Anda di halaman 1dari 68

ANALISA EKONOMI TEKNIK

Pengertian Ekonomi Teknik


Beberapa pengertian Ekonomi Teknik :
1. Analisis ekonomi teknik (engineering economic analysis)
adalah bagian dari ilmu ekonomi yang diaplikasikan pada
proyek-proyek teknik. Digunakan oleh para insinyur untuk
mencari solusi terbaik dengan mengukur nilai ekonomi
dari setiap alternatif solusi yang potensial.
2. Menurut Eva F. Karamah, ekonomi teknik berfungsi untuk
mengetahui konsekuensi keuangan dari produk, proyek,
dan proses-proses yang dirancang oleh insinyur dan
membantu membuat keputusan rekayasa dengan
membuat neraca pengeluaran dan pendapatan yang terjadi
sekarang dan yang akan datang – menggunakan konsep
“nilai waktu dari uang
Disiplin ilmu yang berkaitan dengan aspek-aspek
ekonomi dalam teknik, yang terdiri atas evaluasi
sistematis dari biaya biaya dan manfaat-manfaat
usulan proyek teknik. (E. Paul Degarmo, 1999).

3
Penggunaan Ekonomi Teknik
Memprediksi Masa Mendatang
• Investasi yang dibutuhkan
• Meramalkan permintaan produk
• Estimasi harga jual
• Estimasi biaya produksi (manufaktur)
• Estimasi umur produk
• Menentukan usulan proyek investasi mana yang
akan diterima atau ditolak
EKONOMI TEKNIK
1. Apa itu Investasi
Investasi atau penanaman modal adalah menyangkut
penggunaan sumber-sumber yang diharapkan akan
memberikan imbalan (pengembalian) yang
menguntungkan di masa yang akan datang.
(Suratman, 2001:6)
Faktor yang terlibat dalam investasi :
• Waktu
• Resiko
Secara umum Investasi dibedakan menjadi dua jenis ;
• Investasi finansial
• Investasi nyata
2. Proses Pengambilan Keputusan Pada Ekotek

Pengambilan keputusan pada ekotek selalu berkaitan


dengan penentuan yang terbaik dari alternatif-alternatif
yang tersedia.
Proses pengambilan keputusan terjadi karena :
– Investasi atau proyek bisa dikerjakan lebih dari
satu cara sehingga harus ada proses pemilihan
– Sumber daya terbatas, harus dipilih yang paling
menguntungkan.
Keputusan Ekonomi Teknik

Manufacturing Profit

Planning Investment

Marketing
Sudut pandang ahli EKOTEK

Ahli Ekotek
Akuntan
Melihat ke masa lalu
NOW Melihat ke masa datang

Manajer Teknik
Prosedur Pengambilan Keputusan pada Ekotek

Penentuan alternatif-alternatif yang layak

Penentuan horison perencanaan

Mengestimasikan aliran kas

Penentuan MARR

Membandingkan alternatif-alternatif

Melakukan analisa suplemen

Memilih alternatif terbaik


3. Konsep Ongkos dalam Ekotek
3.1. Ongkos Siklus Hidup
Ongkos siklus hidup (live cycle cost) adalah jumlah
semua pengeluaran yang berkaitan dengan item
tersebut sejak dirancang sampai tidak terpakai lagi.
Yang dimaksud istilah item seperti, mesin, peralatan
dll.
Ongkos tsb antara lain penelitian dan pengembangan,
ongkos fabrikasi, ongkos operasional dan perawatan,
ongkos penghancuran dsb.

