Anda di halaman 1dari 37

MAKALAH KEPERAWATAN ANAK

KONSEP DASAR KEPERAWATAN ANAK

Makalah ini disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok


Mata Kuliah Keperawatan Anak Semester IV

Dosen Pengampu : Marwati, M.Kep.

Disusun oleh Kelompok 2 Tingkat 2B :

1. Nur Agisni M.A


2. Rifky Dandi G
3. Septi Utami Putri
4. Syifa Saraswati

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

AKADEMI KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH CIREBON

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena berkat

rahmat-Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Konsep Dasar

Keperawatan Anak”. Penyusunan makalah ini bertujuan sebagai penunjang mata kuliah

Keperawatan Anak yang nantinya dapat digunakan mahasiswa untuk menambah wawasan

dan pengetahuannya.

Penyusun menyadari bahwa dalam proses penyusunan makalah ini masih jauh dari

kesempurnaan baik materi maupun cara penyusunanya. Namun demikian, penyusun telah

berupaya dengan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat diselesaikan

dengan baik. Oleh karena itu, masukan, saran, kritik, dan usul yang sifatya untuk perbaikan

dari berbagai pihak khususnya Bapak/Ibu sangat diharapkan untuk penyempurnaan makalah

ini.

Harapan penyusun semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan

pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun

menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Cirebon, Februari 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii

DAFTAR ISI.................................................................................................................... iii

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 2

1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................................. 2

BAB 2 TINJAUAN TEORI .............................................................................................. 3

2.1 Filosofi Atau Paradigma Keperawatan Anak .................................................. 3


2.2 Prinsip Keperawatan Anak .............................................................................. 6
2.3 Peran Perawat Anak ........................................................................................ 7
2.4 Family Center Care (FCC) .............................................................................. 9
2.5 Autramatic Care ............................................................................................ 15
2.6 Penatalaksanaan Keperawatan Pada Anak Dengan DBD ............................. 16

BAB 3 TINAJAUAN KASUS ....................................................................................... 21

BAB 4 PENUTUP .......................................................................................................... 33

4.1 Kesimpulan ................................................................................................... 33


4.2 Saran .............................................................................................................. 33

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 34

iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Anak dengan tumbuh kembang yang optimal adalah harapan setiap orang tua. Untuk

mewujudkannya tentu saja orang tua harus selalu memperhatikan, mengawasi, dan merawat

anak secara seksama. Proses tumbuh kembang anak dapat berlangsung secara alamiah, tetapi

proses tersebut sangat tergantung kepada orang dewasa atau orang tua. ( Nia, 2001)

Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup dua peristiwa yang sifatnya berbeda,

tetapi saling berkaitan yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan berkaitan dengan

masalah perubahan dalam besar, jumlah, atau ukuran, yang bisa diukur dengan ukuran berat

(gram, kilogram) dan ukuran panjang (cm, meter), sedangkan perkembangan adalah

bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dari seluruh

bagian tubuh sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga

perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil berinteraksi dengan

lingkungannya. (International paediatrics association, 1999)

Pertumbuhan anak yang sehat adalah memiliki berat badan yang ideal dan tinggi badan

yang ideal mengikut umurnya. Seringkali didapati bahawa anak anak yang berada dalam

umur yang sama tetapi terdapat variasi dalam tinggi badan mereka. Terlintas dalam fikiran

kenapa terdapat perbedaan dalam tinggi badan anak-anak sedangkan mereka dalam

lingkungan umur yang sama.

Proses tumbuh kembang seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang saling

terkait, yaitu ; faktor genetik / keturunan , lingkungan bio-fisiko-psiko-sosial dan perilaku.

Proses ini bersifat individual dan unik sehingga memberikan hasil akhir yang berbeda dan ciri

tersendiri pada setiap anak.

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan filosofi atau paradigma keperawatan anak?

2. Apa saja prinsip keperawatan anak?

3. Apa saja peran dari perawat anak?

4. Apa yang dimaksud dengan family center care?

5. Apa yang dimaksud dengan autramatic care?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Mengetahui filosofi atau paradigma keperawatan anak.

2. Mengetahui prinsip-prinsip keperawatan anak.

3. Mengetahui peran dari perawat anak.

4. Mengetahui family center care.

5. Mengetahui autramatic care.

2
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1 Filosofi Atau Paradigma Keperawatan Anak

Filosofi merupakan pandangan atau keyakinan yang dimiliki perawat dalam

memberikan pelayanan keperawatan pada anak. Tujuannya adalah pencapaian derajat

kesehatan bagi anak sebagai suatu bagian dari sistem pelayanan kesehatan di keluarga.

Keberhasilan pelayanan kesehatan dan kunci filosofi keperawatan anak, meliputi family

center care (FCC) dan Atraumatic care.

Paradigma keperawatan anak merupakan suatu landasan berpikir dalam penerapan

ilmu keperawatan anak. Landasan berpikir tersebut terdiri dari empat komponen diantaranya

manusia dalam hal ini anak, keperawatan, sehat-sakit dan lingkungan.

2.1.1 Manusia (Anak)

Dalam keperawatan anak yang menjadi individu (klien) adalah anak yang

diartikan sebagai seseorang yang usianya kurang dari 18 tahun dalam masa tumbuh

kembang, dengan kebutuhan khusus yaitu kebutuhan fisik, psikologis, sosial dan

spiritual. Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang perubahan

perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Dalam proses berkembang anak

memiliki ciri fisik, kognitif, konsep diri, pola koping dan perilaku sosial. Ciri fisik

pada semua anak tidak mungkin pertumbuhan fisiknya sama, demikian pula pada

perkembangan kognitif adakalanya cepat atau lambat. Perkembangan konsep diri

sudah ada sejak bayi akan tetapi belum terbentuk sempurna dan akan mengalami

perkembangan sering bertambahnya usia anak. Pola koping juga sudah terbentuk

sejak bayi dimana bayi menangis saat lapar. Perilaku sosial anak juga mengalami

perkembangan yang terbentuk mulai bayi seperti anak mau diajak orang lain.

