Anda di halaman 1dari 37

FLUID CIRCUIT FRCITION EXPERIMENTAL APPARATUS

BAB II
FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS

2.1 Dasar Teori


2.1.1 Definisi Fluida
Fluida adalah zat yang terdefomasi secara terus-menerus (continue) akibat terkena
tegangan geser (shear stress). Hal ini menunjukkan terdapat tegangan geser ketika fluida
mengalir.

𝑑𝑣
𝜏=𝜇 ………………………………………………………………………… (2-1)
𝑑𝑥

Dimana:
𝜏 = Tegangan geser fluida (N/m2)
𝜇 = Viskositas fluida (kg/ms)
𝑑𝑣
= Gradien kecepatan (m/s)
𝑑𝑥

2.1.2 Macam-macam Fluida


A. Berdasarkan laju deformasi dan tegangan geser:
1. Newtonian Fluid
Fluida newtonian adalah fluida yang tegangan geser dan regangan gesernya linier.
Hal ini berarti bahwa fluida newtonian memiliki viskositas dinamis yang tidak akan
berubah karena pengaruh gaya-gaya yang bekerja padanya.Viskositas fluida newtonian
hanya bergantung pada temperatur dan tekanan.

Gambar 2.1 Variasi linier dari tegangan geser terhadap laju regangan geser fluida
Sumber: Munson (2004,p.20)

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2017/2018 27


KELOMPOK 12
FLUID CIRCUIT FRCITION EXPERIMENTAL APPARATUS
2. Non-Newtonian Fluid
Fluida non-newtonian adalah fluida yang tegangan gesernya tidak berhubungan
secara linier terhadap laju regangan geser. Fluida jenis ini memiliki viskositas dinamis
yang dapat berubah-ubah ketika terdapat gaya yang bekerja pada fluida tersebut dan
waktu. Contoh fluida non-newtonian adalah plastik, oli, getah karet.

Gambar 2.2 Variasi Linier Dari Tegangan Geser terhadap Laju Regangan Geser Beberapa
Fluida Termasuk Fluida Non-Newtonian
Sumber: Munson (2004,p.20)

B. Berdasarkan mampu mampat:


1. Compressible Fluid
Compressible fluid ialah fluida yang memiliki massa jenis yang berubah pada setiap
alirannya. Dengan kata lain, massa jenis fluida ini tidak sama pada setiap titik yang
dialirinya. Hal ini disebabkan volume fluida ini yang berubah-ubah, dapat membesar
atau mengecil pada setiap penampang yang dialirinya. Compressible fluid memiliki
bilangan Mach lebih besar dari 0,3. Bilangan Mach yaitu perbandingan Antara
kecepatan fluida per kecepatan suara. Seperti pada persamaan dibawah ini.

𝑉
𝑀𝑎 = 𝑎 > 0.3 ……………………………………………………………. (2-2)

Dimana:
V = Kecepatan fluida (m/s2)
A = Kecepatan suara (m/s2)
Ma = Bilangan mach

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2017/2018 28


KELOMPOK 12
FLUID CIRCUIT FRCITION EXPERIMENTAL APPARATUS
2. Incompressible Fluid
Incompressible fluid adalah fluida yang memiliki volume dan massa jenis tetap pada
setiap alirannya. Dengan kata lain massa jenis fluida ini sama pada setiap titik yang
dialirinya. Incompressible fluid memiliki bilangan mach lebih kecil dari 0,3.

𝑉
𝑀𝑎 = 𝑎 < 0.3 ……………………………………………………………… (2-3)

Pembagian kecepatan berdasarkan bilangan mach :


• Subsonik (Mach < 1,0)
• Sonik (Mach = 1.0)
• Transonik ( 0,8< Mach < 1.3)
• Supersonik (Mach > 1.0)
• Hypersonik (mach > 5.0)

C. Berdasarkan sifat alirannya:


1. Fluida dengan Aliran Laminer
Fluida dengan aliran laminer adalah fluida yang alirannya memiliki lintasan lapisan
batas yang panjang, sehingga seperti berapis-lapis. Aliran ini mempunyai bilangan Re
kurang dari 2300.

Gambar 2.3 Aliran laminar


Sumber: Cengel (2006,p.328)

2. Fluida dengan aliran turbulen


Fluida dengan aliran turbulen adalah fluida yang alirannya mengalami pergolakan
(berputar-putar) dan mempunyai bilangan Re lebih dari 4000. Ciri-ciri aliran ini tidak
memiliki keteraturan dalam lintasa fluida, kecepatan fluida tinggi.

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2017/2018 29


KELOMPOK 12
FLUID CIRCUIT FRCITION EXPERIMENTAL APPARATUS

Gambar 2.4 Aliran turbulen


Sumber: Cengel (2006,p.336)

3. Aliran Transisi
Fluida dengan aliran transisi adalah fluida yang alirannya merupakan aliran peralihan
dari aliran laminar ke aliran turbulen. Aliran ini memiliki bil angan Re Antara 2300-
4000.

Gambar 2.5 Aliran transisi


Sumber: Cengel (2006,p.340)

Menurut hasil percobaan oleh Reynold, apabila bilangan Reynold kurang dari pada
2300, aliran biasanya merupakan aliran laminer. Apabila bilangan Reynold lebih besar
daripada 4000, aliran biasanya adalah turbulen. Sedang antara 2300 dan 4000 aliran dapat
laminer ke turbulen tergantung pada faktor-faktor lain yang mempengaruhi.
D. Berdasarkan bentuk aliran
1. Fluida Statis
Fluida statis adalah fluida yang berada dalam fase tidak bergerak (diam) atau fluida
dalam keadaan bergerak tetapi tidak terdapat perubahan kecepatan. Fluida statis
diasumsikan tidak memiliki gaya geser.
2. Fluida Dinamis
Fluida dinamis adalah fluida yang mengalir dengan kecepatan yang tidak seragam.
Biasanya fluida ini mengalir dari luas penampang tertentu ke luas penampang yang
berbeda.

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2017/2018 30


KELOMPOK 12
FLUID CIRCUIT FRCITION EXPERIMENTAL APPARATUS
2.1.3 Hukum Bernoulli
Hukum ini diterapkan pada zat cair yang mengalir dengan kecepatan berbeda dalam
suatu pipa. Prinsip Bernoulli adalah sebuah istilah di dalam mekanika fluida yang
menyatakan bahwa pada suatu aliran fluida, peningkatan pada kecepatan fluida akan
menimbulkan penurunan tekanan pada aliran tersebut. Prinsip ini sebenarnya merupakan
penyederhanaan dari Persamaan Bernoulli yang menyatakan bahwa jumlah energi pada
suatu titik di dalam suatu aliran tertutup sama besarnya dengan jumlah energi di titik lain
pada jaluraliran yang sama.
Syarat hukum Bernoulli adalah:
1. Steady state
2. Densitasnya relatif konstan
3. Gesekan diabaikan
4. Diacu pada titik yang terletak di 1 streamline
Secara umum terdapat dua bentuk persamaan Bernoulli, yang pertama berlaku untuk
aliran tak termampatkan (incompressible flow) dan yang lain untuk fluida termampatkan
(compressible flow).
a) Aliran tak Termampatkan
Aliran tak termampatkan adalah aliran fluida yang dicirikan dengan tidak berubahnya
besaran kerapatan massa (densitas) dari fluida di sepanjang aliran tersebut. Contohnya:
air, minyak, emulsi, dll.
Asal mula Bernoulli:

Gambar 2.6 Prinsip Bernoulli


Sumber: Cengel (2006,p.185)

Besarnya tekanan akibat gerakan fluida dapat dihitung dengan menggunakan konsep
kekelan energi atau prinsip usaha-energi.