3.2. Ongkos Historis


Ongkos yang dimaksud terdiri dari :
1. Ongkos masa lalu (past cost)
Past cost adalah ongkos yang terjadi masa lalu
dan belum terbayar sampai saat ini sehingga
masih tetap kelihatan untuk masa yang akan
datang.
2. Ongkos tak terbayar ( sunk cost)
Secara umum tidak relevan dengan bahasan
ekonomi teknik, berhubungan dengan depresiasi.
Sunk cost = nilai buku saat ini-nilai jual saat ini

3.3 Ongkos Mendatang dan Ongkos Kesempatan


Ongkos mendatang adalah ongkos yang mungkin
terjadi di masa mendatang (future cost). Ongkos
mendatang / pendapatan mendatan mengandung
unsur ketidakpastian/ resiko dari proses peramalan/
forecasting.
Dalam ekotek ongkos mendatang diasumsikan pasti.
Ongkos Kesempatan
Ongkos kesempatan timbul karena adanya pada
umumnya akan ada lebih dari satu kesempatan untuk
investasi  keterbatasan SD maka hanya memilih satu
alternatif. Jadi Ongkos kesempatan adalah ongkos yang
diperhitungkan dari hilangnya kesempatan ut
melakukan investasi pada alternatif lain karena telah
memutuskan ut memilih suatu alternatif.

3.4. Ongkos Langsung, Tak langsung dan Overhead


Ongkos langsung adalah yang dengan mudah bisa
ditentukan pada suatu operasi, produk atau proyek yang
spesifik.
Ongkos tak langsung adalah ongkos-ongkos yang sulit,
bahkan tidak mungkin ditentukan secara langsung
pada operasi, produk atau proyek yang spesifik.
Ongkos Overhead adalah ongkos-ongkos
manufacturing selain ongkos langsung. Dengan
demikian ongkos ongkos tak langsung termasuk dalam
ongkos overhead.
Struktur ongkos-ongkos manufacturing

Bahan langsung
Tenaga kerja Ongkos dasar
langsung
Harga
Bahan tak
Harga langsung
pokok
Ongkos produksi
jual overhead
Tenaga kerja tak
pabrik Harga pokok
langsung
penjualan
Lain-lain
Umum dan
adminitrasi
Penjualan
Keuntungan
3.5. Ongkos Tetap dan Ongkos Variabel
Ongkos tetap (fixed cost) adalah ongkos-ongkos
yang besarnya tidak terpengaruhi oleh jumlah
output atau volume produksi.
Contoh : ongkos tenaga kerja

Ongkos variabel adalah ongkos-ongkos yang secara


proporsional dipengaruhi oleh jumlah output.
Contoh: ongkos bahan langsung dan tenaga kerja
langsung
Ada juga ongkos yang mempunyai komponen tetap
dan variabel yaitu ongkos semi variabel.
Contoh : bagian perawatan
Notation and Cash Flow Diagrams
The Notation is utilized in formulas
for compound interest calculation :
• N : number of compounding periods
• P : present sum of money
• F : future sum of money
• A : uniform series
• affective interst : i

Beginning of End of Cash F


year 1 year 1 outflows

0 1 2 3 4 5

Horisontal line / time scale


P Cash inflows
ANALISA EKONOMI
1. Penentuan Harga Jual produk

Diawali dari penentuan Harga Pokok, dimana


Harga pokok produk ditentukan dari perhitungan
Total Cost (Fix cost + Variable cost) terhadap
jumlah produk yang di hasilkan.

Kemudian di teruskan dengan menentukan harga


jual, dimana harga jual ditentukan dari
penambahan harga pokok dengan % keuntungan.
ANALISA EKONOMI
2. Analisa Kelayakan Perusahaan
Penetapan nilai BEP (Break Even Point)
Dalam Unit
FC
BEP =
P - VC FC : Fixed Cost (Biaya tetap)
Dalam Rupiah VC : Fariabel Cost (Biaya tidak tetap)
P : Price (Harga jual)
FC S : Sale Volume (Jumlah penjualan)
BEP =
1 – VC
S
21
Penentuan Usulan Proyek
• Dalam menentukan usulan proyek investasi
mana yang akan diterima atau ditolak
• Maka usulan proyek investasi tersebut harus
dinilai
Metode Penilaian
• Metode periode pengembalian
• Metode nilai sekarang bersih
• Metode indeks profitabilitas
• Metode internal rate of return – IRR
• Metode modified internal of return - MIRR
Metode Periode Pengembalian
• Periode pengembalian – payback period
– Jangka waktu yang dibutuhkan untuk
mengembalikan nilai investasi melalui penerimaan –
penerimaan yang dihasilkan oleh proyek investasi
tersebut
• Mengukur kecepatan kembalinya dana investasi
Rumus periode pengembalian jika arus per tahun
jumlahnya berbeda

