Anda di halaman 1dari 11

Sebelum Amandemen Sesudah Amandemen

Pasal 19 Pasal 19
a) Ayat 1: susunan DPR ditetapkan dengan UUD, kurang flexible a) Ayat 1: Pemilihan anggota DPR lebih demokratis dan lebih banyak
b) Ayat 2: Turun menjadi ayat 3 sesudah amandemen memihak kepada rakyat
b) Ayat 2: susunan anggota DPR menjadi lebih luwes dan flexible agar
dapat menyesuaikan antara UUD dan kebutuhan.
c) Ayat 3: tetap sama dengan ayat 2 sebelum amandemen

Pasal 20 Pasal 20
a) Ayat 1: Undang-undang hanya disetujui oleh 1 pihak tidak ada pihak a) Ayat 1: memperjelas fungsi legislasi pada DPR agar batasan-batasan
dari eksekutif, kurang flexible karena hanya satu pihak saja yang tugas DPR jelas dan terkontrol
menyetujui. b) Ayat 2: memperjelas persetujuan rancangan undang-undang dari 2
b) Ayat 2: rancangan undang-undang tidak mendapatkan persetujuan pihak yaitu eksekutif dan legislatif dan menjelaskan tindak lanjut
DPR maka tidak boleh dimajukan lagi dalam sidang DPR masa itu. rancangan undang-undang yang tidak disetujui
c) Ayat 3: memperjelas pengesahan undang-undang di sahkan oleh
presiden sebagai kepala negera dan kepala pemerintahan
d) Ayat 4: konsekuensi tindak lanjut rancangan undang-undang apabila
tidak disahkan oleh presiden.
e) Ayat 5: lebih cepat dalam pengesahan, karena tidak menunggu terlalu
lama hingga Presiden mengesahkan.

Pasal 20A Pasal 20A


a) Ayat 1: lebih terlihat fungsi DPR yaitu fungsi legislasi, fungsi
Tidak Ada Pasal anggaran, dan fungsi pengawasan.
b) Ayat 2: DPR memiliki hak yang lebih dari hak yang telah diatur
undang-undang yaitu hak interpelasi, hak aangket, dan hak
menyatakan pendapat.
c) Ayat 3: selain hak yang telah dijelaskan pasal lain, DPR memiliki
hak mengajukan pertanyaan, menyeampaikan usul dan pendapat,
serta hak imunitas.
d) Ayat 4: ketentuan dan penjelasan hak DPR diatur undang-undang

Page | 1
Sebelum Amandemen Sesudah Amandemen

Pasal 21 Pasal 21
Dalam pasal ini rancangan undang-undang yang akan diajukan oleh DPR Setelah amandemen pasal ini mengatur saat anggota DPR ingin memajukan
telah berbentuk rancangan. rancangan undang-undang hanya berbentuk usulan saja.

Pasal 22 Pasal 22
Dalam keadaan memaksa Presiden dapat mengeluarkan peraturan pemerintah Setelah diamandemen Pasal 22 ditambah lima pasal yaitu:
pengganti Undang-Undang. Tetapi dalam penetapatnya harus mendapat Pasal 22A : mengatur tentang cara pembuatan undang-undang yang telah
persetujuan DPR, jika tidak mendapat persetujuan maka peraturan diatur dengan undang-undang.
pemerintah itu harus dicabut. Pasal 22B: pemberhentian anggota DPR diatur oleh undang-undang. Dalam
Tidak diaturnya tata cara pembuatan undang-undang. pasal ini lebih jelas syarat dan tata cara pemberhentian DPR.
Tidak ada kejelasan tentang pencabutan jabatan DPR. Pasal 22C: mengatur tentang pemilihan DPR dari setiap provinsi yang
Tidak adanya peraturan pemilihan DPR provinsi. berlangsung secara umum,jumlah anggota setiap DPR provinsi seluruhnya
Tidak adanya perturan hak DPRD untuk mengatur ekonomi, sumber daya, sama, DPR setidaknya sidang sekali dalam setahun, dan sususan kedudukan
pemekaran dan penggabungan daerahnya. DPR diatur undang-undang. Dalam pasal ini dengan sangat jelas mengatur
Tidak adanya peraturan tentang pemilihan umum yang langsung, umum, seluruh kegiatan, jumlah,dan kedudukan dari DPR, serta adanya demokratis
bebas, rahasia, jujur, dan adil untuk memilih DPR, DPD, Presiden dan Wakil dari pemilihan umum untuk DPR provinsi.
Presiden, dan DPRD. Pasal 22D: pengaturan tentang haknya dalam mengatur ekonomi, sumber
daya,pemekaran dan penggabungan daerahnya.
Pasal 22E: dalam pasal ini dengan jelas diatur pemilihan langsung, umum,
bebas, rahasia, jujur, dan adil setiap lima kali sekali. Pemilihan umum
diselenggarakan untuk memilih DPR, DPD, Presiden dan Wakil Presiden,
dan DPRD.