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2017/2018 31


KELOMPOK 12
FLUID CIRCUIT FRCITION EXPERIMENTAL APPARATUS
𝐸𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑃𝑜𝑡𝑒𝑛𝑠𝑖𝑎𝑙 + 𝐸𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝐾𝑖𝑛𝑒𝑡𝑖𝑘 + 𝐸𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑡𝑒𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 = 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛
1
𝑚𝑔ℎ + 2 𝑚𝑣 2 + 𝑃𝑉 = 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛
𝑣2 𝑃
ℎ + 2𝑔 + 𝜌𝑔 = 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛

𝑣2 𝑃
ℎ + 2𝑔 + 𝛾 = 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛 …………………………………………………… (2-4)

Dimana:
v = Kecepatan fluida (m/s)
V = Volume fluida (m3)
g = Percepatan gravitasi bumi (m/s2)
h = Ketinggian relative terhadap suatu referensi (m)
P = Tekanan fluida (Pa)
ρ = Massa jenis fluida (kg/m3)
γ = Berat jenis fluida (N/m3)

b) Aliran Termampatkan
Aliran termampatkan adalah aliran fluida yang dicirikan dengan berubahnya besaran
kerapatan masa (densitas) dari fluida di sepanjang aliran tersebut. Contohnya udara, gas
alam, dll.
c) Aplikasi Hukum Bernoulli
Dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat menemukan aplikasi hukum Bernoulli yang
sudah banyak diterapkan pada sarana dan prasarana yang menunjang kehidupan
manusia masa kini. Berikut ini beberapa contoh aplikasi hukum Bernoulli tersebut:
1. Hukum Bernoulli digunakan untuk menentukan gaya angkat pada sayap dan badan
pesawat terbang sehingga diperoleh ukuran presisi yang sesuai.
2. Hukum Bernoulli digunakan untuk mesin karburator yang berfungsi untuk
mengalirkan bahan bakar dan mencampurnya dengan aliran udara yang masuk. Salah
satu pemakaian karburator adalah dalam kendaraan bermotor, seperti mobil.
3. Hukum Bernoulli berlaku pada aliran air melalui pipa dari tangki penampung
menujubak-bak penampung. Biasanya digunakan di rumah-rumah pemukiman.
4. Hukum Bernoulli juga digunakan pada mesin yang mempercepat laju kapal layar.

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2017/2018 32


KELOMPOK 12
FLUID CIRCUIT FRCITION EXPERIMENTAL APPARATUS
2.1.4 Bilangan Reynolds
Bilangan Reynolds adalah rasio antara gaya inersia terhadap gaya viskos yang
mengkuantifikasikan hubungan kedua gaya tersebut dengan suatu kondisi aliran tertentu.
Bilangan Reynolds digunakan untuk membedakan aliran apakah turbulen atau laminer,
terdapat suatu angka tidak bersatuan yang disebut Angka Reynolds (Reynolds Number).
Angka ini dihitung dengan persamaan sebagai berikut:

𝜌𝑉𝐷
𝑅𝑒 = ………………………………………………………………………..(2-5)
𝜇

Dimana:
Re = Angka Reynolds (tanpa satuan)
V = Kecepatan rata-rata (ft/s atau m/s)
D = Diameter pipa (ft atau m)
𝜇 = Viskositas dinamis, v = µ / ρ (ft2/s atau m2/s)

2.1.5 Head
Head adalah energi per satuan berat, yang disediakan untuk mengalirkan sejumlah zat
cair untuk dikonversikan menjadi bentuk lain. Head mempunyai satuan meter (m).
Menurut Bernoulli ada 3 macam head fluida yaitu :

1. Head Tekanan
Head tekanan adalah perbedaan head tekanan yang bekerja pada permukaan zat cair
pada sisi tekan dengan head tekanan yang bekerja pada permukaan zat cair pada sisi
isap.

𝑃 𝑃𝑑 𝑃𝑠
= − …………………………………………………………………(2-6)
𝛾 𝛾 𝛾

Dimana:
𝑃
= Head tekanan (m)
𝛾
𝑃𝑑
= Head tekanan pada permukaan zat cair pada sisi tekan (m)
𝛾
𝑃𝑠
𝛾
= Head tekanan pada permukaan zat cair pada sisi isap (m)

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2017/2018 33


KELOMPOK 12
FLUID CIRCUIT FRCITION EXPERIMENTAL APPARATUS
2. Head kinetik
Head kinetik adalah head yang diperlukan untuk menggerakkan suatu zat dari keadaan
diam sampai tempat dan kecepatan tertentu.

𝑉𝑑2 𝑉𝑠2
ℎ𝑘 = − …………………………………………………………………...(2-7)
2𝑔 2𝑔

Dimana:
ℎ𝑘 = Head kecepatan atau head kinetik (m)
𝑉𝑑2
= Kecepatan zat cair pada saluran tekan (m)
2𝑔

𝑉𝑠2
= Kecepatan zat cair pada saluran isap (m)
2𝑔

3. Head potensial
Didasarkan pada ketinggian fluida di atas bidang banding (datum plane). Jadi suatu
kolom air setinggi Z mengandung sejumlah energi yang disebabkan oleh posisinya atau
disebut fluida mempunyai head sebesar Z kolom air.

Z = Zd – Zs ………………………………………………………………………(2-8)

Dimana:
Z= Head statis total atau head potensial (m)
Zd = Head statis pada sisi tekan (m)
Zs = Head statis pada sisi isap (m)

2.1.6 Losses
Kerugian energi atau istilah umumnya dalam mekanika fluida kerugian head (head
losses) tergantung pada :
1. Bentuk, ukuran dan kekasaran saluran.
2. Kecepatan fluida.
3. Kekentalan.

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2017/2018 34


KELOMPOK 12
FLUID CIRCUIT FRCITION EXPERIMENTAL APPARATUS
Losses umumnya digolongkan sebagai berikut:
a) Minor Losses
Minor losses disebabkan oleh alat-alat pelengkap lokal atau yang diberi istilah tahanan
hidrolis seperti misalnya, perubahan bentuk saluran atau perubahan ukurannya. Contoh
dari beberapa alat-alat pelengkap-lokal adalah sebagai berikut:

Gambar 2.7 Minor losses


Sumber: Cengel (2006,p.347)

𝑣2
ℎ=𝑘 ………………………………………………………………………..(2-9)
2𝑔

Dimana:
h = Kerugian aliran akibat valve, elbow, orifice, dan perubahan penampang (m)
k = Koefisien hambatan valve, elbow, orifice, dan perubahan penampang
v = Kecepatan aliran (m/s)
g = Gravitasi (m/s2)

b) Major Losses
Major losses adalah suatu kerugian yang dialami oleh aliran fluida dalam pipa yang
disebabkan oleh koefisien gesekan pipa yang besarnya tergantung kekasaran pipa,
diameter pipa dan bilangan Reynold. Koefisien gesek dipengaruhi juga oleh kecepatan,
karena distribusi kecepatan pada aliran laminar dan aliran turbulen berbeda. Secara
matematik dapat ditunjukkan sebagai berikut:

𝐿 𝑣2
ℎ𝑓 = 𝑓. 𝐷 . 2𝑔 ………………………………………………………………….(2-10)

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2017/2018 35


KELOMPOK 12
FLUID CIRCUIT FRCITION EXPERIMENTAL APPARATUS
Dimana:
hf = Major losses (m)
f = Koefisien gesekan
L = Panjang pipa (m)
D = Diameter pipa (m)
V = Kecepatan aliran (m/s)
g = Gravitasi (m/s2)

Gambar 2.8 Moody Diagram


Sumber: Cengel (2006,p.340)

Untuk mendapatkan harga f dapat digunakan grafik Moody (Moody Diagram).


