Anda di halaman 1dari 11

MODUL PERKULIAHAN

Struktur
Beton 1

Sifat Material beton


bertulang serta
komponennya,Prinsip
dasar beton bertulang

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

01
Fakultas Teknik Sipil MK 11019 Agyanata Tua Munthe.,ST, MT
Teknik Perencanaan
dan Desain

Abstract Kompetensi
Mata kuliah Struktur Beton 1 Mahasiswa dapat memahami sifat
memahami sifat material beton material beton bertulang dan
bertulang terkait sifat material komponennya,prinsip dasar beton
komponennya,Yakni beton dan Baja bertulang

‘19 Struktur Beton 1


2 Agyanata Tua M, ST, MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Sifat Material Struktur Beton
bertulang
1.1 Beton dan Beton Bertulang
Beton adalah suatu campuran yang terdiri dari pasir, kerikil, batu pecah, atau agregat-
agregat lain yang dicampur menjadi satu dengan suatu pasta yang terbuat dari semen
dan air membentuk suatu massa mirip-batuan. Terkadang, satu atau lebih bahan aditif
ditambahkan untuk menghasilkan beton dengan karakteristik tertentu, seperti kemudahan
pengerjaan (workability), durabilitas, dan waktu pengerasan.
Seperti substansi-substansi mirip batuan lainnya, beton memiliki kuat tekan yang tinggi
dan kuat tarik yang sangat rendah. Beton bertulang adalah suatu kombinasi antara beton
dan baja dimana tulangan baja berfungsi menyediakan kuat tarik yang tidak dimiliki
beton.

1.2 Kelebihan Beton Bertulang Sebagai Suatu Bahan Struktur

Beton bertulang boleh jadi adalah bahan konstruksi yang paling penting. Beton
bertulang digunakan dalam berbagai bentuk untuk hampir semua struktur, besar maupun
kecil – bangunan, jembatan, perkerasan jalan, bendungan, dinding penahan tanah,
terowongan, jembatan yang melintasi lembah (viaduct), drainase serta fasilitas irigasi,
tangki, dan sebagainya.
Sukses besar beton sebagai bahan konstruksi yang universal cukup mudah dipahami jika
dilihat dari banyaknya kelebihan yang dimilikinya. Kelebihan tersebut antara lain :
1. beton memiliki kuat tekan yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan
kebanyakan bahan lain.
2. Beton bertulang mempunyai ketahanan yang tinggi terhadap api dan air, bahkan
merupakan bahan struktur terbaik untuk bangunan yang banyak bersentuhan dengan air.
Pada peristiwa kebakaran dengan intensitas rata-rata, batang-batang struktur dengan
ketebalan penutup beton yang memadai sebagai pelindung tulangan hanya mengalami
kerusakan pada permukaannya saja tanpa mengalami keruntuhan.
3. Struktur beton bertulang sangat kokoh.
4. Beton bertulang tidak memerlukan biaya pemeliharaan yang tinggi.
5. Dibandingkan dengan bahan lain, beton memiliki usia layan yang sangat panjang.
Dalam kondisi-kondisi normal, struktur beton bertulang dapat digunakan sampai kapan
pun tanpa kehilangan kemampuannya untuk menahan beban. Ini dapat dijelaskan dari
kenyataannya bahwa kekuatan beton tidak berkurang dengan berjalannya waktu bahkan
semakin lama semakin bertambah dalam hitungan tahun, karena lamanya proses
pemadatan pasta semen.

‘19 Struktur Beton 1


3 Agyanata Tua M, ST, MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
6. Beton biasanya merupakan satu-satunya bahan yang ekonomis untuk pondasi tapak,
dinding basement, tiang tumpuan jembatan, dan bangunan-bangunan semacam itu.
7. Salah satu ciri khas beton adalah kemampuannya untuk dicetak menjadi bentuk yang
sangat beragam, mulai dari pelat, balok, dan kolom yang sederhana sampai atap kubah
dan cangkang besar.
8. Di sebagian besar daerah, beton terbuat dari bahan-bahan lokal yang murah (pasir,
kerikil, dan air) dan relatif hanya membutuhkan sedikit semen dan tulangan baja, yang
mungkin saja harus didatangkan dari daerah lain.
9. Keahlian buruh yang dibutuhkan untuk membangun konstruksi beton bertulang lebih
rendah bila dibandingkan dengan bahan lain seperti struktur baja.

