Anda di halaman 1dari 12

Tingkat Kepuasan Seksual Wanita Akseptor Tubektomi dan Kontrasepsi Hormonal

Kabupaten Wajo Tahun 2017

Hasnidar1,
1
Akademi Kebidanan Prima Sengkang

Aamat Korespondesi : (hj.hasnidar117@gmail.com/082293330218)

ABSTRAK

Kepuasan seksual adalah suatu bentuk kedekatan seksual yang dirasakan oleh pasangan
suami-istri dalam wilayah interpersonal, yaitu dalam kualitas komunikasi seksual,penyikapan
hubungan seksual dan keseimbangan hubungan seksual. Desain penelitian ini menggunakan desain
cross sectional study yang bertujuan untuk menganalisis perbandingan tingkat kepuasan seksual
wanita akseptor tubektomi dan kontrasepsi hormonal di Kabupaten Wajo tahun 2017. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa pengetahuan berhubungan dengan tingkat kepuasan seksual pada wanita
dengan akseptor tubektomi dengan nilai p value 0,013 sedangkan terdapat 3 variabel yang
berhubungan dengan tingkat kepuasan seksual pada wanita dengan kontrasepsi hormonal yaitu
pengetahuan dengan p value 0,027, dukungan suami dengan p value 0,028 dan lama penggunaan
dengan p value 0,007. Diharapkan pada seluruh pasangan usia subur khususnya di Kabupaten Wajo
agar selalu aktif mencari informasi tentang berbagai metode kontrasepsi yang sesuai dengan
keinginan ibu dan pasangan dan kepada petugas kesehatan untuk selalu meningkatkan mutu
pelayanan keluarga berencana baik melalui konseling maupun dengan penyuluhan tentang
kontrasepsi

Kata Kunci : Akseptor Tubektomi, Kontrasepsi Hormonal, Pengetahuan, Dukungan Suami, Lama
Penggunaan, Umur dan Paritas

PENDAHULUAN
Di Indonesia, pasangan usia subur yang tidak menggunakan dengan alasan kurang
menggunakan metode kontrasepsi terus efektif. Sementara alat kontasepsi Hormonal
meningkat mencapai 61,4%. Pola pemakaian (pil,suntik,implant) dan Non Hormonal
kontrasepsi terbesar yaitu suntik sebesar (kondom dan spiral) lebih banyak diminati
31,6%, pil sebesar 13,2%, Intra Uterine Device karena lebih terbukti efektif. Sedangkan
(IUD) sebesar 4,8%, implant 2,8%, kondom metode kontrasepsi mantap yaitu tubektomi
sebesar 1,3%, kontap wanita sebesar 3,1%, dan vasektomimasih kurang diminati dengan
kontap pria sebesar 0,2%, pantang berkala berbagai alasan diantaranya kurangnya
1,5%, senggama terputus 2,2% dan metode pengetahuan tentang metode mantap ini, atau
lainnya 0,4% (Depkes, 2011). adanya kasus yang mengaharuskan tindakan
Ada berbagai macam jenis alat tubektomi.
kontrasepsi yang merupakan pilihan Hasil Pendataan Badan Pusat Statistik
diantaranya kontrasepsi sederhana yaitu (BPS) Kabupaten Wajo jumlah penduduk
Coitus Interuptus, KB alami (metode kalender, pada tahu 2014 sebanyak 446.661 jiwa dan
metode suhu basal dan metode lendir serviks). bertambah menjadi 452.663 tahun 2016.
Diafragma dan Spermicida dimana Dengan demikian dari tahun 2014-2016 rata -
Kontrasepsi sederhana ini sudah banyak yang rata laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten
Wajo mencapai 1,34 % pertahun dan
pencapaian KB tahun 2014-2016 berjumlah Berdasarkan data awal dari RSUD
45.225 jiwa (Wajo 2016). Data yang di peroleh Lamaddukkelleng Kab. Wajo, menunjukkan
dari RSUD Lamaddukelleng Sengkang pada bahwa 6 dari 10 akseptor tubektominyang
Tahun 2014- 2016 yaitu Suntik 106 orang, Pil saya temui mengatakan mengalami gangguan
20 Orang, Implant 4 Orang, Tubektomi 44 seksual seperti menurunnya libido, kurangnya
orang. gairah seksual, hasrat, dan kepuasan dalam
Data tersebut menunjukkan bahwa berhubungan intim dan akseptor tubektomi
kontrasepsi hormonal cukup berhasil diterima yang 40 tahun keatas juga tidak mengalami
masyarakat, dibanding metode kontrasepsi lubrikasi dan rasa nyeri saat berhubungan.
mantap. Meskipun banyak efek samping yang Dari hasil survey juga didapatkan sebagian
dikeluhkan oleh akseptor hormonal. Hal ini besar yang melakukan tubektomi karena
tidak sesuai dengan harapan pemerintah untuk indikasi medis. Pada umumnya juga keluhan
senantiasa meningkatkan inisiatif dan banyak ditemukan di akseptor hormonal
partisipasi masyarakat dalam mensukseskan seperti penurunan libido dan gairah seksual.
program metode kontrasepsi mantap. Oleh karena itu berdasarkan latar belakang
Meskipun hormonal banyak yang dan hasil data pra survey, peneliti tertarik
menggunakanya namun didapatkan keluhan untuk melakukan penelitian tentang tingkat
dari akseptor seperti naiknya berat badan, kepuasan seksual wanita akseptor tubektomi
menurunya libido, gangguan haid, pusing dan dan kontrasepsi hormonal di Kabupaten Wajo
mual. (Propil RSUD Lamaddukkelleng 2017.
Sengkang, 2014-2016).

