Anda di halaman 1dari 25

1

HUBUNGAN PERILAKU PERAWATAN DI RUMAH DENGAN


KEJADIAN REHOSPITALISASI PADA PENDERITA
DIABETES MELITUS DI RSUD Dr. PIRNGADI
KOTA MEDAN TAHUN 2011

SKRIPSI

Untuk Menyelesaikan Program Pendidikan Sarjana


Keperawatan Di Program Studi Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Mutiara Indonesia Medan

Oleh :

KANISIUS HALAWA
NIM :07.02.030

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MUTIARA INDONESIA
MEDAN
2011
2

HUBUNGAN PERILAKU PERAWATAN DI RUMAH DENGAN


KEJADIAN REHOSPITALISASI PADA PENDERITA
DIABETES MELITUS DI RSUD Dr. PIRNGADI
KOTA MEDAN TAHUN 2009

SKRIPSI

Oleh :

EVARINA
NIDN 10300901

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MUTIARA INDONESIA
MEDAN
2009
3

HUBUNGAN PERILAKU PERAWATAN DI RUMAH DENGAN


KEJADIAN REHOSPITALISASI PADA PENDERITA
DIABETES MELITUS DI RSUD Dr. PIRNGADI

Evarina (Ketua)
Kanisius Halawa (Anggota)

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mutiara Indonesia


Jalan Kapten Muslim No. 79 Medan

ABSTRAK

Diabetes melitus merupakan penyakit metabolik yang ditandai oleh gangguan metabolisme
karbohidrat, lemak dan protein, sehingga kadar gula darah meningkat dan terjadi perawatan ulang
(rehospitalisasi). Perawatan ulang (rehospitalisasi) merupakan suatu keadaan yang dialami penderita
diabetes melitus dimana penderita mengalami kegagalan dalam menjaga kadar gula darahnya Untuk
menghindari peningkatan gula darah pada penderita diabetes melitus dibutuhkan perilaku yang baik,
terutama dalam hal pengaturan diet, olahraga, dan mengkonsumsi obat secara teratur. Perilaku
penderita diabetes melitus dalam hal ini menyangkut pengetahuan, sikap dan tindakan untuk
mencegah terjadinya perawatan ulang (Rehospitalisasi). Penelitian ini bersifat analitik dengan
rancangan cross sectional, yang bertujuan untuk melihat hubungan perilaku perawatan di rumah
dengan kejadian rehospitalisasi di RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2011. Jumlah populasi
dalam penelitian ini adalah 125 orang dengan jumlah sampel 30 orang. Untuk mendapatkan data dalam
penelitian ini peneliti membagikan kuesioner kepada responden. Analisa data dilakukan dengan uji
Chi-Square dengan hasil (p< 0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan pengetahuan
pasien diabetes melitus dengan kejadian rehospitalisasi dengan hasil p=0,000 (p< 0,05), sikap dengan
hasil p= 0,000 (p< 0,05), dan tindakan dengan hasil p=0,000 (p<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa ada
hubungan perilaku perawatan di rumah dengan kejadian rehospitalisasi pada penderita diabetes
melitus di RSUD Dr Pirngadi Kota Medan. Diharapkan bagi penderita diabetes melitus dapat
meningkatkan pengetahuan dengan mengikuti penyuluhan-penyuluhan dan bagi instalasi rumah sakit
khususnya RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan perawat ruangan 14 dan 21 untuk memberikan penyuluhan
kepada pasien diabetes melitus tentang cara dan waktu olahraga yang baik, jenis makanan yang baik
serta pengobatan yang tidak bisa ditinggalkan.

Kata kunci : Perilaku penderita, diabetes melitus, kejadian rehospitalisasi


1

PENDAHULUAN diperkirakan akan meningkat pada

tahun 2025 sebagai konsekuensi


1.1. Latar Belakang
harapan hidup yang lebih lama, gaya
Diabetes melitus atau kencing
hidup santai dan perubahan pola
manis telah menjadi masalah
makan penduduk. Suyono S, dkk
kesehatan dunia. Prevalensi dan
dikutip oleh Utama H (2009).
insiden penyakit ini meningkat secara
Di dunia pada tahun 2010
drastis di negara-negara industri dan
diperkirakan ada sekitar 59 juta orang
maju termasuk Indonesia.
yang menderita diabetes melitus dan
Meningkatnya prevalensi diabetes
pada tahun 2030 diperkirakan akan
melitus di beberapa negara
meningkat 2,5 kali lipat sehingga
berkembang, akibat peningkatan
mencapai 145 juta penderita, di
kemakmuran di negara bersangkutan,
Indonesia sendiri Badan Kesehatan
yang akhir-akhir ini banyak disoroti.
Dunia (WHO) memperkirakan jumlah
Peningkatan pendapatan perkapita dan
penderita diabetes melitus di Indonesia
perubahan gaya hidup terutama di
meningkat tiga kali lipat dari data
kota-kota besar merupakan
tahun 2000 dimana jumlah penderita
menyebabkan utama peningkatan
mencapai 8,4 juta, maka dalam 10
prevalensi penyakit degenerative
tahun tepatnya tahun 2010 mencapai
diabetes melitus. Pada tahun 2007
21,3 juta orang. Subekti I dikutip oleh
prevalensi Diabetes Melitus di dunia
Utama H. (2009).
diperkirakan 194 juta jiwa. Jumlah ini
2