Page | 2
Sebelum Amandemen Sesudah amandemen

Pasal 23 Pasal 23
Penetapan anggaran pendapatan dan belanja negara tidak dilaksanakan secara Penetapan anggaran pendapatan dan belanja lebih terbuka dan bermanfaat
terbuka. Semua hal terlalu tergantung pada undang-undang sehingga tidak untuk warga negara. Rancangan Undang-Undang RAPBN yang dibuat oleh
efisien. Presiden dibicarakan bersama DPR dengan memperhatikan pertimbangan
DPD.
Negara memiliki bank sentral yang kedudukan, susunan, kewenangan,
tanggung jawab, dan independensinya diatur undang-undang.
Peraturan tentang Badan Pemeriksan Keuangan. Lebih jelas bahwa keuangan
negara harus diawasi penggunaannya dengan adanya peraturan ini.

Pasal 24 Pasal 24
Dalam pasal ini hanya mengatur tentang kekuasaan kehakiman dilakukan Dalam pasal ini telah diatur tentang sifat dari badan Kehakiman yang mandiri
oleh sebuah Mahkamah Agung dan lain-lain badan kehakiman, serta susuan dan merdeka. Badan Kehakiman memiliki kekuasaan kehakiman yaitu
dan kekuasaan badan kehakiman diatur undang-undang. Pasal ini tidka Mahkamah Agung dan badan perdilan di bawahnya.
mengatur tentang sifat badan kehakiman, siapa saja yang dapat diadili. Pasal 24A: Mahkamah Agung berwenang mengadili pada tingkat kasasi,
menguji peraturan undang-undang, dan memiliki wewenang lainnya yang
diatur undang-undang. Calon hakim agung harus memiliki integritas dan
kepribadian yang tidak tercela, adil, profesional, dan berpengalaman dibidang
hukum. Calon hakim agung diusulkan Komisi Yudisial kepada DPR dan
untuk selanjutnya mendapat persetujuan Presiden. Ketua dan wakil
Mahkamah Agung dipilih dan oleh Hakim Agung.
Pasal 24B: Komisi Yudisial bersifat mandiri, mempunyai wewenang untuk
mengusulkan pengangkatan Hakim Agung, anggota KY harus memiliki
pengetahuna dan pengalaman dibidang hukum serta memiliki integritas dan
sifat yang tidak tercela. anggota KY diangkat dan diberhentikan oleh
Presiden dan dengan persetujuan DPR.
Pasal 24C: Mengatur tentang kewenangan Mahkamah Konstitusi, MK
memberi putusan atas pendapat DPR tentang kemungkinan pelenggaran oleh
Presiden dan/ atau Wakil Presiden, penentuan anggota MK yang dilakukan
oleh Presiden, MA, dan DPR. Penetapan ketua dan wakil MA dilakukan oleh
hakim konstitusi.

