ISCHIALGIA
OLEH :
K1A1 13 002
SUPERVISOR
BAGIAN NEUROLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
2019
BAB I
STATUS PASIEN NEUROLOGI
A. Identitas Pasien
Nama : Tn. R
Umur : 37 tahun
Jenis kelamin : Laki-Laki
Alamat : Jl. Bahagia
Agama : Islam
No. RM : 56 18 61
Tanggal masuk RS : 26-10-2019
DPJP : dr. Happy Handaruwati, M.Kes, Sp.S
B. Anamnesis
Keluhan utama : Nyeri Pinggul kiri
Anamnesis : Pasien masuk dengan nyeri pinggul kiri menjalar ke
terpimpin kaki. Keluhan ini dirasakan ±2 minggu yang lalu,
C. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan umum
Kesan : Sakit sedang Tensi : 130/80 Anemis: (-)
Kesadaran : Compos Mentis Nadi : 78x/m Ikterus: (-)
Gizi : Baik Suhu : 36,5 0C Sianosis: (-)
Pernapasan : 16x/m
Pemeriksaan toraks
Jantung
Inspeksi : IC tidak tampak
Palpasi : IC tidak teraba
Perkusi : Batas jantung kanan : ICS IV linea parasternalis
midclavicularis
Status neurologis
GCS : E4M6V5
1. Kepala
Posisi : Ditengah Bentuk/ukuran : Bulat/normocephal
Penonjolan : (-) Auskultasi : Normal
2. Saraf Cranialis
N.I
Penghidu : TDP
N.II
OD OS
Ketajaman penglihatan SDN SDN
Lapangan penglihatan SDN SDN
Funduskopi TDP TDP
N.III, IV, VI
Dextra Sinistra
Celah kelopak mata
Ptosis (-) (-)
Exoftalmus (-) (-)
Ptosis bola mata (-) (-)
Pupil
Ukuran/bentuk 2,5 mm/ bulat 2,5 mm/ bulat
Isokor/anisokor isokor isokor
RCL/RCTL (+)/(+) (+)/(+)
Refleks akomodasi (+) (+)
Gerakan bola mata
Parese ke arah (-) (-)
Nistagmus (-) (-)
N.V
Sensibilitas : N.V1 : Normal
N.V2 : Normal
N.V3 : Normal
Motorik : Inspeksi/palpasi : Normal
(istirahat/menggigit)
Refleks dagu/masseter : Normal
Refleks kornea : Normal
N.VII
Motorik M.Frontalis M. Orbicularis oculi M. Orbicularis oris
Istirahat TDP TDP TDP
Mimik TDP TDP TDP
Pengecap 2/3 depan : Tidak dilakukan pemeriksaan
N.VIII
Pendengaran : Normal
Tes rinne/weber : Tidak dilakukan pemeriksaan
Fungsi vestibularis : Tidak dilakukan pemeriksaan
Posisi arkus faring : Tidak dilakukan pemeriksaan
Refleks telan/muntah : Tidak dilakukan pemeriksaan
Pengecap 1/3 lidah belakang : Tidak dilakukan pemeriksaan
Suara : SDN
Takikardi/bradikardi : DBN
N.XI
Memalingkan kepala dengan/ : Normal
tanpa tahanan
Angkat bahu : Normal
N.XII
Deviasi lidah : Tidak (-)
Fasikulasi : Tidak (-)
Atrofi : Tidak (-)
Tremor : Tidak (-)
Ataxia : Tidak dilakukan pemeriksaan
3. Leher
Rangsang menings
Kaku kuduk : (-)
Kernig’s sign : (-)
Kelenjar limfe : Pembesaran (-)
Arteri karotis : Bruit (-)
Kelenjar gondok : Pembesaran (-)
4. Abdomen
Refleks fisiologis
Dextra Sinistra
Biceps N N
Triceps N N
Radius N N
Ulna N N
KPR N N
APR N N
Klonus
Lutut : DBN
Kaki : DBN
Laseq test : Positif
Patrick test : TDP
Kontrapetrick test : TDP
Refleks patologis
Ekstremitas Superior Ekstremitas Inferior
Hoffmann : -/- Babinski : -/-
Tromner : -/- Chaddock : -/-
Gordon : -/-
Schaefer : -/-
Oppenheim : -/-
Sensibilitas
Ekstroseptif : -Nyeri : SDN
- Suhu : TDP
- Rasa raba halus : SDN
Proprioseptif : - Rasa sikap : SDN
- Rasa nyeri dalam : SDN
Fungsi kortikal : - Rasa diskriminasi : SDN
- Stereognosis : SDN
Pergerakan abnormal spontan : (-)
Gangguan koordinasi
Tes jari hidung : Tidak dilakukan pemeriksaan
Tes pronasi supinasi : Tidak dilakukan pemeriksaan
