Kelompok 6 Revisi
Kelompok 6 Revisi
OLEH:
KELOMPOK 6
DOSEN PEMBIMBING
Puji syukur kita ucapkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat
dan hidayah-Nya, penulis dapat menyusun tugas ini dengan judul “Model
PEmbelajaran Fisika Sesuai Materi SMA ”.
Dalam penyelesaian makalah ini penulis banyak menemui kendala. Namun
berkat bantuan dari berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu khususnya dosen pembimbing mata kuliah Pengembangan
Model Pembelajaran Fisika, Ibu Prof. Dr. Hj. Festiyed, M.S dan Ibu Dr. Hj. Fatni
Mufit, M.Si.
Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca dalam rangka
penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................3
C. Tujuan Penulisan...................................................................................3
D. Manfaat Penulisan.................................................................................3
BAB II KAJIAN TEORI
A. Landasan Pengembangan Model Pembelajaran....................................4
1. Landasan Agama...............................................................................4
2. Landasan Yuridis..............................................................................7
B. Karakteristik Peserta Didik SMA.........................................................8
1. Pengertian dan Ruang Lingkup Anak Usia SMA..............................8
2. Perkembangan Anak Usia SMA......................................................11
C. Hakikat Pembelajaran Fisika...............................................................20
1. Pengertian Pembelajaran.................................................................20
2. Hakekat Ilmu Fisika........................................................................21
3. Pembelajaran Fisika........................................................................29
D. Materi Fisika SMA..............................................................................30
1. Karakteristik Keilmuan Fisika........................................................30
2. Ruang Lingkup Materi Fisika SMA................................................36
3. Karakteristik Belajar Fisika.............................................................43
4. Nilai-Nilai Ilmiah dalam Fisika.......................................................44
5. Prosedur Ilmiah dalam Fisika..........................................................45
6. Kompetensi Mempelajari Fisika.....................................................46
E. Model Pembelajaran Fisika Berdasarkan Kurikulum 2013
Revisi 2016.........................................................................................47
1. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)....................47
2. Model Pembelajaran Discovery Learning.......................................52
3. Model pembelajaran Project Based Learning (PJBL)....................57
ii
4. Model PembelajaranInquiry Based Learning (IBL)........................60
BAB III PEMBAHASAN
A. Matriks Karakteristik Peserta Didik SMA, Karakteristik Fisika
SMA, Model Pembelajaran Fisika SMA.............................................65
B. Analisis Materi Suhu dan Kalor Terhadap Pemilihan Model
Sesuai Anjuran Kurikulum 2013..........................................................72
C. Matriks Analisis Materi Suhu dan Kalor Terhadap Pemilihan Model
Sesuai Anjuran Kurikulum 2013..........................................................74
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan.........................................................................................83
B. Saran....................................................................................................83
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................84
iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fisika merupakan salah satu cabang ilmu yang mendasari perkembangan
teknologi maju dan konsep hidup harmonis dengan alam. Perkembangan pesat di
bidang teknologi informasi dan komunikasi ini dipicu oleh temuan di bidang
fisika material melalui penemuan piranti mikroelektronika yang mampu memuat
banyak informasi dengan ukuran sangat kecil. Sebagai ilmu yang mempelajari
fenomena alam, fisika juga memberikan pelajaran yang baik kepada manusia
untuk hidup selaras berdasarkan hukum alam. Pengelolaan sumber daya alam dan
lingkungan serta pengurangan dampak bencana alam tidak akan berjalan secara
optimal tanpa pemahaman yang baik tentang fisika.
Pada jenjang pendidikan SMA, fisika dipandang penting untuk diajarkan
sebagai mata pelajaran tersendiri dengan beberapa pertimbangan. Pertama, selain
memberikan bekal ilmu kepada peserta didik, mata pelajaran Fisika dimaksudkan
sebagai wahana untuk menumbuhkan kemampuan berpikir yang berguna untuk
memecahkan masalah di dalam kehidupan sehari-hari. Kedua, mata pelajaran
Fisika perlu diajarkan untuk tujuan yang lebih khusus yaitu membekali peserta
didik pengetahuan, pemahaman dan sejumlah kemampuan yang dipersyaratkan
untuk memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi serta mengembangkan
ilmu dan teknologi. Pembelajaran Fisika dilaksanakan secara inkuiri ilmiah untuk
menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta
berkomunikasi sebagai salah satu aspek penting kecakapan hidup.
Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,
dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan melakukan
perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian
proses pembelajaran untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian
2
kompetensi lulusan. Hal ini dapat dilakukan oleh pendidik dengan menggunakan
dan menerapkan model pembelajaran yang bervariasi dalam proses pembelajaran
fisika.
Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang
ada disekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan
kepada tujuan dan proses tersebut melalui berbagai pengalaman. Kegiatan
pembelajaran dilakukan oleh dua orang pelaku, yaitu guru dan siswa. Perilaku
mengajar dan perilaku belajar tersebut terkait dengan bahan pembelajaran. Bahan
pembelajaran dapat berupa pengetahuan, nilai-nilai kesusilaan, seni, agama, sikap,
dan keterampilan. Hubungan antara guru, siswa dan bahan ajar bersifat dinamis
dan kompleks. Untuk mencapai keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran,
terdapat beberapa komponen yang dapat menunjang, yaitu komponen tujuan,
komponen materi, komponen strategi belajar mengajar, dan komponen evaluasi.
Masing-masing komponen tersebut saling terkait dan saling mempengaruhi satu
sama lain. Komponen-komponen pembelajaran tersebut harus diperhatikan oleh
guru dalam memilih dan menentukan model-model pembelajaran apa yang akan
digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
Model-model pembelajaran biasanya disusun berdasarkan berbagai prinsip
atau teori sebagai pijakan dalam pengembangannya. Biasanya mempelajari
model-model pembelajaran didasarkan pada teori belajar yang dikelompokan
menjadi empat model pembelajaran. Model tersebut merupakan pola umum
prilaku pembelajaran untuk mencapai kompetensi/tujuan pembelajaran yang
diharapkan. Model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya para guru
boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efesien untuk mencapai
tujuan pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan, rumusan masalah dari
makalah ini adalah:
1. Bagaimana karakteristik perkembangan peserta didik SMA?
2. Bagaimana karakteristik materi Fisika SMA ?
3
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui karakteristik perkembangan peserta didik SMA
2. Mengetahui karakteristik materi Fisika SMA
3. Mengetahui model pembelajaran yang digunakan sesuai karakteristik materi
Fisika dan karakteristik peserta didik SMA
D. Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Dapat dijadikan pengalaman dan bekal ilmu pengetahuan bagi pembaca
khususnya tenaga pendidik
2. Membantu mahasiswa memahami tentang model pembelajaran fisika sesuai
materi SMA.
3. Memenuhi persyaratan untuk mengikuti mata kuliah pengembangan model
pembelajaran fisika program studi pendidikan Fisika Fakultas pascasarjana
Universitas Negeri Padang.
4
BAB II
KAJIAN TEORI
Dari ayat di atas, telah jelas bahwa seruan dakwah dan proses pembelajaran
dengan hikmah atau perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan
antara yang haq dan yang bathil serta memberikan pelajaran yang baik, atau
dengan memberikan teladan yang baik bagi peserta didik. Selain itu juga
memberikan ruang diskusi untuk saling berargumen, akan tetapi jika terjadi debat
atau perselisihan, maka hendaknya diselesaikan dengan penyelesaian yang baik,
yaitu dengan menggunakan bahasa yang ramah, dan halus. Dengan demikian
pembelajaran yang berlangsung akan menjadi menarik dan terjadi dalam suasana
yang kondusif.