• Periode pengambalian
a–b
=n+ x 1 tahun
c-b
n = Tahun terakhir dimana jumlah arus kas
masih belum bisa menutup investasi mula-mula
a = Jumlah investasi mula-mula
b = Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke – n
C = Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke n + 1
Rumus periode pengembalian jika arus per tahun
jumlahnya sama
• Periode pengambalian
investasi awal
= x 1 tahun
arus kas
• Usulan proyek investasi
– Periode pengembalian lebih cepat : layak
– Periode pengembalian lebih lama : tidak layak
– Jika usulan proyek investasi lebih dari satu maka periode
pengembalian yang lebih cepat yang dipilih
Contoh arus kas setiap tahun jumlahnya
sama
• Usulan proyek investasi sebesar Rp. 450 juta,
umurnya diperkirakan 5 tahun tanpa nilai sisa,
arus kas pertahun yang dihasilkan selama umur
proyek Rp. 150 juta dan umur proyek yang
disyaratkan 4 tahun
• Periode pengembalian proyek investasi tersebut
adalah :
Jawaban
• Periode pengembalian
Rp. 450 juta
= x 1 tahun
Rp. 150 juta
= 3 tahun
• Periode pengembalian 3 tahun lebih kecil dari yang
disyaratkan maka usulan proyek investasi adalah
diterima
Contoh arus kas setiap tahun jumlahnya
berbeda
• Suatu usulan proyek investasi senilai Rp. 600 juta
dengan umur ekonomis 5 tahun, Syarat periode
pengembalian 2 tahun dan arus kas pertahun adalah :
– Tahun 1 RP. 300 juta
– Tahun 2 Rp. 250 juta
– Tahun 3 Rp. 200 juta
– Tahun 4 Rp. 150 juta
– Tahun 5 Rp. 100 juta
Arus kas dan arus kas kumulatif

Tahun Arus kas Arus kas kumulatif


1 300.000.000 300.000.000
2 250.000.000 550.000.000
3 200.000.000 750.000.000
4 150.000.000 900.000.000
5 100.000.000 1.000.000.000
Periode Pengembalian
Rp. 600 juta – Rp. 550 juta
= 2+ x 1 tahun
Rp. 750 juta – Rp. 550 juta

= 2,25 tahun atau 2 tahun 3 bulan

• Periode pengembalian lebih dari yang disyaratkan


maka usulan proyek investasi ini di tolak
Kelemahan Metode Periode Pengembalian

• Tidak memperhatikan nilai waktu dari uang


• Tidak memperhitungkan nilai sisa dari investasi
• Tidak memperhatikan arus kas setelah periode
pengembalian tercapai
Periode Pengembalian Dengan Diskonto

• Periode pembayaran kembali dengan arus kas bersih di


diskontokan

Diskonto 12 Kumulatif AK
Tahun Arus Kas AK diskonto
% Diskonto

1 300 0.893 267.90 267.90 Pada tahun 2


investasi belum
2 250 0.797 199.25 467.15
selesai
3 200 0.712 142.40 609.55
N=2
4 150 0.636 95.40 704.95

5 100 0.567 56.70 761.65

Diskonto i = 12 % PV 761.65
Penyelesaian Perhitungan

• Periode pengembalian
a–b
=n+ x 1 tahun
c-b
= 2 + [ (600 – 467,15) / (609,55 – 467,15)
= 2 + [ 132,85 / 142,4 ]
= 2 + 0,9329
= 2,9329 tahun atau 2 tahun 11 bulan 19 hari
Rangkuman kasus
• Periode pengembalian
= 2,25 tahun
• Periode pengembalian di diskontokan
= 2,94 tahun
Contoh kasus
Investasi proyek A dan B masing – masing Rp. 500 juta

Tahun Arus kas proyek A Arus kas Proyek B


1 250.000 100.000
2 230.000 150.000
3 80.000 250.000
4 50.000 275.000
5 30.000 300.000

Anda kerjakan di lembar kerja dan apa kesimpulannya ?