BAHAN DAN METODE b. Wanita yang pernah melakukan


Lokasi, Populasi, Sampel metode kontrasepsi tubektomi
Penelitian ini akan dilakukan di 2. Kriteria eksklusi
Kabupaten Wajo pada bulan Juni-Juli 2017. a. Wanita yang tidak menggunakan
Penelitian Ini akan dilakukan pada bulan Juni – kontrasepsi hormonal
Juli 2017. Populasi adalah sebesar Subyek b. Wanita yang tidak pernah
yang mempunyai karakteristik tertentu, menggunakan metode kntrasepsi
ditentukan oleh peneliti, dipelajari dan ditarik tubektomi
kesimpulannya (Sugiono, 2010). Populasi Pengumpulan Data
dalam penelitian ini adalah seluruh wanita Pengumpulan data dilakukan sesuai
Akseptor tubektomi dengan jumlah 44 denga data yang dibutuhkaan dalam
akseptor dan 130 Akseptor Kontrasepsi penelitian. Jenis data yang diperoleh dari
hormonal di wilayah Kabupaten Wajo. Sampel sumber data primer, merupakan sumber data
penelitian ini adalah akseptor tubektomi dan yang memberikan data kepada pengumpul
Akseptor Hormonal. Sampel dalam penelitian data dan sumber data skunder merupakan
ini adalah dari jumlah sampel dengan sember data yang tidak langsung memberikan
menggunakan rumus sloving dan total data kepada pengumpul data, dilakukan
sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan wawancara, pembagian kuesioner
dimana jumlah smapel sama dengan populasi atau angket dan observasi (Sugino,2012).
(Sugiyono 2007). Pada penelitian ini menggunakan kuesioner
Female Sexual Function Index (FSFI) untuk
1. Kriteria inklusi mendapatkan data
a. Wanita yang menggunakan
kontrasepsi Hormonal

Tingkat Kepuasan Seksual Wanita Akseptor Tubektomi dan Kontrasepsi Hormonal di Kabupaten
Wajo Tahun 2017
Pengolahan Data mengetahui distribusi frekuensi dan
1. Editing persentase dari tiap variabel. Tujuannya
Merupakan kegiatan yang dilakukan adalah untuk mendiskripsikan
setelah kuesioner dikumpulkan kembali karakteristik setiap variabel penelitian.
dari responden untuk melakukan
pemeriksaan kelengkapan data, 2. Analisis Bivariat
kejelasan dan konsistensi jawaban
2. Coding Analisis ini dilakukan untuk melihat
Merupakan tahapan untuk memberikan hubungan antara masing-masing variabel
kode pada setiap jawaban, kemudian independent dan variabel dependent
mengklafikasikan dalam kelompok- apakah secara statistik ada hubungan
kelompok dengan kode yang sama yang bermakna. Uji statistik yang
2) Entry Data digunakan adalah uji chi kuadrat (Chi
Setelah data lengkap dan diberi kode Square) dengan P ɑ=5%, apabila p value
maka kemudian data diproses agar bisa > pɑ (P value > 0,05) berarti tidak ada
dianalisis. Proses ini dilakukan dengan hubungan yang bermakna dan jika pɑ < p
memasukkan data dari kuesioner kedalam value (P value < 0,05) berarti ada
program komputer (SPSS 17) hubungan yang bermakna
3) Cleaning
3. Analisis Multivariat
Pada tahap ini setelah semua data dari
kuesioner di-entry, kemudian dicek Analisis multivariat dilakukan untuk
kembali untuk mengetahui adanya melihat hubungan variabel independent
kesalahan yang mungkin terjadi ketika secara bersama-sama terhadap variabel
proses meng-entry data dan selanjutnya dependent. Untuk mencari perbandingan
dilakukan koreksi. tingkat kepuasan seksual wanita akseptor
tubektomi dan kontrasepsi hormonal
Analisis Data digunakan uji rekresi logistik ganda,
menggunakan program SPSS for
1. Analisis Univariat
Windows versi 18

Analisis univariat ini dilakukan untuk

HASIL PENELITIAN
1. Analisis Univariat wanita akseptor kontrasepsi hormonal
Distribusi responden berdasarkan di Kabupaten Wajo
karakteristik dan variable yang diteliti
pada
Karakteristik N % Pendidikan
Pekerjaan SD 17 30.9
IRT 45 81.8 SMP 18 32.7
Wiraswasta 5 9.1 SMA 16 27.3
PNS 2 3.6 S1 5 9.1
Pegawai Swasta 3 5.5 Pengetahuan