Kemudian di dalam Al-Qur'an dijelaskan bahwa segala sesuatu yang
diperbuat di hari esok, haruslah direncanakan terlebih dahulu. Termasuk
didalamnya guru mempersiapkan perangkat pembelajaran yang mendukung
6
proses berpikir peserta didik. Hal ini terbukti dalam Al-Qur`an surat al Hasyr ayat
18.
Artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah
setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok
(akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.
Artinya :
“Musa berkata kepada Khidhr: "Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu
mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah
diajarkan kepadamu?".
Dari ayat ini dapat diambil beberapa pokok pemikiran sebagai berikut:
kaitan ayat ini dengan aspek pendidikan bahwa seorang pendidik hendaknya :
- Menuntun anak didiknya. Dalam hal ini menerangkan bahwa peran seorang
guru adalah sebagai fasilitator, tutor, tentor, pendamping dan yang lainnya.
Peran tersebut dilakukan agar anak didiknya sesuai dengan yang diharapkan
oleh bangsa negara dan agamanya.
- Memberi tahu kesulitan-kesulitan yang akan dihadapi dalam menuntut ilmu.
Hal ini perlu, karena zaman akan selalu berubah seiring berjalananya waktu.
Dan kalau kita tidak mengikutinya, maka akan menjadikan anak yang
tertinggal.
7
1) individu dilanda kerisauan untuk menemukan jati diri dan tujuan hidup
mereka;
2) keadaan mental remaja itu terus berlanjut dan untuk berusaha keras suntuk
menjadi mandiri;
3) dalam melepaskan ketergantungan dari orang dewasa, pelbagai individu ini
kerap memperlihatkan perubahan mood yang ekstrem, dari yang kooperatif
hingga yang suka memberontak;
4) kendali untuk dapat diterima lingkungan masih kuat, dan individu-individu itu
sangat memperhatikan popularitas, terutama bagi kalangan yang berbeda
kelamin; serta
5) berbagai individu kerap mengalami beberapa masalah dengan membuat
penilaian sendiri.
2. Perkembangan Anak Usia SMA
Menurut ilmu psikologi yang dimaksud dengan perkembangan adalah
perkembangan manusia sebagai pribadi. Perkembangan pribadi manusia ini
berlangsung sejak konsepsi sampai mati. Perkembangan yang dimaksud adalah
proses tertentu yaitu proses yang terus menerus, dan proses yang menuju ke depan
dan tidak begitu saja dapat diulang kembali. Istilah “perkembangan“ secara
khusus diartikan sebagai perubahan-perubahan yang bersifat kualitatif dan
kuantitatif yang menyangkut aspek-aspek mental psikologis manusia.
Bagi sebagian besar individu yang baru beranjak dewasa bahkan yang sudah
melewati usia dewasa remaja adalah waktu yang paling berkesan dalam hidup
mereka. Kenangan terhadap saat remaja merupakan kenangan yang tidak mudah
dilupakan, sebaik atau seburuk apapun saat itu. Sementara banyak orangtua yang
memiliki anak berusia remaja merasakan bahwa usia remaja adalah waktu yang
sulit. Banyak konflik yang dihadapi oleh orangtua dan remaja itu sendiri. Banyak
orangtua yang tetap menganggap anak remaja mereka masih perlu dilindungi
dengan ketat sebab di mata orangtua, para anak remaja mereka masih belum siap
menghadapi tantangan dunia orang dewasa. Sebaliknya, bagi para remaja,
tuntutan internal membawa mereka pada keinginan untuk mencari jati diri yang
mandiri dari pengaruh orangtua. Keduanya memiliki kesamaan yang jelas yakni
12
remaja adalah waktu yang kritis sebelum menghadapi hidup sebagai orang
dewasa.
Dalam kehidupan anak terdapat dua proses yang terjadi secara kontinue,
yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Kedua proses ini berlangsung secara
interdependent, saling bergantung satu sama lainnya dan tidak dapat dipisahkan
(tidak bisa berdiri sendiri), akan tetapi dapat dibedakan (Kartono, K., 1979).
Pertumbuhan dimaksudkan untuk menunjukkan bertambah besarnya ukuran
badan dan fungsi fisik yang murni. Perubahan ukuran akibat bertambah
banyaknya atau bertambah besarnya sel (Edwina, 2004) Misalnya bertambahnya
tinggi badan, bertambahnya berat badan, otot-otot tubuh bertambah pesat (kekar).
Perkembangan menunjukkan suatu proses tertentu yaitu proses yang menuju
kedepan dan tidak dapat diulang kembali. Dalam perkembangan manusia terjadi
perubahan-perubahan yang sedikit banyak bersifat tetap dan tidak dapat diulangi.
Perkembangan menunjukkan pada perubahan-perubahan dalam suatu arah yang
bersifat tetap dan maju (Ahmadi, A., 1991), begitu pula dengan perkembangan
karakteristik remaja terutama siswa SMA. Berikut merupakan perkembangan
karakteristik dari siswa SMA:
a. Perkembangan Karakteristik Berupa Perkembangan Fisik
Pada masa remaja, pertumbuhan fisik mengalami perubahan lebih cepat
dibandingkan dengan masa anak-anak dan masa dewasa. Pada fase ini remaja
memerlukan asupan gizi yang lebih, agar pertumbuhan bisa berjalan secara
optimal. Perkembangan fisik remaja jelas terlihat pada tungkai dan tangan, tulang
kaki dan tangan, serta otot-otot tubuh berkembang pesat.
b. Perkembangan Karakteristik Seksual
Terdapat perbedaan tanda-tanda dalam perkembangan seksual pada remaja.
Tanda-tanda perkembangan seksual pada anak laki-laki diantaranya alat
reproduksi spermanya mulai berproduksi, ia mengalami masa mimpi yang
pertama, yang tanpa sadar mengeluarkan sperma. Sedangkan pada anak
perempuan, bila rahimnya sudah bisa dibuahi karena ia sudah mendapatkan
menstruasi yang pertama.
13
Terdapat ciri lain pada anak laki-laki maupun perempuan. Pada laki-laki
pada lehernya menonjol buah jakun yang bisa membuat nada suaranya pecah;
didaerah wajah, ketiak, dan di sekitar kemaluannya mulai tumbuh bulu-bulu atau
rambut; kulit menjadi lebih kasar, tidak jernih, warnanya pucat dan pori-porinya
meluas. Pada anak perempuan, diwajahnya mulai tumbuh jerawat, hal ini
dikarenakan produksi hormon dalam tubuhnya meningkat. Pinggul membesar
bertambah lebar dan bulat akibat dari membesarnya tulang pinggul dan
berkembangnya lemak bawah kulit. Payudara membesar dan rambut tumbuh di
daerah ketiak dan sekitar kemaluan. Suara menjadi lebih penuh dan merdu.
Pada saat seorang anak memasuki masa pubertas yang ditandai dengan
menstruasi pertama pada remaja putri ataupun perubahan suara pada remaja putra,
secara biologis dia mengalami perubahan yang sangat besar. Pubertas menjadikan
seorang anak tiba-tiba memiliki kemampuan untuk ber-reproduksi. Pada masa
pubertas, hormon seseorang menjadi aktif dalam memproduksi dua jenis hormon
(gonadotrophins atau gonadotrophic hormones) yang berhubungan dengan
pertumbuhan, yaitu: Follicle-Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing
Hormone (LH).