Page | 3
Sebelum Amandemen Sesudah Amandemen

Pasal 25 Pasal 25
Dalam pasal ini hanya mengatur tentang pengangkatan dan pemberhentian Setelah amandemen ditambahkan satu pasal yaitu pasal 25A yang mengatur
Hakim yang ditetapkan oleh undang-undang. tentang NKRI adalah sebuah Negara Kepulauan yang berciri Nusantara yang
wilayah dan batasnya diatur undang-undang. Dengan pasal ini status NKRI
sebagai negara kepulauan lebih jelas, dan batas wilayah lebih jelas.

Pasal 26 Pasal 26
Pada pasal ini, ayat pertama mengatur tentang siapa saja yang disebut sebagai
warga negara, ayat kedua mengatur tentang syarat menjadi warga negara Dalam pasal ini, ayat dua diubah menjadi : penduduk ialah warga negara
diatur undang-undang. Indonesia dan orang-orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia
Dan ditambah satu ayat lagi yaitu ayat ketiga yang mengatur tentang hal yang
mengenai warga negara dan penduduk diatur oleh undang-undang.

Pasal 27 Pasal 27
Dalam pasal ini hanya mengatur tentang kedudukan warga negara di dalam Setelah amandemen ditambah satu ayat yang mengatur tentang setiap warga
hukum dan pemerintahan, dan hak tiap warga negara dalam pekerjaan dan negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara.
kehidupan layak.

Pasal 28 Pasal 28
a) Belum adanya pasal-pasal baru.
b) Ayat 1: tetap a) Adanya penambahan pasal-pasal baru yaitu pasal 28A-28J
Masuk kedalam BAB XA Hak Asasi Manusia. Bab ini muncul karena belum
ada pasal yang membahas tentang hak asasi manusia.

Pasal 28A Pasal 28A


Tidak Ada Menjelakan tentang hak setiap orang unutk mempertahankan kehidupannya

Page | 4
Sebelum Amandemen Sesudah Amandemen

Pasal 28B Pasal 28B


Tidak Ada a) Ayat 1: hak membentuk perkawinan yang sah telah diatur Undang-
Undang, sehingga ada perbedaan antara perkawinan yang legal dan
tidak.
b) Ayat 2: ayat ini menerangkan bahwa, anak mendapat lindungan dari
kekerasan sehingga tidak ada lagi anak yang mendapat kekerasan.

Pasal 28C Pasal 28C


Tidak Ada
a) Ayat 1: dengan adanya ayat ini, setiap warga negara Indonesia
memiliki hak yang sama dalam menempuh pendidikan dan mendapat
olmu yang sama.
b) Ayat 2: dengan adanya ayat ini, setiap warga negara Indonesia dapat
memperjuangkan haknya dan dapat memajukan dirinya tanpa ada
halangan dari siapapun.

Pasal 28D Pasal 28D


Tidak Ada a) Ayat 1 : dengan adanya ayat ini, setiap warga negara memiliki
kedudukan yang sama di mata hukum tanpa pengecualian.
b) Ayat 2: dengan adanya ayat ini, setiap warga negara diperlakukan
secara adil dan layak dalam hubungan kerja, dan berhak untuk
mendapatkan pekerjaan.
c) Ayat 3 : dengan adanya ayat ini, warga negara dapat berpartisipasi
dalam pemerintahan tanpa ada halangan dari siapapun.

Page | 5
Sebelum Amandemen Sesudah Amandemen

Pasal 28E Pasal 28E


Tidak Ada a) Ayat 1: dengan adanya ayat ini, warga negara memiliki hak bebas
memilih agama, pendidikan, pekerjaan, dan tempat tinggal tanpa ada
paksaan dari siapapun.
b) Ayat 2dengan adanya ayat ini, warga negara memiliki hak untuk
meyakini keyakinannya, tanpa ada paksaan dan halangan dari
siapapun.
c) Ayat 3: dengan adanya ayat ini, warga negara memiliki hak untuk
berkumpul dan mengemukakan pendapatnya dan bertanggungjawab
dengan apa yang di kemukakan tanpa ada halangan dari siapapun.
Pasal 28F
Tidak Ada Pasal 28F
Adanya pasal ini, individu memiliki hak untuk mengelola informasi tetapi
harus bisa dipertanggungjawabkan.

