Anda di halaman 1dari 7

DAFTAR ISI

1. Pengertian Estimasi ................................................................................................................. 2


2. Manfaat serta kualitas estimasi ................................................................................................ 2
3. Macam-macam estimasi .......................................................................................................... 3
4. Metode Estimasi Biaya ............................................................................................................ 3
4.1 FEASIBILITY ESTIMATE ............................................................................................. 4
4.2 CONCEPTUAL ESTIMATE ........................................................................................... 5
4.2.1 Functional Unit Price Estimate ................................................................................. 5
4.2.2 Unit Cost per Square Meter Estimate ....................................................................... 5
4.2.3 Unit Cost per Cubic Meter Estimate ......................................................................... 5
4.2.4 Factor Estimate ......................................................................................................... 5
4.2.5 System Estimate ........................................................................................................ 6
4.3 DETAILED ESTIMATE ................................................................................................. 7
4.4 SUBCONTRACTOR DETAILED ESTIMATE ............................................................. 7
4.5 CHANGE ORDER ESTIMATE ...................................................................................... 7
4.6 PROGRESS ESTIMATE ................................................................................................. 7
1. Pengertian Estimasi
Dalam merencanakan suatu proyek atau perjalanan, kita sering mendengar istilah
“estimasi” disebutkan. Biasanya, istilah ini digunakan untuk memperkirakan berapa lama
waktu dan biaya yang dibutuhkan untuk mengerjakan suatu proyek atau perjalanan.
Namun tahukah Anda, apa arti sebenarnya dari “estimasi”?

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, estimasi bisa diartikan sebagai


perkiraan, penilaian, atau pendapat. Contoh kalimatnya: berapa estimasimu tentang
pembiayaan proyek itu? Contoh lain: menurut estimasiku, ia tidak akan mampu
melakukan hal tersebut.

2. Manfaat serta kualitas estimasi


Baik untuk waktu atau biaya, estimasi sangatlah penting. Beberapa manfaat
estimasi adalah sebagai berikut.

 Untuk mendukung keputusan yang baik.


 Untuk menjadwalkan pekerjaan.
 Untuk menentukan berapa lama suatu proyek perlu dilakukan dan berapa besaran
biayanya.
 Untuk menentukan apakah proyek layak dikerjakan.
 Untuk menentukan kebutuhan arus kas.
 Untuk menentukan seberapa baik kemajuan proyek.
 Untuk menentukan anggaran time phased dan menetapkan basis proyek.
Meski sangat penting, ada beberapa hal yang bisa memengaruhi kualitas estimasi.
Faktor-faktor ini sangat menentukan apakah estimasi yang dikeluarkan layak dijadikan
patokan atau tidak. Beberapa faktor yang memengaruhi estimasi di antaranya horizon
perencanaan, durasi proyek, orang, struktur dan organisasi proyek, menaikkan estimasi,
budaya organisasi, dan faktor-faktor lainnya.

Untuk memperoleh kualitas estimasi yang baik, ada beberapa panduan yang bisa
diterapkan.

 Tanggung jawab.
 Menggunakan beberapa orang untuk melakukan estimasi.
 Kondisi normal.
 Unit waktu.
 Independensi (ketidakberpihakan).
 Ketidakpastian (contingency).
 Menambahkan penilaian risiko pada estimasi untuk membantu menghindari kejutan pada
stakeholder.

3. Macam-macam estimasi

Secara garis besar, estimasi bisa dibagi menjadi dua, yaitu estimasi makro dan
estimasi mikro. Estimasi makro (atas-bawah) pada umumnya diperoleh dari seseorang
yang menggunakan pengalaman dan/atau informasi untuk menentukan durasi dan total
biaya proyek. Metode estimasi ini di antaranya metode konsensus, metode rasio, metode
distribusi merata, metode function point, dan metode kurva pembelajaran.

Sementara, estimasi mikro (bawah-atas) lebih menggunakan metode efisien dan


berbiaya rendah. Namun, proses ini hanya bisa berlangsung setelah proyek digambarkan
secara detail. Pendekatan estimasi mikro ini biasanya menggunakan metode template,
prosedur parameter untuk tugas spesifik, estimasi detail untuk WBS paket kerja, dan
metode hibrida.

4. Metode Estimasi Biaya


Estimasi biaya muncul sepanjang proses konstruksi dimana masing-masing fase
proyek memerlukan metode yang berbeda-beda.

Keberhasilan atau kegagalan proyek tergantung pada keakuratan estimasi biaya


yang dibuat pada tiap fase proyek.
4.1 FEASIBILITY ESTIMATE

Dibuat untuk menentukan layak tidaknya suatu proyek untuk dibangun.

Pertimbangan utama yang dijadikan dasar kelayakan suatu proyek adalah


keuntungan ekonomis dari proyek bagi pemilik swasta atau pemenuhan
kebutuhan masyarakat pada proyek pemerintah.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam feasibility estimates adalah:

1. biaya konstruksi hanyalah salah satu bagian dari feasibility estimate.