Pada anak perempuan kedua hormon tersebut merangsang pertumbuhan
estrogen dan progesterone: dua jenis hormon kewanitaan. Pada anak lelaki,
Luteinizing Hormone yang juga dinamakan Interstitial-Cell Stimulating Hormone
(ICSH) merangsang pertumbuhan testosterone. Pertumbuhan secara cepat dari
hormon-hormon tersebut di atas merubah sistem biologis seorang anak. Anak
perempuan akan mendapat menstruasi, sebagai pertanda bahwa sistem
reproduksinya sudah aktif. Selain itu terjadi juga perubahan fisik seperti payudara
mulai berkembang, dll. Anak lelaki mulai memperlihatkan perubahan dalam
suara, otot, dan fisik lainnya yang berhubungan dengan tumbuhnya hormon
testosterone. Bentuk fisik mereka akan berubah secara cepat sejak awal pubertas
dan akan membawa mereka pada dunia remaja.
c. Perkembangan Karakteristik Berpikir
Hal ini menyangkut tentang hubungan sebab akibat. Remaja sudah mulai
berfikir kritis sehingga ia akan melawan bila orang tua, guru, lingkungan, masih
14
menganggapnya sebagai anak kecil. Mereka tidak akan terima jika dilarang
melakukan sesuatu oleh orang yang lebih tua tanpa diberikan penjelasan yang
logis. Misalnya, remaja makan didepan pintu, kemudian orang tua melarangnya
sambil berkata “pantang”. Sebagai remaja mereka akan menanyakan mengapa hal
itu tidak boleh dilakukan dan jika orang tua tidak bisa memberikan jawaban yang
memuaskan maka dia akan tetap melakukannya. Apabila guru/pendidik dan
oarang tua tidak memahami cara berfikir remaja, akibatnya akan menimbulkan
kenakalan remaja berupa perkelahian antar pelajar.
Perkembangan kognitif remaja, dalam pandangan Jean Piaget (seorang ahli
perkembangan kognitif) merupakan periode terakhir dan tertinggi dalam tahap
pertumbuhan operasi formal (period of formal operations). Pada periode ini,
idealnya para remaja sudah memiliki pola pikir sendiri dalam usaha memecahkan
masalah-masalah yang kompleks dan abstrak. Kemampuan berpikir para remaja
berkembang sedemikian rupa sehingga mereka dengan mudah dapat
membayangkan banyak alternatif pemecahan masalah beserta kemungkinan akibat
atau hasilnya. Kapasitas berpikir secara logis dan abstrak mereka berkembang
sehingga mereka mampu berpikir multi-dimensi seperti ilmuwan. Para remaja
tidak lagi menerima informasi apa adanya, tetapi mereka akan memproses
informasi itu serta mengadaptasikannya dengan pemikiran mereka sendiri. Mereka
juga mampu mengintegrasikan pengalaman masa lalu dan sekarang untuk
ditransformasikan menjadi konklusi, prediksi, dan rencana untuk masa depan.
Dengan kemampuan operasional formal ini, para remaja mampu mengadaptasikan
diri dengan lingkungan sekitar mereka.
Pada kenyataan, di negara-negara berkembang (termasuk Indonesia) masih
sangat banyak remaja (bahkan orang dewasa) yang belum mampu sepenuhnya
mencapai tahap perkembangan kognitif operasional formal ini. Sebagian masih
tertinggal pada tahap perkembangan sebelumnya, yaitu operasional konkrit,
dimana pola pikir yang digunakan masih sangat sederhana dan belum mampu
melihat masalah dari berbagai dimensi.
Hal ini bisa saja diakibatkan sistem pendidikan di Indonesia yang tidak
banyak menggunakan metode belajar-mengajar satu arah (ceramah) dan
15
c. Sistem pembelajaran jejaring dimana siswa dapat menimba ilmu darimana saja
dan dari siapa saja.
d. Pembelajaran dengan ilmu pengetahuan jamak
e. Pembelajaran didasarkan pada kebutuhan dengan mengembangkan potensi
khusus yang dimiliki oleh siswa
f. Pola pembelajaran berbasis alat media
Dari uraian dapat dijelaskan bahwa pembelajaran yang dianjurkan oleh
kurikulum 2013 adalah pembelajaran yang berpusat pada peserta didik.
Pembelajaran yang dilakukan adalah pembelajaran interaktif dan peserta didik
aktif serta kritis dalam mengikuti pembelajaran. Adapun materi pelajaran yang
diberikan didasarkan pada kebutuhan dengan mengembangkan potensi khusus
yang dimiliki oleh peserta didik.
2. Hakikat Ilmu Fisika
Fisika (bahasa Yunani: (physikos), “alamiah”, dan (physis), “alam”) adalah
sains atau ilmu tentang alam dalam makna yang terluas. Fisika mempelajari gejala
alam yang tidak hidup atau materi dalam lingkup ruang dan waktu. Fisika sebagai
ilmu pengetahuan telah berkembang sejak awal abad ke 14 yang lalu. Fisika
tercakup dalam kelompok ilmu-ilmu alam (natural sciences) atau secara singkat
disebut science. Dalam bahasa Indonesia istilah science ini diterjemahkan menjadi
sains atau ilmu pengetahuan alam. Sains merupakan salah satu bentuk ilmu. Oleh
karena itu, ruang lingkup kajiannya juga terbatas hanya pada dunia empiris, yakni
hal-hal yang terjangkau oleh pengalaman manusia. Alam dunia menjadi objek
telaah fisika ini sebenarnya tersusun atas kumpulan benda-benda dan peristiwa–
peristiwa yang satu dengan yang lainnya terkait dengan sangat kompleks.
Pada hakikatnya, ilmu fisika merupakan sebuah kumpulan pengetahuan atau
jalan berfikir dan cara untuk penyelidikan. Hakekat fisika adalah sebagai produk
(“a body of knowledge”), fisika sebagai sikap (“a way of thinking”), dan fisika
sebagai proses (“a way of investigating”). Hakikat fisika dapat digambarkan pada
Gambar 1 berikut.
22
tetaplah teori tidak mungkin menjadi hukum atau fakta. Teo bersifat tentatif
sampai terbukti tidak benar dan diperbaiki. Hawking (1988) yang dikutip oleh
Collette dan Chiappetta (1994) dalam Sutrisno (2006) menyatakan bahwa “kita
tidak dapat membuktikan kebenaran suatu teori meskipun banyak hasil
eksperimen mendukung teori tersebut, karena kita tidak pernah yakin bahwa pada
waktu yang akan dating hasilnya tidak akan kontradiksi dengan teori tersebut,
sedangkan kita dapat membuktikan ketidakbenaran suatu teori cukup dengan
hanya satu bukti yang menyimpang.Jadi, teori memiliki fungsi yang berbeda
dengan fakta, konsep maupun hukum”
6) Model
Model adalah sebuah presentasi yang dibuat untuk sesuatu yang tidak dapat
dilihat.. Model sabgat berguna untuk membantu memahami suatu fenomena alam,
juga berguna untuk membantu memahami suatu teori. Sebagai contoh, model
atom Bohr membantu untuk memahami teori atom.
b. Fisika Sebagai Proses
Fisika sebagai proses atau juga disebut sebagai a way of investigating
memberikan gambaran mengenai bagaimana ilmuwan bekerja melakukan
penemuan-penemuan. Fisika sebagai proses memberikan gambaran mengenai
pendekatan yang digunakan untuk menyusun pengetahuan. Dalam fisika dikenal
banyak metoda yang menunjukkan usaha manusia untuk menyelesaikan masalah.