3
Sedangkan respon emosi terhadap penyakit bervariasi tergantung pada usia dan

pencapaian tugas pperkembangan anak, seperti pada bayi saat perpisahan dengan

orang tua maka responnya akan menangis, berteriak, menarik diri, dan menyerah pada

situasi diam (Wong, 2009).

Dalam memeberikan pelayanan keperawatan pada anak selalu diutamakan,

mengingat kemampuan dalam mengatasi maasalah masih dalam proses kematangan

yang berbeda dibanding orang ddewasa karenaa struktur fisik anak dan dewasa

berbeda mulai dari besarnya ukuran hingga aspek kematangan fisik. Proses fisiologis

anak dengan dewasa mempunyai perbedaan dalam hal fungsi tubuh dimana orang

dewasa cenderung sudah mencapai kematanggan, kemampuan berpikir anak dengan

dewasa berbeda dimana fungsi otak dewasa sudah matang sedangkan anak masih

dalam proses perkembangan. Demikian pula dalam hal tanggapan terhadap

pengalaman masa lalu berbeda, pada anak cenderung kepada dampak psikologis yang

apabila kurang mendukung maka akan berdampak pada tumbuh kembang anak

sedangkan pada dewasa cenderung sudah mempunyai mekanisme koping yang baik

dan matang.

2.1.2 Sehat-Sakit

Rentang sehat-sakit merupakan batasan yang dapat diberikan bantuan pelayanan

keperawatan pada anak adalah suatu kondisi anak berada dalam status kesehatan yang

meliputi sejahtera, sehat optimal, sehat, sakit, sakit kronis dan meninggal. Rentang ini

suatu alat ukur dalam menilai status kesehatan yang bersifat dinamis dalam setiap

waktu. Selama dalam batas rentang tersebut anak membutuhkan bantuan perawat baik

secara langsung maupun tidak langsung, seperti apabila anka dalam rentang sehat

maka upaya perawat untuk meningkatkan derajat kesehatan sampai mencapai taraf

4
kesejahteraan baik fisik, sosial maupun spiritual. Demikian sebaliknya apabila anak

dalam kondisi kritis atau meninggal maka perawat selalu memberikan bantuan dan

dukungan pada keluarga. Jadi batasan sehat secara umum dapat diartikan suatu

keadaan yang sempurna baik fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari

penyakit dan kelemahan (Wong, 2009)

2.1.3 Lingkungan

Lingkungan dalam paradigma keperawatan anak yang dimaksud adalah lingkungan

eksternal maupun internal yang berperan dalam perubahan status kesehatan anak.

Lingkungan internal seperti anak lahir dengan kelainan bawaan maka di kemudian hari

akan terjadi perubahan status kesehatan yang cenderung sakit, sedang lingkungan

eksternal seperti gzizi buruk, peran orang tua, saudara, teman sebaya dan masyarakat

akan mempengaruhi status kesehatan anak (Wong: 2009).

2.1.4 Keperawatan

Bentuk pelayanan keperawatan yang diberikan kepada anak bertujuan untuk mencapai

pertumbuhan dan perkembangan secara optimal dengan melibatkan keluarga. Upaya

tersebut dapat tercapai dengan keterlibatan langsung pada keluarga mengingat keluarga

merupakan sistem terbuka yang anggotanya dapat dirawat secara efektif dan keluarga

sangat berperan dalam menentukan keberhasilan asuhan keperawatan, di samping

keluarga mempunyai peran sangat penting dalam perlindungan anak dan mempunyai

peran memenuhi kebutuhan anak. Peran lainnya adalah mempertahankan kelangsungan

hidup bagi anak dan keluarga, menjada keselamatan anak dan mensejahterakan anak

untuk mencapai masa depan anak yang lebih, melaluii interaksi tersebut dalam

terwujud kesejahteraan anak (Wong, 2009).

5
2.2 Prinsip Keperawatan Anak

Dalam memberikan asuhan keperawatan pada anak tentu berbeda dibandingkan dengan

orang dewasa. Banyak perbedaan yang harus diperhatikan dan disesuaikan dengan usia serta

pertumbuhan dan perkembangan anak karena perawatan yang tidak optimal akan berdampak

tidak baik secara fisiologis maupun psikologis pada anak itu sendiri.

Perawat harus memahami dan mengingat beberapa prinsip yang berbeda dalam

penerapan asuhan keperawatan anak sebagai berikut:

a. Anak bukan miniatur orang dewasa tetapi sebagai individu yang unik, artinya bahwa

tidak boleh memandang anak dari segi fisiknya saja melainkan sebagai individu yang

unik yang mempunyai pola pertumbuhan dan perkembangan menuju proses

kematangan.

b. Anak adalah sebagai individu yang unik dan mempunyai kebutuhan sesuai tahap

perkembangannya. Sebagai individu yang unik, anak memiliki berbagai kebutuhan

yang berbeda satu dengan yang lain sesuai tumbuh kembang. Kebutuhan fisiologis

seperti nutrisi dan cairan,aktifitas, eliminasi, tidur dan lain-lain,sosial,dan spiritual

yang akan terlihat sesuai tumbuh kembangnya.

c. Pelayanan keperawatan anak berorientasi pada upaya pencegahan penyakit dan

peningkatan derajat kesehatan yang bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan

kematian pada anak mengingat anak adalah penerus generasi bangsa.

d. Keperawatan anak merupakan disiplin ilmu kesehatan yang berfokus pada

kesejahteraan anak sehingga perawat bertanggung jawab secara komprehensif dalam

memberikan asuhan keperawatan anak.

e. Praktik keperawatan anak mencakup kontrak denan anak dan keluarga untuk

mencegah, mengkaji, mengintervensi dan meningkatkan kesejahteraan hidup,dengan

6
menggunakan proses keperawatan yang sesuai dengan aspek moral (etik) dan asspek

hukum (legal).

f. Tujuan keperawatan anak dan keluarga adalah untuk meningkatkan maturasi atau

kematangan yang sehat bagi anak dan remaja sebagai makhluk biopsikososial dan

spiritual dalam konteks keluarga dan masyarakat.

g. Pada masa yang akan datang kecenderungan keperawatan anak berfokus pada ilmu

tumbuh kembang, sebab ini yang akan mempelajari aspek kehidupan anak.