2. biaya-biaya lain yang harus dipertimbangkan, antara lain: lahan, desain, pajak,
modal, pemeliharaan dan perbaikan tiap tahun.
3. pendapatan bersih juga perlu diperkirakan.
4. pemilik dapat membuat keputusan berdasarkan analisis ekonomi.
4.2 CONCEPTUAL ESTIMATE

Estimasi ini biasanya mengalami beberapa kali perbaikan sepanjang proses


desain.

Proses estimasi yang sederhana diperlukan pada tahap ini, seperti:

4.2.1 Functional Unit Price Estimate

Metode ini menggunakan fungsi dari fasilitas sebagai dasar untuk


menentukan perkiraan harga proyek, misalnya:

1. proyek sekolah menggunakan biaya tiap murid.


2. proyek lahan parkir didasarkan pada biaya lahan untuk tiap kendaraan.
3. proyek rumah sakit menggunakan biaya tiap tempat tidur.
4. proyek stasiun pembangkit didasarkan pada biaya tiap kilowatt keluaran.

4.2.2 Unit Cost per Square Meter Estimate

Metode ini paling sering dan cocok digunakan pada tahap awal dari proses
perencanaan dan desain.

Dasar hitungannya adalah biaya per satuan luas dari bangunan sejenis
dikalikan total luas bangunan yang direncanakan.

Harga satuan diperoleh dari proyek sejenis yang telah selesai dibangun,
lebih baik jika dibangun oleh perusahaan sendiri maupun dari buku data yang
dipublikasikan.

4.2.3 Unit Cost per Cubic Meter Estimate

Metode ini serupa dengan metode Unit Cost per Square Meter Estimate
tetapi satuan yang digunakan bukan luas melainkan volume. Metode ini cocok
untuk bangunan yang mementingkan volume seperti gudang.

4.2.4 Factor Estimate

Metode ini dapat digunakan untuk proyek yang memiliki komponen utama
yang dominan misalnya konstruksi pemanas untuk instalasi pembangkit tenaga.
Komponen utama ditentukan sebagai faktor dasar dengan nilai 1,00.
Komponen lain diberi nilai berupa prosentase yang proporsional dari komponen utama tadi.

4.2.5 System Estimate

Metode ini dikenal juga sebagai Elemental or Parametric Estimate,


merupakan metode yang paling akurat dibandingkan dengan metode lain dalam
conceptual estimating.

Pada metode ini:

1. estimator dituntut untuk melakukan beberapa hitungan kuantitas/volume.


2. proyek dibagi menjadi beberapa functional system dan ditentukan elemen apa
saja yang berada dalam tiap sistem.
3. semua komponen membentuk satu unit ukuran.
4. harga diperoleh dengan mengalikan volume dari satu sistem dengan harga
satuan yang memuat semua elemen dalam sistem tersebut.
4.3 DETAILED ESTIMATE

Estimasi yang biasanya digunakan oleh kontraktor utama adalah detailed estimateatau
yang biasa disebut Rencana Anggaran Biaya (RAB). Estimasi ini disusun estimator secara
terperinci untuk mengajukan penawaran.

4.4 SUBCONTRACTOR DETAILED ESTIMATE

Pada suatu proyek besar biasanya kontraktor utama menyerahkan sebagian


pekerjaannya pada subkontraktor. Oleh karenanya, subkontraktor perlu menyusun estimasi
biaya untuk pekerjaan yang menjadi tanggung-jawabnya. Sementara itu, kontraktor utama
perlu menyusun subcontractor system estimateuntuk pekerjaan yang diserahkan kepada
subkontraktor. Metode ini mirip dengan system estimate tetapi diterapkan pada suatu
pekerjaan khusus yang diserahkan pada subkontraktor.

4.5 CHANGE ORDER ESTIMATE

Perubahan pekerjaan hampir selalu terjadi selama proses konstruksi berlangsung. Hal
ini disebabkan antara lain keinginan pemilik proyek, kesalahan yang terjadi, kesalahan dan
kelalaian dalam dokumen kontrak, ataupun perubahan kondisi lapangan.

Perubahan-perubahan ini tentunya mengandung konsekuensi biaya yang perlu


diperkirakan sebelum perubahan pekerjaan disetujui.

4.6 PROGRESS ESTIMATE

Pada umumnya proyek konstruksi mengikuti sistem pembayaran bertahap dari pemilik
proyek kepada kontraktor. Hal ini disebabkan karena nilai proyek yang sangat besar dan
resiko-resiko yang harus ditanggung oleh masing-masing pihak. Karenanya selama proses
kontruksi berlangsung, manajer proyek perlu membuat progress estimatesebagai dasar
permintaan pembayaran.

Selain itu progress estimate juga dapat digunakan untuk memastikan perkiraan
keuntungan atau kerugian proyek.

Anda mungkin juga menyukai