Misalnya akan mencari koefisien gesekan dari suatu pipa, harga bilangan Reynold dapat
dicari terlebih dahulu dengan menggunakan:

𝑉𝐿
𝑅𝑒 = ………………………………………………………………………(2-11)
𝑣

Dimana:
Re = Angka Reynolds
V = Kecepatan rata-rata (ft/s atau m/s)

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2017/2018 36


KELOMPOK 12
FLUID CIRCUIT FRCITION EXPERIMENTAL APPARATUS
L = Panjang aliran dalam pipa (ft atau m)
V = Viskositas kinematis, tersedia dalam tabel sifat-sifat cairan (ft2/s atau m2/s)

Kemudian angka kekasaran (ε) dibagi dengan diameter pipa didapat suatu harga ε/d.
Dari bilangan Reynolds ditarik garis keatas sampai pada garis ε/d. Kemudian ditarik ke kiri
sejajar garis bilangan Reynolds, maka akan didapat harga f.

2.1.7 Viskositas
Viskositas merupakan ukuran kekentalan fluida yang menyatakan besar kecilnya
gesekan di dalam fluida. Makin besar viskositas suatu fluida, maka makin sulit suatu fluida
mengalir dan makin sulit suatu benda bergerak di dalam fluida tersebut. Viskositas zat cair
dapat ditentukan secara kuantitatif dengan besaran yang disebut koefisien viskositas.
Satuan SI untuk koefisien viskositas adalah Ns/m2 atau pascal sekon (Pa.s). Alat yang
digunakan untuk mengukur viskositas yaitu viskometer. Rumus viskositas adalah sebagai
berikut :

𝑢
𝜏=𝜇 ………………………………………………………………………(2-12)
𝑍𝑜

Dimana :
𝜏 = Tegangan geser (N/m)
𝜇 = Viskositas dinamik (Ns.m-2)
𝑢
= Perubahan sudut atau kecepatan sudut dari garis (m/s)
𝑍𝑜

𝜇
𝑣=𝜌 ………………………………………………………………………(2-13)

Dimana :
v = Viskositas kinematik (m2/s)
𝜇 = Viskositas dinamik (Ns.m-2 atau kg m/s)
𝜌 = Densitas atau massa jenis (kg/m)

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2017/2018 37


KELOMPOK 12
FLUID CIRCUIT FRCITION EXPERIMENTAL APPARATUS
Macam-macam viskositas
1. Viskositas dinamik, yaitu rasio antara shear, stress, dan shear rate. Viskositas dinamik
disebut juga koefisien viskositas.

Gambar 2.9 Viskositas Dinamik


Sumber: White (1991,p.310)

2. Viskositas kinematik, yaitu viskositas dinamik dibagi dengan densitasnya. Viskositas ini
dinyatakan dalam satuan stoke (St) pada cgs dan m²/s pada SI.

Gambar 2.10 Viskositas kinematik


Sumber : White (1991,p.310)

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2017/2018 38


KELOMPOK 12
FLUID CIRCUIT FRCITION EXPERIMENTAL APPARATUS
Viskositas suatu bahan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:
a) Suhu
Viskositas berbanding terbalik dengan suhu. Jika suhu naik maka viskositas akan
turun, dan begitu pula sebaliknya. Hal ini disebabkan karena adanya gerakan partikel-
partikel cairan yang semakin cepat apabila suhu ditingkatkan dan menurun
kekentalannya.

Tabel 2.1
Kerapatan dan Kekentalan Udara Pada 1 Atm

Sumber: White (1991,p.313)

Tabel 2.2
Kerapatan dan Kekentalan Air Pada 1 atm

Sumber: White (1991,p.312)

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2017/2018 39


KELOMPOK 12
FLUID CIRCUIT FRCITION EXPERIMENTAL APPARATUS
b) Konsentrasi larutan
Viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi larutan. Suatu larutan dengan
konsentrasi tinggi akan memiliki viskositas yang tinggi pula, karena konsentrasi larutan
menyatakan banyaknya partikel zat yang terlarut tiap satuan volume. Semakin banyak
partikel yang terlarut, gesekan antar partikel semakin tinggi dan viskositasnya semakin
tinggi pula.
c) Tekanan
Viskositas berbanding lurus dengan tekanan, karena semakin besar tekanannya, cairan
akan semakin sulit mengalir akibat dari beban yang dikenakannya.

2.1.8 Macam-macam Katup


Katup adalah sebuah alat untuk mengatur aliran suatu fluida dengan menutup,
membuka atau menghambat sebagian dari jalannya aliran. Beberapa macam katup yang
sering digunakan, yaitu
a) Gate Valve
Bentuk penyekat adalah piringan, atau sering disebut wedge, yang digerakkan ke
atas bawah untuk membuka dan menutup. Biasanya digunakan untuk posisi buka atau
tutup sempurna dan tidak disarankan untuk posisi sebagian terbuka.

Gambar 2.11 Gate Valve


Sumber : Dickenson (1999,p.11)

Keuntungan menggunakan Gate Valve :


1. Low pressure drop waktu buka penuh
2. Amat ketat dan cukup bagus waktu penutupan penuh
3. Bebas kontaminasi
4. Sebagai Gerbang penutupan penuh, sehingga tidak ada tekanan lagi. Cocok apabila
akan melakukan service / perbaikan pada pipa

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2017/2018 40


KELOMPOK 12
FLUID CIRCUIT FRCITION EXPERIMENTAL APPARATUS
Kerugian menggunakan Gate Valve :
1. Tidak cocok di pakai untuk separuh buka, karena akan menimbulkan turbulensi
sehingga bisa mengakibatkan erosi dan perubahan posisi gate pada dudukan
2. Untuk membuka dan menutup valve perlu waktu yang panjang dan memerlukan
torsi / torque yang tinggi;
3. Untuk ukuran 10 “ keatas tidak cocok dipakai untuk steam.
b) Globe Valve
Digunakan untuk mengatur banyaknya aliran fluida.

Gambar 2.12 Globe Valve


Sumber : Dickenson (1999,p.12)

Keuntungan menggunakan Globe valve adalah :


 Kemampuan dalam menutup baik.
 kemampuan throttling (mengatur laju aliran) Cukup baik.
Kelemahan utama penggunaan Globe Valve adalah:
 Penurunan tekanan lebih tinggi dibandingkan dengan Gate Valve;
 Valve ukuran besar membutuhkan daya yang cukup atau aktuator yang lebih besar
untuk beroperasi
c) Ball Valve
Bentuk penyekatnya berbentuk bola yang mempunyai lubang menerobos ditengahnya.