2.3 Peran Perawat Anak

Perawat merupakan anggota dari tim pemberi asuhan keperawatan anak dan orang

tuanya. Perawat dapat berperan dalam berbagai askep dalam memberikan pelayanan

kesehatan dan bekerjasama dengan anggota tim lain, dengan keluarga terutama dalam

membantu memecahkan masalah yang berkaitan dengan perawatan anak. Perawat

mempunyai peran dan fungsi sebagai perawat anak diantaranya:

2.3.1 Edukator

Perawat berperan sebagai pendidik, baik secara langsung dengan memberi

penyuluhan/pendidikan kesehatan pada orang tua maupun secara tidak langsung dengan

menolong orang tua/anak memahami pengobatan dan perawatan anaknya. Kebutuhan

orang tua terhadap pendidikan kesehatan dapat mencakup pengertian dasar penyakit

anaknya, perawatan anak selama dirawat di rumah sakit, serta perawatan lanjut untuk

persiapan pulang kerumah. Tiga domain yang dapat dirubah oleh perawat melalui

pendidikan kesehatan adalah pengetahuan, keterampilan serta sikap keluarga dalam hal

kesehatan khususnya perawatan anak sakit. (Sacharin, 1996)

7
2.3.2 Konselor

Suatu waktu anak dan keluarganya mempunyai kebutuhan psikologis berupa

dukungan/dorongan mental. Sebagai konselor, perawat dapat memberikan konseling

keperawatan ketika anak dan keluarganya membutuhkan. Hal inilah yang membedakan

layanan konseling dengan pendidikan kesehatan. Dengan cara mendengarkan segala

keluhan, melakukan sentuhan dan hadir secara fisik maka perawat dapat saling bertukar

pikiran dan pendapat dengan orang tua tentang masalah anak dan keluarganya dan

membantu mencarikan alternatif pemecahannya. (Sacharin, 1996)

2.3.3 Koordinator atau Kolaborator

Dengan pendekatan interdisiplin, perawat melakukan koordinasi dan kolaborasi dengan

anggota tim kesehatan lain dengan tujuan terlaksananya asuhan yang holistik dan

kompehensif. Perawat berada pada posisi kunci untuk menjadi koordinator pelayanan

kesehatan karena 24 jam berada disamping pasien. Keluarga adalah mitra perawat, oleh

karena itu kerjasama dengan keluarga juga harus terbina dengan baik tidak hanya saat

perawat membutuhkan informasi dari keluarga saja, melaikan seluruh rangkaian proses

perawatan anak harus melibatka keluarga secara aktif. (Sacharin, 1996)

2.3.4 Pembuat Keputusan Etik

Perawat dituntut untuk dapat berperan sebagai pembuat keputusan etik dengan

berdasarkan pada nilai normal yang diyakini dengan penekanan pada hak pasien untuk

mendapat otonomi, menghindari hal-hal yang merugikan pasien dan keuntungan asuhan

keperawatan yaitu meningkatkan kesejahteraan pasien. Perawat juga harus terlibat

dalam perumusan rencana pelayanan kesehatan di tingkat kebijakan. Perawat harus

mempunyai suara untuk didengar oleh para pemegang kebijakan dan harus aktif dalam

8
gerakan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan anak. Perawat yang paling

mengerti tentang pelayanan keperawatan anak. Oleh karena itu perawat harus dapat

meyakinkan pemegang kebijakan bahwa usulan tentang perencanaan pelayanan

keperawatan yang diajukan dapat memberi dampak terhadap peningkatkan kualitas

pelayanan kesehatan anak. (Sacharin, 1996)

2.3.5 Peneliti

Sebagai peneliti perawat anak membutuhkan keterlibatan penuh dalam upaya

menemukan masalah-masalah keperawatan anak yang harus diteliti, melaksanakan

penelitian langsung dan menggunakan hasil penelitian kesehatan/keperawatan anak

dengan tujuan meningkatkan kualitas praktik/asuhan keperawatan pada anak. Pada

diperlukan kemampuan berpikir kritis dalam melihat fenomena yang ada dalam layanan

asuhan keperwatan anak sehari-hari dan menelusuri penelitian yang telah dilakukan

serta menggunakan literatur untuk memvalidasi masalah penelitian yang ditemukan.

Pada tingkat kualifikasi tertentu, perawat harus dapat melaksanakan penelitian yang

bertujuan untuk meningkatkan kualitas praktik keperawatan anak. (Sacharin, 1996)

5.4 Family Center Care (FCC)

2.4.1 Pengertian Family Center Care

Family Centered Care (FCC) atau perawatan yang berpusat pada keluarga

didefinisikan sebagai filosofi perawatan berpusat pada keluarga, mengakui keluarga sebagai

konstanta dalam kehidupan anak. Family Centered Care menyakini adanya dukungan

inndividu, menghoramti, menndorong dan meningkatkan kekuatan dan kompetensi keluarga.

Intervensi keperawatan dengan menggunakan pendekatan family centered care menekankan

bahwa pembuatan kebijakan, perencanaan program keperawatan, perencangan fasilitas

9
kesehatan, dan interaksi sehari-sehari antara klien dengann tenaga kesehatan harus

melibatkan keluarga. Keluarga diberikan kewenangan untuk terlibat dalam perawatan klien,

yang berarti keluaraga dengan latar belakang pengalaman, keahlian kompetensi keluarga

memberikan manfaat positif dalam keperawatan anak. Memberikan kewenangan pada

keluarga berarti membuka jalan bagi keluarga untuk mengetahui kekuatan, kemampuan

keluarga dalam merawat anak.