Di Indonesia terdapat atau disebut proses edukasi masih

peningkatan prevalensi penderita tetap merupakan pengobatan utama

diabetes melitus dari 1,5-2,3% menjadi yang menentukan kesuksesan klien

5,7% pada penduduk usia lebih dari 15 hidup sehat bersama diabetes melitus.

tahun dan bahkan suatu penelitian di Perilaku perawatan dirumah atau

Manado dan Depok mendapatkan proses edukasi bertujuan

angka prevalensi sebesar 6,1% dan mempengaruhi penderita untuk

12,8%. Melihat pola pertambahan mengikuti rekomendasi terapi yang di

penduduk saat ini data terakhir yang anjurkan oleh tenaga kesehatan yang

dikeluarkan Departemen Kesehatan RI menerapkan tentang 3 (tiga) hal yaitu

2010 menyebutkan prevalensi diabetes : pengetahuan tentang diabetes

melitus secara nasional 5,7% dari melitus, sikap serta tindakan dalam

penduduk Indonesia atau sekitar 12 perawatan penyakit diabetes melitus

juta jiwa, kalau dibiarakan 12 juta dengan tujuan agar dapat memperbaiki

penderita diabetes pada tahun 2010 kadar gula darah dan mencegah

akan meningkat 2 kali lipat atau terjadinya komplikasi jangka pendek

menjadi 24 juta jiwa pada tahun 2030. maupun jangka panjang, serta tidak

Suyono S, dkk dikutip oleh Utama H. terjadinya rawat inap ulang

(2009). (rehospitalisasi). Soegondo S dikutip

Meskipun riset dibidang oleh Utama H (2009).

pengobatan diabetes melitus sudah Perilaku perawatan di rumah

maju, perilaku perawatan di rumah mencakup diet, olahraga, dan


3

keteraturan dalam mengkonsumsi obat. kadar glukosa sendiri (PKGS),

Ternyata hal ini masih sulit untuk melakukan olahraga dan diet. Hasil

dilakukan, dibuktikan dengan penelitian menunjukkan bahwa

peningkatan jumlah penderita diabetes pemantauan terhadap kadar glukosa,

melitus yang di rawat inap ulang olahraga dan diet yang dilakukan

(rehospitalisasi). Padahal untuk secara aktif dapat memperlambat atau

mencapai hasil yang maksimal dalam mencegah komplikasi diabetes serta

pengobatan diabetes melitus mencegah untuk di rawat inap kembali

diperlukan perilaku perawatan (rehospitalisasi). Pemantauan kadar

dirumah. Penderita diabetes melitus glukosa sendiri, olahraga dan diet telah

harus menjalankan terapi sesuai yang dilakukan secara luas oleh sekitar 40%

dianjurkan oleh tenaga kesehatan. Jika pasien diabetes tipe I dan 26% pasien

tidak ada, maka segalanya akan sia-sia. diabetes melitus tipe 2 di Amerika.

Penyakit tidak akan sembuh bahkan Hasil dari memberikan umpan balik

dapat bertambah parah dan dapat (feedback) yang cepat ke arah yang

mengakibatkan komplikasi. Soegondo lebih baik kepada penderita diabetes

S dikutip oleh Utama H (2009). melitus. Soewondo P dikutip oleh

Penelitian perilaku tentang Utama H (2009).

perawatan di rumah yang mencakup


Berdasarkan data awal yang
pengetahuan, sikap dan tindakan, hal
diperoleh peneliti dari medical record
ini di maksudkan supaya penderita
di RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan,
diabetes melitus dapat memantuan
4

periode Januari-Desember tahun 2010 (hyperglikemia) dan 2 orang pasien

terdapat 347 orang penderita diabetes mengalami komplikasi yaitu terjadi

melitus, dan dari jumlah ini terdapat luka pada daerah kaki. Padahal

125 orang penderita diabetes melitus pengetahuan tentang diabetes melitus,

yang dirawat inap kembali sikap dalam memperhatikan pola

(rehospitalisasi). Pada saat peneliti makan dan tindakan dalam melakukan

melakukan wawancara pada tanggal olahraga dan merawat diri ini

15 Desember 2010, terdapat 20 orang merupakan suatu keharusan yang bisa

penderita diabetes melitus diruang dilakukan pasien diabetes melitus

rawat inap RSUD Dr. Pirngadi Kota dirumah setelah mendapatkan

Medan dan terdapat 5 orang pasien perawatan dari rumah sakit.

