PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persamaan kuadrat merupakan cabang dari ilmu matematika aljabar yang sudah terkenal sejak
2000 tahun yang lalu, pada awalnya persamaan kuadrat dicetuskan di daerah babilonia di mana
orang belajar untuk memecahkan linear (ax = b) dan kuadrat (ax 2 + bx = c) persamaan, dan
persamaan yang tak tentu seperti x 2 + y 2 = z 2 dan untuk membantu memecahkan dalam
proses pembangunan khususnya bidang lengkung.
Peradaban kuno mengatakan ekspresi aljabar pada sistem persamaan kuadrat hanya
menggunakan sesingkatan sesekali, , tetapi oleh ahli matematika abad pertengahan Islam
mampu berbicara tentang kekuasaan sewenang-wenang tinggi dari x tidak diketahui, dan bekerja
di luar aljabar dasar polinomial (tanpa belum menggunakan simbolisme modern). Ini termasuk
kemampuan untuk mengalikan, membagi, dan menemukan akar kuadrat dari polinomial serta
pengetahuan dari teorema binomial.
The Alexandria matematikawan Hero dari Alexandria dan Diophantus melanjutkan tradisi Mesir
dan Babel, tetapi Diophantus ‘s buku Arithmetica berada pada tingkat yang jauh lebih tinggi dan
memberikan solusi mengejutkan banyak persamaan tak tentu sulit. Pengetahuan kuno solusi dari
persamaan pada gilirannya menemukan rumah awal di dunia Islam, di mana ia dikenal sebagai
“ilmu restorasi dan balancing.” (Kata Arab untuk restorasi, al-jabru, adalah akar dari aljabar
kata.) Dalam abad ke-9, matematikawan Arab al-Khwarizmi menulis satu dari algebras Arab
pertama, uraian sistematis dari teori dasar persamaan, dengan kedua contoh dan bukti. Pada akhir
abad 9, ahli matematika Mesir Abu Kamil telah menyatakan dan membuktikan hukum dasar dan
identitas dari aljabar dan memecahkan masalah rumit seperti menemukan x, y, dan z sehingga x
+ y + z = 10, x 2 + y 2 = z 2, dan xz = y 2
Pada masa modern persamaan kuadrat masih terus eksis di semua kalangan, khususnya dalam
proses pembangunan serta dalam proses pengembangan olah raga, seperti ; pembangunan
jembatan , pembangun jembatan, dll.
B. Rumusan masalah
Dari latar belakang diatas dapat disimpulkan beberapa maslah yang dapat dikaji yaitu :
C. Pembatasan Masalah
Untuk mengurangi terjadinya penyimpangan dalam proses penyampaian makalah, kami
melakukan pembatasan masalah antara lain :
2. Hasil yang didapat dari persamaan kuadrat hanya menggunakan metode ; pemfaktoran (
Pencarian akar kuadrat ) , melengkapkan bentuk kuadrat, Rumus ABC.
3. Implikasi disimpulkan secara umum, bukan hasil dari penelitian khusus tentang sistem
persamaan kuadrat.
D. Tujuan
2. Siswa dapat melakukan pemecahan masalah yang berkaitan dengan persamaan kuadrat
Metode yang kami pergunakan dalam melakukan penyusunan makalah adalah kerja kelompok
serta melakukan beberapa pencarian data kemudian melakukan penyaringan data dilanjutkan
dengan perancangan skema dan pembuatan makalah, adapun langkah langkah yang kami
lakukan antara lain :
2. Pengumpulan data
3. Penyaringan data
4. Penyusunan skema
6. Evaluasi , dan
7. Perbaikan
BAB 2
PEMBAHASAN
Persamaan kuadrat adalah suatu persamaan polinomial berorde dua. Bentuk umum dari
persamaan kuadrat adalah y = ax^2 + bx + c \,\! dengana \ne 0 \,\! .
Huruf-huruf a, b dan c disebut sebagai koefisien: koefisien kuadrat a adalah koefisien dari
x^2, koefisien linier b adalah koefisien dari x, dan c adalah koefisien konstan atau disebut juga
suku bebas.
a. f(x) = 3x2 + 2x + 5
b. f(x) = 2x2 + 3x
c. f(x) = x2 – 4
Jika semua fungsi kuadrat di atas bernilai nol, atau f(x) = 0, maka fungsi kuadrat tersebut
menjadi
1. 3x2 + 2x + 5 = 0
2. 2x2 + 3x = 0
3. x2 – 4 = 0
2x2 – 3x + 4 = 0 dan x2 – x – 1 =0
Rumus ini digunakan untuk mencari akar-akar persamaan kuadrat apabila dinyatakan
bahwa
y = 0 \,\!.
Dari rumus tersebut akan diperoleh akar-akar persamaan, sehingga persamaan semula
dalam bentuk
y = ax^2 + bx + c \,\!
x_1 + x_2 = -\frac{b}{a} \,\! Dari persamaan terakhir ini dapat pula dituliskan dua
hubungan yang telah umum dikenal, yaitu
(x – x1) (x – x2) = 0
↔ x = x1 atau x = x2
Dalam hal ini x1 atau x2 merupakan penyelesaian dari persamaan kuadrat di atas.
Hal tersebut menggambarkan suatu ketentuan bahwa (x – x1) (x – x2) = 0 dipenuhi oleh x
= x1 atau x = x2
Contoh :
2x2 + 6x = 0
↔ 2x (x + 3) = 0
↔ 2x = 0 atau x + 3 = 0
↔ x = 0 atau x = -3
Contoh kuadrat sempurna dua pusat x antara lain x2, 4x2, 9x2, 16x2, 25x2, (9x + 3)2 dan
(x – 4)2.
Selanjutnya kita pelajari cara menyelesaikan persamaan kuadrat yang dinyatakan dalam
bentuk (x + p)2 = q dengan q ≥ 0, yaitu persamaan kuadrat yang ruas kirinya merupakan kuadrat
sempurna. Contoh :
x2 – 9 = 0
↔ x2 = 9
↔ x = ± √9
↔x =±3
↔ x = 3 atau x = -3
, dengan b2 – 4ac ≥ 0
Sebelum memakai rumus abc, persamaan kuadrat harus dinyatakan dalam bentuk baku yaitu:
ax2 + bx + c = 0, jika b2 – 4ac < 0, maka tidak ada penyelesaian untuk ax2 + bx + c = 0.
Contoh:
Penyelesaian:
x2 – x – 6
a = 1, b = 1, c = -6
atau
Jadi x1 = -3 atau x2 = 2
Catatan :
1. Jika nilai b2 – 4ac > 0 maka x memiliki dua nilai real yang berlainan
BAB 3
KESIMPULAN
Persamaan kuadrat adalah suatu persamaan polinomial berorde dua. Bentuk umum dari
persamaan kuadrat adalah y = ax^2 + bx + c \,\! dengana \ne 0 \,\! .
Huruf-huruf a, b dan c disebut sebagai koefisien: koefisien kuadrat a adalah koefisien dari
x^2, koefisien linier b adalah koefisien dari x, dan c adalah koefisien konstan atau disebut juga
suku bebas.
Rumus kuadratis dikenal pula dengan nama 'rumus abc karena digunakan untuk
menghitung akar-akar persamaan kuadrat yang tergantung dari nilai-nilai a, b dan c suatu
persamaan kuadrat. Rumus yang dimaksud memiliki bentuk
Rumus ini digunakan untuk mencari akar-akar persamaan kuadrat apabila dinyatakan
bahwa
y = 0 \,\!.
(x – x1) (x – x2) = 0
↔ x = x1 atau x = x2