1.3 Kelemahan Beton Bertulang Sebagai Suatu Bahan Struktur


Untuk dapat mengoptimalkan penggunaan beton, perencana harus mengenal dengan
baik kelemahan-kelemahan beton bertulang disamping kelebihan-kelebihannya.
Kelemahan-kelemahan tersebut antara lain :
1. Beton mempunyai kuat tarik yang sangat rendah, sehingga memerlukan penggunaan
tulangan tarik.
2. Beton bertulang memerlukan bekisting untuk menahan beton tetap di tempatnya
sampai beton tersebut mengeras. Selain itu, penopang atau penyangga sementara
mungkin diperlukan untuk menjaga agar bekisting tetap berada pada tempatnya,
misalnya pada atap, dinding, dan struktur-struktur sejenis, sampai bagian-bagian beton
ini cukup kuat untuk menahan beratnya sendiri. Bekisting sangat mahal. Di Amerika
Serikat, biaya bekisting berkisar antara sepertiga hingga dua pertiga dari total biaya suatu
struktur beton bertulang, dengan nilai sekitar 50%. Sudah jelas bahwa untuk mengurangi
biaya dalam pembuatan suatu struktur beton bertulang, hal utama yang harus dilakukan
adalah mengurangi biaya bekisting.
3. Rendahnya kekuatan per satuan berat dari beton mengakibatkan beton bertulang
menjadi berat. Ini akan sangat berpengaruh pada struktur-struktur bentang-panjang
dimana berat beban mati beton yang besar akan sangat mempengaruhi momen lentur.
4. Sifat-sifat beton sangat bervariasi karena bervariasinya proporsi-campuran dan
pengadukannya. Selain itu, penuangan dan perawatan beton tidak bisa ditangani seteliti
seperti yang dilakukan pada proses produksi material lain seperti struktur baja dan kayu.

1.4 Sifat-sifat Beton Bertulang

Pengetahuan yang mendalam tentang sifat-sifat beton bertulang sangat penting


sebelum dimulai mendesain struktur beton bertulang. Beberapa sifat-sifat beton bertulang
antara lain :
2.4.1 Kuat Tekan
Kuat tekan beton (f’c) dilakukan dengan melakukan uji silinder beton dengan ukuran
diameter 150 mm dan tinggi 300 mm. Pada umur 28 hari dengan tingkat pembebanan

‘19 Struktur Beton 1


4 Agyanata Tua M, ST, MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
tertentu. Selama periode 28 hari silinder beton ini biasanya ditempatkan dalam sebuah
ruangan dengan temperatur tetap dan kelembapan 100%. Meskipun ada beton yang
memiliki kuat maksimum 28 hari dari 17 Mpa hingga 70 -140 Mpa, kebanyakan beton
memiliki kekuatan pada kisaran 20 Mpa hingga 48 Mpa. Untuk aplikasi yang umum,
digunakan beton dengan kekuatan 20 Mpa dan 25 Mpa, sementara untuk konstruksi
beton prategang 35 Mpa dan 40 Mpa. Untuk beberapa aplikasi tertentu, seperti untuk
kolom pada lantai-lantai bawah suatu bangunan
tingkat tinggi, beton dengan kekuatan sampai 60 Mpa telah digunakan dan dapat
disediakan oleh perusahaan-perusahaan pembuat beton siap-campur (ready-mix
concrete).
Nilai-nilai kuat tekan beton seperti yang diperoleh dari hasil pengujian sangat dipengaruhi
oleh ukuran dan bentuk dari elemen uji dan cara pembebanannya. Di banyak Negara,
spesimen uji yang digunakan adalah kubus berisi 200 mm. untuk beton-beton uji yang
sama, pengujian terhadap silinder-silinder 150 mm x 300 mm menghasilkan kuat tekan
yang besarnya hanya sekitar 80% dari nilai yang diperoleh dari pengujian beton uji
kubus.
Kekuatan beton bisa beralih dari beton 20 Mpa ke beton 35 Mpa tanpa perlu melakukan
penambahan buruh dan semen dalam jumlah yang berlebihan. Perkiraan kenaikan biaya
bahan untuk mendapatkan penambahan kekuatan seperti itu adalah 15% sampai 20%.
Namun untuk mendapatkan kekuatan beton diatas 35 atau 40 Mpa diperlukan desain
campuran beton yang sangat teliti dan perhatian penuh kepada detail-detail seperti
pencampuran, penempatan, dan perawatan. Persyaratan ini menyebabkan kenaikan
biaya yang relatife lebih besar.