yang dirawat inap ulang Berdasarkan latar belakang

(rehospitalisasi), hal ini disebabkan diatas, maka peneliti tertarik untuk

dari beberapa faktor antara lain: 3 mengetahui bagaimana hubungan

orang pasien kurang pengetahuan perilaku tentang perawatan di rumah

tentang diabetes melitus, tidak dengan kejadian rehospitalisasi pada

memperhatikan pola makan, tidak ada penderita diabetes melitus di RSUD

olahraga karena lebih memilih untuk Dr. Pirngadi kota Medan Tahun 2011.

bekerja, serta malas mengontrol ulang 1.2. Rumusan Masalah

kembali kadar gula darah. Sehingga Berdasarkan latar belakang

pasien diabetes melitus mengalami diatas, maka peneliti merumuskan


kenaikan kadar gula dalam darah
5

masalah yaitu bagaimanakah 2. Untuk mengetahui hubungan sikap

hubungan perilaku tentang perawatan tentang perawatan di rumah dengan

di rumah dengan kejadian kejadian rehospitalisasi pada

rehospitalisasi pada penderita diabetes penderita diabetes melitus di

melitus di RSUD Dr. Pirngadi Kota RSUD Dr. Pirngadi Medan Kota

Medan Tahun 2011?. Tahun 2011.

3. Untuk mengetahui hubungan

tindakan tentang perawatan di

1.3. Tujuan Penelitian rumah dengan kejadian

1.3.1 Tujuan Umum rehospitalisasi pada penderita


Untuk mengetahui Hubungan
diabetes melitus di RSUD Dr.
perilaku tentang perawatan di rumah
Pirngadi Medan Kota Tahun 2011.
dengan kejadian rehospitalisasi pada
1.4 Manfaat Penelitian
penderita diabetes melitus di RSUD
1. Bagi Rumah Sakit
Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2011.
Sebagai bahan masukan dalam
1.3.2 Tujuan Khusus
pembuatan protap dan sumber
1. Untuk mengetahui hubungan
informasi perawat yang berguna
pengetahuan tentang perawatan di
khususnya dalam pemberian
rumah dengan kejadian
motivasi kepada penderita
rehospitalisasi pada penderita
diabetes melitus agar bisa
diabetes melitus di RSUD Dr.
merawat diri setelah keluar dari
Pirngadi Kota Medan Tahun 2011.
rumah sakit.
6

3. Bagi Institusi Sari Mutiara

Indonesia

2. Bagi Pasien Hasil penelitian dapat digunakan

Sebagai acuan agar klien dapat sebagai bahan bacaan di

melakukan perawatan diri di perpustakaan sari mutiara

rumah sehingga penderita diabetes Indonesia dan sebagai referensi

melitus tidak berulang-ulang atau informasi bagi peneliti

masuk rumah sakit dan sebagai selanjutnya yang berkaitan dengan

pengembangan pengetahuan perilaku perawatan diabetes

pasien tentang bagaimana cara melitus di rumah

mengendalikan kadar gula darah

dirumah setelah keluar dari rumah

sakit.
1

METODE PENELITIAN yang di rawat ulang dengan perawatan


3.1 Jenis Penelitian
terapi diabetik yang berjumlah 125
Jenis penelitian yang
orang di RSUD Dr. Pirngadi Kota
digunakan dalam penelitian ini adalah
Medan Tahun 2011.
penelitian analitik dengan rancangan
3.3.2 Sampel
penelitian cross sectional yang Sample dalam penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui adanya adalah seluruh penderita diabetes

hubungan perilaku tentang perawatan melitus yang di rawat ulang dengan

di rumah dengan kejadian perawatan terapi diabetik yang

rehospitalisasi pada penderita diabetes kebetulan ada atau sedang dirawat di

melitus di RSUD Dr. Pirngadi Kota RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan

Medan Tahun 2011. Tahun 2011 yaitu sebanyak 30 orang.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Pengambilan sampel penelitian ini