Metode Nilai Sekarang Bersih
• Metode nilai sekarang bersih – net present value – NPV
– Menggunakan pertimbangan bahwa nilai uang sekarang lebih
tinggi bila dibandingkan dengan nilai uang pada waktu
mendatang, karena adanya faktor bunga
• Arus kas yang digunakan arus kas yang telah
didiskontokan atas dasar biaya modal perusahaan atau
tingkat pengembalian yang disyaratkan atau tingkat suku
bunga
Rumusan
CF1 CF2 CF3 CF4 CFn
NPV = + + + … + - OI
+
(1 + i)1 (1 + i)2 (1 + i)3 (1 + i)4 (1 + i)n

CF: Arus kas


i : Biaya modal – tingkat bunga
n : Umur proyek investasi
OI : Investasi awal
Perhitungan NPV menggunakan tabel bunga dan arus kas
setiap tahun jumlahnya berbeda

Contoh perhitungan NPV dengan arus kas berbeda


Tahun Arus kas Tingkat bunga Nilai sekarang (PV)
(1) (2) (3) (4) = (2) x (3)
1 xxxx xxxx xxxxx
2 xxxx xxxx xxxxx
3 xxxx xxxx xxxxx
4 xxxx xxxx xxxxx
5 xxxx xxxx xxxxx

Total nilai sekarang (PV) xxxxx

Investasi awal (OI) (xxxxx)


Nilai sekarang bersih (NPV) xxxxx
Perhitungan NPV menggunakan tabel bunga dan arus kas
setiap tahun jumlahnya berbeda

• Rumus
NPV = (arus kas x faktor diskonto ) – Investasi awal
Lihat tabel nilai sekarang
• Keputusan Anuitas sederhana

– NPV positif - diterima


• Jika PV arus kas lebih tinggi dari PV investasi awal
– NPV negatif - ditolak
• Jika PV arus kas lebih kecil dari PV investasi awal
Contoh kasus Arus kas Berbeda

• Suatu perusahaan sedang mempertimbangkan usulan


proyek investasi sebesar Rp. 700 juta, dengan tingkat
pengembalian yang disyaratkan 15 %, perkiraan arus
kas pertahun

Tahun Arus Kas


1 Rp. 300 juta
2 Rp. 250 juta
3 Rp. 200 juta
4 Rp. 150 juta
5 Rp. 100 juta
Lihat nilai tabel
nilai sekarang
Jawaban co : 15 %

Tahun Arus kas Tingkat bunga Nilai sekarang (PV)


(1) (2) (3) (4) = (2) x (3)
1 300,000,000 0.8696 260,880,000
2 250,000,000 0.7561 189,025,000
3 200,000,000 0.6575 131,500,000
4 150,000,000 0.5718 85,770,000
5 100,000,000 0.4972 49,720,000

Total nilai sekarang (PV) 716,895,000

Investasi awal (OI) 700,000,000


Nilai sekarang bersih (NPV) 16,895,000

Nilai NPV positif sebesar Rp. 16.895.000, maka usulan


proyek investasi ini layak diterima
Contoh kasus Arus kas Sama

• Sutau perusahaan mempertimbangkan usulan proyek


investasi sebesar Rp. 40 juta tanpa nilai sisa dan arus kas
pertahun sebesar Rp. 12 juta selama 5 tahun dengan
tingkat pengembalian yang disyaratkan 20 %.
• Nilai NPV
= ( Arus kas x Faktor diskonto) – OI
= ( Rp. 12 juta x 2,9906 ) – Rp 40 juta
= Rp 35.887.200 – Rp. 40 juta
= Rp. – 4.112.800
• Usulan proyek ini lebih baik ditolak, NPV negatif
Metode Indeks Profitabilitas
• Perbandingan antara present value – PV arus
kas dengan investasi awal
• Rumusan PI
CF PV