Kurva tegangan-regangan pada gambar dibelakang menampilkan hasil yang dicapai dari
uji kompresi terhadap sejumlah silinder uji standar berumur 28 hari yang kekuatannya
beragam.
• Kurva hampir lurus ketika beban ditingkatkan dari niol sampai kira-kira 1/3 - 2/3
kekuatan maksimum beton.
• Diatas kurva ini perilaku betonnya nonlinear. Ketidak linearan kurva tegangan-regangan
beton pada tegangan yang lebih tinggi ini mengakibatkan beberapa masalah ketika kita
melakukan analisis struktural terhadap konstruksi beton karena perilaku konstruksi
tersebut juga akan nonlinear pada tegangan-tegangan yang lebih tinggi.
• Satu hal penting yang harus diperhatikan adalah kenyataan bahwa berapapun besarnya
kekuatan beton, semua beton akan mencapai kekuatan puncaknya pada regangan
sekitar 0,002.

‘19 Struktur Beton 1


5 Agyanata Tua M, ST, MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
• Beton tidak memiliki titik leleh yang pasti, sebaliknya kurva beton akan tetap bergerak
mulus hingga tiba di titik kegagalan (point of rupture) pada regangan sekitar 0,003
sampai 0,004.
• Banyak pengujian yang telah menunjukkan bahwa kurva-kurva tegangan-regangan
untuk silinder-silinder beton hampir identik dengan kurva-kurva serupa untuk sisi balok
yang mengalami tekan.
• Harus diperhatikan juga bahwa beton berkekuatan lebih rendah lebih daktail daripada
beton berkekuatan lebih tinggi – artinya, beton-beton yang lebih lemah akan mengalami
regangan yang lebih besar sebelum mengalami kegagalan.

Gambar.1.1 Kurva tegangan – regangan beton yang umum,


dengan pembebanan jangka-pendek (Daftar Pustaka no.1)

1.5 Modulus Elastisitas Statis

Beton tidak memiliki modulus elastisitas yang pasti. Nilainya bervariasi tergantung dari
kekuatan beton, umur beton, jenis pembebanan, dan karakteristik dan perbandingan
semen dan agregat. Sebagai tambahan, ada beberapa defenisi mengenai modulus
elastisitas :
a. Modulus awal adalah kemiringan diagram tegangan-regangan pada titik asal dari
kurva.
b. Modulus tangen adalah kemiringan dari salah satu tangent (garis singgung) pada
kurva tersebut di titik tertentu di sepanjang kurva, misalnya pada 50% dari kekuatan
maksimum beton.
c. Kemiringan dari suatu garis yang ditarik dari titik asal kurva ke suatu titik pada kurva
tersebut di suatu tempat di antara 25% sampai 50% dari kekuatan tekan maksimumnya
disebut Modulus sekan.
d. Modulus yang lain, disebut modulus semu (apparent modulus) atau modulus jangka
panjang, ditentukan dengan menggunakan tegangan dan regangan yang diperoleh
setelah beban diberikan selama beberapa waktu.
Peraturan ACI menyebutkan bahwa rumus untuk menghitung modulus elastisitas beton
yang memiliki berat beton (wc) berkisar dari 1500-2500 kg/m3.

‘19 Struktur Beton 1


6 Agyanata Tua M, ST, MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Dan untuk beton dengan berat normal beton yang berkisar 2320 kg/m3

Beton dengan kekuatan diatas 40 Mpa disebut sebagai beton mutu-tinggi. Pengujian
telah menunjukkan bahwa bila persamaan ACI yang biasa digunakan untuk menghitung
Ec dipakai untuk beton mutu tinggi , nilai yang didapat terlalu besar. Berdasarkan hasil
studi yang dilakukan di Cornell University, persamaan berikut ini direkomendasikan untuk
digunakan pada beton dengan berat normal yang memiliki nilai fc’ antara 40 Mpa dan 80
Mpa, dan untuk beton ringan dengan fc’ 40 dan 60 Mpa.
1.6 Modulus Elastisitas Dinamis
Modulus elastisitas dinamis, yang berkorespondensi dengan regangan-regangan
sesaat yang sangat kecil, biasanya diperoleh dari uji sonik. Nilainya biasanya lebih besar
20%-40% daripada nilai modulus elastisitas statis dan kira-kira sama dengan modulus
nilai awal. Modulus elastisitas dinamis ini biasanya dipakai pada analisa struktur dengan
beban gempa atau tumbukan.