3.2.1 Lokasi menggunakan teknik accidental

Penelitian dilakukan diruang sampling di kutip dari Hertono (1977)


rawat inap penyakit dalam RSUD Dr.
Nursalam (2008).
Pirngadi Kota Medan Tahun 2011.
3.4 Metode Pengumpulan Data
3.2.2 Waktu
Penelitian di lakukan pada Data pada penelitian ini meliputi 2
bulan April-Mei Tahun 2011
(dua) jenis data yakni :
3.3 Populasi dan Sampel
1. Data primer yaitu data yang di
3.3.1 Populasi
peroleh peneliti dari responden
Populasi penelitian adalah
penderita diabetes melitus
seluruh penderita diabetes melitus
2

dengan menggunakan (rehospitalisasi) pada

koesioner dari peneliti yang penderita diabetes melitus.

berisi sejumlah pertanyaan 2. Data skunder yaitu data yang

yang diajukan secara tertulis diperoleh peneliti dari medical

kepada sejumlah responden record RSUD Dr. Pirngadi

penderita diabetes melitus Kota Medan. Data yang

untuk mendapatkan diperoleh peneliti merupakan

tanggapan, informasi dan data awal/survey awal dengan

jawaban tentang perilaku maksud ada tidaknya penderita

perawatan di rumah sehingga diabetes melitus yang dirawat

terjadinya rawat ulang inap ulang (rehospitalisasi)

dan berapa jumlahnya.

3.7 Teknik Pengolahan data & kuesioner dengan

Analisa Data menggunakan SPSS, apabila

3.7.1 Teknik Pengolahan Data terdapat kesalahan dan

Setelah data terkumpul kekurangan dalam

kemudian diolah dengan cara pengumpulan data akan

sebagai berikut : diperbaiki dalam penelitian

1. Proses editing, dilakukan ulang

pengecekan data yang telah 2. Coding, pemberian tanda atau

dikumpulkan dari hasil kode pada hasil penelitian

penelitian yang berupa dimana data telah terkumpul


2

dengan tujuan untuk tindakan penderita diabetes

mempermudah memasukkan melitus dengan kejadian

data ke SPSS rehospitalisasi dengan

3. Entry, menyimpan data yang menggunakan uji chi square.

telah terkumpul, selanjutnya Dengan α 0.05 dan tingkat

diolah ke dalam dianalisa data. kepercayaan 95%.

4. Tabulating, pengolahan data

untuk dibuat ke dalam bentuk

tabel distribusi frekuensi.

3.7.2 Analisa Data

Setelah semua data terkumpul

maka dilakukan analisa data :

1. Univariat

Untuk mengetahui distribusi

frekuensi pengetahuan, sikap

dan tindakan penderita diabetes

melitus.

2. Bivariat

Untuk mengetahui hubungan

antara pengetahuan, sikap dan


3

HASIL PENELITIAN DAN %), melakukan pendidikan kesehatan

PEMBAHASAN Tidak sebanyak 22 orang (73,33).

Hasil Penelitian 4.2.2 Analisa Univariat

Dalam bab ini akan diuraikan 1. Distribusi Distribusi Frekuensi

hasil penelitian mengenai hubungan Pengetahuan Responden Tentang

perilaku perawatan dirumah dengan Perawatan Diabetes Melitus di

kejadian rehospitalisasi pada penderita Rumah di RSUD Dr. Pirngadi

diabetes melitus di RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2009

Kota Medan Tahun 2009 dengan Dari tabel 4.2 diatas

jumlah responden 30 orang. menunjukkan bahwa pengetahuan

1.2.1 Karakteristik Responden responden tentang perawatan diabetes

Dari tabel 4.1 diatas melitus di rumah mayoritas kurang

menunjukkan bahwa responden sebanyak 16 orang (53,3 %).

mayoritas berumur 51-60 sebanyak 15


2. Distribusi Frekuensi Sikap
orang (50 %), Jenis kelamin
Responden Tentang
perempuan sebanyak 17 orang (56,6
Perawatan Diabetes Melitus
%), Tingkat pendidikan SD sebanyak di Rumah di RSUD Dr.
Pirngadi Kota Medan Tahun
14 orang, (46,6 %), alasan masuk
2009
rumah komplikasi sebanyak 18 orang
Dari hasil didapat bahwa
(60 %), mendapat pendidikan
sikap responden tentang perawatan
kesehatan Ya sebanyak 24 orang (80
4

