevan
lainnya dalam ekuitas pemegang saham atau akiva bersih terhitng awal tahun pertama yang tercantum
dalam laporan.

Melaporkan Perubaahan Prinsip Akuntansi

Pengungkapan perubahan akuntansi sangatlah penting. Para pemakai laporan keuangan menginginkan
informasi konsisten dari satu periode ke periode berikutnya. Konsisten seperti ini menjamin manfaat
laporan keuangan. Persyaratan pengungkapan utama disajikan berikut ini :

1. Sifat dan alasan perubahan prinsip akuntansi tersebut. Bagian ini harus menyerahkan penjelasan
mengenai kelebihan prinsip akuntansi baru tersebut.

2. Metode penerapan perubahan tersebut, dan :

· Deskripsi, informasi periode terdahulu yang telah dikoreksi secara retrospektif


· Pengaruh perubahan tersebut terhadap laba operasi yang berlanjut, laba bersih setiap item dalam
satu bagian yang ikut berpengaruh dan setiap nlai per saham yangvterpengaruh dalam periode
berajalan dan salam stiap periode terdahulu yang terkoreksi secara retrospektif

· Pengaruh kumulatif perubahan terhadap laba ditahan atau komponen ekuitas atau aktiva bersih
dalam laporan posisi keuangan tehitung periode paling terdahulu yang tercatat didalamnya.

Penyesuaian Laba Ditahan

Salah satu syarat pengungkapan adalah penyajian pengaruh kumulatif dari perubahan akuntansi
terhadap nilai laba ditahan terhitung awal periode paling terdahulu yang termasuk dalam laporan.

Pengaruh Langsung

IASB berketetapan bahwa perusahaan harus menetapkan pengaruh langsung perubahan prinsip
akuntansi secara retrospektif. Contohnya, pengaruh langsung berupa koreksi neraca persediaan akibat
perubahan metode penilaian persediaan.

Pengaruh Tidak Langsung

Selain pengaruh langsung, perusahaan juga dapat mengakami pengaruh tidak langsung terkait perubaha
prinsip akuntansi. Pengaruh tidak langsung adalah semua perubahan atas arus kas erusahaan pada
periode berjalan atau masa depan yang disebabkan oleh perubehan prinsip akuntansi yang diterapkan
secara retrospektif. Contohnya, pengaruh tidak langsung berupa perubahan pembagian laba atau
pembayaran royalty yang bergantung pada nilai dalam laporan seperti pendapatan atau laba bersih.
Pengaruh tidak langsung tidak mengubah nilai-nilai dalam laporan pada periode terdahulu.

Ketidakpraktisan

Penerapan retrospektif dianggap tidak praktis jika perusahaan tidak dapat menentukan pengarub
periode terdahulu bahkan setelah mengusahakan semua cara yang masuk akal. Perusahan tidak boleh
memakai penerapan retrospektif bila memenuhi salah satu kondisi berikut ini :

1. Perusahaan tidak dapat menentukan pengaruh penerapan retrospektif

2. Penerapan retrospektif memerlukan penetapan asumsi-asumsi mengenai rencana kerja pihak


manajemen pada perode terdahulu
3. Penerapan retrospektif memerlukan estimasi-estimasi signifikan terkait periode terdahulu dan
perusahaan tidak dapat secara objektif mengesahkan informasi yang diperlukan dalam menetapkan
estimasi-estimasi tersebut

PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI

Penyusunan laporan keuangan memerlukan estimasi dampak dari kondisi-kondisi dan peristiwa di masa
dtang. Berikut ini adalah contoh pos-pos yang memerlukan estimasi

· Piutang tak tertagih

· Keusangan Persediaan

· Umur manfaat dan nilai sisa aktiva

· Periode yang menerima manfaat dari biaya yang ditangguhkan

· Kewajiban untuk biaya garansi dan pajak penghasilan

· Cadangan mineral yang dapat dipulihkan kembali

· Perubahan metode penyusutan

Perubahan estimasi harus ditangani secara propektif. Yaitu, tidak ada perubahanyang harus dibuat dalam
hasil yang dilaporkan sebelumnya. Jadi, pengaruh dari semua perubahan estimasi diperhitungkan pada
(1) periode perubahan jka perubahan itu hanya mempengaruhi periode bersangkutan atau (2)
perubahan periode dan periode di masa datang jika perubahan tersebut mempengaruhi keduanya.
Akibatnya perubahan estimasi dipandang sebagai koreksi atau penyesuaian normal yang berulang, hasil
alami dari proses akuntansi dan perlakuan retrospektif dilarang.

Contoh terkait perubahan estimasi yang dipengaruhi oleh perubaha prinsip akuntansi berupa perubahan
metode penyusutan (berikut amortisasi dan deplesi). Karena perusahaan mengubah metode penyusutan
betrdasarkan perubahan estimasi laba masa depan aktiva berumur panjang, tidaklah mungkin
memisahkan pengaruh perubahan prinsip akuntansi dari perubahan estimasi tersebut. Kesimpulannya
perusahaan memperhitungkan perubahan metode penyusutan sebagai perubahan estimasi yang
dipengaruhi oleh perubahan prinsip akuntasi.