Para ilmuwan astronomi misalnya, menyusun pengetahuan mengenai astronomi
dengan berdasarkan kepada observasi dan prediksi. Ilmuwan lain banyak yang
menyusun pengetahuan dengan berdasarkan kepada kegiatan laboratorium atau
eksperimen yang terfokus pada hubungan sebab akibat. Sampai pada tahap ini
kiranya cukup jelas bahwa, untuk memahami fenomena alam dan hukum-hukum
yang berlaku, perlu dipelajari objek-objek dan kejadian-kejadian di alam itu.
Objek-objek dan kejadian-kejadian alam itu harus diselidiki dengan
melakukan eksperimen dan observasi serta dicari penjelasannya melalui proses
pemikiran untuk mendapatkan alasan dan argumentasinya. Jadi pemahaman fisika
sebagai proses adalah pemahaman mengenai bagaimana informasi ilmiah dalam
fisika diperoleh, diuji, dan divalidasikan. Dari uraian di atas kiranya dapat
disimpulkan bahwa pemahaman fisika sebagai proses sangat berkaitan dengan
25
3. Pembelajaran Fisika
Pembelajaran fisika dipandang sebagai suatu proses untuk mengembangkan
kemampuan memahami konsep, prinsip maupun hukum-hukum fisika sehingga
dalam proses pembelajarannya harus mempertimbangkan strategi atau metode
pembelajaran yang efektif dan efisien. Dalam pembelajaran fisika, pengalaman
proses sains dan pemahaman produk sains dalam bentuk pengalaman langsung
akan sangat berarti dalam membentuk konsep siswa secara induktif berdasar
fakta-fakta empiris di lapangan.
Selanjutnya secara garis besar pembelajaran Fisika seperti yang
diungkapkan oleh Abu Hamid (sulistyono,1998:12), adalah sebagai berikut:
a. Proses belajar Fisika bersifat untuk menentukan konsep, prinsip, teori, dan
hukum-hukum alam, serta untuk dapat menimbulkan reaksi, atau jawaban
yang dapat dipahami dan diterima secara objektif, jujur dan rasional.
b. Pada hakikatnya mengajar Fisika merupakan suatu usaha untuk memilih
strategi mendidik dan mengajar yang sesuai dengan materi yang akan
disampaikan, dan upaya untuk menyediakan kondisi-kondisi dan situasi
belajar Fisika yang kondusif, agar murid secara fisik dan psikologis dapat
melakukan proses eksplorasi untuk menemukan konsep, prinsip, teori, dan
hukum-hukum alam serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
c. Pada hakikatnya hasil belajar Fisika merupakan kesadaran murid untuk
memperoleh konsep dan jaringan konsep Fisika melalui eksplorasi dan
eksperimentasi, serta kesadaran murid untuk menerapkan pengetahuannya
untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupannya sehari-hari.
30
Setiap proses pembelajaran memiliki tujuan yang ingin dicapai begitu pula
dengan pembelajaran fisika. Berdasarkan Permendikbud Nomor 59 tahun 2014,
pembelajaran Fisika SMA/MA bertujuan untuk:
a. Menambah keimanan peserta didik dengan menyadari hubungan keteraturan,
keindahan alam, dan kompleksitas alam dalam jagad raya terhadap kebesaran
Tuhan yang menciptakannya;
b. Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, objektif, jujur, teliti,
cermat, tekun, ulet, hati-hati, bertanggung jawab, terbuka, kritis, kreatif,
inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud
implementasi sikap ilmiah dalam melakukan percobaan dan berdiskusi;
c. Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai
wujud implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil
percobaan; memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, obyektif, terbuka, ulet, kritis
dan dapat bekerjasama dengan orang lain;
d. Mengembangkan pengalaman untuk menggunakan metode ilmiah dalam
merumuskan masalah, mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan,
merancang dan merakit instrumen percobaan, mengumpulkan, mengolah, dan
menafsirkan data, serta mengkomunikasikan hasil percobaan secara lisan dan
tertulis;
e. Mengembangkan kemampuan bernalar dalam berpikir analisis induktif dan
deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip fisika untuk menjelaskan
berbagai peristiwa alam dan menyelesaikan masalah baik secara kualitatif
maupun kuantitatif;
f. Menguasai konsep dan prinsip fisika serta mempunyai keterampilan
mengembangkan pengetahuan, dan sikap percaya diri sebagai bekal untuk
melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi serta mengembangkan
ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pembelajaran fisika bertujuan untuk menghasilkan siswa yang memiliki
potensi baik dalam sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Tujuan pembelajaran
fisika sesuai dengan pembelajaran kurikulum 2013 adalah mengembangkan
seluruh potensi yang dimiliki peserta didik. Untuk mencapai tujuan pembelajaran
Fisika ini, peran guru sangatlah penting yaitu sebagai fasilitator dalam
31
menyampaikan materi pembelajaran yang mudah dipahami siswa. Hal yang dapat
dilakukan guru adalah mengembangkan model pembelajaran Fisika sehingga
siswa termotivasi untuk belajar.
D. Materi Fisika SMA
1. Karakteristik Keilmuan Fisika
Karakteristik fisika berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam
secara sistematis, sehingga fisika bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan
yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga
merupakan suatu proses penemuan. Pemahaman tentang karakteristik fisika ini
berdampak pada proses belajar fisika di sekolah. Sesuai dengan karakteristik
fisika, fisika di sekolah diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk
mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih
lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan karakteristik fisika pula, cakupan fisika yang dipelajari di
sekolah tidak hanya berupa kumpulan fakta tetapi juga proses perolehan fakta
yang didasarkan pada kemampuan menggunakan pengetahuan dasar fisika untuk
memprediksi atau menjelaskan berbagai fenomena yang berbeda. Cakupan dan
proses belajar fisika di sekolah memiliki karakteristik tersendiri.
a. Fisika mempunyai nilai ilmiah. Kebenaran dalam Fisika dapat dibuktikan lagi
oleh semua orang dengan menggunakan metode ilmiah dan prosedur seperti
yang dilakukan terdahulu oleh penemunya.
b. Fisika merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara
sistematis,dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala
alam.
c. Fisika merupakan pengetahuan teoritis. Teori Fisika diperoleh atau disusun
dengan cara yang khas atau khusus, yaitu dengan melakukan observasi,
eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori,eksperimentasi, observasi dan
demikian seterusnya kait mengkait antara cara yangsatu dengan cara yang lain.
d. Fisika merupakan suatu rangkaian konsep yang saling berkaitan.
Menggunakan bagan-bagan konsep yang telah berkembang sebagai suatu hasil
eksperimen dan observasi, yang bermanfaat untuk eksperimentasi dan
observasi lebih lanjut (Depdiknas, 2006).
32
e. Fisika meliputi empat unsur, yaitu produk, proses, aplikasi dan sikap. Produk
dapat berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum. Proses merupakan prosedur
pemecahan masalah melalui metode ilmiah; metode ilmiah meliputi
pengamatan, penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen, percobaan atau
penyelidikan pengujian hipotesis melalui eksperimentasi; evaluasi,
pengukuran, dan penarikan kesimpulan.