Tingkat Kepuasan Seksual Wanita Akseptor Tubektomi dan Kontrasepsi Hormonal di Kabupaten
Wajo Tahun 2017
Kurang 33 60.0 dalam kategori umur di atas 35 tahun
Cukup 22 40.0 sebanyak 94,5% sedangkan proporsi
Dukungan Suami responden berdasarkan umur terendah yaitu
Tidak mendukung 37 67.3 responden yang masuk dalam kategori umur
Mendukung 18 32.7 20-35 tahun sebanyak 5,5%. Proporsi
responden berdasarkan kepuasan tertinggi
Lama pengguna yaitu responden yang merasa tidak puas
Lama 11 20.0 sebanyak 54,5% sedangkan proporsi
Baru 44 80.0 responden berdasarkan kepuasan terendah
Paritas yaitu responden yang merasa puas
primipara 2 3.6 sebanyak 45,5%.
multipara 53 96.4
Umur Distribusi responden berdasarkan karakteristik
dan variabel
>35 Tahun 52 94.5 yang diteliti pada wanita akseptor tubektomi di
20-35 Tahun 3 5.5 Kabupaten Wajo
Kepuasan
Tidak Puas 30 54.4 Karakteristik N %
Puas 25 45.5 Pekerjaan
Total 55 100 IRT 35 75.9
Wiraswasta 6 13.6
Berdasarkan tabel diatas proporsi PNS 2 4.5
responden wanita kontrasepsi hormonal Pegawai Swasta 1 2.3
berdasarkan pekerjaan responden tertinggi Pendidikan
yaitu ibu rumah tangga sebanyak 81,8% SD 13 29.9
sedangkan yang terendah responden yang SMP 17 38.6
berprofesi sebagai PNS sebanyak 3,6%. SMA 11 25.0
Proporsi responden berdasarkan tingkat S1 3 6.8
pendidikan tertinggi yaitu responden dengan Pengetahuan
tingkat pendidikan SMP sebanyak 32,7% Kurang 31 70.5
sedangkan proporsi responden berdasarkan Cukup 13 29.5
tingkat pendidikan terendah yaitu responden Dukungan Suami
dengan tingkat pendidikan S1 sebanyak Tidak mendukung 4 9.1
9,1% Mendukung 40 90.9
Proporsi responden berdasarkan
lama penggunaan tertinggi yaitu responden Lama pengguna
dalam kategori penggunaan baru sebanyak Lama 1 2.3
80,0% sedangkan proporsi responden Baru 43 97.7
berdasarkan lama penggunaan terendah Paritas
yaitu responden dalam kategori penggunaan primipara 2 4.5
lama sebanyak 20%. Proporsi responden multipara 42 95.5
berdasarkan paritas tertinggi yaitu responden Umur
yang multipara sebanyak 96,4% sedangkan >35 Tahun 41 93.2
proporsi responden berdasarkan paritas 20-35 Tahun 3 6.8
terendah yaitu responden yang primipara Kepuasan
sebanyak 3,6%. Tidak Puas 29 65.9
Proporsi responden berdasarkan Puas 15 34.1
umur tertinggi yaitu responden yang masuk Total 44 100

Tingkat Kepuasan Seksual Wanita Akseptor Tubektomi dan Kontrasepsi Hormonal di Kabupaten
Wajo Tahun 2017
Kepuasan
Berdasarkan tabel diatas proporsi Tidak Puas Total p
Variabel Puas
responden wanita akseptor tubektomi n % n % n %
value

berdasarkan pekerjaan responden tertinggi Pengetahuan


yaitu ibu rumah tangga sebanyak 79,5% Kurang 22 66,7 11 33,3 33 100
36,4 22 0,027*
sedangkan yang terendah responden yang Cukup 8 14 63,6 100
Dukungan
berprofesi sebagai pegawai swasta suami
sebanyak 2,3%. Proporsi responden Tidak 24 64,9 13 35,1 37 100 0,028*
berdasarkan tingkat pendidikan tertinggi mendukung
Mendukung 6 45,5 12 66,7 18 100
yaitu responden dengan tingkat pendidikan Lama
SMP sebanyak 38,6% sedangkan proporsi pengguna
0,007*
Lama 10 90,9 1 9,1 11 100
responden berdasarkan tingkat pendidikan
Baru 20 45,5 24 54,5 44 100
terendah yaitu responden dengan tingkat Paritas
pendidikan S1 sebanyak 6,8%. Primipara 1 50,5 1 50,0 2 100 1.000
Multipara 29 54,7 24 45,3 53 100
Proporsi responden berdasarkan
Umur
tingkat pengetahuan tertinggi yaitu >35 tahun 29 55,8 23 44,2 52 100 0,585
responden dengan tingkat pengetahuan 25-35 tahun 1 33,3 2 66,7 3 100
Total 30 54,5 25 45,5 55 100
kurang sebanyak 70,5% sedangkan proporsi
Berdasarkan tabel diatas proporsi
responden berdasarkan tingkat pengetahuan
tingkat pengetahuan terhadap kepuasan
terendah yaitu responden dengan tingkat
seksual wanita akseptor kontrasepsi
pengetahuan cukup sebanyak 29,5%.
hormonal yaitu sebanyak 66,7% ibu yang
Proporsi responden berdasarkan dukungan
memiliki tingkat pengetahuan kurang dan
suami tertinggi yaitu responden dengan
mengalami tidak puas sedangkan terdapat
dukungan suami yang mendukung sebanyak
63,6% ibu yang memiliki tingkat
90,9% sedangkan proporsi responden
pengetahuan cukup dan mengalami
berdasarkan dukungan suami terendah yaitu
kepuasan. Berdasarkan hasil uji statistik
responden dengan dukungan suami yang
dengan menggunakan uji Chi Square
tidak mendukung sebanyak 9,1%.
diperoleh nilai p Value = 0,027 yang
Proporsi responden berdasarkan
dimana p hitung lebih kecil dari p tabel
lama penggunaan tertinggi yaitu responden
0,005 sehingga dapat disimpulkan bahwa
dalam kategori penggunaan baru sebanyak
ada pengaruh tingkat pengetahuan
97,7% sedangkan proporsi responden
terhadap kepuasan seksual wanita
berdasarkan lama penggunaan terendah
akseptor kontrasepsi hormonal di
yaitu responden dalam kategori penggunaan
Kabupaten Wajo tahun 2017.
lama sebanyak 2,3%. Proporsi responden
Proporsi dukungan suami terhadap
berdasarkan paritas tertinggi yaitu responden
kepuasan seksual wanita akseptor
yang multipara sebanyak 95,5% sedangkan
kontrasepsi hormonal yaitu sebanyak
proporsi responden berdasarkan paritas
64,9% ibu yang memiliki suami yang tidak
terendah yaitu responden yang primipara
mendukung dan mengalami ketidakpuasan
sebanyak 4,5%.
sedangkan terdapat 66,7% ibu yang
memiliki suami yang mendukung dan
mengalami kepuasan. Berdasarkan hasil
uji statistik dengan menggunakan uji Chi
2. Analisis Bivariat
Square diperoleh nilai p Value = 0,028
Analisis tingkat kepuasan seksual pada
wanita akseptor kontrasepsi hormonal di yang dimana p hitung lebih kecil dari p
Kabupaten Wajo tabel 0,005 sehingga dapat disimpulkan
bahwa ada pengaruh dukungan suami

