Anda di halaman 1dari 6

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tambak merupakan salah satu metode pembudidayaan yang paling populer di


Indonesia. Tambak merupakan kolam buatan, biasanya di daerah pantai, yang diisi air dan
dimanfaatkan sebagai sarana budidaya perairan (akuakultur). Hewan yang dibudidayakan
adalah hewan air, terutama ikan, udang, serta kerang. Penyebutan "tambak" ini biasanya
dihubungkan dengan air payau atau air laut. Kolam yang berisi air tawar biasanya disebut
kolam saja atau empang. Salah satu komoditi budidaya perairan yang di minati oleh
petambak adalah udang vannamei (Litopenaeus vannamei). Kehadiran varietas udang
vannamei diharapkan tidak hanya menambah pilihan bagi petambak tetapi juga menopang
kebangkitan usaha pertambakan udang di Indonesia. Dahuri merinci, udang vannamei
memiliki sejumlah keunggulan antara lain lebih tahan penyakit, pertumbuhan lebih cepat,
tahan terhadap gangguan lingkungan dan waktu pemeliharaan yang lebih pendek yaitu sekitar
90 – 100 hari dan yang lebih penting tingkat survival ratenya tergolong tinggi dan hemat
pakan. Dengan penggunaan probiotik yang baik, cara aplikasi yang benar diharapkan dapat
memantapkan keberhasilan budidaya udang di tambak sehingga dapat meningkatkan
produktivitas tambak dan kematian udang yang menjadi masalah utama dapat ditekan
semaksimal mungkin untuk meningkatkan SR yang lebih tinggi. Faktor - faktor keberhasilan
budidaya udan vannamei ini adalah kualitas air yang sesuai standar, Daya dukung tambak dan
lingkungannya, Kualitas 2 benur yang ditebar, Kualitas pakan dan manajemen pakan,
Manajemen kesehatan udang dan pengendalian hama penyakit. Pengelolaan kualitas air
merupakan suatu cara untuk menjaga parameter air sesuai dengan baku mutu bagi kultivan.
Karena pengelolaan kualitas air yang baik dapat meningkatkan produktivitas kolam budidaya
dan dapat menekan angka kematian udang vannamei. Parameter – parameter yang merupakan
indikator untuk melihat kualitas air, seperti oksigen terlarut (DO), temperatur (suhu air),
salinitas (kadar garam), pH air, amonia, dan kecerahan. Dalam hal ini di perlukan sebuah
system yang dapat mempermudah, efisien dan praktis dalam hal kontrol nilai pH dan salinitas
supaya kualitas air pada kolam budidaya pembesaran tersebut dapat memenuhi standar
budidaya udang vannamei. System ini dapat menampilkan indikator melalui sensor – sensor
yang terpasang pada kolam budidaya pembesaran udang vannamei dan menampilkan
parameter yang di perlukan dalam menjaga kualitas air tambak melalui LCD (Liquid Cristal
Display), memantau status dan nilai indikator kualitas air tambak melalui SMS (Short
Message Sevices), dan apabila kualitas air tidak memenuhi syarat, secara otomatis menjalan

1
aplikasi yang dapat mengkontrol nilai indikator hingga menjadi normal kembali sesuai
dengan standar.

1.2 Tujuan

1.Untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang potensi hasil tambak di daerah
pesisir.

2. Memberikan motivasi kepada masyarakat untuk mengembangkan perekonomiaan dari


hasil tambak.

1.3 Manfaat

1.Melatih masyarakat untuk lebih terampil dalam mengelola tambak.

2.Memperluas cakrawala ilmu pengetahuan.