Definisi dan contoh fakta, konsep, prinsip, hukum, postulat, dan teori dalam ilmu
fisika
a. Fakta dalam ilmu fisika
Fakta adalah sejumlah data yang terkumpul atau dihasilkan dalam suatu
proses kegiatan misalnya penelitian, yang menunjukkan keadaan yang sebenarnya
sesuai dengan proses yang berlangsung. Fakta merupakan produk paling dasar
dari sains (IPA). Fakta-fakta merupakan dasar dari konsep-konsep, prinsip-prinsip,
dan teori-teori. Fakta menunjukkan kebenaran dan keadaan sesuatu. Fakta dalam
IPA adalah pernyataan-pernyataan tentang benda-benda yang benar-benar ada atau
peristiwa yang benar-benar terjadi dan sudah dikonfirmasi secara objektif. karena
fakta-fakta diperoleh dari hasil observasi, maka fakta-fakta merepresentasikan apa
yang dapat dilihat. Seringkali, dua buah kriteria berikut ini digunakan untuk
mengidentifikasi sebuah fakta yaitu :
1) dapat diamatai secara langsung
2) dapat didemonstrasikan kapan saja
Oleh karena itu, fakta-fakta terbuka bagi siapapun yang ingin
mengamatinya. Namun, kita harus ingat bahwa dua kriteria di atas tidak selalu
berlaku karena ada informasi faktual yang hanya terjadi sekali dalam jangka
waktu yang sangat lama.
Contoh :
1) Sebuah bola yang digelindingkan pada sebuah lantai yang permukaannya
licin akan bergerak lebih cepat dibandingkan jika digelindingkan pada lantai
yang permukaannya kasar.
2) Benda diam akan tetap diam
3) Benda bergerak akan tetap bergerak
b. Konsep dalam ilmu fisika
33
Konsep adalah sebuah ide yang diekspresikan dengan simbol atau kata.
Konsep menunjukkan pengertian tentang suatu objek, disebut juga sebagai
pembawa arti. Konsep dipakai untuk mendeskripsikan objek yang diamati, baik
materi atau energi. Konsep dibagi dua, yaitu simbol dan definisi. Konsep adalah
abstraksi dari kejadian-kejadian, banda-benda, atau gejala yang memiliki sifat
tertentu atau lambang. Konsep juga merupakan konstruksi mental yang digunakan
untuk menginterprestasika hasil observasi ikan, misalnya, memiliki karakteristik
tertentu yang membedakannya dengan reptil dan mamalia.
Konsep merupakan gambaran umum dari suatu idea tau gagasan dari sistem
penalaran. Biasanya gambaran umum yang bersifat abstrak. Dalam arti yang lebih
luas kita harus memberikan batas atau ruang lingkup agar jelas terbeda sesuatu
dengan yang lain, baik bentuk, sifat, atau material dari idea tau gagasan tersebut.
Kata konsep dan generalisasi sering dipergunakan secara bergantian. Konsep
kadangkala diartikan sebagai bayangan mental atau sudut pandang secara
individual. Sebagai contoh, jika seorang anak mempunyai konsep jarak bumi ke
bulan, maka konsep ini khas untuk dirinya sendiri. Sementara generalisasi adalah
pernyataan yang didasarkan atas akumulasi pengalaman-pengalaman yang terjadi
dalam komunitas ilmiah. Ciri-ciri konsep :
1) Konsep merupakan buah fikiran yang dimiliki seseorang. Konsep itu
semacam simbol.
2) Konsep itu timbul sebagai hasil dari pengalaman manusia dengan lebih dari
satu benda, peristiwa atau fakta. Konsep itu adalah suatu generalisasi.
3) Konsep adalah hasil berfikir abstrak manusia yang merangkum banyak
pengalaman.
4) Konsep menyangkut keterkaitan fakta – fakta atau pemberian pola pada fakta-
fakta .
5) Suatu konsep dapat dianggap kurang tepat disebabkab timbulnya pengetahuan
baru sehingga konsep tersebut harus mengalami perubahan.
6) Konsep itu berguna untuk membuat ramalan atau tafsiran.
Contoh :
1) Konsep percepatan : Simbol (a) = V/ t
34
Definisi nya, Konsep percepatan itu meliputi percepatan yang semakin cepat
(biasa disebut percepatan saja) dan percepatan yang semakin lambat (biasa
disebut perlambatan).
2) Konsep tentang perpindahan. Nama dari konsep adalah perpindahan,
definisinya adalah sebuah vektor yang arahnya dari benda pada kedudukan
awal menuju kedudukan akhir dan mempunyai besar yang sama dengan jarak
terpendek antara dua kedudukan.
3) Satelit adalah benda angkasa yang bergerak mengelilingi planet.
4) Air adalaha zat yang molekulnya tersusun atas 2 atom hidrogen dan 1 atom
oksigen.
c. Prinsip dalam ilmu fisika
Jika hukum mempunyai cakupan yang luas, maka prinsip mempunyai
cakupan yang terbatas. Prinsip dan hukum memiliki kemiripan, hanya pernyataan
sebuah prinsip kurang umum, sedangkan pernyataan yang dikategorikan ke dalam
hukum memiliki cakupan yang luas. Prinsip merupakan pernyataan yang berlaku
bagi sekolompok gejala tertentu yang mampu menjelaskan suatu kejadian. Prinsip
diperoleh lewat proses induksi dari hasil berbagai macam observasi.
Contoh :
1) Prinsip Archimedes
2) Prinsip Pascal
3) Logam bila dipanaskan memuai
4) Semakin besar besar intensitas cahaya, semakin efektif proses fotosintesis
5) Larutan yang bersifat asam bila dicampur dengan larutan yang bersifat basa
akan membentuk garam dan bersifat netral.
6) Semakin besar perbedaan tekanan udara, semakin kuat angin berhembus.
d. Hukum dalam ilmu fisika
Hukum fisika ialah generalisasi ilmiah berdasarkan pada pengamatan
empiris. Hukum ialah kesimpulan yang diambil dari, atau hipotesis yang
ditegaskan oleh eksperimen ilmiah. Hukum fisika berbeda dari teori ilmiah
dengan kesederhanaannya. Teori ilmiah memiliki banyak persamaan sifat sebagai
hukum, namun umumnya lebih kompleks daripada hukum; mempunyai banyak
35
komponen bagian, dan lebih mungkin berubah sebagai kumpulan data percobaan
yang tersedia dan pengembangan analisis.
Hukum merupakan pernyataan yang singkat tapi bersifat umum dalam
menjelaskan perilaku alam. Terkadang pernyataan itu membentuk suatu
persamaan atau hubungan, misalnya Hukum II Newton. Suatu pernyataan disebut
hukum jika secara eksperimental berlaku secara luas. Hukum-hukum ilmiah
bersifat deskriptif; menjelsakan bagaimana alam berprilaku, tidak menjelsakan
bagaimana alam harus berprilaku. Berbeda dengan hokum politik
yang preskriptif, di mana menjelaskan bagaimana manusia harus beprilaku. Suatu
pernyataan disebut hukum jika validitasnya telah teruji secara luas. Walaupun
demikian, jika terdapat informasi-informasi baru yang muncul maka hukum-
hukum tertentu harus disesuaikan, bahkan harus dilenyapkan. Kekhasan hukum
dapat ditunjukkan dari :
1) Bersifat lebih kekal karena telah berkali-kali mengalami pengujian
2) Pengkhususannya dalam menunjukkan hubungan antar variable
Hukum pada hakikatnya merupakan pernyataan hubungan antara dua
variable atau lebih dalam suatu kaitan sebab akibat. Hukum adalah prinsip yang
bersifat spesifik. Kekhasan hukum dapat ditunjukkan dari hal berikut :
1) Bersifat lebih kekal karena telah berkali-kali mengalami pengujian
2) Pengkhususannya dalam menunjukkan hubungan antar variable
Contoh :
1) Hukum I Newton yang menyatakan “sebuah benda yang diam akan cenderung
diam dan benda yang bergerak cenderung tetap bergerak dengan kecepatan
tetap jika tidak ada gaya luar yang bekerja pada benda itu” ∑F = 0.