diabetes melitus di rumah mayoritas 4.2.3 Analisa Bivariat


Distribusi Hasil Tabulasi Silang
kurang sebanyak 17 orang (56,6 %).
Antara Pengetahuan Responden
3. Distribusi Frekuensi
Tentang Perawatan Diabetes
Tindakan Responden
Melitus di Rumah DenganKejadian
Tentang Perawatan Diabetes
Rehospitalisasi di RSUD Dr.
Melitus di Rumah di RSU Dr.
Pirngadi
Pirngadi Kota Medan Tahun
Kota Medan Tahun 2009
2009
Dari hasil menunjukkan bahwa
Dari tabel diatas dapat dilihat
tindakan responden tentang perawatan
bahwa pengetahuan responden kurang
diabetes melitus di rumah mayoritas
sebanyak 16 orang (53,3 %)
kurang sebanyak 18 orang (60 %).
rehospitalisasi cepat 16 orang (53,3
4. Distribusi Frekuensi Responden
%) dan rehospitalisasi lama 0 (tidak
yang rawat ulang
ada). Pengetahuan cukup 10 orang
(rehospitalisasi)di RSUD Dr.
(33,3 %) rehospitalisasi cepat 2 orang
Pirngadi Kota Medan Tahun
(6,7 %) dan rehospitalisasi lama 8
2009
orang (26,7 %). Pengetahuan baik 4

orang (13,3 %) rehospitalisasi cepat 0


Dari hasil menunjukkan
orang (0) dan rehospitalisasi lama 4
bahwa responden yang dirawat ulang
orang (13,3 %).
mayoritas cepat (< 3 bulan ) sebanyak
Dari hasil uji chi-square ( X2 )
19 orang (63,3 %).
diatas antara pengetahuan responden

dengan kejadian rehospitalisasi


5

didapat nilai P = 0.000 (P <0,05) 4.2.3. Distribusi Hasil Tabulasi


Silang Antara Sikap Responden
artinya ada hubungan antara
Tentang Perawatan Diabetes
pengetahuan responden dengan
Melitus di Rumah Dengan Kejadian
kejadian rehospitalisasi. Rehospitalisasi di RSUD Dr.
Pirngadi Kota Medan Tahun 2009
1. Distribusi Hubungan Sikap

responden Kejadian

Rehospitalisasi

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa didapat nilai P = 0.000 (P <0,05)

sikap responden kurang sebanyak 17 artinya ada hubungan antara sikap

orang (56,7 %) rehospitalisasi cepat responden dengan kejadian

17 orang (56,7 %) dan rehospitalisasi rehospitalisasi.

lama 0 (tidak ada). Sikap cukup 11 Distribusi Hasil Tabulasi Silang


Antara Tindakan Pasien Tentang
orang (36,7 %) rehospitalisasi cepat 1
Perawatan Diabetes Melitus di
orang (3,3 %) dan rehospitalisasi lama
Rumah Dengan Kejadian
10 orang (33,3 %). Sikap baik 2 orang Rehospitalisasi
Dari tabel diatas dapat dilihat
(6,7 %) rehospitalisasi cepat 0 (tidak
bahwa tindakan responden kurang
ada) dan rehospitalisasi lama 2 orang
sebanyak 18 orang (60,0 %)
(6,7 %).
rehospitalisasi cepat 18 orang (60,0
Dari hasil uji chi-square ( X2 )
%) dan rehospitalisasi lama 0 (tidak
di tabel diatas antara sikap responden
ada). tindakan cukup 12 orang (40,0
dengan kejadian rehospitalisasi
2

%), rehospitalisasi cepat 0 orang (0 %) 1.3.1 Hubungan Pengetahuan


Responden Tentang
dan rehospitalisasi lama 12 orang
Perawatan Diabetes Melitus di
(40,0 %).
Rumah Dengan Kejadian
Dari hasil uji chi-square ( X2 ) Rehospitalisasi
Berdasarkan hasil penelitian
ditabel diatas antara tindakan
pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa
responden dengan kejadian
pengetahuan responden tentang
rehospitalisasi didapat nilai P = 0.000
perawatan diabetes melitus di rumah
(P <0,05) artinya ada hubungan antara
mayoritas kurang sebanyak 16 orang
tindakan responden dengan kejadian
(53,3 %). Hal ini dapat disebabkan
rehospitalisasi.
karena rendahnya pendidikan dan
4.3 Pembahasan
kurangnya informasi yang didapat oleh
Dari hasil penelitian yang
responden, dapat dilihat dari table 4.1
dilakukan peneliti di RSUD Dr.
bahwa responden mayoritas
Pirngadi Kota Medan Tahun 2011,
berpendidikan SD sebanyak 14 orang
akan menguraikan pembahasan
(46,7 %), SMP sebanyak 9 orang (30,0
penelitian ini yang bertujuan untuk
%) dan SMA sebanyak 7 orang (23,3
mengetahui hubungan perilaku
%) dan rata-rata menjawab pertanyaan
perawatan di rumah dengan kejadian
salah.
rehospitalisasi pada penderita diabetes
Dari hasil tabulasi silang pada
melitus di RSUD Dr. Pirngadi Kota
tabel 4.7 menunjukkan bahwa
Medan Tahun 2011.
responden yang mempunyai
3

pengetahuan tentang perawatan pengetahuan responden dengan

diabetes melitus di rumah dengan kejadian rehospitalisasi.