Filosofi ini memperkenalkan keluarga sebagai suatu kehidupan yang konstan dan

seorang indidu yang mendukung, menghargai, dan meningkatkan kekuatan dan kompetensi

dalam memberikan asuhan terhadap anak (Johson,1989). Hal ini menjelaskan bahwa keluarga

merupakan unsur penting dalam merawat anak, mengingat anak adalah bagian dari keluarga.

Sebagai perawat, dalam memberikan pelayanan keperawatan pada anak, harus mampu

menfasilitai keluarga dalam berbagai bentuk pelayanan kesehatan baik berupa pemberian

tindakan keperawatan maupun pemberian penyuluhan kesehatan. Ada 2 konsep dasar pada

proses filosofi family center care, yaitu enabling dan empowering. Enabling adalah dengan

menciptakan kesempatan keluarga untuk menunjukkan kemampuan dan kompetensinya yang

berguna dalam memenuhi kebutuhan anak dan keluarga.

Dukungan (empowering) menjelaskan interaksi professional dengan keluarga dimana

keluarga memerlukan perasaan aman terhadap kehidupan keluarganya dan mendukung

perubahan yang positif sebagai dampak dari perilaku saling tolong menolong, memperkokoh

kemampuan dan tindakan yang diberikan.

Jadi dalam pemberian asuhan keperawatan anak diperlukan keterlibatkan keluarga,

mengingat anak selalu membutuhkan orang tua ketika berada dirumah sakit. Keterlibatkan

keluarga denga tenaga kesehatan selama anak berada dirumah sakit sangat diperlukan, karena

itu menjadi dasar dalam memberikan assuhan keperawatan yang berfokus pada keluarga.

10
Perawat dengan memfasilitasi keluarga dapat membantu proses penyembuhan pada anak

yang sakit selama di rumah sakit, sehingga kebutuhan keamanan dan kenyamanan bagi

keluarga dan anak diperhatikan. Dan berdampak besar bagi program penyembuhan perawatan

pada anak.

2.4.2 Manfaat Penerapan Family Centered Care

Manfaat penerapan family centered care adalah sebagai berikut:

1. Hubungan tenaga kesehatan dengan keluarga semakin menguat meningkatkan

kesehatan dan perkembangan setiap anak.

2. Meningkatkan pengambilan keputusan klinis berdasarkan informasi yang lebih

baik dan proses kolabrasi.

3. Membuat dan mengembangkan tindak lanjut rencana perawatan berkolaborasi

dengan keluarga.

4. Meningkatkan pemahaman tentang kekuatan yng dimilki keluarga dan kapasitas

pemberi pelayanan.

5. Penggunaan sumber-sumber pelayanan kesehatan dann waktu tenaga professional

lebih efesiien dan efektif (mengoptimalkan manajemen perawatan dirumah,

mengurangi kunjungan ke unit gawat darurat atau rumah sakit jika tidak perlu,

lebih efektif dalam menggunakan cara pencegahan).

6. Mengembangkan komunikasi anggota tim kesehatan.

7. Persainga pemasaran pelayanan kesehataan kompetitif.

8. Meningkatkan lingkungan pembelajaran untuk spesialis anak dan tenaga profesi

lainnya dalam pelatihan-pelatihan.

9. Menciptakan lingkungan yang meningkatkan kepuasan professional.

11
10. Mempertinggi kepuasan anak dan keluarga atas pelayanan kesehatan yang

diterima.

2.4.3 Elemen-Elemen Family Centered Care

Dalam family centered care kebutuhan semua anggota keluarga tidak hanya harus

dipertimbangkan, dengan mengacu pada elemen penting family centered care yang meliputi :

1. Memasukkan pemahaman ke dalam kebijakan dan praktik bahwa keluarga bersifat

konstan dalam kehidupan anak, sementara sistem pelayanan dari personal pendukung

di dalam sistem tersebut berubah-ubah.

2. Memfasilitasi kolaborasi keluarga/profesional pada semua tingkat pelayanana

keperawatan di rumah sakit, rumah, dan di masyarakat.

3. Perawatan anak secara individual, pengembangan implementasi dan evaluasi program

serta pembentukan kebijakan.

4. Saling bertukar informasi yang lengkap dan jelas antara anggota keluarga dan

profesional dalam hal dukungan tentang cara yang supportif di setiap saat.

5. Menggabungkan pemahaman dan penghormatan terhadap keanekaragaman budaya,

kekuatan dan individualitas di dalam dan diantara seluruh keluarga termasuk

keanekaragaman suku, ras, spiritual,sosial, ekonomi, bidang pendidikan dan

geografike alam kebijakan praktik.

6. Mengenali dan menghormati metode koping yang berbeda dan menerapkan program

dan kebijakan menyelururh yang menyediakan pelayanan perkembangan, pendidikan,

emosi, lingkungan dan dukungan keuangan untuk memenuhi kebutuhan keluarga

yang berbeda-beda.

7. Mendorong dan memanfasilitasi dukungan dan jaringan kerja sama keluarga dengan

keluarga.

12
8. Menetapkan bahwa rumah, rumah sakit, dan pelayanan masyarakat dan sistem

pendukung untuk anak-anak yang memerlukan pelayanan kesehatan khusus dan

keluarganya bersifat fleksibel, dapat diakses, dan komprehensif dalam menjawab

pemenuhan kebutuhan keluarga yang berbeda sesuai yang diperlukan.

9. Menghargai keluarga sebagai keluarga, dan anak-anak sebagai anak-anak, mengakui

bahwa mereka memiliki beragam kekuatan, perhatian, emosi dan cita-cita yang

melebihi kebutuhan mereka untuk mendapatkan layanan dan dukungan kesehatan

serta perkembangan khususnya.