2) Hukum ohm menunjukkan hubungan antara hambatan dengan kuat arus dan
tegangan listrik, yaitu ”besarnya hambatan sebanding dengan besarnya
tegangan listrik tetapi berbanding terbalik dengan kuat arusnya”. Hukum
tersebut secara matematis dibahasakan dalam bentuk persamaan :
R = V/I
dimana :
R = tahanan
V = tegangan
I = kuat arus
36
Spiritual dan KD Sikap Sosial pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam tidak
dirumuskan, tetapi hasil pembelajaran tidak langsung (indirect teaching) dari
pengetahuan dan keterampilan, sehingga perlu direncanakan pengembangannya.
KI-3 pengetahuan dan KI-4 keterampilan dirinci lebih lanjut dalam KD mata
pelajaran. Pengembangan KD tidak dibatasi oleh rumusan Kompetensi Inti (KI),
tetapi disesuaikan dengan karakteristik mata pelajaran, kompetensi, lingkup
materi, psikopedagogi. Namun demikian, perumusan KD harus mengacu ke
Kompetensi Inti. Kompetensi Inti di SMA/MA Kelas X, XI, dan XII disajikan
pada Tabel 2 berikut ini.
Tabel 2. Peta Kompetensi Inti SMA/MA
Kelas X Kelas XI Kelas XII
KI-1: Menghayati dan KI-1: Menghayati dan KI-1: Menghayati dan
mengamalkan ajaran mengamalkan ajaran mengamalkan ajaran
agama yang agama yang agama yang dianutnya.
dianutnya. dianutnya.
KI-2: Menunjukkan KI-2: Menunjukkan perilaku KI-2: Menunjukkan perilaku
perilaku jujur, jujur, disiplin, jujur, disiplin,
disiplin, tanggung- tanggungjawab, tanggungjawab, peduli
jawab, peduli (gotong peduli (gotong (gotong royong,
royong, kerjasama, royong, kerjasama, kerjasama, toleran,
toleran, damai), toleran, damai), damai), santun,
santun, responsif dan santun, responsif dan responsif dan pro-aktif
pro-aktif dan pro-aktif dan dan menunjukkan
menunjukkan sikap menunjukkan sikap sikap sebagai bagian
sebagai bagian dari sebagai bagian dari dari solusi atas
solusi atas berbagai solusi atas berbagai berbagai permasalahan
permasalahan dalam permasalahan dalam dalam berinteraksi
berinteraksi secara berinteraksi secara secara efektif dengan
efektif dengan efektif dengan lingkungan sosial dan
lingkungan sosial dan lingkungan sosial dan alam serta dalam
alam serta dalam alam serta dalam menempatkan diri
menempatkan diri menempatkan diri sebagai cerminan
sebagai cerminan sebagai cerminan bangsa dalam
bangsa dalam bangsa dalam pergaulan dunia.
pergaulan dunia. pergaulan dunia.
KI-3: Memahami, mene- KI-3: Memahami, KI-3: Memahami,
rapkan, menganalisis menerapkan, dan menerapkan,
pengetahuan faktual, menganalisis menganalisis dan
konseptual, pengetahuan faktual, mengevaluasi
prosedural konseptual, pengetahuan faktual,
berdasarkan rasa prosedural, dan konseptual, prosedural,
39
Setelah mendapatkan data dan informasi dari hasil pengamatan suatu gejala
alam, seorang fisikawan harus mampu memberikan penafsiran-penafsiran
dari data yang diperoleh yang kemudian menjadi dasar untuk dilakukannya
eksperimen.
d. Melakukan eksperimen.
Eksperimen merupakan salah satu langkah untuk memperoleh data-data
yang dapat digunakan untuk membuktikan dan memperkuat penafsiran-
penafsiran yang telah dilakukan sebelumnya. Dalam eksperimen ini
fisikawan harus mempunyai sikap jujur.
e. Menguji hipotesis.
Hasil eksperimen yang dilakukan tentunya dapat digunakan untuk
mengujiapakah hipotesis yang telah dibuat benar atau salah. Pengujian
hipotesis ini harus dilakukan dengan obyektif dan penuh kejujuran.
f. Kesimpulan.
Langkah-langkah yang telah dilakukan sebelumnya mendukung dalam
menentukan kesimpulan.
g. Publikasi.
Publikasi menjadi langkah terakhir dalam proses ilmiah ini. Seorang
fisikawan harus menyampaikan hasil penemuannya apa adanya. Kalau
hasilnya buruk makaharus dikatakan buruk dan kalau baik harus dikatakan
baik.
6. Kompetensi Mempelajari Fisika
Setelah peserta didik mengikuti pembelajaran Fisika di SMA/MA
diharapkan memiliki kompetensi yang mencakup kompetensi sikap, kompetensi
pengetahuan, dan kompetensi keterampilan sebagai berikut.
a. menjalani kehidupan dengan sikap positif dengan daya pikir kritis, kreatif,
inovatif, dan kolaboratif, disertai kejujuran dan keterbukaan, berdasarkan
potensi proses dan produk fisika;
b. memahami fenomena alam di sekitarnya, berdasarkan hasil pembelajaran sains
melalui bidang-bidang Fisika;
c. membedakan produk atau cara yang masuk akal dengan produk atau cara yang
tidak bersesuaian dengan prinsip-prinsip Fisika;
d. mengambil keputusan di antara berbagai pilihan yang dibedakan oleh hal-hal
yang bersifat ilmiah;
47
dipelajari. Pada tahap ini siswa melakukan penyandian atau encoding atas
informasi yang diterimanya. Berbagai respon diberikan siswa atas informasi
yang diperolehnya. Ada yang menganggap informasi yang diterimanya
sebagai sesuatu yang baru. Ada pula yang menyikapi informasi yang
diperolehnya lebih mendalam dan luas dari pengetahuan yang dimiliki
sebelumnya.
Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat peneliti simpulkan bahwa
Model Pembelajaran Discovery learning adalah model pembelajaran yang
mengatur sedemikian rupa sehingga anak memperoleh pengetahuan yang belum
diketahuinya itu tidak melalui pemberitahuan, sebagian atau seluruhnya
ditemukan sendiri.
Teori Tentang Model Pembelajaran Discovery Learning, yaitu Teori Belajar
Jerome Bruner. Teori belajar Bruner ialah belajar penemuan atau discovery
learning. Belajar penemuan dari Jerome Bruner adalah model pengajaran yang
dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip konstruktivis. Di dalam discovery
learning siswa didorong untuk belajar sendiri secara mandiri. Siswa terlibat aktif
dalam penemuan konsep-konsep dan prinsip-prinsip melalaui pemecahan masalah
atau hasil abstraksi sebagai objek budaya. Guru mendorong dan memotivasi siswa
untuk mendapatkan pengalaman dengan melakukan kegiatian yang
memungkinkan mereka untuk menemukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip
matematika untuk mereka sendiri. Pembelajaran ini dapat membangkitkan rasa
keingintahuan siswa.