Pasal 28G Pasal 28G


Tidak Ada Dengan adanya pasal ini, warga negara memiliki hak untuk mendapat
perlindungan, rasa aman, dan bebas dari penyiksaan atau susatu hal yang
merendahkan martabat dari siapapun.

Pasal 28H Pasal 28H


Tidak Ada Dengan adanya pasal ini, setiap warga negara memiliki hak untuk
mendapatkan tempat tinggal dan lingkungan yang baik, berhak mendapatkan
fasilitas kesehatan, dan keadaan sosial yang sama.

Pasal 28I Pasal 28I


Tidak Ada Dengan adanya pasal ini, HAM setiap warga negara dilindungi oleh negara,
dan warga negara berhak untuk merdeka, dan bebas dari diskriminatif.

Page | 6
Sebelum Amandemen Sesudah Amandemen

Pasal 28J Pasal 28J


Tidak Ada Dengan adanya pasal ini, setiap warga negara diwajibkan untuk menghormati
HAM orang lain, dan setiap warga negara harus tunduk dengan batasan yang
ada di undang-undang.

Pasal 29 Pasal 29
Pasal ini mengatur tentang hak memeluk agamanya masing-masing. Tetap

Pasal 30 Pasal 30
Dalam pasal ini terjadi tumpukan tugas dalam organisasi yang ikut dalam Setelah diamandemen, pasal ini lebih kompleks dalam mengatur dalam
pertahanan dan keamanan negara. pembagian tugas pertahanan dan keamanan negara.

Pasal 31 Pasal 31
Dalam pasal ini tidak dijelaskan bahwa setiap warga negara wajib mengeikuti Setelah amandemen, pasal ini menjelaskan bahwa setiap warga negara wajib
pendidikan. Sistem pengajaran nasional juga masih belum dijelaskan. mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayai.
Sistem pengajaran nasional juga sudah dijelaskan untuk meningkatkan
keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa. Anggaran pendidikan di prioritaskan sekurangnya dua
puluh persen dari APBN. Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan
teknologi, dengan menjujung nilai agama dan persatuan bangsa.

Pasal 32 Pasal 32
Dalam pasal ini hanya menjelasakan pemerintah memajukan kebudayaan Setelah amandemen, pasal ini menjelaskan bahwa pemerintah memajukan
nasional. kebudayaan nasional ditengah peradaban dunia, menjamin kebebasan
masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai budaya. Dalam
ayat kedua negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai
kekayaan bangsa nasional.

Page | 7
Sebelum Amandemen Sesudah Amandemen

Pasal 33 Pasal 33
Pasal ini hanya menekankan pada asas ekonomi kekeluargaan,tidak ada penambahan ayat yaitu ayat 4 dan 5. Dengan adanya penambahan ayat
menjelaskan tentang keadilan dan demokrasi dan ekonomi nasional. Maka baru maka diharapkan bukan hanya asas ekonomi kekeluargaan yang berjalan
dikhawatirkan akan terjadi persaingan ketat dan mengancam persatuan diindonesia. Tetapi juga ekonomi yang berlandaskan demokrasi ekonomi,
ekonomi nasional. kedilan, kemandirian, dan juga mampu mempertahankan keseimbangan dan
kemajuan ekonomi nasional.