Tes tumit : Tidak dilakukan pemeriksaan
Tes pegang jari : Tidak dilakukan pemeriksaan
Gangguan keseimbangan
Tes Romberg : Tidak dilakukan pemeriksaan
Tes Gait : Tidak dilakukan pemeriksaan
1. Diagnosis
1. Klinis : Ischalgia
2. Topis : Radix Nervus Spinalis
3. Etiologis : HNP
2. Penatalaksanaan
Non-farmakologi Farmakologi
1. Bed Rest 1. IVFD Nacl 20 tpm
3. Ketorolac
4. Pantoprazole
5. Eprisone
6. Gabapentin
7. Neurodial
3. PROGNOSIS
Qua ad vitam : Dubia ad bonam
Qua ad functionam : Dubia ad bonam
Qua ad sanationam : Dubia ad bonam
4. ANJURAN
MRI
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. ISCHIALGIA
I. Pendahuluan
Nyeri, berdasarkan International Association for the Study of Pain
(IASP) pada tahun 1997, didefinisikan sebagai pengalaman sensorik atau
emosional yang tidak menyenangkan, yang terkait dengan potensi atau
adanya kerusakan jaringan.1 Definisi nyeri tersebut menjelaskan konsep
bahwa nyeri adalah produk kerusakan struktural, bukan saja respon sensorik
dari suatu proses nosisepsi, harus dipercaya seperti yang dikatakan penderita,
tetapi juga merupakan respon emosional (psikologik) yang didasari atas
pengalaman termasuk pengalaman sebelumnya. 1,2
Saraf spinalis L4-S3 pada fossa poplitea membelah dirinya menjadi saraf perifer
mayor tuberositas anterior 1/3 bawah dan tengah dari SIPS kebagian dari tuberositas
ischii.
Perjalanan Nervus Ischidicus di mulai dari L4-S3, dan saraf ini memiliki
menjadi 2 bagian. Dibagian ventral terdiri dari korpus vertebra yang dibatasi satu
dengan lainnya oleh diskus intervertebra dan ditahan satu dengan lainnya oleh
ligamentum longitudinal ventral dan dorsal. Bagian dorsal tidak begitu kuat dan
terdiri atas arkus vertebra dengan lamina dan pedikel yang diikat satu dengan lainnya
ligamen flavum. Pada procesus spinosus dan tranversus melekat otot-otot yang turut
mendapat inervasi dari cabang-cabang saraf spinal yang sebagian besar keluar dari
ruangan kanalis vertebra melalui foramen intervertebra dan sebagian dari ramus
kebebasan gerak yang terbesar. Tarikan tekanan dan torsi yang dialami pada
gerakan-gerakan antara bagian toraks dan panggul menyebabkan daerah ini dapat
mengalami cedera lebih besar daripada daerah lain, biarpun tulang-tulang vertebra
dan ligamen di daerah pinggang relatif lebih kokoh. Perbedaan hentakan antara
tulang dengan jaringan dalam peranan mereka sebagai sendi pendukung akan
Sebagian besar lesi pada diskus lumbal adalah mengenai jaringan lunak dan sering
sekali menghasilkan protrusi inti (nucleus) yang kemudian menekan akar saraf.
N. Ischiadicus mempersarafi:
M. Semitendinosus
M. Semimbranosus
M. Biceps Femoris
M. Adduktor Magnus
N. Poroneus Mempersarafi
M. tibialis anterior
M. digitorum brevis
M. poroneus tertius
N. Tibialis Mempersarafi
M. gastrocnemius
M. popliteus
M. soleus
M. plantaris
M. tibialis posterior
Hip joint merupakan sendi yang arah gerakannya sangat luas atau yang
biasa disebut dengan Ball and Socked joint. Hip joint juga bagian terpenting
dalam pembentuk postur seseorang dan berperan penting dalam setiap
aktivitas terutama dalam berjalan. Hip joint ini terbentuk atas beberapa
tulang, ligamen, dan otot dimana kesemuanya itu saling berhubungan dan
saling menguatkan.