Karakteristik utama belajar menemukan yaitu: (1) mengeksplorasi dan
memecahkan masalah untuk menciptakan, menggabungkan dan menggeneralisasi
pengetahuan; (2) berpusat pada siswa; (3) kegiatan untuk menggabungkan
pengetahuan baru dan pengetahuan yang sudah ada.Ada sejumlah ciri-ciri proses
pembelajaran yang sangat ditekankan oleh teori konstruktivisme, yaitu :
a. Menekankan pada proses belajar, bukan proses mengajar
b. Mendorong terjadinya kemandirian dan inisiatif belajar pada siswa.
c. Memandang siswa sebagai pencipta kemauan dan tujuan yang ingin dicapai.
d. Berpandangan bahwa belajar merupakan suatu proses, bukan menekan pada
hasil.
54
b. Pelaksanaan
ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada
tingkat kepercayaan tertentu
e. Verification (Pembuktian)
Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk
membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi dengan temuan
alternatif, dihubungkan dengan hasil data processing (Syah, 2004 : 244).
Verification menurut Bruner, bertujuan agar proses belajar akan berjalan dengan
baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menemukan suatu konsep, teori, aturan atau pemahaman melalui contoh-contoh
yang ia jumpai dalam kehidupannya.
f. Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi)
sebuah investigas mendalamdan topik yang diangkat relevan untuk para peserta
didik.
b. Mendesain Perencanaan Proyek (Design a Plan for the Project)
Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara pengajar dan peserta didik.
Dengan demikian peserta didik diharapkan akan merasa “memiliki” atas proyek
tersebut. Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat
mendukung dalam menjawab pertanyaan esensial, dengan cara mengintegrasikan
berbagai subjek yang mungkin, serta mengetahui alat dan bahan yang dapat
diakses untuk membantu penyelesaian proyek.
c. Menyusun jadwal (Create a Schedule)
Guru dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam
menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain: (1) membuat timeline
untuk menyelesaikan proyek, (2) membuat deadline penyelesaian proyek,
(3)membawa peserta didik agar merencanakan cara yang baru, (4) membimbing
peserta didik ketika mereka membuat cara yang tidak berhubungan dengan
proyek,dan (5) meminta peserta didik untuk membuat penjelasan (alasan) tentang
pemilihan suatu cara.
d. Memonitor Kegiatan dan Perkembangan Proyek(Monitor the Students and the
Progress of the Project)
Guru bertanggung jawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas
peserta didik selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan cara
menfasilitasi peserta didik pada setiap proses. Dengan kata lain pengajar berperan
menjadi mentor bagi aktivitas peserta didik. Agar mempermudah proses
monitoring, dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam keseluruhan aktivitas yang
penting.
e. Menguji Hasil (Assess the Outcome)
Penilaian dilakukan untuk membantu pengajar dalam mengukur
ketercapaian standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing- masing
peserta didik,memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah
dicapai peserta didik, membantu pengajar dalam menyusun strategi pembelajaran
berikutnya.
f. Mengevaluasi Pengalaman (Evaluate the Experience)
59
proses ini, beberapa kegiatan, seperti bermain peran, menulis buku harian atau
narasi, dan membimbing pertanyaan. Dengan demikian, refleksi sering lebih
terfokus pada proses pembelajaran berbasis inquiry dan komunikasi terfokus pada
hasil yang didapatkan. Kedua sub-fase diskusi ini dapat dilihat sebagai terjadi
pada dua tingkat kemungkinan: (1) berkomunikasi atau refleksi pada seluruh
proses di akhir pembelajaran berbasis inquiry atau (2) komunikasi dan refleksi
dalam seluruh proses disetiap masing-masing fase sebelumnya.
Kelima fase dari model Inquiry Based Learning (IBL) berlangsung secara
paralel satu sama lain yang saling berhubungan. Terutama pada fase komunikasi
yang bisa terjadi selama proses pembelajaran berlangsung.
Karakteristik Model Inquiry Based Learning yaitu model inquiry ini
berangkat dari asumsi bahwa sejak manusia lahir ke dunia, manusia
memiliki dorongan untuk menemukan sendiri pengetahunanya. Rasa ingin tahu
tentang keadaan alam disekelilingnya merupakan kodrat manusia sejak lahir ke
dunia. Sejak kecil manusia memiliki keinginan untuk mengenal segala
sesuatu melalui indra pengecapan, pendengaran, penglihatan dan indraindra
lainnya.
Ada beberapa hal yang menjadi ciri utama model pembelajaran inkuiri
ini, yaitu :
a. Strategi inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal
untuk menari dan menemukan, artinya strategi inkuiri menempatkan siswa
sebagai subjek belajar.
b. Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan
menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan. Dengan
demikian strategi pembelajaran inkuiri menempatkan guru bukan sebagai
sumber belajar, akan tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa.
c. Tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran inkuiri adalah
mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan
kritis.Tujuan utama pembelajaran melalui model Inquiry Based Learning
ini adalah menolong siswa untuk dapat mengembangkan disiplin
intelektual dan keterampilan berpikir dengan memberikan pertanyaan-
pertanyaan dan mendapatkan jawaban atas dasar rasa ingin tahu mereka.
63
BAB III
PEMBAHASAN
A. Matriks Karakteristik Peserta Didik SMA, Karakteristik Fisika SMA, Model Pembelajaran Fisika SMA
Tabel 1. Matriks Hubungan Karakteristik Peserta Didik SMA, Karakteristik Fisika SMA, Model Pembelajaran Fisika
SMA
Karakteristik Peserta didik Hakikat Pembelajaran
Karaktristik Fisika SMA Model Pembelajaran Fisika
SMA Fisika SMA
a. Perkembangan Karakteristik a. Pembelajaran Karakteristik Fisika Secara 1. Model Discovery Learning
Berupa Perkembangan Fisik Merupakan suatu proses Umum Karakteristik :
- Pertumbuhan fisik interaksi antara pendidik dan a. Fisika merupakan suatu a. Mengeksplorasi dan
mengalami perubahan peserta didik dan sumber kumpulan pengetahuan memecahkan masalah
lebih cepat dimana jelas belajar pada suatu lingkungan yang tersusun secara untuk menciptakan,
terlihat pada tungkai dan belajar sehingga terjadi sistematis, dan dalam menggabungkan dan
tangan, tulang kaki dan perubahan perilaku ke arah penggunaannya secara menggeneralisasi
tangan, serta otot-otot yang lebih baik baik dari umum terbatas pada pengetahuan;
tubuh berkembang pribadi peserta didik. gejala-gejala alam. (Fakta) b. Berpusat pada siswa;
pesat. b. Hakikat Ilmu Fisika b. Fisika merupakan suatu kegiatan untuk
ilmu tentang alam dalam rangkaian konsep yang c. Menggabungkan
b. Perkembangan Karakteristik makna terluas yang saling berkaitan. pengetahuan baru dan
Seksual. Berkembangnya mempelajari gejala alam baik Menggunakan bagan- pengetahuan yang sudah
hormon-horman pada anak yang tidak hidup atau materi bagan konsep yang telah ada
baik itu pria dan wanita dalam lingkup ruang dan berkembang sebagai suatu Sintak :
yang mana hormon tersebut waktu yang terkumpul hasil eksperimen dan 1.Persiapan
dapat merangsang menjadi sebuah kumpulan observasi, yang bermanfaat 2.Pelaksanaan
kesuburan anak pengetahuan atau jalan untuk eksperimentasi dan a. Stimulation
berfikir dan cara untuk observasilebih lanjut (stimulus/pemberian
penyelidikan (Konsep) rangsangan).