Pasal 34 Pasal 34
Pada pasal ini sebelum diamandemen hanya ada satu ayat,yakni yang Ada penambahan ayat baru, yakni ayat 2,3 dan ayat ke- 4. Pada ayat ini yaitu
berbunnyi ‘’ Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh Negara’’ Negara tidak hanya menjamin fakir miskin saja,tetapi juga menjamin
pada ayat ini terdapat ketidakjelasan yang dimaksud dengan memelihara fakir masyarakat yang lemah dan seluruh masyarakat indonesia. Dan disebutkan
miskin dengan cara yang bagaimana. Dan juga hanya fakir miskin yang juga dengan jelas bahwa jaminan sosial dan jaminan kesehatan ditanggung
dijamin,bukan seluruh rakyat indonesia. oleh pemerintah.

Pasal 35 Pasal 35
Pada pasal 35 ini hanya terdapat satu ayat yang berbunyi ‘’Bendera Negara Tetap
Indonesia ialah Sang Merah Putih’’

Pasal 36 Pasal 36
Pada awalnya pasal 36,hanya terdiri dari pasal 36 saja,tidak ada pembagian Adanya penambahan pasal yakni 36A.36B,36C.Pada Pasal 36A. Diharapkan
sub pasal.Pasal ini hanya menyinggung tentang bahasa saja,sedangkan hal-hal warga Negara Indonesia dapat menghormati , menjaga dan melindungi
yang lain yang berhubungan dengan identitas indonesia tidak disebutkan. lambang Negara mereka. Diharapkan dengan adanya lagu kebangsaan yang
Sepeti lagu kebangsaan dan lambang Negara. tercantum dan terlindungi oleh Undang-Undang Dasar 1945, dapat
meningkatkan semangat kebangsaan dan bela Negara setiap warga Indonesia.
Diharapkan pula, Warga Negara Indonesia dapat menghormati, menjaga dan
melindungi Lagu Kebangsaan mereka.Undang-undang ini diharapkan dapat
menjaga keaslian, keutuhan dan tujuan adanya Bendera, Bahasa, Lambang
Negara serta lagu Kebangsaan.

Page | 8
Sebelum Amandemen Sesudah Amandemen

Pasal 37 Pasal 37
Pada pasal ini belum mencantumkan melalui sidang apakah perubahan Pada ayat 1 menunjukkan sistematika pengajuan usulan perubahan Undang-
undang-undang dasar dimusyawarahkan. Selain itu, kalimat pada ayat 1belum Undang Dasar yang sebelumnya tidak ada. Diharapkan dengan adanya
menggunakan kalimat yang efektif. Pada ayat 2 menerangkan bahwa sistematika perubahan yang lebih teratur, akan tercipta musyawarah yang
setidaknya dibutuhkan enam puluh tujuh persen suara untuk mengambil mufakat sebelum perubahan disahkan. Pada ayat 2 menunjukkan sistematika
keputusan persetujuan pengubahan Undang-Undang Dasar. Hal ini lain untuk mengajukan perubahan Undang-Undang Dasar yang sebelumnya
menunjukkan dibutuhkan banyak suara dari MPR. Sehingga seolah-olah tidak ada. Diharapkan dengan dicantumkannya alasan saat mengusulkan
MPR memiliki kewenangan besar untuk mengubah undang-undang dasar. perubahan, tidak terjadi perubahan asal-asalan. Perubahan yang diusukan
seharusnya tidak mengandung kepentingan pribadi dan memiliki alasan kuat
untuk mencapai kepentingan bersama. Pada ayat 3 telah mencantumkan
bahwa perubahan Undang-Undang dasar dilakukan melalui musyawarah pada
Sidang Majelis Permusyawaratan Rakyat. Selain itu, kaimat pada ayat hasil
amandeen tersebut telah lebih mudah dipahami. Pada ayat 4 menerangkan
bahwa sekurang-kurangnya dibutuhkan 1/2 +1 suara dari seluruh jumlah
anggota MPR untuk mengambil keputusan persetujuan. Hal ini menunjukkan
bahwa banyak suara yang dibutuhkan dari MPR berkurang. Pada ayat 5
menjelaskan bahwa selamanya bentuk Negara ini adalah Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Hal tersebut tidak dapat diubah dengan alasan apapun.
Karena dengan diubahnya bentuk Negara ini, diperlukan perubahan lain yang
sangat mendasar. Termasuk perubahan mendasar pada Undang-Undang
Dasarnya.