Beberapa tulang pembentuk hip joint :
1) Acetabulum
Acetabulum merupakan pertemuan antara os ilium, os ischium,
dan os pubis yang bertugas sebagai mangkuk sendi. Dilapisi hyalin
cartilage dan tertutup lagi acetabulum labrium yang merupakan fibro
cartilage, keduanya tebal ditepi dan tipis di center
2) Os Femur
Pada bagian Os femur terdapat dua bagian yang sangat terkait
dalam pergerakan sendi Hip Joint, bagian itu adalah :
Caput femur
Caput femur merupakan tulang yang berbentuk setengah
bola dilapisi hyalin cartilage, kedistal sebagai collum femoris
(sering fraktur), kedistal terdapat trochanter mayor dan minor,
selanjutnya kedistal sebagai (shaff of) femur.
Collum Femur
Collum femur merupakan processus tulang yang berbentuk
piramidal yang menghubungkan corpus dengan caput femur dan
membentuk sudut pada bagian medial. Sudut terbesar terjadi
pada saat bayi dan akan berkurang seiring dengan pertumbuhan,
sehingga pada saat pubertas akan membentuk suatu kurva pada
aksis corpus kurva. Pada saat usia dewasa, collum femur
membentuk sudut sebesar 1250 dan bervariasi tergantung pada
perkembangan pelvis wanita lebih besar.
IV. Klasifikasi
Pola umum iskhialgia adalah nyeri seperti sakit gigi atau nyeri
peroneus atau nervus tibialis. Makin jauh ke tepi nyeri makin tidak
Pada data anamnestik yang bersifat umum antara lain: nyeri pada
infeksi yang bertanggung jawab. Adapun data diagnostik non fisik yang
hampir selalu positif pada derajat kurang dari 70, tesr naffziger dan
merangsangnya.
femoris. Dan pada trayek itu juga, nervus iskhiadikus dapat terganggu
V. Etiologi
Herniated disc
Lumbar spinal stenosis
Spondylolisthesis
Trauma
Sindrom piriformis
Tumor tulang belakang
VI. Patofisiologi
Ischialgia merupakan nyeri menjalar sepanjang perjalanan nervus
ischiadicus L4-S2. Ischialgia yang terasa bertolak dari lokasi foramen
infrapiriformis dan menjalar menurut perjalanan nervus ischiadicus cum
nervus poroneus dan nervus tibialis harus di curigaisebagai
manifestasiischiadicus primer atau entrapment neuritis dengan tempat
jebakan di daerah sacroiliaca.
Nyeri saraf itu terasa sepanjang perjalanan saraf tepi. Ia bertolak
dari tempat saraf sensorik terangsang dan menjalar berdasarkan
perjalanan serabut sensorik itu ke perifer. Perangsangan terhadap berkas
saraf perifer biasanya berarti perangsangan pada saraf motorik dan
sensorik.Gangguan sensibilitas yang terasa sepanjang parjalanan saraf
tepi dan biasanya juga disertai gangguan motorik yang di sebut Neuritis.
Neuritis di tungkai dapat terjadi oleh karena berkas saraf tertentu terkena
infeksi atau terkena patologic di sekitarnya.
Nyeri atau rasa tidak enak yang menjalar harus diartikan sebagai
perwujudan hasil perangsangan terhadap saraf sensori. Nyeri saraf itu
terasa sepanjang perjalanan saraf tepi. Ia bertolak dari tempat saraf
sensorik terangsang dan menjalar berdasarkan perjalanan serabut
sensorik itu ke perifer. Perangsangan terhadap berkas saraf perifer
biasanya berarti perangsangan pada saraf motorik dan
sensorik.Gangguan sensibilitas yang terasa sepanjang parjalanan saraf
tepi dan biasanya juga disertai gangguan motorik yang di sebut Neuritis.
Neuritis di tungkai dapat terjadi oleh karena berkas saraf tertentu terkena
infeksi atau terkena patologic di sekitarnya.
VII. Manifestasi Klinik
Nyeri punggung bawah
Nyeri daerah bokong
Rasa kaku pada punggung bawah
Nyeri menjalar seperti rasa kesetrum yang dirasakan dari bokong
menjalar ke daerah paha, betis bahkan sampai kaki, tergantung
bagian saraf mana yang terjepit.
Rasa nyeri sering ditimbulkan setelah melakukan aktifitas yang
berlebihan, terutama banyak membungkukkan badan atau banyak
berdiri dan berjalan.
Kesemutan dan baal.
Timbul kelemahan otot, dan hilangnya reflek patella dan achilles.
Nyeri bertambah dengan batuk, bersin dan mengangkat.