Tingkat Kepuasan Seksual Wanita Akseptor Tubektomi dan Kontrasepsi Hormonal di Kabupaten
Wajo Tahun 2017
terhadap kepuasan seksual wanita Tidak 4 100 0 0 4 100
mendukung
akseptor kontrasepsi hormonal di Mendukung 25 62,5 15 37,5 40 100
Kabupaten Wajo tahun 2017. Lama
Proporsi lama penggunaan terhadap pengguna
0,341
Lama 0 0 1 100 1 100
kepuasan seksual wanita akseptor Baru 29 67,4 14 32,6 43 100
kontrasepsi hormonal yaitu sebanyak Paritas
90,9% ibu yang tergolong lama dalam hal Primipara 2 100 0 0 2 100 0,540
Multipara 27 64,3 15 35,7 42 100
lama penggunaan dan mengalami Umur
ketidakpuasan sedangkan terdapat 54,5% >35 tahun 26 63,4 15 36,6 41 100 0,540
25-35 tahun 3 100 0 0 3 100
ibu yang tergolong baru dalam hal lama
Total 29 65,9 15 34,1 44 100
penggunaan dan mengalami kepuasan.
Berdasarkan hasil uji statistik dengan
Berdasarkan tabel diatas proporsi
menggunakan uji Chi Square diperoleh
nilai p Value = 0,007 yang dimana p hitung tingkat pengetahuan terhadap
lebih kecil dari p tabel 0,005 sehingga kepuasan seksual wanita akseptor
dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh tubektomi yaitu sebanyak 77,4% ibu
lama penggunaan terhadap kepuasan yang memiliki tingkat pengetahuan
seksual wanita akseptor kontrasepsi kurang dan mengalami tidak puas
hormonal di Kabupaten Wajo tahun 2017. sedangkan terdapat 61,5% ibu yang
Proporsi umur terhadap kepuasan memiliki tingkat pengetahuan cukup
seksual wanita akseptor kontrasepsi dan mengalami kepuasan.
hormonal yaitu sebanyak 55,8% ibu yang Berdasarkan hasil uji statistik dengan
memiliki umur di atas 35 tahun dan
menggunakan uji Chi Square diperoleh
mengalami ketidakpuasan sedangkan
nilai p Value = 0,013 yang dimana p
terdapat 66,7% ibu yang memiliki umur 20-
35 tahun dan mengalami kepuasan hitung lebih kecil dari p tabel 0,005
seksual. Berdasarkan hasil uji statistik sehingga dapat disimpulkan bahwa ada
dengan menggunakan uji Chi Square pengaruh tingkat pengetahuan
diperoleh nilai p Value = 0,585 yang terhadap kepuasan seksual wanita
dimana p hitung lebih besar dari p tabel akseptor tubektomi di Kabupaten Wajo
0,005 sehingga dapat disimpulkan bahwa tahun 2017.
tidak ada pengaruh umur terhadap Proporsi dukungan suami
kepuasan seksual wanita akseptor terhadap kepuasan seksual wanita
kontrasepsi hormonal di Kabupaten Wajo akseptor tubektomi yaitu sebanyak
tahun 2017.
100% ibu yang memiliki suami yang
tidak mendukung dan mengalami
Analisis tingkat kepuasan seksual pada
wanita akseptor tubektomi di Kabupaten ketidakpuasan sedangkan terdapat
Wajo 37,5% ibu yang memiliki suami yang
mendukung dan mengalami kepuasan.
Kepuasan Berdasarkan hasil uji statistik dengan
Tidak Puas Total p menggunakan uji Chi Square diperoleh
Variabel Puas value
n % n % n %
nilai p Value = 0,282 yang dimana p
Pengetahuan hitung lebih besar dari p tabel 0,005
77,4 31
Kurang 24
38,5
7 22,6
13
100
0,013* sehingga dapat disimpulkan bahwa
Cukup 5 8 61,5 100
Dukungan tidak ada pengaruh dukungan suami
0,282*
suami terhadap kepuasan seksual wanita