2.4.5 Prinsip Family Centered Care

Beberapa prinsip family centered care meliputi:

1. Menghormati setiap anak dan keluarganya.

2. Perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada anak menghormati anak

dan keluarga sebagai subjek perawatan. Perawat menghormati anak dan

keluarganya memiliki pilihan yang terbaik bagi perawatan mereka.

3. Menghargai perbedaan suku,budaya,sosial ekonomi,agama dan pengalaman tentang

sehat sakit anak dan keluarga dalam memberikan asuhan keperawatan,pelayanan

yang diberi mengacu kepada standar asuhan keperawatan dan diperlukan sama pada

semua pasien dan keluarga.

4. Mengenali dan memperkuat kelebihan yang ada pada anak dan keluarga.mengkaji

kelebihan keluarga dan membantu mengembangkan kelbihan keluarga dalam proses

asuhan keperawatan pada klien.

5. Mendukung dan memfasilitasi pilihan anak dan keluarga dalam memilih pelayanan

kesehatannya. Memberikan kesempatan kepada keluarga dan anak untuk memilih

13
fasilitas kesehatan yang sesuai untuk mereka,menghargai pilihan dan dukungan

keluarga.

6. Menjamin pelayanan yang diperoleh anak dan keluarga sesuai dengan

kebutuhan,keyakinan,nilai,dan budaya mereka. Memonitori pelayanan keperawatan

yang diberi sesuai dengan kebutuhan,nilai,keyakinan dan budaya pasien dan

keluarga.

7. Berbagai informasi secara jujur dan tidak bisa dengan anak dan keluarga sebagai

cara untuk memperkuat dan mendayungnakan anak dan keluarga dalam

meningkatkan derajat kesehatan. Petugas kesehatan memberikan infomasi yang

berguna bagi pasien dan keluarga,dengan benar dan tidak memihak.informasi yang

diberikan harus lengkap,benar dan akurat.

8. Memberikan dan menjamin dukungan formal daninfomal untuk anak dan keluarga.

Memfasilitasi pembentukan support grup untuk anak dan keluarga,melakukan

pendampingan kepada keluarga,menyediakan akses infomasi support grup yang

tersedia dimasyarakat.

9. Berkolaborasi dengan anak dan keluarga dalam penyusunan dan pengembangan

program perawatan anak di berbagai tingkat pelayanan kesehatan. Melibatkan

keluarga dalam perencanaan program perawatan anak,meminta pendapat dan ide

keluarga untuk pengembangan program yang akan dilakukan.

10. Mendorong anak dan keluarga untuk menemukan kelebihan dan kekuatan yang

dimiliki, membangun rasa percaya diri,dan membuat pilihan dalam menentukan

pelayanan kesehatan anak. Petugas kesehatan pengetahuan yang keluarga butuhkan

dalam perawatan anak ( American Academy Of Pediatric,2003).

14
2.5 Autramatic Care

2.5.1 Pengertian Autramatic Care

Atraumatic care adalah kemampuan dalam memberikan asuhan keperawatan yang

terapeutik oleh individu melalui pelaksanaan intervensi keperawatan untuk

membatasi/mengurangi pengalaman yang tidak menyenangkan terhadap anak dan

keluarga di tantanan pelayanan kesehatan sangatlah diperlukan.

2.5.2 Prinsip Atraumatic Care

a. Menurunkan atau mencegah dampak perpisahan dari keluarga

Dampak perpisahan dari keluarga maka anak mengalami gangguan psikologis

seperti kecemasan, ketakutan, kurang kasih sayang sehingga gangguan ini akan

menghambat proses penyembuhan anak dan dapat menganggu pertumbuhan dan

perkembangan anak.

b. Meningkatkan kemampuan orang tua dalam mengontrol perawatan pada anak

Melalui peningkatan kontrol orang tua pada diri anak, diharapkan anak mandiri

dalam kehidupannya, anak akan selalu berhati-hati dalam melakukan aktifitas

sehari-hari

c. Mencegah dan mengurangi cedera (injury) dan nyeri (dampak psikologis)

Mengurangi nyeri merupakan tindakan yang harus dilakukan dalam keperawatan

anak

d. Tidak melakukan kekerasan pada anak

Kekerasan pada anak akan menimbulkan gangguan psikologis yang sangat berarti

dalam kehidupan anak.

e. Modifikasi lingkungan

15
Melalui modifikasi lingkungan fisik yang bernuansa anak dapat meningkat

keceriaan, perasaan aman dan nyaman bagi lingkungan anak sehingga anak selalu

berkembang dan merasa nyaman di lingkunganya.

2.6 Penatalaksanaan Keperawatan Pada Anak Dengan DBD

2.6.1 Latar Belakang

Masalah Kesehatan adalah suatu masalah yang saling berkaitan dengan masalah -

masalah diluar kesehatan itu sendiri. Banyak faktor yang mempengaruhi kesehatan individu

dan kesehatan individu dan kesehatan masyarakat. Hendrik L. Blum menyatakan ada empat

faktor yang mempengaruhi status kesehatan, yaitu : Lingkungan, perilaku, pelayanan

kesehatan dan genetik / keturunan, yang selain berpengaruh langsung kepada kesehatan juga

saling berpengaruh satu sama lainnya ( Notoadmodjo, 2003 ).

Pembangunan kesehatan pada hakikatnya adalah pembangunan manusia seutuhnya.

Upaya membangun manusia seutuhnya harus dimulai sejak dini yakni sejak manusia masih

berada dalam kandungan hingga usia balita, yang di tujukan untuk melindungi anak dari

ancaman kesakitan dan kematian sehingga pada hakikatnya dapat meningkatkan derajat

kesehatan ( Departemen Kesehatan RI, 2008 ).