(1 + i)
PI =
IO
Keterangan
PV = present value
IO = Investasi awal
• Kriteria penilai :
– PI > 1 : Layak – diterima
– PI < 1 : Tidak layak - ditolak
• Contoh kasus
Tahun Arus kas Tingkat bunga Nilai sekarang (PV)
(1) (2) (3) (4) = (2) x (3)
1 300,000,000 0.8696 260,880,000
2 250,000,000 0.7561 189,025,000
3 200,000,000 0.6575 131,500,000
4 150,000,000 0.5718 85,770,000
5 100,000,000 0.4972 49,720,000

Total nilai sekarang (PV) 716,895,000

Investasi awal (OI) 700,000,000


Nilai sekarang bersih (NPV) 16,895,000
Penyelesaian kasus

• Indek keuntungan :
PI = ( 716.985.000 / 700.000.000 )
PI = 1, 0242
• Proyek investasi ini layak
Metode Internal Rate Of Return - IRR
• Tingkat pengembalian internal – internal rate of return –
IRR
– Tingkat bunga yang dapat menjadikan NPV sama dengan
nol, karena PV arus kas pada tingkat bunga tersebut sama
dengan investasi awalnya
• Metode ini memperhitungkan nilai waktu uang, jadi arus
kas di diskontokan atas dasar biaya modal – tingkat
bunga
Rumusan IRR
CF1 CF2 CF3 CFn
NPV = 0 = + + … + - OI
+
(1 + i)1 (1 + i)2 (1 + i)3 (1 + i)n

CF : Arus kas
i : Biaya modal – tingkat bunga yang dicari
pada tingkat diskonto NPV akan menjadi nol
n : Umur proyek investasi
OI : Investasi awal
Langkah – langkah menghitung IRR :
• Hitung PV arus kas yang dihasilkan usulan proyek investasi
dengan menggunakan tingkat suku bunga yang dipilih
sembarangan
• Bandingkan hasil perhitungan poin 1 diats dengan IO – nya
– Jika hasilnya negatif, coba dengan suku bunga yang lebih rendah
– Jika hasilnya positif, coba dengan suku bunga lebih tinggi
Lanjutan ……………

• Lanjutkan poin langkah 2 diatas sampai PV – nya


mendekati OI (selisih PV dengan investasi awal = -
1 dan + 1)
• Menghitung tingkat diskonto dari usulan proyek
investasi tersebut dengan teknik interpolasi
Contoh kasus Arus kas Berbeda

• Suatu perusahaan sedang mempertimbangkan usulan


proyek investasi sebesar Rp. 112.500.000, dengan
tingkat pengembalian yang disyaratkan 15 %, perkiraan
arus kas pertahun

Tahun Arus Kas


1 Rp. 45.000.000
2 Rp. 37.500.000
3 Rp. 30.000.000
4 Rp. 22.500.000
5 Rp. 15.000.000
Jawaban……….
Kita coba dengan tingkat suku bunga 13 % dan
12 %, bagaimana nilai PV terhadap investasi awal
Arus Tingkat Nilai sekarang Tingkat Nilai sekarang
Tahun kas bunga (PV) bunga (PV)
(1) (2) 13 % (3) (4) = (2) x (3) 12 % (5) (6) = (2) x (5)
1 45,000 0.8850 39,825 0.8929 40,181
2 37,500 0.7831 29,366 0.7972 29,895
3 30,000 0.6931 20,793 0.7118 21,354
4 22,500 0.6133 13,799 0.6355 14,299
5 15,000 0.5428 8,142 0.5674 8,511