Tingkat Kepuasan Seksual Wanita Akseptor Tubektomi dan Kontrasepsi Hormonal di Kabupaten
Wajo Tahun 2017
akseptor tubektomi di Kabupaten Wajo diperoleh nilai p Value = 0,540 yang
tahun 2017. dimana p hitung lebih besar dari p tabel
Proporsi lama penggunaan 0,005 sehingga dapat disimpulkan
terhadap kepuasan seksual wanita bahwa tidak ada pengaruh umur
akseptor tubektomi yaitu sebanyak terhadap kepuasan seksual wanita
67,4% ibu yang tergolong baru dalam akseptor tubektomi di Kabupaten Wajo
hal lama penggunaan dan mengalami tahun 2017.
ketidakpuasan sedangkan terdapat
100% ibu yang tergolong lama dalam 3 . Analisis Multivariat
hal lama penggunaan dan mengalami Analisis variabel yang paling
kepuasan. Berdasarkan hasil uji berpengaruh terhadap tingkat
kepuasan seksual wanita
statistik dengan menggunakan uji Chi akseptor kontrasepsi hormonal di
Square diperoleh nilai p Value = 0,341 Kabupaten Wajo
yang dimana p hitung lebih besar dari p
tabel 0,005 sehingga dapat disimpulkan 95%C.I.for
bahwa tidak ada pengaruh lama EXP(B)
Variab S. Wal d S Exp
B
penggunaan terhadap kepuasan el E d f og (B) lo
Upp
we
seksual wanita akseptor tubektomi di r
er

Kabupaten Wajo tahun 2017. Penget 1.4 .70 4.0


1
.0 4.1 1.0 16.6
ahuan 23 9 27 45 51 34 72
Proporsi paritas terhadap Dukun
1.4 .76 3.7 .0 4.3 .97 19.3
kepuasan seksual wanita akseptor gan
68 3 00
1
54 41 3 78
suami
tubektomi yaitu sebanyak 100% ibu Lama
3.3 1.2 6.9 .0 27. 2.3 329.
yang paritas primipara dan mengalami penggu
22 64 11
1
09 719 29 921
naan
ketidakpuasan sedangkan terdapat -
consta 3.2 10. .0 .00
35,7% ibu yang tergolong paritas nt
10.
04 283
1
01 0
273
multipara dan mengalami kepuasan.
Sumbe Data Primer 2017
Berdasarkan hasil uji statistik dengan
Berdasarkan tabel diatas analisis
menggunakan uji Chi Square diperoleh
lanjutan pada variabel yang
nilai p Value = 0,540 yang dimana p
berpengaruh terhadap tingkat
hitung lebih besar dari p tabel 0,005
kepuasan seksual wanita akseptor
sehingga dapat disimpulkan bahwa
kontrasepsi hormonal di Kabupaten
tidak ada pengaruh paritas terhadap
Wajo yaitu terdapat 3 variabel yang
kepuasan seksual wanita akseptor
lanjut dalam analisis multivariat antara
tubektomi di Kabupaten Wajo tahun
lain pengetahuan, dukungan suami dan
2017.
lama penggunaan. Setelah dilakukan
Proporsi umur terhadap kepuasan
analisis secara bersama-sama dengan
seksual wanita akseptor tubektomi
menggunakan metode analisis regresi
yaitu sebanyak 100% ibu yang memiliki
logistik maka didapatkan hasil analisis
umur 20-35 tahun dan mengalami
bahwa variabel yang paling
ketidakpuasan sedangkan terdapat
berpengaruh yaitu lama penggunaan
36,6% ibu yang memiliki umur di atas
kontrasepsi terhadap tingkat kepuasan
35 tahun dan mengalami kepuasan
seksual wanita akseptor kontrasepsi
seksual. Berdasarkan hasil uji statistik
hormonal di Kabupaten Wajo tahun
dengan menggunakan uji Chi Square