World Health Organization ( WHO ) memperkirakan lebih dari 500.000 dari 50 juta

kasus Demam Berdarah Dengue memerlukan perawatan di Rumah Sakit, lebih dari 40%

penduduk dunia di daerah endemis Demam Berdarah Dengue. WHO juga menambahkan

pada musim penghujan selain banjir penyakit Demam Berdarah Dengue juga menjadi

ancaman terjadinya kepanikan pada masyarakat ( Kantor Regional Kesehatan Dunia ). Di

Asia Tenggara memperkirakan bahwa setiap tahun terdapat sekitar 59 – 100 juta kasus

Dengue dan tidak kurang dari 500.000 kasus Demam Berdarah Dengue yang memerlukan

16
perawatan di Rumah Sakit dalam kurun waktu 10 – 25 tahun ini. Demam Berdarah Dengue

merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian anak di Asia Tenggara ( Rampengan,

2006 ).

2.6.2 Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka batasan masalah yang di temukan adalah

Asuhan Keperawatan Keluarga yang diberikan kepada Keluarga Tn “H“ dengan Demam

Berdarah Dengue pada klien ”K” di RT.06 Kelurahan 3 Ilir dalam wilayah kerja

Puskesmas Sabokingking Palembang tahun 2013.

2.6.3 Tujuan

1. Tujuan Umum

Mahasiswa mampu memberikan Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Masalah

Kesehatan Demam Berdarah Dengue.

2. Tujuan Khusus

a. Mahasiswa dapat melakukan pengkajian pada klien dengan Demam Berdarah

Dengue

b. Mahasiswa dapat merumuskan diagnosa keperawatan pada klien dengan Demam

Berdarah Dengue

c. Mahasiswa dapat menyusun rencana keperawatan pada klien dengan Demam

Berdarah Dengue

d. Mahasiswa dapat melakukan tindakan keperawatan pada klien dengan Demam

Berdarah Dengue.

e. Mahasiswa melakukan evaluasi asuhan keperawatan pada klien dengan Demam

Berdarah Dengue.

17
2.6.4 Landasan Teori

2.6.4.1 Definisi DHF

DHF (Dongue Haemorrhagic Fever) adalah Penyakit demem akut yang terutama

menyerang anak-anak disertai dengan manifestasi perdarahan dan bertendensi

menimbulkan syok yang dapat menyebabkan kematian

2.6.4.2 Etiologi

a. Virus dengue

b. Arthpod borne virus (Arbo virus)

2.6.4.3 Penularan

a. Gigitan nyamuk : Aedes aegypty, Aedes Albopictus

b. Terdapat hampir seluruh pelosok indonesia kecuali tempat-tempat dengan

ketinggian kurang dari 1000 diatas permukaan laut

2.6.4.4 Patofisiologi

1. Kerusakan umum sistem vaskuler

a. Peningian permeabilitas dinding pembuluh darah terhadap protein plasma.

Sehingga protein plasma menurun

b. Terjadinya hipotensi ,trombositopenia, dan hemorhagia

c. Pada kasus berat terjadi renjatan secara akut nilai hematokrit meningkat

bersamaan dengan hilang nya plasma melalui nendotel dinding pembuluh

darah

d. Pada klien dengan renjatan berat volume plasma dapat menurun sampai 30%

bila tidak segera di atasi dapat mengakibatkan anoxia jaringan,asidosis

metabolik dan kematian

18
e. Penyebab lain dari kematian pada klien DHF adalah pendarahan

2. Inkubasi 5-8 hari

Virus aliran dasrah orang terinfeksi lima hari setelah msuk nya virus menularkan

ke orang lain melalui aedes aegepty (8-11 hari). DHF dapat mengakibatkan

ketidak normalan permeabilitas vaskuler,hipovolemik & dan ketidak normalan

mekanisme pembekuan darah

2.6.4.5 Manifestasi klinis

1. Demam

a. Tinggi (37-40 c) Kejang demam

b. Tiba-tiba,Terus-menerus 2-7 hari jatuh ke normal / sub normal

c. Anoreksia,Muntah,Headache,Nyeri stomach,Malaise (Lemas,nyeri

sendi/otot,sore throot,tidak ada batuk,tidak ada sekresi)

2. Fenomena Herrhagie

a. Toniquet test

b. Mudah pendarahan pada tempat tusukan karena factor

pembekuan terganggu

c. Pada hari ke 2 dan ke 3 demam petechiae pada extremitas bagian

muka,timbul purpura,Echimosis,dan pendarahan

konjungtiva,epistaksis,pendarahan gusi,hematemisis melena

3. Pembesaran liver

4. Syok

a. Kegagalan sirkulasi

Kulit terasa lembab dan dingin pada ujung hidung dan jari,sianosis di sekitar

mulut,syok di tandai dengan nado lemah dan cepat,kecil hamper tidak teraba,

19
tekanan darah menurun atau hipotensi, kulit dingin dan lembab, kelelahan

biasa nya terjadi pada saat demam menurun.

2.6.4.6 Data Penunjang

1. Laboratorium

a. Trombositopenia mencapai < 100.000/m³

b. Hemokonsentrasi

1) Hematokrit > 20% dari normal

2) WBC/normal

3) Peningkatan limfosit dan demam menurun Syok

2. Klinis WHO

a. Panas 2-7 hari

b. Manipestasi perdarahan

c. Hepatomegali

d. Tanda-tanda syok

e. Nyeri epigastrium

20
BAB III

TINJAUAN KASUS

3.1 Pengkajian

3.1.1 Identitas Klien Dan Penanggung Jawab

3.1.1.1 Identitas Klien

Nama : An ”A”

Umur : 2 tahun

Jenis Kelamin : Laki - laki

Agama : Islam

Alamat : Jln R.E Martadinata No. 7 D Palembang

Tanggal MRS : 13 AGUSTUS 2010

Tanggal Pengkajian : 13 AGUSTUS 2010

No. Med Rec : 120689

No. Registrasi : 24029189

Diagnosa Medis : DBD

3.1.1.2 Identitas Penanggung Jawab

Nama : Ny “B”

Umur : 30 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

21
Agama : Islam

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Wiraswasta

Hubungan dengan klien : Ibu Kandung

Alamat : Jln R.E Martadinata No 7 D Palembang

3.1.2 Riwayat Kesehatan

3.1.2.1 Keluhan Utama

Klien mengeluh badannya panas dan keluarga klien mengatakan badan anaknya sering panas

pada sore dan malam hari.