kejadian rehospitalisasi mayoritas Hasil penelitian ini didukung

kurang 16 orang (53,3 %) oleh teori Notoatmodjo (2007),

rehospitalisasi cepat 16 orang (53,3 %) menyatakan pengetahuan adalah hasil

dan rehospitalisasi lama 0 (tidak ada). penginderaan manusia atau hasil tahu

Pengetahuan cukup 10 orang (33,3 %) seseorang terhadap objek melalui indra

rehospitalisasi cepat 2 orang (6,7 %) yang dimilikinya (mata, hidung,

dan rehospitalisasi lama 8 orang (26,7 telinga dan sebagainya). Maka dengan

%). Pengetahuan baik 4 orang (13,3 sendirinya pada waktu responden

%), rehospitalisasi cepat 0 (tidak ada) menggunakan penginderan dan

dan rehospitalisasi lama 4 orang (13,3 melakukan dari hasil penginderaan

%). Dari data tersebut menunjukkan tersebut akan menghasilkan

apabila responden memiliki pengetahuan tersebut.

pengetahuan yang baik maka kejadian Pengetahuan merupakan dari

rehospitalisasi akan lama terjadi. hasil tahu, dan ini terjadi setelah

Hasil penelitian ini dikuatkan seseorang melakukan penginderaan

dengan uji chi-square pada table 4.7 terhadap sesuatu objek tertentu.

bahwa antara pengetahuan responden Pengetahuan atau kognitif merupakan

dengan kejadian rehospitalisasi domain yang sangat penting untuk

didapat nilai P = 0.000 (P <0,05) terbentuknya tindakan seseorang.

artinya ada hubungan antara Pengetahuaan yang dicakup di dalam


4

domain kognitif mempunyai 6 tahapan kesehatan. Menurut Supartondo yang

yakni tahu, memahami, aplikasi, dikutip oleh Utama H (2009).

analisis, sintesis dan penilaian 1.3.2 Hubungan Sikap Responden


Tentang Perawatan Diabetes
kembali. Untuk dapat menjalani
Melitus di Rumah Dengan
perilaku yang dinginkan seseorang
Kejadian Rehospitalisasi
harus melampaui semua tahapan Berdasarkan hasil penelitian

tersebut. Utama H (2009). pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa

Pengetahuan yang kurang sikap responden tentang perawatan

tentang diabetes melitus akan lebih diabetes melitus di rumah mayoritas

cepat menjurus ke arah timbulnya kurang sebanyak 17 orang (56,7 %).

komplikasi sehingga terjadi perawatan Hal ini dapat disebabkan karena

ulang (rehospitalisasi) dan hal ini akan rendahnya pendidikan dan kurangnya

menjadi beban bagi penderita diabetes informasi yang didapat oleh responden

melitus itu sendiri. Kurangnya diabetes melitus, dapat dilihat dari

pengetahuan penderita diabetes table 4.1 bahwa responden mayoritas

melitus dapat mengahalangi tindakan berpendidikan SD sebanyak 14 orang

preventif seperti melakukan diet, (46,7 %), SMP sebanyak 9 orang (30,0

olahraga, mengontrol kadar gula darah. %) dan SMA sebanyak 7 orang (23,3

oleh karena hal tersebut maka %) dan rata-rata menjawab pertanyaan

penderita diabetes melitus dianjurkan tidak setuju.

untuk bisa mengikuti penyuluhan- Dari hasil tabulasi silang pada

penyuluhan yang diadakan oleh tim tabel 4.8 menunjukkan bahwa sikap
5

responden kurang ada 17 orang (56,7 stimulus atau objek. Jadi dalam hal ini

%) rehospitalisasi cepat 17 orang reaksi atau respon dari seorang pasien

(56,7 %) dan rehospitalisasi lama 0 diabetes melitus belum ada kesadaran

(tidak ada). Sikap cukup 11 orang dengan melakukan suatu sikap yang

(36,7 %) rehospitalisasi cepat 1 orang bisa membantu seorang pasien tersebut

(3,3 %) dan rehospitalisasi lama 10 untuk tidak di rawat ulang

orang (33,3 %). Sikap baik 2 orang (rehopitalisasi) lagi dengan jangka

(6,7 %), rehospitalisasi cepat 0 (tidak waktu yang cepat.