Total nilai sekarang (PV) 111,926 114,239


Investasi awal
(OI) 112,500 112,500

Nilai sekarang bersih (NPV) -575 1,739


Jawaban……….
Hasil PV :
- 13 % = - 575
- 12 % = 1.740
Buat perhitungan interpolasi
Berbasis 12 % :

Selisih bunga Selisih PV Selisih PV dengan OI

12% 114,240 114,240

13% 111,925 112,500

1% 2,315 1,740

Berbasis 13 % :
Selisih bunga Selisih PV Selisih PV dengan OI

12% 114,240 111,925

13% 111,925 112,500

1% 2,315 -575
Mencari nilai IRR
• Basis 12 %
IRR = 12 + (Rp. 1.740.000 / Rp. 2.315.000) x 1 %
IRR = 12 % + 0,75 %
IRR = 12,75 %
• Basis 13 %
IRR = 13 % + (RP -575.000 / Rp. 2.315.000 ) x 1 %
IRR = 13 % + ( - 0,248 %)
IRR = 12,75 %
• Nilai IRR lebih kecil dari 15 %, maka usulan proyek investasi
ini di tolak
Kasus arus kas setiap tahunnya jumlahnya
sama
• Suatu perusahaan mempertimbangkan usulan
proyek investasi sebesar Rp. 80 juta,
menghasilkan arus kas setiap tahun Rp. 24 juta,
selama 5 tahun dengan tingkat pengembalian
yang disyaratkan 12 %
• Berapa besarnya IRR ?
Jawaban
• Dicoba faktor diskonto 15 %
NPV = (arus kas x Faktor diskonto) – OI
NPV = (Rp. 24 juta x 3,3522 ) - Rp. 80 juta
NPV = Rp. 80.452.800 – Rp 80 juta
NPV = Rp 452.800
• Dicoba faktor diskonto 16 %
NPV = (arus kas x Faktor diskonto) – OI
NPV = (Rp. 24 juta x 3,2743 ) - Rp. 80 juta
NPV = Rp. 78.583.200 – Rp 80 juta
NPV = Rp – 1.416.800
Jawaban.. Perhitungan interpolasi

Selisih bunga Selisih PV Selisih PV dengan OI

15% 80,452,800 80,452,800

16% 78,583,200 80,000,000

1% 1,869,600 452,800

IRR = 15 % + ( Rp 452.800 / Rp. 1.869.600) x 1 %


IRR = 15 % + 0,24 %
IRR = 15,24 %

Maka usulan proyek ini di terima


Modified Internal Rate of Return - MIRR

• Tingkat diskonto yang mengakibatkan nilai


sekarang dari biaya proyek sama dengan nilai
sekarang dari nilai akhirnya, di mana nilai akhir
proyek adalah jumlah nilai masa mendatang dari
kas masuk yang dimajemukan terhadap biaya
modal perusahaan
Rumusan MIRR
CIFt (1 + k)n-t
PV arus keluar =
(1 + MIRR)n

• Kriteria
MIRR ≥ Tingkat pengembalian = Di terima
MIRR ≤ Tingkat pengembalian = Di Tolak
Contoh Kasus
• Sebuah proyek investasi berusia 3 tahun dengan
tingkat pengembalian 10 % dan investasi awal $
6000, dengan arus kas pertahun sbb :
Tahun 1 $ 2000
Tahun 2 $ 3000
Tahun 3 $ 4000
• Tentukan MIRR ?
Penyelesaian
• CIF = 2000 (1,10)2 + 3000 (1,10)1
+ 4000 (1,10)0
= 2.420 + 3.300 + 4.000 = 9720
• Berdasarkan rumusan MIRR
6.000 = [ 9.720 / (1 + MIRR)3
( 1 + MIRR)3 = 9.720 / 6.000
( 1 + MIRR)3 = 1,62
1 + MIRR = 3√ 1,62
1 + MIRR = 1,1745
MIRR = 0,1745 atau 17,45 %
MIRR
• MIRR mengasumsikan arus kas dari semua proyek
diinvestasikan kembali dengan tingkat
pengembalian sebesar IRR proyek
• MIRR dapat digunakan sebagai indikator untuk
mengetahui profitabilitas perusahaan
Kasus
• Terdapat 3 usulan proyek Arus kas
investasi dengan umur
ekonomi 5 tahun dan Tahun Proyek A Proyek B Proyek C