Tingkat Kepuasan Seksual Wanita Akseptor Tubektomi dan Kontrasepsi Hormonal di Kabupaten
Wajo Tahun 2017
2017 dengan nilai signifikan 0,033. timbul bukan semata-mata karena
Adapun analisis lanjutan multivariat faktor pemahaman yang baik namun
tidak dilakukan pada kelompok ada faktor lain yang dapat
responden wanita akseptor tubektomi mempengaruhi seperti kondisi fisik dan
mental seseorang yang tak selamanya
dikarenakan variabel yang berpengaruh
menentu atau terus berada dalam
pada kelompok tersebut hanya satu
kondisi yang baik sehingga hal inilah
yaitu pengetahuan terhadap kepuasan yang dapat mengurangi tingkat
seksual sehingga tidak dilanjutkan ke kepuasan seksual seseorang.
analisis multivariat sebagaimana syarat Hasil penelitan ini sejalan dengan
dari analisis tersebut harus terdapat penelitian yang dilakukan Sitopu (2012)
dua atau lebih variabel yang dianalisis yang mengatakan bahwa dari hasil
secara bersamaan. analisis dengan uji chi square diperoleh
nilai p=0,001 (p<0,05) yang artinya
Pembahasan terdapat hubungan yang signifikan
1. Analisis pengaruh pengetahuan antara pengetahuan ibu akseptor KB
wanita akseptor tubektomi dan dengan penggunaan alat kontrasepsi.
kontrasepsi hormonal terhadap Proporsi tingkat pengetahuan
kepuasan seksual di Kabupaten terhadap kepuasan seksual wanita
Wajo akseptor kontrasepsi hormonal yaitu
Proporsi tingkat pengetahuan sebanyak 66,7% ibu yang memiliki
terhadap kepuasan seksual wanita tingkat pengetahuan kurang dan
akseptor tubektomi yaitu sebanyak mengalami tidak puas sedangkan
77,4% ibu yang memiliki tingkat terdapat 63,6% ibu yang memiliki
pengetahuan kurang dan mengalami tingkat pengetahuan cukup dan
tidak puas sedangkan terdapat 61,5% mengalami kepuasan. Berdasarkan
ibu yang memiliki tingkat pengetahuan hasil uji statistik dengan menggunakan
cukup dan mengalami kepuasan. uji Chi Square diperoleh nilai p Value =
Berdasarkan hasil uji statistik dengan 0,027 yang dimana p hitung lebih kecil
menggunakan uji Chi Square diperoleh dari p tabel 0,005 sehingga dapat
nilai p Value = 0,013 yang dimana p disimpulkan bahwa ada pengaruh
hitung lebih kecil dari p tabel 0,005 tingkat pengetahuan terhadap
sehingga dapat disimpulkan bahwa ada kepuasan seksual wanita akseptor
pengaruh tingkat pengetahuan kontrasepsi hormonal di Kabupaten
terhadap kepuasan seksual wanita Wajo tahun 2017.
akseptor tubektomi di Kabupaten Wajo Hasil penelitian ini sejalan dengan
tahun 2017. penelitian yang dilakukan Ali (2013)
Proporsi tingkat pengetahuan yang mengatakan bahwa terdapat
dengan kategori kurang dan tetap hubungan yang signifikan antara
merasakan puas yaitu sebanyak 22,6% pengetahuan dengan penggunaan
sedangkan proporsi tingkat kontrasepsi pada pasangan usia subur
pengetahuan dengan kategori cukup dengan nilai p=0,000.
dan masih merasakan tidak puas yaitu 2. Analisis pengaruh paritas wanita
sebanyak 38,5%, hal ini disebabkan akseptor tubektomi dan kontrasepsi
karena tingkat pengetahuan yang hormonal terhadap kepuasan
cukup tidak bisa menjamin seluruhnya seksual di Kabupaten Wajo
akan merasa puas, begitupun Proporsi paritas terhadap
sebaliknya. Sebab rasa kepuasan kepuasan seksual wanita akseptor

Tingkat Kepuasan Seksual Wanita Akseptor Tubektomi dan Kontrasepsi Hormonal di Kabupaten
Wajo Tahun 2017
tubektomi yaitu sebanyak 100% ibu Hasil penelitian ini sejalan dengan
yang paritas primipara dan mengalami penelitian yang dilakukan Hadyana
ketidakpuasan sedangkan terdapat dkk, 2015 tentang fungsi seksual
35,7% ibu yang tergolong paritas wanita pasca tubektomi bahwa nalisis
multipara dan mengalami kepuasan. korelasi paritas dengan fungsi seksual
Berdasarkan hasil uji statistik dengan diperoleh nilai p value 0,200 (>0,05)
menggunakan uji Chi Square diperoleh menunjukkan tidak terdapat korelasi
nilai p Value = 0,540 yang dimana p antara paritas dengan fungsi seksual.
hitung lebih besar dari p tabel 0,005 3. Analisis pengaruh dukungan suami
sehingga dapat disimpulkan bahwa wanita akseptor tubektomi dan
tidak ada pengaruh paritas terhadap kontrasepsi hormonal terhadap
kepuasan seksual wanita akseptor kepuasan seksual di Kabupaten
tubektomi di Kabupaten Wajo tahun Wajo
2017. Proporsi dukungan suami
Selama 4 minggu terakhir, terhadap kepuasan seksual wanita
tingkat hasrat/keinginan seksual wanita akseptor tubektomi yaitu sebanyak
dengan akseptor tubektomi tertinggi 100% ibu yang memiliki suami yang
yaitu berada pada derajat sedang tidak mendukung dan mengalami
sebanyak 84,1% dan terendah pada ketidakpuasan sedangkan terdapat
derajat rendah sebanyak 4,5% 37,5% ibu yang memiliki suami yang
sedangkan pada wanita kontrasepsi mendukung dan mengalami kepuasan.
hormonal tertinggi yaitu berada pada Berdasarkan hasil uji statistik dengan
derajat rendah sebanyak 80,0% dan menggunakan uji Chi Square diperoleh
terendah berada pada derajat sangat nilai p Value = 0,282 yang dimana p
rendah atau tidak sama sekali hitung lebih besar dari p tabel 0,005
sebanyak 9,1%. Berdasarkan hasil sehingga dapat disimpulkan bahwa
penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh dukungan suami
hasrat/ keinginan seksual pada wanita terhadap kepuasan seksual wanita
dengan akseptor tubektomi dominan akseptor tubektomi di Kabupaten Wajo
pada derajat yang lebih tinggi tahun 2017.
dibandingkan wanita kontrasepsi Proporsi dukungan suami
hormonal. terhadap kepuasan seksual wanita
Selama 4 minggu terakhir, akseptor kontrasepsi hormonal yaitu
wanita dengan akseptor tubektomi sebanyak 64,9% ibu yang memiliki
dengan perasaan terangsang untuk suami yang tidak mendukung dan
melakukan aktivitas seksual atau mengalami ketidakpuasan sedangkan
hubungan intim tertinggi berada pada terdapat 66,7% ibu yang memiliki
tingkat kadang-kadang sebanyak 33% suami yang mendukung dan
dan terendah berada pada tingkat mengalami kepuasan. Berdasarkan
beberapa kali sebanyak 4,5% hasil uji statistik dengan menggunakan
sedangkan pada wanita dengan uji Chi Square diperoleh nilai p Value =
kontrasepsi hormonal dengan 0,028 yang dimana p hitung lebih kecil
perasaan terangsang untuk melakukan dari p tabel 0,005 sehingga dapat
aktivitas seksual atau hubungan intim disimpulkan bahwa ada pengaruh
tertinggi berada pada tingkat kadang- dukungan suami terhadap kepuasan
kadang sebanyak 85,5% dan terendah seksual wanita akseptor kontrasepsi
berada pada tingkat beberapa kali hormonal di Kabupaten Wajo tahun
sebanyak 5,5% 2017.