PELAPORAN PERUBAHAN DALAM ENTITAS

Suatu perubahan akuntansi yang terjadi pada laporan keuangan yang sebenarnya merupakan laporan
dari entitas berbeda harus dilaporkan dengan menyatakan kembali laporan keuangan yang disajikan
selama periode sebelumnya, guna menunjukkan informasi keuangan bagi entitas pelaporan yang baru
selama semua periode.
Contoh perubaahan dalam entitas pelaporan :

1. Menyajikan laporan konsolidasi untuk menggantikan laporan dari kelompok perusahaan individual

2. Mengubah anak perusahaan tertentu yang terdiri dari kelompok perusahaan di mana laporan
keuangan konsolidasi disajikan

3. Mengubah perusahaan yang termasuk dalam laporan keuangan gabungan

4. Perubahan metode akuntansi biaya, ekuitas atau konsolidasi untuk anak perusahaan dan investasi.
Perubahan dalam entitas pelapran bukan berasal dari penciptaan, pemutusan, pembelian, disposisi anak
perusahaan atau unti bisnis lainnya.

PELAPORAN KOREKSI KESALAHAN

Kesalahan tertentu, misalnya mengkasifikasikan neraca dalam laporan keuangan tidak sesignifikan bagi
investor dibanding kesalahan lain. Kesalahan signifikan akan menyebabkan lebih saji atas aktiva atau
laba. Namun para investor perlu mengetahui potensi pengaruh dari semua kesalahan. Bahkan
mengklasifikasikan yang “tidak berbahaya” dapat berpengaruh rasio yang penting. Dan juga kesalahan
tertentu dapat menandakan kelemahan dalam kendali internal yang dapat memicu kesalahan lain yang
lebih signifikan.

Berikut ini adalah contoh-contoh dari kesalahan akuntansi :

1. Perubahan dari prinsip akuntansi yang tidaka berlaku umum ke prinsip akuntansi yang berlaku
umum. Dasar pemikiran dari hal ini adalah bahwa periode sebelumnya telah disajikan secara tidak benar.
Contoh, perubahan dari akuntansi dasar kas atau pajak ke penghasilan dasar akrual

2. Kesalahan matematis yang diakibatkan oleh penjumlahan, pengurangan, dan sebagainya. Contoh,
penjumlahan kartu perhitungan persediaan yang salah dalam menentukan nilai persediaan

3. Perubahan estimasi yang terjadi karena estimasi-estimasi itu tidak dibuat dengan jujur. Contoh,
penggunaan tariff penyusutan yang secara jelas tidak realistis

4. Kelalaian, seperti kegagalan untuk megakrualkan atau menangguhkan beban atau


pendapatanntertentu di akhir periode

5. Penggunaan fakta yang tidak benar, seperti kegagalan untuk menggunakan nilai sisa dalam
menghitung dasar penyusutan untuk pendekatan garis lurus

6. Klasifikasi biaya yang tidak tepat sebagai beban dan bukan sebagai aktiva serta sebaliknya.

Laporan Periode Tunggal


Neraca tahun bersangkutan atau tahun berjalan tidak akan menyatakan kewajiban pajak yang
ditangguhkan terkait bangunan dan akun Akumulasi Penyusutan, Bangunan kini dilaporkan ulang dengan
nilai yang lebih besar. Laporan Laba Rugi tidak akan terpengaruh.

Laporan Komparatif

Jika laporan keuangan komparatif dibuat, maka penyesuaian harus dilakukan guna mengkoreksi jumlah
semua akun yang terpengaruh yang dilaporkan dalam laporan keuangan untuk semua periode
pelaporan. Data dari setiap tahun yang telah disajikan harus dinyatakan kembali sampai benar dan setiap
penyesuaian susulan harus ditampilkan sebagai penyesuaian periode sebelumnya atau laba ditahan
selema periode terdahulu dilaporkan.

IKHTISAR PERUBAHAN AKUNTANSI DAN KOREKSI KESALAHAN

Perkembangan pedoman untuk pelaporan perubahan akutansi dan koreksi kesalahan telah membantu
memecahkan beberapa masalah akuntansi yang signifikan dan sudah lama.

Perubahan prinsip akuntansi akan dianggap tepat hanya apabila perusahaan menunjukkan bahwa prinsip
akuntansi alternative yang berlaku umum yang telah diadopsi lebih disukai daripada prinsip sebelumnya.
Dalam menerapkan pedoman profesi akuntansi, preferensi di antara prinsip akuntansi harus ditentukan
atas dasar apakah prinsip yang baru dapat mem[erbaiki pelaporan keuangan bukan atas dasar dampak
pajak penghasila semata.