investasi awal $ 90.000, 1 30000 50000 10000


dengan tingkat
pengembalian 15 % 2 30000 40000 20000

• Arus kas pertahun ($) 3 30000 30000 30000


• Analisa perdasarkan metode 4 30000 20000 40000
penilaian aset riil ?
5 30000 10000 50000
CONTRIBUTION MARGIN (CM)
Penghasilan penjualan setelah dikurangi biaya variable tersedia untuk menutup biaya tetap.

BREAK EVEN POINT (BEP)


Hasil volume penjualan tetap sama dengan biaya total atau BEP akan tercapai pada volume
penjualan dimana contribution margin (CM) sama besarnya dengan biaya tetap.
Dalam mengadakan analisa Break Even (BE) digunakan asumsi dasar sebagai berikut:
a. Biaya didalam perusahaan terdiri dari biaya variable & biaya tetap
b. Biaya variable secara totalitas berubah-ubah secara proporsional dengan volume
produksi
c. Biaya tetap secara totalitas tidak berubah meskipun ada perubahan volume
penjualan. Jadi biaya tetap perunit berubah-ubah
d. Harga jual perunit tidak berubah-ubah selama periode yang dianalisa
e. Perusahaan hanya memproduksi 1 macam produk
Dalam perencanaan profit analisa break even merupakan “Profit
Planning Approach” yang didasarkan pada hubungan biaya (Cost) dan
penghasilan penjualan (Revenue).
Penghasilan penjualan dikurangi biaya variable merupakan bagian
penghasilan penjualan yang menutup biaya tetap disebut:
Contribution Margin, jadi bila contribution margin (CM) lebih besar
dari pada Fixed Cost (FC), berarti Revenue lebih besar dari pada Total
Cost, jasi perusahaan untung.
• Break event point
BEP merupakan titik impas usaha. Dari nilai BEP dapat diketahui
pada tingkat produksi dan harga berapa suatu produk tidak
memberikan keuntungan dan tidak pula mengalami kerugian.

BEP produksi = Total biaya


Harga Penjualan

BEP harga = Total Biaya


Total produksi
Analisa Usaha Sapi Perah
Peternakan mempunyai 10 ekor sapi perah dengan produksi maksimum 10 liter/ekor/hari, lama
pemeliharaan 5 tahun, harga jual susu Rp. 5.000/liter.

Biaya investasi
Kandang = 10 x 2.000.000 = Rp. 20.000.000
Pembelian 10 ekor sapi x Rp.5.000.000 = Rp. 50.000.000
TOTAL1 = Rp. 70.000.000
Biaya tetap
Gaji karyawan 2 x Rp. 250.000 x 60 bulan = Rp. 30.000.000

Biaya Variabel
-Pakan Rp.4.500 x 10 x 365 x 5 tahun = Rp. 82.125.000
-Pemeliharaan Rp. 500 x 10 x 365 x 5 th = Rp. 9.125.000
-Transport Rp. 100 x 100 ltr x 365 x 5 th = Rp. 18.000.000
TOTAL2 = Rp. 109.250.000
Biaya total = Biaya Investasi + Biaya tetap + Biaya variabel
= Rp. 209.250.000
Produksi susu
10 liter x 10 ekor x 365 x 5 tahun = 182.500 liter

BEP PRODUKSI
Total biaya = Rp 209.250.000
Harga penjualan Rp 5.000 / liter
= 41.850 liter
BEP HARGA
Total Biaya = Rp 209.250.000
Total produksi 182.500 liter
= Rp. 1.147,- / liter

Anda mungkin juga menyukai