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2017/2018 41


KELOMPOK 12
FLUID CIRCUIT FRCITION EXPERIMENTAL APPARATUS

Gambar 2.13 Ball Valve


Sumber : Dickenson (1999,p.14)

Kelebihan ball valve:


1. A very low pressure drop/kehilangan tekanan sangat rendah
2. Low leakage/cukup jarang bocor
3. Small in size dan ball valve tidak begitu berat jika dibandingkan dengan valve lain
yang sejenis
4. Mudah dibuka dan tidak mudah terkontaminasi
Kekurangan ball valve :
1. Seat bisa rusak karena adanya gesekan antara ball dengan seat
2. Pembukaan handle yang cepat bisa menimbulkan water hammer/palu air pada
system sehingga terjadi tekanan yang besar yang bisa merusak system/sambungan
dan dinding pipa
e) Plug Valve
Seperti ball valve, tetapi bagian dalamnya bukan berbentuk bola, melainkan
silinder. Karena tidak ada ruangan kosong di dalam badan valve, maka cocok untuk
fluida yang berat atau mengandung unsur padat seperti lumpur.

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2017/2018 42


KELOMPOK 12
FLUID CIRCUIT FRCITION EXPERIMENTAL APPARATUS

Gambar 2.14 Plug Valve


Sumber: Dickenson (1999,p.15)

Kelebihan Plug Valve :


1. Harga murah
2. Kapasitas aliran besar
3. Dapat menahan fluida berat
Kekurangan Plug Valve :
1. Bahan silinder harus kuat

2.1.9 Jenis-Jenis Flowmeter


Flowmeter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur debit fluida, ada 4 jenis
Flowmeter yaitu :
a) Rotameter
Alat yang digunakan untuk mengukur tingkat aliran fluida dalam tabung tertutup.
Tersusun dari tabung dengan pelampung didalamnya yang kemudian didorong oleh
aliran lalu ditarik ke bawah oleh gravitasi.

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2017/2018 43


KELOMPOK 12
FLUID CIRCUIT FRCITION EXPERIMENTAL APPARATUS

Gambar 2.15 Rotameter


Sumber: Rajput (2008,p.308)

b) Venturi
Alat yang digunakan untuk mengetahui beda tekanan. Efek venturi terjadi ketika
fluida tersebut bergerak melalui pipa yang menyempit.

Gambar 2.16 Venturi


Sumber: Hersche (2012,p.15)

c) Nozzle
Alat yang digunakan untuk mengetahui laju aliran, kecepatan sutu fluida.

Gambar 2.17 Nozzle


Sumber: Morrison (2012,p.14)

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2017/2018 44


KELOMPOK 12
FLUID CIRCUIT FRCITION EXPERIMENTAL APPARATUS
d) Diffuser
Alat yang digunakan untuk mengubah energi kinetik fluida menjadi energi tekanan.

Gambar 2.18 Diffuser


Sumber: Jox (2009,p.13)

d) Orifice
Alat untuk mengukur besar arus aliran. Terdapat 3 jenis orifice, yaitu:
1. Concentric orifice
Digunakan untuk semua jenis fluida yang tidak mengandung partikel padat.

Gambar 2.19 Concentric orifice


Sumber: Singh. (2003,p.260)

2. Eccentric orifice
Digunakan untuk fluida yang mengandung partikel padat.

Gambar 2.20 Eccentric orifice


Sumber: Singh (2003,p.261)

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2017/2018 45


KELOMPOK 12
FLUID CIRCUIT FRCITION EXPERIMENTAL APPARATUS
3. Segmental orifice
Digunakan untuk fluida khusus.

Gambar 2.21 Segmental orifice


Sumber: Singh (2003,p.262)

2.2 Tujuan Pengujian


1. Mengetahui pengaruh faktor gesekan aliran dalam berbagai bagian pipa pada bilangan
reynold tertentu.
2. Mengetahui pengaruh koefisien head dalam belokan 900 , reducer used pipe, sudden
enlargement dan contraction pipe, glove valve, gate valve dan cock pada bilangan
reynold tertentu.
3. Mengetahui koefisien aliran untuk orifice, nozzle dan pipa venturi.

2.3. Spesifikasi alat

Gambar 2.22 Fluid Circuit Friction Experimental Apparatus


Sumber : Laboraturium Fenomena Dasar Mesin 2017

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2017/2018 46


KELOMPOK 12
FLUID CIRCUIT FRCITION EXPERIMENTAL APPARATUS
 MODEL : FLEA-2000Al
 Pompa air
 Laju aliran x head : 73 liter/menit x 15 m
 Motor penggerak
 Daya : 0,75 kW
 Tangki penyimpan air
 Kapasitas : 50-100 liter
 Pengatur kerugian gesek
Jaringan pipa, nominal (in) : 1⁄2 B, 3⁄4 B, 1 1⁄4B
Perubahan penampang : Perbesaran dan pengecilan langsung, pembesaran
dan pengecilan berangsur-angsur
Peralatan pipa : Katup pintu air (gerbang) katup bola dan kran.
Belokan : 900 - radius kecil dengan penghubung ulir (sekrup)
dan radius besar yang dsambung dengan las
 Peralatan
Flow meter : Orifice meter, nozzle
Manometer pipa U (air raksa) : 550 mm (air raksa tidak disuplai)
Manometer pipa U terbalik (air) : 550 mm
Penunjuk tekanan : 32 point
Kebutuhan pendukung
1. Listrik 3 fase 220/380 v, 50/60 Hz
2. Suplai air dingin pada tekanan utama (manis) dan kering

Dimensi dan Berat


 Panjang : 3200mm
 Lebar : 700mm
 Tinggi : 1700mm
 Volume : 8𝑚 3
 Berat : 800kg

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2017/2018 47


KELOMPOK 12
FLUID CIRCUIT FRCITION EXPERIMENTAL APPARATUS
2.4 Cara Pengambilan Data
A. Pengambilan data untuk mengukur kerugian gesek pada pipa
Persiapan
1. Tutup semua katup ventilasi udara, katup pressure tapping selection dan katup
pembuangan (kontrol aliran).
2. Buka semua katup pengatur aliran, katup bola, katup gerbang (gate valve), drank ram
(cock) agar air dapat mengalir.
3. Tekan switch motor penggerak pada posisi ON agar pompa dapat bekerja mensirkulasi
air.
4. Buka katup ventilasi udara (katup VA-1 dan VA-2) untuk mengeluarkan udara dari
jaringan pipa.
Pengukuran
1. Putar katup kontrol aliran (VF-1) untuk mengubah debit aliran yang diinginkan, debit
aliran dapat dilihat pada Rotameter.
2. Buka katup water inverse U-TUBE manometer (L dan R).
3. Buka katup ventilasi manometer air.
4. Buka katup pada pressure tapping selection untuk mengetahui perbedaan tekanan
antara dua titik (hanya dua katup yang terbuka): apabila ingin mengetahui perbedaan
tekanan di titik yang lain, tutup katup dan buka pada katup yang diinginkan dan
seterusnya.
5. Amati perbedaan tekanan yang terjadi pada manometer raksa.
6. Akhir dari pengujian, tutup semua katup dan matikan power switch (OFF)
B. Pengambilan data untukmengukur head pada peralatan pipa
Persiapan
1. Tutup semua katup ventilasi udara, katup pressure tapping selection dan katup
pembuangan (kontrolaliran).
2. Buka semua katup pengatur aliran, katup bola, katup gerbang (gate valve), drank ram
(cock) agar air dapat mengalir.
3. Tekan switch motor penggerak pada posisi ON agar pompa dapat bekerja mensirkulasi
air.
4. Buka katup ventilasi udara (katup VA-1 dan VA-2) untuk mengeluarkan udara dari
jaringan pipa.
Pengukuran