ada) dan rehospitalisasi lama 2 orang Mengubah sikap pasien

(6,7 %). diabetes melitus bukan pekerjaan yang

Dari hasil uji chi-square ( X2 ) mudah, bahkan lebih sulit daripada

di tabel 4.8 menunjukkan bahwa antara meningkatkan pengetahuan. Sikap

sikap responden dengan kejadian sebenarnya merupakan bagian dari

rehospitalisasi didapat nilai P = 0.000 kepribadian. Sikap adalah

(P <0,05) artinya ada hubungan antara kecenderungan yang tertata untuk

sikap responden dengan kejadian berfikir, merasa, mencerap dan

rehospitalisasi. berperilaku terhadap suatu referen atau

Hasil penelitian ini didukung objek kognitif dalam hal diet, olahraga

oleh teori Allport yang dikutip oleh dan pemantauan glukosa darah. Utama

Notoatmodjo (2007). Dimana sikap H (2009).

merupakan reaksi atau respon yang Jadi, untuk mengubah sikap

masih tertutup dari seseorang terhadap seorang pasien diabetes melitus,


6

seorang pasein diabetes melitus harus diabetes melitus, dapat dilihat dari

lebih meningkatkan pengetahuan table 4.1 bahwa responden mayoritas

dengan mengikuti penyuluhan tentang berpendidikan SD sebanyak 14 orang

diabetes melitus, sehingga penderita (46,7 %), SMP sebanyak 9 orang (30,0

diabetes melitus dapat menyadari %) dan SMA sebanyak 7 orang (23,3

pentingnya merubah sikap menjadi %) dan rata-rata menjawab pertanyaan

suatu tindakan yang membantu dirinya tidak pernah.

untuk lebih hidup sehat. Hal ini tidak Dari hasil tabulasi silang pada

lepas juga dukungan dari orang tabel 4.9 menunjukkan bahwa tindakan

terdekat seperti keluarga dll. responden kurang ada 18 orang (60,0

1.3.3 Hubungan Tindakan %), rehospitalisasi cepat 18 orang


Responden Tentang
(60,0 %) dan rehospitalisasi lama 0
Perawatan Diabetes Melitus di
(tidak ada). tindakan cukup 12 orang
Rumah Dengan Kejadian
Rehospitalisasi (40,0 %), rehospitalisasi cepat 0 orang
Berdasarkan hasil penelitian
(0 %) dan rehospitalisasi lama 12
pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa
orang (40,0 %).
tindakan responden tentang perawatan
Dari hasil uji chi-square ( X2 )
diabetes melitus di rumah mayoritas
ditable 4.9 menunjukkan bahwa antara
kurang sebanyak 18 orang (60,0 %).
tindakan responden dengan kejadian
Hal ini dapat disebabkan karena
rehospitalisasi didapat nilai P = 0.000
rendahnya pendidikan dan kurangnya
(P <0,05) artinya ada hubungan antara
informasi yang didapat oleh pasien
7

tindakan responden dengan kejadian pasien mengenal diabetes melitus

rehospitalisasi. dengan baik. Serta pasien harus harus

Hasil penelitian ini di dukung bisa mengubah gaya hidup selama ini,

oleh teori Notoatmodjo (2007) dimana dan meningkatkan tindakan yang bisa

Praktik atau tindakan (pratice) adalah membantu penyakit tidak kambuh

merupakan suatu sikap bentuk seperti olahraga dengan teratur dan

otomatis terwujud dalam suatu diet.

tindakan (overt behaviour). Untuk Dengan demikian perilaku

mewujudkan suatu perbuatan nyata perawatan diabetes melitus di rumah

diperlukan suatu pendukung atau suatu harus ditingkatkan sehingga responden

kondisi yang memungkinkan adalah tidak terjadi perawatan ulang

fasilitas. Disamping faktor itu juga (rehospitalisasi) dengan waktu yang

diperlukan faktor pendukung dari cepat atau bahkan tidak terjadi

keluarga. perawatan ulang (rehospitalisasi) lagi,

tetapi hanya mengontrol kadar gula


Menurut Smeltzer dan bare
darah atau meminta penambahan obat
(2002), penyakit diabetes melitus
jika sudah habis. Dengan demikian hal
merupakan penyakit kronis yang
yang paling penting di perhatikan
memerlukan tindakan perawatan
adalah pasien harus menambah
mandiri yang khusus. Seperti
pengetahuan mengenai diabetes
mengontrol glukosa darah. Hal ini
melitus dengan cara mengikuti
tidak sulit untuk dilakukan apabila
penyuluhan, membaca buku tentang
8

diabetes melitus, aktif melakukan Medan tahun 2011.

tindakan perawatan yang 2. Ada hubungan antara sikap

diperintahkan oleh tim kesehatan pada perawatan di rumah dengan kejadian

waktu berobat. Sehingga kejadian rehospitalisasi pada penderita

perawatan ulang (rehopitalisasi) tidak diabetes melitus di RSUD Dr.

terjadi dalam waktu yang cepat atau Pirngadi Kota

bahkan tidak terjadi lagi. Medan tahun 2011.