3.1.2.2 Riwayat Kesehatan Sekarang

± 5 hari SMRS klien mengatakan badannya panas kepalanya pusing, perut terasa mual dan

tidak nafsu makan, suhu tubuh kadang – kadang panas dan kadang – kadang dingin.

3.1.2.3 Riwayat Penyakit Dahulu

Klien belum pernah mengalami penyakit seperti ini sebelumnya.

3.1.2.3 Riwayat Penyakit Keluarga

Dalam keluarga klien tidak ada yang mengalami penyakit seperti yang diderita klien.

22
3.1.2.4 Riwayat Kesehatan pada Masa Antenatal, Natal, Neonatal

1. Riwayat Antenatal

Pada masa kehamilan ibu klien memeriksakan kehamilan secara rutin ke bidan,

ibu klien mendapat injeksi TT tiga kali. Tidak ada gangguan dalam kehamilan

Anak ”A”.

2. Riwayat Natal

Klien lahir dengan umur kehamilan 9 bulan 11 hari, lahir ditolong bidan, spontan,

presentasi kepala, berat badan lahir 3900 gr.

3. Riwayat Neonatal

Klien tidak menderita cacat konginetal atau masalah lainnya. ASI diberikan

selama 6 bulan.

3.1.2.5 Riwayat Tumbuh Kembang

1. Pertumbuhan

BB sekarang : 30 kg, TB sekarang : 100 cm.

2. Perkembangan

Tengkurap : 4 bulan, Duduk tanpa bantuan : 7 bulan, Berdiri : 9 bulan, Berjalan :

1 tahun.

3.1.2.6 Riwayat Psikososial Spiritual

Keluarga klien mengatakan klien dapat bersosialisasi di lingkungan sekitar dengan

baik.

23
3.1.2.7Aktivitas Sehari – hari

No Aktivitas SMRS Saat MRS

1 Pola Nutrisi

a. Makan

- Frekuensi 3 x sehari 3 x sehari

- Porsi ½ porsi ½ porsi

- Bentuk Nasi, lauk pauk Bubur saring

- Masalah Mual Anorexia, Mual

b. Minum

- Frekuensi 6-7 gelas/ hari 5-4 gelas/ hari

- Jenis Air putih Air putih

- Masalah Tidak ada Tidak ada

2. Pola Eliminasi

a. BAB

- Frekuensi 1 x sehari 1 x sehari

- Konsistensi Lunak Lunak

- Masalah Tidak ada Tidak ada

b. BAK

- Frekuensi 5 - 6 x sehari 5 - 7 x sehari

- Warna Kuning jernih Kuning jernih

- Bau Khas Khas

- Masalah Tidak ada Tidak ada

3. Pola Istirahat

• Tidur Malam 7 – 8 jam sehari 5 - 6 jam sehari

• Tidur Siang 1 – 2 jam sehari 1 – 2 jam sehari

• Masalah Tidak ada Tidak ada

24
4. Pola Aktivitas

• Pergerakan Aktif Terbatas karena


terpasang IVFD

Aktivitas dibantu
• Keadaan Klien dapat oleh perawat dan
melakukan aktivitas keluarga
sendiri

5. Personal Hygene

a. Mandi 2 x sehari Dilap 2 x sehari

b. Ganti pakaian 2 x sehari 2 x sehari

c. Gosok gigi 2 x sehari 1 x sehari

3.1.3 Pemeriksaan Fisik

1. Pemeriksaan Umum

a. Keadaan Umum : Lemah

b. Kesadaran : Compos Mentis

c. Tinggi Badan : 100 cm

d. Berat Badan : 30 kg

e. Tanda Vital

- Tekanan Darah : 100/70 mmHg

- Suhu : 38,2˚C

- Nadi : 80 x/ m

25
- Pernapasan : 28 x/ m

2. Pemeriksaan Khusus

a. Kepala

- Bentuk : Simetris

- Warna rambut : Hitam

- Kebersihan : Cukup

b. Mata

- Bentuk : Simetris

- Konjungtiva : Tidak anemis

- Sklera : Tidak ikterik

- Pupil : Isokor

- Palpebra : Tidak Edema

c. Hidung

- Bentuk : Simetris

- Fungsi penciuman : Baik

- Sekret : Tidak ada

- Kebersihan : Cukup

d. Mulut

- Bentuk : Simetris

26
- Mukosa : Kering

- Lidah : Putih

- Gigi : Tidak ada karies

- Kebersihan : Cukup

- Masalah : Tidak ada masalah

e. Telinga

- Bentuk : Simetris

- Fungsi Pendengaran : Baik

- Sekret : Tidak ada

- Kebersihan : Cukup

- Masalah : Tidak ada masalah

f. Leher

- Bentuk : Simetris

- Kelenjar Tyroid : Tidak ada pembesaran

- Kelenjar Limfe : Tidak ada pembesaran

- Masalah : Tidak ada masalah

g. Kulit

- Turgor : Elastis

- Warna : Kuning Langsat

27
- Edema : Tidak ada

- Kabersihan : Cukup

- Masalah : Tidak ada masalah

h. Dada

- Bentuk : Simetris

- Kelainan : Tidak ada kelainan

- Masalah : Tidak ada masalah

i. Abdomen

- Inspeksi : Simetris

- Palpasi : Adanya nyeri epigastrium

- Perkusi : Normal

- Auskultasi : Bising Usus (+)

j. Genetalia

- Bentuk : Normal

- Edema : Tidak ada

- Kateter : (-)