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2017/2018 48


KELOMPOK 12
FLUID CIRCUIT FRCITION EXPERIMENTAL APPARATUS
1. Putar katup kontrol aliran (VF-1) untuk mengubah debit aliran yang diinginkan, debit
alirandapat dilihatdari Rotameter.
2. Buka katup (gate valve, glove valve, dan cock) dalam keadaan bukaan penuh.
3. Buka katup water inverse U-TUBE manometer (L dan R)
4. Buka katup ventilasi manometer air.
5. Buka katup pada pressure tapping selection untuk mengetahui perbedaan tekanan di
titik yang lain, tutup katup dan buka pada katup yang diinginkan dan seterusnya.
6. Amati perbedaan tekanan yang terjadi pada manometer air
7. Akhir dari pengujian, tutup semua katup dan matikan power switch (OFF)
C. Pengambilan data untuk pengukuran perbedaan tekanan pada orifice, nozzle, dan
tabung venturi.
Persiapan
1. Tutup semua katup ventilasi udara, katup pressure tapping selection dan katup
pembuangan (kontrol aliran).
2. Buka semua katup pengatur aliran, katup bola, katup gerbang (gate valve), drank ram
(cock) agar air dapat mengalir.
3. Tekan switch motor penggerak pada posisi ON agar pompa dapat bekerja mensirkulasi
air.
4. Buka katup ventilasi udara (katup VA-1 dan VA-2) untuk mengeluarkan udara dari
jaringan pipa.
Pengukuran
1. Putar katup kontrol aliran (VF-1) untuk mengubah debit aliran yang diinginkan, debit
aliran dapat dilihat dari Rotameter.
2. Buka katup water inverse U-TUBE manometer (L dan R).
3. Buka katup ventilasi manometer air.
4. Buka katup pada pressure tapping selection untuk mengetahui perbedaan tekanan
antara dua titik (hanya dua katup yang terbuka). Apa bila ingin mengetahui perbedaan
tekanan di titik yang lain, tutup katup dan buka pada katup yang diinginkan dan
seterusnya.
5. Amati perbedaan tekanan yang terjadi dan seterusnya.
6. Akhir dari pengujian, tutup semua katup dan matikan power switch (OFF).

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2017/2018 49


KELOMPOK 12
FLUID CIRCUIT FRCITION EXPERIMENTAL APPARATUS
2.5 Hasil Pengujian
2.5.1 Data Hasil Pengujian

Tabel 2.3
Data Hasil Pengujian pada Katup 23-24 ( Pipa Lurus )
Katup 25-26
No Q Q1 V λ Red
H1 H2 ΔH
1 0.5 0.135 0.232 0.097 0.00014 0.68222 0.03292 12940.4
2 0.7 0.106 0.291 0.185 0.00019 0.95511 0.03203 18116.5
3 0.9 0.07 0.36 0.29 0.00025 1.228 0.03037 23292.6
4 1.1 0.027 0.447 0.42 0.00031 1.50089 0.02945 28468.8
5 1.3 0.213 0.259 0.046 0.00036 1.77378 0.03094 33644.9
6 1.5 0.207 0.266 0.059 0.00042 2.04667 0.02981 38821.1
7 1.7 0.277 0.195 0.082 0.00047 2.31956 0.03226 43997.2
8 1.9 0.19 0.282 0.092 0.00053 2.59244 0.02897 49173.4
9 2.1 0.182 0.291 0.109 0.00058 2.86533 0.0281 54349.5
Σ 11.7 1.407 2.623 1.38 0.00325 15.964 0.27485 302804

Tabel 2.4
Data Hasil Pengujian pada Katup 17-18 (Orrifice)
Katup 17-18 (orifice)
No Q Q1 V Red Qo Co
H1 H2 ΔH
1 0.5 0.129 0.259 0.13 0.00014 0.13875 5835.85 0.00016 0.85201
2 0.7 0.095 0.353 0.258 0.00019 0.19425 8170.19 0.00023 0.84671
3 0.9 0.216 0.255 0.039 0.00025 0.24975 10504.5 0.00033 0.7649
4 1.1 0.205 0.266 0.061 0.00031 0.30526 12838.9 0.00041 0.74752
5 1.3 0.19 0.282 0.092 0.00036 0.36076 15173.2 0.0005 0.71936
6 1.5 0.177 0.293 0.116 0.00042 0.41626 17507.5 0.00056 0.73919
7 1.7 0.157 0.315 0.158 0.00047 0.47176 19841.9 0.00066 0.71782
8 1.9 0.135 0.336 0.201 0.00053 0.52726 22176.2 0.00074 0.7113
9 2.1 0.117 0.353 0.236 0.00058 0.58276 24510.6 0.0008 0.72554
Σ 11.7 1.421 2.712 1.291 0.00325 3.24681 136559 0.0044 6.82436

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2017/2018 50


KELOMPOK 12
FLUID CIRCUIT FRCITION EXPERIMENTAL APPARATUS

Tabel 2.5
Data Hasil Pengujian pada Katup 13-14 (Nozzle)
No Q ( dm^3/h) Q ( m^3/h) Katup 13-14 ( nozzle ) Perhitungan
H₁ (mm) H₂ (mm) ∆H (m) Q₁ (m^3/s) V (m/s) Qn Cn Re d
1 500 0.5 304 240 0.064 0.0001389 0.13882 0.00013 1.09703 5838.81
2 700 0.7 349 238 0.111 0.0001944 0.19435 0.00017 1.1662 8174.33
3 900 0.9 455 202 0.253 0.00025 0.24988 0.00025 0.99316 10509.9
4 1100 1.1 573 132 0.441 0.0003056 0.30541 0.00033 0.91941 12845.4
5 1300 1.3 3617.6 2801.6 0.816 0.0003611 0.36094 0.00045 0.7988 15180.9
6 1500 1.5 3753.6 2665.6 1.088 0.0004167 0.41647 0.00052 0.7982 17516.4
7 1700 1.7 3957.6 2475.2 1.4824 0.0004722 0.472 0.00061 0.775 19852
8 1900 1.9 4107.2 2312 1.7952 0.0005278 0.52753 0.00067 0.78711 22187.5
9 2100 2.1 4324.8 2080.8 2.244 0.0005833 0.58306 0.00075 0.77812 24523

∑ 11700 11.7 21441.8 13147.2 8.2946 0.00325 3.24846 0.00388 8.11303 136628

Tabel 2.6
Data Hasil Pengujian pada Katup 15-16 (Venturi)
No Q ( dm^3/h) Q ( m^3/h) Katup 15-16 ( venturi ) Perhitungan
H₁ (mm) H₂ (mm) ∆H (m) Q₁ (m^3/s) V (m/s) Qn Cn Re d
1 500 0.5 255 175 0.08 0.0001389 0.13882 0.00014 0.98121 5838.81
2 700 0.7 349 140 0.209 0.0001944 0.19435 0.00023 0.84989 8174.33
3 900 0.9 452 110 0.342 0.00025 0.24988 0.00029 0.85421 10509.9
4 1100 1.1 566 68 0.498 0.0003056 0.30541 0.00035 0.8652 12845.4
5 1300 1.3 3672 2638.4 1.0336 0.0003611 0.36094 0.00051 0.70975 15180.9
6 1500 1.5 3712.8 2488.8 1.224 0.0004167 0.41647 0.00055 0.75255 17516.4
7 1700 1.7 3848.8 2502.4 1.3464 0.0004722 0.472 0.00058 0.8132 19852
8 1900 1.9 4012 2339.2 1.6728 0.0005278 0.52753 0.00065 0.8154 22187.5
9 2100 2.1 4161.6 2189.6 1.972 0.0005833 0.58306 0.0007 0.83005 24523