Tingkat Kepuasan Seksual Wanita Akseptor Tubektomi dan Kontrasepsi Hormonal di Kabupaten
Wajo Tahun 2017
4. Analisis pengaruh umur wanita muda, sedangkan umur diatas 35
akseptor tubektomi dan kontrasepsi tahun dikategorikan umur tua
hormonal terhadap kepuasan (Widyastuti et al.,2009).
seksual di Kabupaten Wajo Proporsi umur terhadap kepuasan
Proporsi umur terhadap kepuasan seksual wanita akseptor kontrasepsi
seksual wanita akseptor tubektomi hormonal yaitu sebanyak 55,8% ibu
yaitu sebanyak 100% ibu yang memiliki yang memiliki umur di atas 35 tahun
umur 20-35 tahun dan mengalami dan mengalami ketidakpuasan
ketidakpuasan sedangkan terdapat sedangkan terdapat 66,7% ibu yang
36,6% ibu yang memiliki umur di atas memiliki umur 20-35 tahun dan
35 tahun dan mengalami kepuasan mengalami kepuasan seksual.
seksual. Berdasarkan hasil uji statistik Berdasarkan hasil uji statistik dengan
dengan menggunakan uji Chi Square menggunakan uji Chi Square diperoleh
diperoleh nilai p Value = 0,540 yang nilai p Value = 0,585 yang dimana p
dimana p hitung lebih besar dari p tabel hitung lebih besar dari p tabel 0,005
0,005 sehingga dapat disimpulkan sehingga dapat disimpulkan bahwa
bahwa tidak ada pengaruh umur tidak ada pengaruh umur terhadap
terhadap kepuasan seksual wanita kepuasan seksual wanita akseptor
akseptor tubektomi di Kabupaten Wajo kontrasepsi hormonal di Kabupaten
tahun 2017. Wajo tahun 2017.
Tingkat keseringan wanita 5. Analisis pengaruh lama penggunaan
dengan akseptor tubektomi mengalami wanita akseptor tubektomi dan
ketidak nyamanan atau rasa nyeri saat kontrasepsi hormonal terhadap
penetrasi vagina tertinggi yaitu berada kepuasan seksual di Kabupaten
pada kadang-kadang sebanyak 79,5% Wajo
dan terendah berada pada seringkali Proporsi lama penggunaan
sebanyak 9,1% sedangkan tingkat terhadap kepuasan seksual wanita
keseringan wanita dengan kontrasepsi akseptor tubektomi yaitu sebanyak
hormonal mengalami ketidak 67,4% ibu yang tergolong baru dalam
nyamanan atau rasa nyeri saat hal lama penggunaan dan mengalami
penetrasi vagina tertinggi yaitu berada ketidakpuasan sedangkan terdapat
pada tingkat hampir selalu atau selalu 100% ibu yang tergolong lama dalam
sebanyak 87,3% dan terendah berada hal lama penggunaan dan mengalami
pada tingkat seringkali sebanyak kepuasan. Berdasarkan hasil uji
12,7%. Berdasarkan hasil penelitian ini statistik dengan menggunakan uji Chi
menunjukkan bahwa wanita dengan Square diperoleh nilai p Value = 0,341
kontrasepsi hormonal yang seringkali yang dimana p hitung lebih besar dari p
merasakan nyeri atau tabel 0,005 sehingga dapat
ketidaknyamanan saat penetrasi disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh
vagina dibandingkan dengan wanita lama penggunaan terhadap kepuasan
tubektomi. Hal inilah yang seksual wanita akseptor tubektomi di
menyebabkan tingkat kepuasan wanita Kabupaten Wajo tahun 2017.
hormonal lebih rendah dibandingkan Proporsi lama penggunaan
dengan wanita akseptor tubektomi. terhadap kepuasan seksual wanita
Umur dikategorikan dengan akseptor kontrasepsi hormonal yaitu
menggunakan usia produksi 35 tahun, sebanyak 90,9% ibu yang tergolong
umur dibawah atau sama dengan 35 lama dalam hal lama penggunaan dan
tahun dikategorikan sebagai umur mengalami ketidakpuasan sedangkan