1.7 Perbandingan Poisson

Ketika sebuah beton menerima beban tekan, silinder tersebut tidak hanya berkurang
tingginya tetapi juga mengalami ekspansi (pemuaian) dalam arah lateral. Perbandingan
ekspansi lateral dengan pendekatan longitudinal ini disebut sebagai Perbandingan
Poisson(Poisson’s ratio). Nilainya bervariasi mulai dari 0,11 untuk beton mutu tinggi dan
0,21 untuk beton mutu rendah, dengan nilai rata-rata 0,16. Sepertinya tidak ada
hubungan langsung antara nilai perbandingan ini dengan nilai-nilai, seperti perbandingan
air-semen, lamanya perawatan, ukuran agregat, dan sebagainya.

Pada sebagian besar desain beton bertulang, pengaruh dari perbandingan poisson ini
tidak terlalu diperhatikan. Namun pengaruh dari perbandingan harus diperhatikan ketika
kita menganalisis dan mendesain bendungan busur, terowongan, dan struktur-struktur
statis tak tentu lainnya.

1.8 Kuat Tarik

Kuat tarik beton bervariasi antara 8% sampai 15% dari kuat tekannya. Alasan utama dari
kuat tarik yang kecil ini adalah kenyataan bahwa beton dipenuhi oleh retak-retak halus.
Retak-retak ini tidak berpengaruh besar bila beton menerima beban tekan karena beban

‘19 Struktur Beton 1


7 Agyanata Tua M, ST, MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
tekan menyebabkan retak menutup sehingga memungkinkan terjadinya penyaluran
tekanan. Jelas ini tidak terjadi bila balok menerima beban tarik.

Meskipun biasanya diabaikan dalam perhitungan desain, kuat tarik tetap merupakan sifat
penting yang mempengaruhi ukuran beton dan seberapa besar retak yang terjadi. Selain
itu, kuat tarik dari batang beton diketahui selalu akan mengurangi jumlah lendutan.
(Karena kuat tarik beton tidak besar, hanya sedikit usaha yang dilakukan untuk
menghitung modulus elastisitas tarik dari beton. Namun,berdasarkan informasi yang
terbatas ini, diperkirakan bahwa nilai modulus elastisitas tarik beton sama dengan
modulus elatisitas tekannya.)

Selanjutnya, anda mungkin ingin tahu mengapa beton tidak diasumsikan menahan
tegangan tarik yang terjadi pada suatu batang lentur dan baja yang menahannya.
Alasannya adalah bahwa beton akan mengalami retak pada regangan tarik yang begitu
kecil sehingga tegangan-tegangan rendah yang terdapat pada baja hingga saat itu akan
membuat penggunaannya menjadi tidak ekonomis.

Kuat tarik beton tidak berbanding lurus dengan kuat tekan ultimitnya fc’. Meskipun
demikian, kuat tarik ini diperkirakan berbanding lurus terhadap akar kuadrat dari fc’. Kuat
tarik ini cukup sulit untuk diukur dengan beban-beban tarik aksial langsung akibat sulitnya
memegang spesimen uji untuk menghindari konsentrasi tegangan dan akibat kesulitan
dalam meluruskan beban-beban tersebut. Sebagai akibat dari kendala ini, diciptakanlah
dua pengujian yang agak tidak langsung untuk menghitung kuat tarik beton. Keduanya
adalah uji modulus keruntuhan dan uji pembelahan silinder.

Kuat tarik beton pada waktu mengalami lentur sangat penting ketika kita sedang
meninjau retak dan lendutan pada balok. Untuk tujuan ini, kita selama ini menggunakan
kuat tarik yang diperoleh dari uji modulus-keruntuhan. Modulus keruntuhan biasanya
dihitung dengan cara membebani sebuah balok beton persegi (dengan tumpuan
sederhana berjarak 6 m dari as ke as) tanpa-tulangan berukuran 15cm x 15cm x 75cm.
hingga runtuh dengan beban terpusat yang besarnya sama pada 1/3 dari titik-titik pada
balok tersebut sesuai dengan yang disebutkan dalam ASTM C-78. Beban ini terus
ditingkatkan sampai keruntuhan terjadi akibat retak pada bagian balok yang mengalami
tarik. Modulus keruntuhannya fr ditentukan kemudian dari rumus lentur. Pada rumus-
rumus berikut ini :