3. Ada hubungan antara tindakan


KESIMPULAN DAN SARAN
perawatan di rumah dengan
1.1 Kesimpulan
kejadian
Berdasarkan hasil penelitian
rehospitalisasi pada penderita
mengenai hubungan perilaku
diabetes melitus di RSUD Dr. Pirngadi
perawatan dirumah dengan kejadian
Kota
rehospitalisasi pada penderita diabetes
Medan tahun 2011.
melitus di RSUD Dr. Pirngadi Kota
4. Ada hubungan antara perilaku
Medan Tahun 2011 dapat di simpulkan
perawatan di rumah dengan
bahwa :
kejadian
1. Ada hubungan antara pengetahuan
rehospitalisasi pada penderita
perawatan di rumah dengan kejadian
diabetes melitus di RSUD Dr. Pirngadi
rehospitalisasi pada penderita
Kota
diabetes melitus di RSUD Dr.
Medan tahun 2011.
Pirngadi Kota
9

5.2 Saran memberikan penyuluhan kepada

1. Bagi RSUD Dr. Pirngadi Kota pasien diabetes melitus sebelum

Medan pasien tersebut pulang dari rumah

Bagi RSUD Dr. Pirngadi Kota sakit. Sehingga pengetahuan

Medan, sebagai bahan masukkan pasien meningkat dan pasien bisa

bagi RSUD Dr. Pirngadi Kota melakukan tindakan-tindakan

Medan untuk memberikan perawatan tesebut di rumah.

penyuluhan kepada pasien 3. Bagi peneliti selanjutnya

diabetes melitus sebelum pasien Di harapkan agar peneliti lain

tersebut pulang dari rumah sakit. lebih mempersiapkan materi dan

Sehingga pengetahuan pasien waktu serta ilmu yang lebih pada

meningkat dan pasien bisa pasien diabetes melitus khususnya

melakukan tindakan-tindakan pasien diabetes melitus yang

perawatan tesebut di rumah. dirawat ulang (rehospitalisasi).

2. Bagi perawat

Bagi perawat sebagai bahan

masukkan bagi perawat untuk

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini S, 2005. Populasi dan Sampel", Fakultas Kesehatan Masyarakat


Universitas Indonesia, Jakarta.
2

Adi W, http://www.scribd.com/doc/47964037/Diabetes-Militus 03-03-2011

Bilous Ruby W, 2008. Bimbingan Dokter Pada Diabetes Melitus, PT Dian Rakyat
Jakarta
Charles & Anne K, 2010. Bersahabat Dengan Diabetes, Penebar Plus : Jakarta

Chandra B,2007. Metodologi Penelitian Kesehatan, EGC : Jakarta

Dewanti S, 2010. Buku Pintar Kesehatan Kolesterol, Diabetes melitus, dan Asam
urat, Kawan kita : Jawa Tengah

Maulana M, 2008. Mengenal Diabetes Melitus, Katahati : Jogjakarta

Notoatmodjo S, 2007. Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku, PT. Rineka Cipta :
Jakarta
Nursalam, 2008. Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan,
Edisi 2 Salemba Medika : Jakarta
Nabil R, 2009. Cara Mudah Mencegah Dan Mengobati Diabetes Melitus, Aulia
Publishing : Yogyakarta
Potter & Perry, 2005. Fundamental Keperawatan, Vol. 1, EGC : Jakarta

Santoso S, 2009. Paduan Lengkap Menguasai Statistik Dengan SPSS 17, PT Alex
Media Komputindo, Jakarta
Sudjana, 1992. Metode Statistika, Sartiko: Bandung

Smeltzer & bare, 2002. Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth, Vol. 2,
EGC : Jakarta.
Soewondo P. (2007) Hidup sehat Dengan Diabetes Melitus, FKUI : Jakarta
Tandra H, 2008. Segala sesuatu Yang Anda Ketahui Tentang Diabetes, Gramedia
pustaka Utama : Jakarta
Utama H, 2009. Penalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu, Edisi 2. Cetakan 7. Balai
penerbit FKUI : Jakarta
3

Anda mungkin juga menyukai