Tingkat Kepuasan Seksual Wanita Akseptor Tubektomi dan Kontrasepsi Hormonal di Kabupaten
Wajo Tahun 2017
terdapat 54,5% ibu yang tergolong baru orgasme ketika melakukan rangsangan
dalam hal lama penggunaan dan dibandingkan dengan wanita
mengalami kepuasan. Berdasarkan kontrasepsi hormonal.
hasil uji statistik dengan menggunakan Proporsi lama penggunaan
uji Chi Square diperoleh nilai p Value = dengan kategori lama dan tetap
0,007 yang dimana p hitung lebih kecil merasakan puas yaitu sebanyak 9,1%
dari p tabel 0,005 sehingga dapat sedangkan proporsi lama penggunaan
disimpulkan bahwa ada pengaruh lama dengan kategori baru dan masih
penggunaan terhadap kepuasan merasakan tidak puas yaitu sebanyak
seksual wanita akseptor kontrasepsi 54,5%, hal ini disebabkan karena
hormonal di Kabupaten Wajo tahun adanya faktor lain sebagai salah satu
2017. efek samping dari penggunaan
Pada saat melakukan kontrasepsi hormonal yaitu karena
rangsangan seksual, tingkat pada penggunaan jangka panjang
keseringan wanita akseptor tubektomi dapat menurunkan densitas tulang,
dalam mencapai orgasme tertinggi menimbulkan kekeringan pada vagina,
berada pada kategori sangat sulit menurunkan libido, gangguan emosi,
sebanyak 75% dan terendah berada sakit kepala, nervositas, dan jerawat
pada kategori sedikit sulit sebanyak alopesia, hipomenorhe, dan keputihan.
2,3% sedangkan tingkat keseringan Adapun akseptor yang lama
wanita dengan kontrasepsi hormonal penggunaannya masih baru namun
dalam mencapai orgasme tertinggi merasa tidak puas hal ini dapat
berada pada kategori sedikit sulit disebabkan karena adanya
sebanyak 89,1% dan terendah berada ketidakseimbangan kadar hormone
pada kategori sulit sebanyak 3,6%. sehingga dapat menimbulkan keadaan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa fisik dan psikis yang tidak stabil.
wanita dengan akseptor tubektomi
cenderung lebih sulit dalam mencapai
yang paling berpengaruh yaitu lama
KESIMPULAN penggunaan kontrasepsi terhadap tingkat
Ada pengaruh pengetahuan wanita kepuasan seksual wanita akseptor
akseptor tubektomi terhadap kepuasan kontrasepsi hormonal di RSUD.
seksual di RSUD. Lamaddukkelleng Lamaddukkelleng Kabupaten Wajo tahun
Kabupaten Wajo tahun 2017 dengan nilai p 2017 dengan nilai signifikan 0,033.
value 0,013. Ada pengaruh pengetahuan
wanita akseptor kontrasepsi hormonal SARAN
terhadap kepuasan seksual di RSUD.
Lamaddukkelleng Kabupaten Wajo tahun 1. Diharapkan pada seluruh pasangan usia
2017 dengan nilai p value 0,027. Ada subur khususnya di Kabupaten Wajo agar
pengaruh dukungan suami wanita akseptor selalu aktif mencari informasi tentang
kontrasepsi hormonal terhadap kepuasan berbagai metode kontrasepsi yang sesuai
seksual di RSUD. Lamaddukkelleng dengan keinginan ibu dan pasangan
Kabupaten Wajo tahun 2017 dengan nilai p 2. Diharapkan kepada petugas kesehatan
value 0,028. Ada pengaruh lama penggunaan untuk selalu meningkatkan mutu
wanita akseptor kontrasepsi hormonal pelayanan keluarga berencana baik
terhadap kepuasan seksual di RSUD. melalui konseling maupun dengan
Lamaddukkelleng Kabupaten Wajo tahun penyuluhan tentang kontrasepsi
2017 dengan nilai p value 0,007. Variabel

Tingkat Kepuasan Seksual Wanita Akseptor Tubektomi dan Kontrasepsi Hormonal di Kabupaten
Wajo Tahun 2017
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsini. (2006). Prosedur Penelitian Satuan Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta
BKKBN. (2009). Keluarga Berencana http://www.bkkbn.go.id/_layouts/OSSSearch Results.aspx?k=
keluarga berencanawww.bkkbn.go.id
Daryanto. (2011). Sari Kuliah Manajemen Pemasaran. Bandung: Satu Nusa
Handayani, Sri. (2011). Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Pustaka Rihama
Hartanto,Hanafi. (2004). Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan
Hidayat, Aziz Alimul. (2011). Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika
Mamik. (2010). Organisasi dan Manajemen Pelayanan Kesehatan dan Kebidanan. Surabaya: Prins Media
Publishing
Manuaba, dkk. (2012). Ilmu Penyakit Kandungan dan KB untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC
Notoatmodjo, (2010). Metodologi Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.
Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakakarta : Salemba
Medika
Saifuddin, Abdul Bari. (2006). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo
Sugiyono. (2011). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta
Supranto.J. (2011). Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan. Jakarta: Rineka Cipta
Umiarso & Gojali,Imam.(2011). Manajemen Mutu Sekolah di Era Otonomi Pendidikan. Yogyakarta:
IRCiSoD

Tingkat Kepuasan Seksual Wanita Akseptor Tubektomi dan Kontrasepsi Hormonal di Kabupaten Wajo
Tahun 2017

Anda mungkin juga menyukai