‘19 Struktur Beton 1


8 Agyanata Tua M, ST, MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Tegangan yang ditentukan dengan cara ini tidak terlalu akurat karena dalam
menggunakan rumus lentur kita mengasumsikan beton berada dalam keadaan elastis
sempurna dengan tegangan yang berbanding lurus terhadap jarak dari sumbu netral.
Asumsi-asumsi ini tidak begitu baik.
Berdasarkan beratus-ratus hasil pengujian, peraturan ACI menyebutkan nilai modulus
keruntuhan fr sama dengan 7,5 dimana fc’dalam satuan psi.
Kuat tarik beton juga dapat diukur dengan melakukan uji pembelahan-silinder. Sebuah
silinder ditempatkan di posisinya pada mesin penguji dan kemudian suatu beban tekan
diterapkan secara merata di seluruh bagian panjang dari silinder di dasarnya. Silinder
akan terbelah menjadi dua dari ujung ke ujung ketika kuat tariknya tercapai. Kuat tarik
pada saat terjadi pembelahan disebut sebagai kuat pembelahan-silinder (split-cylinder
strength) dan dapat dihitung dengan rumus berikut ini:

dimana : fr = modulus keruntuhan


M = momen maksimum
b = lebar balok
h = tinggi balok
Tegangan yang ditentukan dengan cara ini tidak terlalu akurat karena dalam
menggunakan rumus lentur kita mengasumsikan beton berada dalam keadaan elastis
sempurna dengan tegangan yang berbanding lurus terhadap jarak dari sumbu netral.
Asumsi-asumsi ini tidak begitu baik.
Berdasarkan beratus-ratus hasil pengujian, peraturan ACI menyebutkan nilai modulus
keruntuhan fr sama dengan 7,5 dimana fc’dalam satuan psi.
Kuat tarik beton juga dapat diukur dengan melakukan uji pembelahan-silinder. Sebuah
silinder ditempatkan di posisinya pada mesin penguji dan kemudian suatu beban tekan
diterapkan secara merata di seluruh bagian panjang dari silinder di dasarnya. Silinder
akan terbelah menjadi dua dari ujung ke ujung ketika kuat tariknya tercapai. Kuat tarik
pada saat terjadi pembelahan disebut sebagai kuat pembelahan-silinder (split-cylinder
strength) dan dapat dihitung dengan rumus berikut ini:

dimana : P = gaya tekan maksimum


L = panjang

‘19 Struktur Beton 1


9 Agyanata Tua M, ST, MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
D = diameter silinder
Meskipun digunakan bantalan di bawah beban-beban tersebut, beberapa konsentarsi
tegangan lokal tetap terjadi selama pengujian dilakukan. Selain itu, terbentuk pula
sejumlah tegangan yang membentuk sudut siku-siku terhadap tegangan-tegangan tarik.
Akibatnya, nilai-nilai kuat-tarik yang diperoleh tidak terlalu akurat.

Gambar.1.2 Uji pembelahan silinder (Daftar Pustaka no.1)

1.9 Kuat Geser


Melakukan pengujian untuk memperoleh keruntuhan geser yang betul-betul murni tanpa
dipengaruhi oleh tegangan-tegangan lain sangatlah sulit. Akibatnya, pengujian kuat geser
beton selama bertahun-tahun selalu menghasilkan nilai-nilai leleh yang terletak di antara
1/3 sampai 4/5 dari kuat tekan maksimumnya

1.10 Kurva Tegangan-Regangan


Hubungan tegangan-regangan beton perlu diketahui untuk menurunkan persamaan-
persamaan analisis dan desain juga prosedur-prosedur pada struktur beton. Gambar
dibawah memperlihatkan kurva tegangan-regangan tipikal yang diperoleh dari percobaan

‘19 Struktur Beton 1


10 Agyanata Tua M, ST, MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
dengan menggunakan benda uji silinder beton dan dibebani tekan uniaksial selama
beberapa menit. Bagian pertama kurva ini (sampai sekitar 40% dari fc’) pada umumnya
untuk tujuan praktis dapat dianggap linier. Sesudah mendekati 70% tegangan hancur,
materialnya banyak kehilangan kekakuannya sehingga menambah ketidaklinieran
diagram. Pada beban batas, retak yang searah dengan arah beban menjadi sangat
terlihat dan hampir semua silinder beton (kecuali yang kekuatannya sangat rendah) akan
segera hancur.

Gambar.1.3 Kurva tegangan-regangan beton (Daftar Pustaka no.1)

Daftar Pustaka
1. Struktur Beton Bertulang,ISTIMAWAN DIPOHUSODO,Gramedia Pustaka
Utama,Jakarta,1999
2. Beton Bertulang,J. Thambah Sembiring Gurki,Rekayasa Sains,Edisi
Revisi,Bandung,2010
3. Struktur Beton Bertulang 1, Dr. Ir. Resmi Bestari Muin,Universitas Mercubuana,2009

‘19 Struktur Beton 1


11 Agyanata Tua M, ST, MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai