PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
perubahan hampir pada segala aspek kehidupan dan berdampak langsung terhadap
pemerintahan dan tak terkecuali dalam dunia pendidikan. Tantangan masa depan
yang selalu berubah memerlukan kemampuan yang tidak hanya terampil dalam
suatu bidang tertentu, tetapi juga kreatif dalam mengembangkan bidang yang
ditekuni. Untuk itu, meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) menjadi
suatu hal yang wajib dilakukan, dimana caranya adalah dengan meningkatkan
kualitas pendidikan.
Hal ini sesuai dalam UU nomor 20 tahun 2003 pada BAB II pasal 3 tentang
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa terhadap
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab. Oleh karena
1
2
itu, salah satu cara untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut adalah dengan
dimuatnya matematika sebagai mata pelajaran wajib bagi peserta didik dari
tingkat sekolah dasar (SD) sampai tingkat sekolah menengah atas (SMA).
perlu dipelajari yaitu: 1) matematika merupakan saran berpikir yang jelas dan
merupakan salah satu fokus utama dalam dunia pendidikan matematika modern.
Hal ini disebabkan karena berpikir kreatif merupakan salah satu kemampuan yang
saat ini dikehendaki dalam dunia kerja. Oleh karena itu, pembelajaran matematika
perlu dirancang sedemikian rupa sehingga menjadi sarana yang tepat dalam
mengajarkan matematika. Peran aktif dari siswa sangat penting dalam rangka
kepentingan dirinya dan orang lain. Kreatif juga dimaksudkan agar guru
3
kemampuan berpikir siswa seperti berpikir kreatif merupakan aspek penting yang
matematika.
Kurikulum 2013. Hal ini terbukti dengan adanya Peraturan Pemerintah Nomor 17
agar menjadi manusia yang berilmu, cakap, kritis, kreatif, dan inovatif. Menurut
ide, gagasan, pemecahan masalah, mampu menemukan pola tertentu yang saling
menghubungkan satu hal dengan hal lainnya untuk menemukan makna. Menurut
Nuryanis dan Dini (2017: 55) berpikir kreatif merupakan pemikiran yang bersifat
menyajikan latihan kepada siswa untuk berpikir kreatif karena setiap latihan yang
diberikan hanya berorientasi pada hasil tanpa melihat bagaimana proses yang
dijalankan oleh siswa. Sedangkan siswa sendiri tidak terbiasa dengan latihan atau
tergolong rendah. Hal tersebut ditunjukkan oleh hasil studi yang dilaksanakan
oleh PISA (Programme for International Student Assessment) pada tahun 2015
rata-rata kemampuan sains bernilai 403 dari rata-rata standar 493, rata-rata
kemampuan membaca bernilai 397 dari rata-rata standar 493 dan rata-rata
hanya 2% siswa Indonesia yang dapat mengerjakan soal-soal kategori high dan
rendah dalam melahirkan berbagai ide dan cara dalam pemecahan masalah.
siswa dapat disebabkan oleh beberapa faktor, satu diantaranya adalah proses
pengembangan kemampuan berpikir siswa. Hasil studi PISA tahun 2015 dan
TIMMS menjadi salah satu bukti bahwa pendidikan formal Indonesia lebih
menekankan pada aspek berpikir tingkat rendah (low order thinking) dan jarang
membiasakan siswa untuk berpikir tingkat tinggi (high order thinking), seperti
pelajaran matematika pada peserta didikkelas VIII SMP Negeri 8 Konsel. Rata-
76,48; 55,85; 64,02; 58,14; dan 59,72. Data hasil tes kemampuan berpikir kreatif
matematis peserta didik kelas VIII SMP Negeri 8 Konsel dapat dilihat pada Tabel
1.1 berikut:
6
Tabel 1.1.
Daftar Nilai Pretest Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Peserta
Didik Kelas VIII SMP Negeri 8 Konsel
Hasil tes tersebut dapat dikatakan sangat rendah dan hanya 1 kelas yaitu
keempat kelas yang lain hasil tesnya berada dibawah KKM. Selain itu,
secara maksimal. Misalnya pada soal pretest nomor 3, kebanyakan peserta didik
hanya menuliskan satu cara saja padahal pada soal diminta minimal dua cara dan
peserta didik dalam menjawab soal masih berpatokan pada apa yang gurunya
Samsiana Dewi Intan, S.Pd, M.Pd., bahwa siswa jarang dihadapkan dengan suatu
masalah matematika yang bersifat open problem, yaitu masalah yang solusinya
tidak hanya satu, tetapi masalah yang membutuhkan banyak cara dalam
penyelesaiannya. Dalam hal ini, peserta didik sering dihadapkan dengan soal-soal
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menyikapi hal tersebut
adalah pemilihan model pembelajaran yang tepat. Dari berbagai macam model
pembelajaran yang ada, tipe yang menarik dan dapat memicu kemampuan berpikir
menempatkan informasi kedalam otak dan mengambil informasi dari luar otak.
Mind Mapping adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara harfiah akan
Mapping (peta pikiran) adalah eksplorasi kreatif yang dilakukan oleh individu
subtopik dan gagasan yang berkaitan dengan konsep tersebut dalam satu
catatan lebih padat dan jelas; lebih mudah mencari catatan jika diperlukan; catatan
lebih terfokus pada inti materi; mudah melihat gambar secara keseluruhan;
hubungan; memudahkan penambahan informasi baru, dan setiap peta bersifat unik
3-4).
B. Rumusan Masalah
kelas VIII SMP Negeri 8 Konsel yang diajar dengan menggunakan model
kelas VIII SMP Negeri 8 Konsel yang diajar dengan menggunakan model
pembelajaran langsung?
Negeri 8 Konsel?
C. Tujuan Penelitian
kelas VIII SMP Negeri 8 Konsel yang diajar dengan menggunakan model
kelas VIII SMP Negeri 8 Konsel yang diajar dengan menggunakan model
pembelajaran langsung.
10
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi peserta didik, dapat membuat peserta didik lebih aktif dalam proses
meningkat.
kreatif matematis peserta didik, serta dapat memberi inovasi baru dalam