- Kebersihan : Cukup

k. Ekstrimitas Atas

- Kanan : Baik

28
- Kiri : Terpasang IVFD

- Masalah : Aktivitas terbatas

l. Ekstrimitas Bawah

- Kanan : Simetris

- Kiri : Simetris

- Edema : (-)

3.1.4 Data Penunjang

Pemeriksaan Laboratorium

- Hb : 14,5 gr/dl N = lk:14-18 pr :12-16 gr/dl

- Ht : 41 vol % N = lk : 40-48 pr : 37-43 vol %

- Leukosit : 5200 mm³ N = 5000- 10000 mm³

- Trombosit : 253.000/ mm³ N = 200.000-500.000/ mm³

3.1.5 Prioritas Masalah

1. Ketidakmampuan keluaraga dalam merawat anggota keluarga yang sakit b/d

ketidaktahuan tentang penyakit demam berdarah dengue

2. Ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan yang dapat mempengaruhi

nkesehatan b/d ketidaktahuan tentag usaha pencegahan penyakit DBD

3. Ketidaksanggupan dalam memelihara lingkungan yang baik b/d kurangnya

pengetahuan keluarga tentang pentingnya sanitasi lingkungan yang baik

29
3.1.6 Rencana Keperawatan

Rencana Keperawatan
Masalah
No Rencana
Kesehatan Diagnosa Kriteria
Keperawatan
1. Tanggal Ketidakmampuan Setelah penyuluhan Jelaskan pada
18 Januari keluarga dalam selama 120 menit : keluarga tentang
2013 merawat anggota Keluarga dapat pengertian,
Pkl 14.00 keluarga yang sakit menjelaskan pengertian penyebab,dan gejala
WIB berhubungan dengan dari demam berdarah demam berdarah
ketidaktahuan dengue, penyebab, gejala dengue.
Penyakit keluarga tentang dan tindakan dalam
Demam penyakit Demam merawat klien Demam
Berdarah Berdarah Dengue Berdarah Dengue
Dengue

No Masalah Kesehatan Impelementasi Evaluasi

1. Tanggal 1. Menjelaskan kepada keluarga S:


18 Januari 2013
bahwa demam berdarah dengue Keluarga mengatakan
Pkl 14.00 WIB
adalah suatu penyakit yang sudah mengerti tentang

Penyakit Demam disebabkan oleh virus dengue pengertian, penyebab,

Berdarah Dengue (arbovirus) yang masuk kedalam gejala demam berdarah

tubuh melalui gigitan nyamuk dengue dan cara

aedes aegypti, yang ditandai merawat klien demam

dengan : Demam tinggi yang berdarah dengue.

berlangsung dalam waktu singkat, O:

yakni antara 2-7 hari, yang dapat Keluarga dapat

mencapai 40 c. Demam sering menyebutkan pengertian,

disertai gejala seperti tidak nafsu penyebab, gejala demam

30
makan(anoreksia), badan terasa berdarah dengue dan

lemah (malaise), dan wajah tindakan yang dapat

kemerah -merahan. dilakukan dalam

2. Menjelaskan pada keluarga bahwa merawat klien dengan

DBD dapat dicegah dengan usaha demam berdarah dengue.

memberantas nyamuk AEDES A:

AEGYPTI, yaitu dengan cara : Masalah teratasi

a. PSN DBD P:

PSN DBD dilakukan dengan cara 3 M Intervensi keperawatan

yaitu : dihentikan.

- Menguras penampungan air

sekurang- kurangnya seminggu

sekali

- Menutup rapat –rapat tempat

penampungan air

- Mengubur,

mengumpulkan,memanfaatkan

atau menyingkirkan barang-

barang yang dapat menampung

air hujan seperti kaleng bekas,

plastik bekas dan lain- lain.

b. Larvasida

Larvasida adalah menaburkan bubuk

pembasmi jentik nyamuk ke dalam

tempat – tempat penampungan air (

31
bubuk abate )

3. Menjelaskan cara merawat klien

dengan gejala DBD di rumah

seperti :

- Berikan kompres pada klien

- Anjurkan klien banyak minum

air putih

- Berikan obat penurun panas

(paracetmol) dengan dosis 3 x 1

- Segera bawa klien ke Puskesmas

terdekat atau Rumah Sakit untuk

pemeriksaan dan penanganan

lebih lanjut

32
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan

Filososfi keperawatan anak dan paradigma keperawatan anak terdiri dari beberapa

komponen yakni, manusia, sehat-sakit, lingkungan, dan keperawatan. Family Centered

Care (FCC) atau perawatan yang berpusat pada keluarga didefinisikan sebagai filosofi

perawatan berpusat pada keluarga, mengakui keluarga sebagai konstanta dalam

kehidupan anak.Atrumatic care adalah perawatan yang tidak menimbulkan trauma pada

anak dan keluarga. Atraumatik care sebagai bentuk perawatan terapeutik dapat diberikan

kepada anak dan keluarga dengan mengurangi dampak psikologis dari tindakan

keperawatan yang diberikan.

4.2 Saran

Calon perawat harus mengetahui konsep dasar keperawatan anak dan memperhatikan

pasien, anak atau keluarga klien untuk melakukan asuhan keperawatan di dunia kerja

maupun didunia praktek klinik keperawatan dengan baik.

33
DAFTAR PUSTAKA

Sutini, Titin. 2018. “Modul Ajar Konsep Keperawatan Anak”. Jakarta : AIPViKI

Wong, Donna L. (2000) .Clinical Manual of Pediatric Nursing. St.Louis: Mosby

Wong, Donna L. (2011). Nursing Care of Infant and Children.Edition:9.ST Louis: Mosby

American Academy of Paediatric. (2003). Family Centered Care and the Pediatricians Role;
Pediatrics. Vol. 112 (3); pp. 691-696

34

Anda mungkin juga menyukai