2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Tambak

Tambak dalam perikanan adalah kolam buatan, biasanya di daerah pesisir pantai,
yang diisi air dandimanfaatkan sebagai sarana budidaya perairan (akuakultur). Hewan yang
dibudidayakan adalah hewan air, terutama ikan, udang, serta kerang.Penyebutan “tambak” ini
biasanya dihubungkan dengan air payau atau air laut.Kolam yang berisi air tawar biasanya
disebut kolam saja atau empang. Tambak merupakan salah satu jenis habitat yang
dipergunakan sebagai tempat untuk kegiatan budidaya air payau yang berlokasi di daerah
pesisir pantai. Secara umum tambak biasanya dikaitkan langsung dengan pemeliharaan udang
windu, walaupun sebenamya masih banyak spesies yand dapat dibudidayakan di tambak
misalnya ikan bandeng, ikan nila, ikan kerapu, kakap putih dan sebagainya. Tetapi tambak
lebih dominan digunakan untuk kegiatan budidaya udang windu. Udang windu (Penaeus
monodon) merupakan produk perikanan yang memiliki nilai ekonomis tinggi berorientasi
eksport. Tingginya harga udang windu cukup menarik perhatian para pengusaha untuk terjun
dalam usaha budidaya tambak udang. Para pengusaha di bidang lain yang sebelumnya tidak
pernah terjun dalam usaha budidaya tambak udang windu secara beramai-ramai membuka
lahan baru tanpa memperhitungkan aturan-aturan yang berkenaan dengan kelestadan
lingkungan sehingga meninbulkan masalah. Masalah yang menonjol adalah terjadinya
degradasi lingkungan pesisir akibat dari pengelolaan yang tidak benar, Penurunan lahan
bahkan sudah sampai pada ancaman terhadap kelangsungan hidup kegiatan budidaya tambak
udang. Permasalahan yang dihadapi oleh para petambak udang saat ini sangat kompleks,
antara lain penurunan produksi yang disebabkan oleh berbagai penyakit, adanya berbagai
pungutan liar di jalan sampai pada harga udang yang tidak stabil. Semuanya ini merupakan
dilematis bagi para petambak, pada hal potensi sumberdaya alam pesisir yarig dapat digarap
untuk dimanfaatkan sebagai tambak udang masih cukup besar. Timbulnya permasalahan
tersebut disebabkan oleh pengelolaan kawasan pesisir yang tidak benar.

2.2 Dampak Positif dan Negatif dari Tambak

2.2.1 Dampak Positif

1. Hasil produksi tambak telah memberikan kontribusi terhadap pembentukan PDB dari size
atau ukuran udang yang dikonsumsi adalah size 60 seharga Rp. 75.000 / kg x 1000 kg
75.000.000 2.75.000.000 x 50.000 kg = Rp 3.750.000.000 untuk pajak penghasilan
perusahaan sekitar 5% = Rp 187.500.000. sedangkan sumber daya masa depan dibuka
ruangan kerja teknisi udang, manager, juru masak, marketing,. Nah jadi hampir seluruh

3
masyarakat Belawan memiliki pekerjaan yang tetap dan menghasilkan dengan gaji Rp
2.500.000. / bulan.

2.Wilayah ini , menjadi sumberdaya masa depan (fulture resources) karena banyaknya dibuka
lapangan pekerjaan.

3.Dapat membuka kawasan Parawisata maupun eksploitasi kawasan mangrove.

4. Kayu , daun dan buah mangrove dapat dijadikan Kebutuhan Rumah Tangga seperti
batangnya dapat dijadikan arang dan buahnya dapat dijadikan bahan dasar makanan seperti
dodol sehingga menambah nilai ekonomis.

5. Adanya fasilitas pelabuhan akan merangsang pertumbuhan wilayah kawasan belawan.

6. Menghidupkan fasilitas pelayanan umum

2.2.2 Dampak Negatif

1.Berkurangnya hasil tangkapan nelayan

2.Pengaruh limbah dari industri sehingga tidak sesuai dengan Budidaya

3.Hilangnya hutan mangrove atau hilangnya tempat berpijahnya biota laut dari ancaman
abrasi pantai dan garis pantai telah banyak terbukti dari praktek intensifikasi tambak udang
yang kemudian.

4
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Dengan dibangunya Tambak ini , masyarakat yang berada disekitar tersebut merasakan
dampak yang nyata dari pembangunan tersebut , ada yang pro dan kontra terhadap
pembangunan ini.

3.2 Saran

Dalam pembangunan tambak di daerah Belawan ini sebaiknya harus memikirkan dahulu
kedepannya dalam mengkelola semua aspek , tidak hanya di aspek ekonomi saja melainkan
aspek ekologi dan sosial budaya.

5
DAFTAR PUSTAKA

https://khuri09.wordpress.com/2009/12/08/pengertian-dan-ruang-lingkup-permasalahan-
tambak/

http://tugassekolahkublog.blogspot.com/2017/03/makalah-geografi-potensi-tambak-dapat.html

Anda mungkin juga menyukai