Aturan Peralihan Aturan Peralihan

Pasal I ini dibuat ketika sebelum Indonesia merdeka. Dikatakan bahwa yang Pada pasal I peraturan tentang peralihan kekuasaan dari penjajah ke Indonesia
mengatur dan menyelenggarakan perpindahan kekuasaan dari penjajah ke dihapuskan dan diganti dengan peraturan tentang peralihan perundang-
pemerintahan Indonesia adalah PPKI. Karena peraturan ini, saat itu Indonesia undangan. Pasal ini menjelaskan bahwa suatu perundang-undangan akan
tidak segera melaksanakan perpindahan kekuasaan dan justru semakin tetap berlaku selama belum ada perundang-undangan yang menggantikan dan
terjajah. Hal ini menimbulkan ketidak sabaran golongan muda dan terjadilah sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945.
peristiwa rengasdengklok.

Page | 9
Sebelum Amandemen Sesudah Amandemen

Pasal II Pasal II
menjelaskan bahwa semua badan Negara dan peraturan yang beum ada lebih mudah dipahami dibandingkan dengan pasal sebelum diamandemen.
penggantinya masih tetap berlaku. Namun kalimat pada pasal di atas masih Pasal ini menjelaskan bahwa selama suatu lembaga masih menjalankan
belum dapat menjelaskan secara langsung maksud dari kalimat tersebut. Hal fungsinya sesuai ketentuan Undang-Undang Dasar dan selama belum ada
ini karena penggunaan kalimat yang masih belum efektif. lembaga lain yang menggantikan fungsinya, maka lembaga ini tetap berjalan
dan berlaku.

Pasal III Pasal III


menjelaskan bahwa Presiden dan Wakil Presiden yang pertama adalah orang Karena pemilihan Presiden telah diatur dalam BAB VIIB PEMILIHAN
yang ditunju oleh PPKI. Pasal di atas tentu tidak sesuai dengan prinsip yang UMUM pasal 22E UUD 1945, maka hasil amandemen aturan peralihan pasal
di anut Negara kita saat ini, yaitu Demokrasi. III ini membicarakan tentang pembentukan Mahkamah Konstitusi. Dijelaskan
bahwa Mahkamah Konstitusi harus terbentuk sebelum 17 Agustus 2003 dan
sebelum Mahkamah Konstitusi terbentuk, kewenagannya dipegang oleh
Mahkam Agung. Diharapkan dengan dibentuknya aturan ini, tidak terjadi
kekosongan kekuasaan selama Mahkamah Konstitusi beum terbentuk. Pasal
IV pada aturan peralihan sebelumnya juga diamandemen menjadi Pasal III
ini.

Pasal IV Pasal IV
Pasal ini membuat beban dan Tanggung Jawab seorang Presiden semakin Tidak Ada
berat.

Aturan Tambahan Aturan Tambahan


Kelemahan dari aturan di atas adalah semua lembaga di atas berjalan 6 bulan Aturan Tambahan hasil dari amandemen keempat ini menghasilkan 2 pasal.
sesudah dibentuk. Hal ini menyebabkan ada kekosongan kekuasaan selama 6 Pasal pertama menjelaskan bahwa mentri tidak dapat menyalahgunakan
bulan tersebut. kewenangan karena MPR diharuskan meninjau setiap mentri . Selain itu,
MPR harus meninjau status hukum Ketetapan MPR sementara dan Ketetapan
MPR untuk diambil putusan saat siding MPR 2003. Sedangan Pasal 2
menjelaskan bahwa UUD 1945 terdiri dari pembukaan atau preambule dan
pasal-pasal setelah amandemen keempat.

Page | 10
Alasan kenapa UUD 1945 di amandemen karena

Page | 11

Anda mungkin juga menyukai