∑ 11700 11.7 21029.2 12651.4 8.3778 0.00325 3.24846 0.00401 7.47146 136628

Tabel 2.7
Data Hasil Pengujian pada Katup 11-12 (Cock valve)
Katup 11-12 (cock valve)
No Q Q1 V ζ11-12 Red
H1 H2 ΔH
1 0.5 0.289 0.291 0.002 0.00014 0.13875 32.6112 5835.85
2 0.7 0.313 0.316 0.003 0.00019 0.19425 24.9575 8170.19
3 0.9 0.346 0.351 0.005 0.00025 0.24975 25.163 10504.5
4 1.1 0.379 0.393 0.014 0.00031 0.30526 47.1649 12838.9
5 1.3 0.412 0.43 0.018 0.00036 0.36076 43.4173 15173.2
6 1.5 0.439 0.461 0.022 0.00042 0.41626 39.8581 17507.5
7 1.7 0.462 0.491 0.029 0.00047 0.47176 40.905 19841.9
8 1.9 0.483 0.516 0.033 0.00053 0.52726 37.2635 22176.2
9 2.1 0.482 0.53 0.048 0.00058 0.58276 44.369 24510.6
Σ 11.7 3.605 3.779 0.174 0.00325 3.24681 335.709 136559

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2017/2018 51


KELOMPOK 12
FLUID CIRCUIT FRCITION EXPERIMENTAL APPARATUS

Tabel 2.8
Data hasil Pengujian pada Katup 7-8 (Gate valve)
No Q ( dm^3/h) Q ( m^3/h) Katup 7-8 ( gate valve) Perhitungan
H₁ (mm) H₂ (mm) ∆H (m) Q₁ (m^3/s) V (m/s) ζ Re d
1 500 0.5 343 342 0.001 0.00013889 0.13882 1.01807 5838.81
2 700 0.7 374 372 0.002 0.00019444 0.19435 1.03884 8174.33
3 900 0.9 404 402 0.002 0.00025 0.24988 0.62844 10509.9
4 1100 1.1 434 431 0.003 0.00030556 0.30541 0.63103 12845.4
5 1300 1.3 464 460 0.004 0.00036111 0.36094 0.60241 15180.9
6 1500 1.5 459 454 0.005 0.00041667 0.41647 0.56559 17516.4
7 1700 1.7 494 486 0.008 0.00047222 0.472 0.70454 19852
8 1900 1.9 525 515 0.01 0.00052778 0.52753 0.70503 22187.5
9 2100 2.1 543 531 0.012 0.00058333 0.58306 0.69256 24523

∑ 11700 11.7 4040 3993 0.047 0.00325 3.24846 6.58652 136628

Tabel 2.9
Data Hasil Pengujian pada Katup 9-10 (Globe valve)
No Q ( dm^3/h) Q ( m^3/h) Katup 9-10 ( globe valve) Perhitungan
H₁ (mm) H₂ (mm) ∆H (m) Q₁ (m^3/s) V (m/s) ζ Re d
1 500 0.5 327 305 0.022 0.00013889 0.13882 22.3975 5838.81
2 700 0.7 367 326 0.041 0.00019444 0.19435 21.2963 8174.33
3 900 0.9 409 346 0.063 0.00025 0.24988 19.7957 10509.9
4 1100 1.1 453 359 0.094 0.00030556 0.30541 19.7724 12845.4
5 1300 1.3 502 371 0.131 0.00036111 0.36094 19.7288 15180.9
6 1500 1.5 557 382 0.175 0.00041667 0.41647 19.7957 17516.4
7 1700 1.7 3332 3087.2 0.2448 0.00047222 0.472 21.5591 19852
8 1900 1.9 3372.8 3060 0.3128 0.00052778 0.52753 22.0534 22187.5
9 2100 2.1 3427.2 3019.2 0.408 0.00058333 0.58306 23.5471 24523

∑ 11700 11.7 12747 11255.4 1.4916 0.00325 3.24846 189.946 136628

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2017/2018 52


KELOMPOK 12
FLUID CIRCUIT FRCITION EXPERIMENTAL APPARATUS
2.5.2 Contoh Perhitungan
1. Mengukur kerugian gesekan pada pipa lurus 25-26
a. Laju Aliran perdetik – Q1 (m3/det)
Q
Q1  x10 3
3,6
0,5 m3
Q1  x10 3  0.000139
3,6 detik
b. Konversi satuan tekanan mmHg

Δh (mmH2O) = 13.4 x Δh (mmHg)


Δh (mmH2O) = 13.4 x 0.097(mmHg)
= 1.2998 ( mmHg)
c. Kecepatan air dalam pipa – V (m/s)
Dengan adalah diameter pipa, yaitu ½ B = 0.0161 m
Q1
V
 2
.d
4
0.000139 m
V   0.682222
 s
.0.01612
4
d. Faktor gesekan untuk air dalam pipa – λ
2 g .h.d

V 2 .l

2.9,8.0.097.0,0161
  0.032917
0.67812.2
e. Bilangan Reynold untuk aliran dalam pipa
d .V
Re d 

(0.0161).(0.682222)
Re d   1.294036
0.008488

2. Mengukur koefisien alir Orifice 17-18


a. Laju Aliran perdetik – Q1 (m3/det)
Q
Q1  x10 3
3,6

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2017/2018 53


KELOMPOK 12
FLUID CIRCUIT FRCITION EXPERIMENTAL APPARATUS

0,5 3 m3
Q1  x10  0.000139
3,6 detik
b. Kecepatan air dalam pipa – V (m/s)
Q1
V
 2
.d
4
0.000139 m
V   0.004953
 s
.0,0357 2
4
c. Laju aliran teoritis pada pipa Orifice Qo (m3/detik)

.0,0114 . 2.9,8.0.005  0.000163
3,14
Qo  .do 2 2.g.ho 
2

4 4
d. Koefisien aliran pada Orifice, Nozzle, Venturi Co, Cn, Cv
Q1 0.000139
Co    0.852014
Qo 0.000163

3. Kerugian head pada katup 11-12


a. Laju Aliran perdetik – Q1 (m3/det)
Q
Q1  x10 3
3,6
0,5 m3
Q1  x10 3  0.000139
3,6 detik
b. Kecepatan air dalam pipa V (m/s)
Q1 0.000139
V   0.138753
 2 3,14 2
.d .(0,0357)
4 4

c. Koefisien kerugian head pada Cock


h 0.002
11 - 12    32.61119
V1 2 0.138753 2
( .) / 2 g ( ) / 2.9.8
4 4
d. Bilangan Reynold untuk aliran dalam pipa
 1  1
d 1 .V 1 
Re d      
4 4 0,0357.0.138753
 0.583585
 0,008488.102