MOTIVASI UNTUK MENGUBAH METODE AKUNTANSI

Suatu angka laba yang menguntungkan dapat mempengaruhi investor dan posisi likuiditas yang kuat
yang dapat mempengaruhi kreditor. Akan tetapi, angka laba yang terlalu menguntungkan dapat member
amunisi kepada para negosiator serikat pekerja dan pembuat kebijakan pemerintah selama
membicarakan tawar-menawar. Oleh sebab itu, para manajer mungkin memiliki motif laba yang
berbeda-beda tergantung pada waktu dan siapa yang ingin mereka pengaruhi.

Penelitian yang dilakukan telah memberikan masukan tambahan tentang mengapa perusahaan
lebih memilih metode akuntansi tertentu. Beberapa alasannya adalah sebagai berikut:
1. Biaya Politik. Semakin besar perusahaan dan terlihat lebih bersifat politis, semakin besar para
politis serta pembuat peraturan mencurahkan perhatian kepada perusahaan tersebut.

2. Struktur Modal. Sejumkah studi telah mengindikasikan bahwa struktur modal perusahaan dapat
mempengaruhi pemilihan metode akuntansi. Sebagai contoh, perusahaan dengan rasio hutang terhadap
ekuitas yang tinggi akan sangat tergantung pada perjanjian hutang.

3. Pembayaran Bonus. Jika pembayaran bonus dilakukan kepada manajemen berkaitan dengan laba,
maka dapat dikatakan bahwa manajemn akan memilih metode akuntansi yang memaksimalkan
pembayaran bonus mereka

4. Memperlancar Laba. Kenaikan laba yang substansial dapat mengundang perhatian dari para politisi,
pembuat peraturan, dan pesaing. Selain itu kenaikan laba yang besar juga dapat menciptakan masalah
bagi manajemen karena hasil yang sama akan sulit dicapau pada tahun berikutnya.

ANALISIS KESALAHAN

Dalam kenyataannya, mendefinisikan materialitas adalah sulit, dan pengalaman serta pertimbangan
harus digunakan untuk menentukan apakah perlu melakukan penyesuaian atas kesalahan tertentu.
Semua kesalahan yang dibahas dalam bagian ini diasumsikan material dan membutuhkan penyesuaian.

KESALAHAN-KESALAHAN DALAM NERACA

Kesalahan-kesalahan ini hanya akan mempengaruhi penyjian akun aktiva, kewajiba atau ekuitas
pemegang saham. Contohnya adalah klasifikasi piutang jangka pendek sebagai bagian dari investasi,
klasifikasi wesel bayar sebagai hutang usaha dan klasifikasi aktiva pabrik sebagai persediaan.

Reklasifikasi atas pos-pos tersebut ke posisi yang benar diperlukan apabila kesalahan ditemukan. Jika
laporan komparatif yang mencakup tahun kesalahan telah dibuat, maka neraca untuk tahun kesalahan
tersebut akan dinyatakan kembali secara benar.

KESALAHAN-KESALAHAN DALAM LAPORAN LABA-RUGI

Kesalahan-kesalahan ini hanya akan mempengaruhi penyajian akun-akun nominal dalam laporan laba
rugi. Kesalahan-kesalahan yang melibatkan klasifikasi yang tidak benar atas pendapatan atau beban,
seperti mencatat pendpatan bunga sebagai bagian dari penjualan, pembelian sebagai beban piutang
ragu-ragu dan beban penyusutan sebagai beban bunga. Kesalahan klasifikasi dalam laporan laba rugi
tidak memiliki pengaru terhadap neraca dan laba bersih.
KESALAHAN DALAM NERACA DAN LAPORAN LABA RUGI

Kesalahan yang saling menyeimbangkan adalah kesalahan yang akan dioffset atau dikoreksi selama dua
periode. Yang kedua ada Kesalahan yang tidak saling menyeimbangkan yaitu kesalahan yang tidak
dioffset dalam periode akuntansi berikutnya. Misalnya, tidak megkapitalisasi peralatan yang memiliki
unur manfaat 5 tahub. Jika kita langsung membebankan aktiva ini maka beban akan dinyatakan terlalu
tinggi dalam periode pertama, tetapi dinyatakan terlalu rendah pada empat periode berikutnya. Pada
akhir periode kedua, dampak kesalahan itu tidak sepenuhnya dioffset. Laba bersih dinyatakan dengan
benar hanya secara agregat pada akhir tahun ke 5, karena aktiva telah disusutkan sepenuhnya. Jadi,
kesalahan yang tidak saling menyeimbangkan adalah kesalahan yanh memerlukan lebih dari 2 periode
untuk mngoreksinya.

PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN DENGAN KOREKSI KESALAHAN

Sampai saat ini, pembahasan tentang analisis kesalahan lebih ditujukan pada identifikasi jenis kesalahan
yang terlibat dan akuntansi untuk mengoreksinya dalam catatan akuntansi. Koreksi kesalahan harus
disajikan pada laporan keuangan komparatif.

Anda mungkin juga menyukai