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2017/2018 54


KELOMPOK 12
FLUID CIRCUIT FRCITION EXPERIMENTAL APPARATUS
2.5.3 Grafik dan Pembahasan
2.5.3.1 Grafik Hubungan Faktor Gesekan terhadap Bilangan Reynold

Grafik 2.1 Hubungan antara Faktor Gesekan terhadap Bilangan Reynolds

Analisa Grafik
Berdasarkan grafik di atas, secara teoritis, jika bilangan Reynolds naik maka koefisien
gesek menurun dikarenakan bilangan Reynolds yang tinggi mempunyai kecepatan aliran
fluida yang tinggi, maka faktor gesekan menjadi rendah. Dapat ditinjau berdasarkan rumus
persamaan antara bilangan Reynolds dan koefisien gesek, yaitu:

𝑑. 𝑉
Re 𝑑 =
𝜇
2𝑔.ℎ.𝑑
𝜆= 𝑉 2 .𝑙
2.𝑔.ℎ.𝑑3
𝜆= …………………………………………………………………(2-27)
𝑅𝑒 𝑑2 .𝜇 2 .𝑙

Dimana:
Red : Bilangan Reynolds
d : Diameter dalam pipa (m)
V : Kecepatan air dalam pipa (m/s)
v : Viskositas kinematik air (m2/s)
 : Koefisien gesek air dalam pipa

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2017/2018 55


KELOMPOK 12
FLUID CIRCUIT FRCITION EXPERIMENTAL APPARATUS
g : Percepatan gravitasi (m2/s)
h : Tekanan diferensial (mH2O)
l : Panjang pipa (m)

Semakin tinggi kecepatan aliran (V) maka akan meningkatkan bilangan Reynolds
(Re) dan menurunkan besar λ hal ini disebabkan oleh bertambah banyaknya gesekan antara
fluida statis dan fluida dinamis didalam pipa yang terjadi seiring bertambahnya bilangan
Reynolds (Re). Berdasarkan grafik diatas juga dapat disimpulkan bahwa kecenderungan
yang terjadi menurun dan sudah sesuai dengan teoritis
Pada grafik katup 25-26 terjadi penyimpangan pada data ke-5,6,7,8,9 ketika mulai
dari bilangan Reynolds 33644.94 dengan koefisien gesek 0.031405. Hal ini terjadi karena
fluktuasi yaitu perubahan kecepatan yang signifikan tetapi tidak di iringi dengan
perubahan ketinggian manometer yang tinggi sehingga koefisien gesek menurun.

2.5.3.2 Grafik Hubungan Koefisien Kerugian Head terhadap Bilangan Reynold

Grafik 2.2 Hubungan antara Koefisien Kerugian Head terhadap Bilangan Reynolds

Analisa Grafik
Grafik ini menunjukkan hubungan antara bilangan Reynolds dengan kerugian head.
Bilangan Reynolds adalah rasio antara gaya inersia dan gaya viskos yang
mengkuantifikasikan hubungan kedua gaya tersebut dengan suatu kondisi aliran tertentu.

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2017/2018 56


KELOMPOK 12
FLUID CIRCUIT FRCITION EXPERIMENTAL APPARATUS
Bilangan Reynolds digunakan untuk membedakan aliran apakah turbulen atau laminer.
Sedangkan koefisien kerugian head adalah nilai kerugian energi pada fluida yang
disebabkan oleh valve.
Berdasarkan teori yang ada diketahui bahwa semakin besar bilangan Reynolds maka
koefisien head cenderung menurun. Berdasarkan teori diketahui bahwa semakin besar
kecepatan aliran fluida maka bilangan Reynolds yang didapat juga akan semakin besar dan
menyebabkan koefisien kerugian geseknya semakin menurun.

ℎ 𝑑.𝑉
𝜉7−8 = (𝑉 )7−8
2 /2𝑔
Re 𝑑 = ;
𝜇

ℎ7−8 .2 .𝑔.𝑑2
𝜉7−8 = ………………………………………………………………(2-28)
Re 𝑑2 .𝜇 2

Dimana:
Re d : Bilangan Reynold
d : Diameter dalam pipa (m)
V : Kecepatan air dalam pipa (m/s)
v : Viskositas kinematik air (m2/s)
𝜉11−12 : Koefisien kerugian Head air dalam pipa
g : Percepatan gravitasi (m/s2)
h : Tekanan diferensial (mH2O)

Jika diurutkan berdasarkan nilai koefisien kerugian head, glove valve memiliki nilai
tertinggi, selajutnya cock valve, kemudian gate valve. Secara teoritis pun hasilnya sesuai.
Hal ini bisa disebabkan oleh perbedaan nilai beda keliling pada tiap valve. Selain itu bisa
juga terjadi karena adanya vortex. Vortex adalah gerakan cairan yang berputar cepat
mengitari pusatnya. Ketika bilangan Reynolds lebih dari 4000 maka aliran turbulen dan
aliran membentuk putaran. Adanya vortex ini tidak diharapkan karena semakin cepat
aliran fluida dipusaran tersebut maka tekanan semakin kecil. Tingkat kerumitan
Geometri Valve juga berpengaruh pada masing – masing valve ketika fluida aliran
menabrak geometri dari valve yang semakin rumit tersebut, maka kerugian head akan
semakin tinggi.

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2017/2018 57


KELOMPOK 12
FLUID CIRCUIT FRCITION EXPERIMENTAL APPARATUS
Sebenarnya Glove valve memiliki nilai koefisien kerugian head tertinggi, namun
karena adanya fluktuasi yang terjadi pada manometer sehingga menyebabkan koefisien
kerugian cock lebih tinggi dari pada glove. Penyebab terjadinya fluktuasi tersebut yaitu
karena adanya gelembung udara yang terhambat di dalam manometer sehingga
menyebabkan air yang berada di dalam manometer mengalami kenaikan yang sangat
drastis dari hasil pengukuran yang sebelumnya. Kemudian Gate valve memiliki nilai
koefisien kerugian head terendah, karena bentuk penampang yang menutup aliran pada
gate valve berupa silindris, mengurangi vortex yang kemungkinan bisa terjadi. Pada
grafik diatas terjadi penyimpangan pada 7 titik akhir cock valve juga disebabkan karena
buka tutup awal katup terjadi saat aliran belum stabil sehingga menimbulkan hasil pada
manometer yang tidak sesuai.

 Glove Valve

Gambar 2.23 Glove Valve


Sumber: Pritchard (2011)

Pada glove valve digunakan sebagai masuknya aliran glove valve memiliki luas
penampang yang kecil yang mengakibatkan kecepatan aliran ( v ) dan tekanan diffrensial
pipa meningkat yang maka dari itu koefisien kerugian headnyapun paling tinggi diantara
cock dan gate valve.

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2017/2018 58


KELOMPOK 12
FLUID CIRCUIT FRCITION EXPERIMENTAL APPARATUS
 Cock Valve

Gambar 2.24 Cock Valve


Sumber: Pritchard (2011)

Pada cock valve berfungsi untuk membuka atau menutup aliran.secara teoritis grafik
cock valve berada antara glove dan gate karena luas penampang cock lebih besar daripada
glove namun lebih kecil daripada gate hal ini akan mengakibatkan kecepatan aliran dan
tekanan diffrensial pipa menurun dan kerugian headnya berada dibawah glove. pada grafik
terjadi penyimpangan pada data ke-6 ketika bilangan Reynolds 15180.90309 dengan
koefisien gesek 4.06209 .hal ini terjadi karena fluktuasi yaitu perubahan kecepatan yang
signifikan tetapi tidak di iringi dengan perubahan ketinggian manometer yang tinggi
sehingga koefisien gesek menurun

 Gate Valve

Gambar 2.25 Gate Valve


Sumber: Pritchard (2011)

Gate valve berfungsi untuk membuka ataupun menutup aliran secara sempurna. Secara
teoritis koefisien kerugian head gate valve berada paling bawah dari pada glove dan cock
valve.

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2017/2018 59


KELOMPOK 12
FLUID CIRCUIT FRCITION EXPERIMENTAL APPARATUS
2.5.3.3 Grafik Hubungan Koefisien Aliran terhadap Bilangan Reynold

Grafik 2.3 Hubungan antara Koefisien Aliran terhadap Bilangan Reynolds

Analisa Grafik
Grafik di atas membandingkan besar bilangan Reynolds dengan koefisien alir pada
orifice, nozzle, dan venturi. Dari grafik dapat kita ketahui bahwa semakin tinggi bilangan
Reynolds maka koefisien aliran akan menurun, hal ini sesuai dengan dasar teori yang
menyatakan :

Q1 Q1 Q1
Cn  Cv  Co 
Qn Qv Qo
  
Qn  dn 2 2 ghn Qv  dv 2 2 ghv Qo  do 2 2 gho
4 4 4
𝑑(11⁄4)𝑉(11⁄4)
Re 𝑑 = ………………………………………………………….(2-29)
𝑣

Dimana:
Re d: Bilangan Reynold
d : Diameter dalam pipa (m)
V : Kecepatan air dalam pipa (m/s)
v : Viskositas kinematik air (m2/s)
Q1 : Laju aliran air (m3/detik)

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2017/2018 60


KELOMPOK 12
FLUID CIRCUIT FRCITION EXPERIMENTAL APPARATUS
Qo : Laju aliran air teoritis pada Orifice(m3/detik)
Co : Koefisien aliran air pada Orifice
do : Diameter Orifice(m)
ho : Perbedaan tekanan pada Orifice(mH2O)
g : Percepatan gravitasi (m/s2)
h : Tekanan diferensial (mH2O)

Semakin tinggi kecepatan aliran (V) maka akan meningkatkan laju aliran air dan
membuat nilai koefisien aliran meningkat. Nilai koefisien aliran paling tinggi adalah venturi
kemudian nozzle lalu orifice. Hal ini disebabkan karena orifice memiliki bentuk penampang
yang menyebabkan naiknya nilai tekanan fluida sehingga nilai perbedaan tekanan yang
terjadi di dalam orifice menjadi yang tertinggi.
Venturi memiliki nilai koefisien aliran tertinggi, karena terjadi penyempitan saluran
seperti pada nozzle dan setelah penyempitan, ada pembesaran saluran yang menyebabkan
peningkatan beda tekanan, kemudian menyebabkan laju aliran pada venturi meningkat dan
koefisien aliran pada venturi lebih tinggi dari nozzle.Orifice memiliki nilai koefisien aliran
terendah, karena luas penampang orifice bisa menghambat laju aliran dan menyebabkan
vortex, Jika laju aliran rendah, maka koefisien aliran juga rendah.Nozzle memiliki nilai
koefisien aliran di antara venturi dan orifice, karena pada nozzle terjadi penyempitan saluran
yang menyebabkan kecepatan aliran meningkat. Namun setelah penyempitan, tidak ada
pembesaran luas penampang seperti pada venturi, sehingga beda tekanan lebih rendah dari
venturi, kemudian laju aliran dan koefisien aliran menjadi lebih rendah dari venturi.
Penyimpangan terjadi ditunjukkan dengan grafik yang cenderung menaik di awal
namun kemudian dapat stabil. Hal ini terjadi karena pada saat pemakaian manometer,
yaitu saat volume aliran berada pada titik pengukuran yang tinggi namun kemudian
diturunkan kembali ke posisi terendah secara ekstrim,sehinngga menyebabkan masih
adanya udara yang berada di dalam manometer tersebut dan juga mengakibatkan adanya
losses.

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2017/2018 61


KELOMPOK 12
FLUID CIRCUIT FRCITION EXPERIMENTAL APPARATUS
 Venturi

Gambar 2.26 Venturi


Sumber: Herschel (2012,p.15)

Pada venturi yang diamati luas penampang mengalami pembesaran saat ujung pipa
venturi yang mengakibatkan laju aliran air menurun dan tekanan air meningkat , karena
tekanan air meningkat maka Qv juga mengalami peningkatan dan koefisien aliran akan
menurun.
 Nozzle

Gambar 2.27 Nozzle


Sumber: Morrison (2012,p.14)

Pada nozzle aliran air akan meningkat, hal ini disebabkan luas penampang mengalami
pengecilan dan mengakibatkan laju aliran air meningkat dan tekanan menurun yang
mengakibatkan Qn menurun pula.jika Qn menurun koefisien aliranpun akan menurun.

 Orifice

Gambar 2.28 Oriface


Sumber: Morrison (2012,p.14)

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2017/2018 62


KELOMPOK 12
FLUID CIRCUIT FRCITION EXPERIMENTAL APPARATUS
Pada orifice terjadi aliran vortex pada fluida saat memasuki orifice aliran vortex ini
menghambat kecepatan air pada pipa. Sehingga kecepatan air dalam orifice menurun dan
menyebabkan tekananya meningkat. Jika ho meningkat maka akan meningkatkan Qo,
maka koefisien aliran airpun akan menurun

2.6 Kesimpulan dan Saran


2.6.1 Kesimpulan
1. Ada 2 jenis losses dalam sebuah aliran fluida cair yang tertutup yaitu mayor dan minor
losses.
2. Hubungan antara faktor gesekan terhadap bilangan Reynolds yaitu semakin besar
bilangan Reynolds maka.
3. Semakin besar bilangan Reynoldsnya maka laju aliran (v) juga semakin besar.
4. Semakin besar diameter pipa menyebabkan kerugian gesek semakin besar.
5. Semakin besar bilangan Reynolds, maka nilai kerugian gesek semakin menurun.
6. Semakin besar beda keliling pada katup, maka koefisien kerugian head akan semakin
meningkat.
7. Urutan koefisien aliran yang tinggi ke rendah adalah venturi, nozzel dan orifice. Hal
ini disebabkan oleh beda tekanan paling tinggi terjadi pada venturi, sedangkan pada
nozzel dan orifice terjadi tekanan balik yang mengurangi perbadaan tekanan.
8. Urutan koefisien aliran yang dari mulai yang terkecil yaitu venturi, nozzle dan orifice.
Hal ini disebabkan karena luas penampang dari venturi, nozzle serta orifice berbeda.

2.6.2 Saran
1. Untuk laboratorium sebaiknya diberi AC/pendingin ruangan di laboratorium agar
praktikan merasa nyaman saat sedang asistensi.
2. Untuk pengecekan alat-alat laboratorium sebaiknya dilakukan lebih teliti lagi agar
tidak terjadi kesalahan dalam pengambilan data saat praktikum.
3. Untuk asisten sebaiknya lebih mempertegas mengenai jadwal asistensi.

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2017/2018 63


KELOMPOK 12

Anda mungkin juga menyukai