64
3. Model IBL
d. Perkembangan Karakteristik Karakteristik :
Emosi Yang Cenderung a.Strategi inkuiri menekankan
Meluap-Meluap kepada aktivitas siswa secara
Emosi pada remaja masih labil maksimal untuk menarik dan
karena belum bisa mengontrol menemukan, artinya strategi
emosi dengan baik dan hanya inkuiri menempatkan siswa
67
4. Model PJBL
e. Perkembangan Karakteristik Karakteristik :
Dalam Kehidupan Sosialnya a. Melibatkan siswa secara
- Sebagai makhluk sosial, langsung dalam
individu dituntut untuk pembelajaran
menguasai ketrampilan- b. Menghubungkan
ketrampilan sosial dan pembelajaran dengan dunia
kemampuan nyata
68
terbaik.
71
Materi gerak suhu dan kalor merupakan materi SMA kelas X Semester 1
dengan KD. 3.7 dan KD 4.1 KD 4.8 pada kelas XI ini yaitu Menganalisis
hubungan antara perubahan suhu dan banyaknya kalor yang dihasilkan dalam
kehidupan sehari-hari. Adapun kata kerja operasional yang digunakan pada KD
3.7 ini yaitu menganalisis, yang mana menganalisis ini berada pada posisi C4.
Adapun kemampuan yang harus ada pada peserta didik yaitu kemampuan untuk
merinci atau menguraikan suatu masalah, mampu untuk mentransfer pengetahuan
yang mana pada materi suhu dan kalor ini terdapat materi besaran-besaran fisika
sehingga peserta didik hendaknya dapat mentransfer pengetahuan matematika
yang telah mereka miliki sebelumnya, kemudian peserta didik diharapkan
memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah menjadi bagian-bagian dan
melakukan pengkajian yang mana pada materi suhu dan kalor ini yaitu pengaruh
perubahan suhu dengan banyaknya kalor yang akan dihasilkan dan dan besaran-
besaran terkaitnya.
Dari ketiga perpaduan materi tersebut peserta didik diharapkan mampu
mengkaji uraian dari besaran-besaran tersebut yang mana kesemua kemampuan
tersebut dapat ditunjang dengan penggunaan media dalam pembelajaran.
Kemudian untuk KD 4.1 terdapat kata kerja operasional yaitu melakukan yang
mana kata kerja operasional ini terletak pada posisi P2 yaitu setara dengan
melakukan. Yang mana nantinya peserta didik diharapkan dapat melakukan
percobaan mengenai suhu dan kalor ini. Untuk lebih jelasnya, berikut pemaparan
Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, dan Indikator materi suhu dan kalor.
1. Kompetensi Int
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
72
3. Matriks Analisis Materi Suhu dan Kalor Terhadap Pemilihan Model Sesuai Anjuran Kurikulum 2013
Tabel 2. Matriks Analisis Materi Suhu dan Kalor Terhadap Pemilihan Model Sesuai Anjuran Kurikulum 2013
Kompetensi Indikator Tujuan Karakter yang Karakteristik Materi (Fakta, Stimulus Sintak
Dasar Pembelajaran Harus Dimiliki Konsep, Prinsip, Prosedur) Pembelajaran Pembelajaran
oleh Guru
3.71 Menganalisis C4 (Menganalisis) Melalui kegiatan Dalam Fakta Pendidik Bertanya
pengaruh Mendefenisikan pembelajaran menganalisis, Air yang mendidih memberikan Membimbing
kalor pengertian suhu dalam proses peserta didik Es batu yang mencair tayangan peserta didik
terhadap dan kalor mencari hendaknya Pertambahan panjang rel vidio sebagai untuk bertanya
suhu benda. Mengidentifikasi informasi, memiliki kereta api saat siang hari stimulus terkait
4.11 Melakukan besaran-besaran menanya, kemampuan untuk peserta demonstrasi
percobaan yang terkait dengan bereksperimen untuk merinci didik. yang dilakukan
hubungan materi suhu dan dan berdiskusi atau Konsep Pendidik Hipotesis umum
suhu dan kalor peserta didik menguraikan Suhu adalah derajat yang memberikan Menyuruh
kalor Menentukan dapat memahami suatu menyatakan panas atau pertanyaan peserta didik
berikut persamaan kalor pengetahuan masalah/soal dinginnya suatu benda. kenapa hal untuk membuat
presentasi Menghitung faktual, menjadi Termometer merupakan alat tersebut dapat hipotesis umum
serta makna besarnya konseptual, dan bagian-bagian ukur suhu. terjadi. tentang masalah
fisisnya. ertambahan prosedural yang lebih kecil Satuan internasional suhu Pendidik yang diberikan
panjang benda tentang dan mampu adalah Kelvin (K) membimbing Investigasi
(pemuaian) hubungan antara untuk siswa untuk Eksplorasi
Pemuaian adalah
Menentukan suhu dan kalor memahami melakukan Guru
pertambahan panjang yang
pengaruh kalor dalam kehidupan hubungan di investigasi memancing
terjadi pada benda .
dengan perubahan sehari-hari serta antara bagian- mengenai siswa untuk
Kalor merupakan bentuk
bentuk bentuk mampu bagian tersebut. contoh yang mengingat
energy yang berpindah
membangun - Peserta didik
75
Kompetensi Indikator Tujuan Karakter yang Karakteristik Materi (Fakta, Stimulus Sintak
Dasar Pembelajaran Harus Dimiliki Konsep, Prinsip, Prosedur) Pembelajaran Pembelajaran
oleh Guru
benda kesadaran akan dituntut untuk karena adanya perbedaan telah pelajaran suhu
Melaksanakan kebesaran Tuhan mampu suhu. diberikan. dan kalor
percobaan untuk YME dan mentransfer Satuan untuk menyatakan Pendidik Memancing
menetukan mampu pengetahuan kalor adalah joule (J) atau membantu siswa untuk
hubungan suhu dan menunjukkan matematika Kalori (kal). Peserta didik mencari materi
kalor sikap ilmiah dan dalam untuk suhu dan kalor
keterampilan menentukan Prinsip menemukan pada proses
procedural hubungan Kalor adalah energi panas pengertian peribahan es
melalui proses besaran yang zat yang dapat berpindah dari suhu batu menjadi air
mencoba, telah dipelajari. dari suhu tinggi ke suhu dengan Memaparkan
mengasosiasi - Peserta didik rendah. Jika mengalami menampilkan materi suhu dan
dan dituntut untuk perubahan suhu maka : gambar atau kalor
mengkomunikasi melakukan vidio. Eksperimen
kannya dalam pemecahan Pendidik Mengorganisasi
presentasi dan masalah yang membantu kan kegiatan
laporan tertulis. berupa Peserta didik pembelajaran
menguraikan untuk Melakukan
masalah Namun jika tidak menemukan pembagian
menjadi mengalami perubahan suhu pengertian bahan berupa
bagian-bagian (berubah wujud) maka : dari kalor LKPD
dan meneliti, dengan Melakukan
mengkaji, serta Untuk Es menjadi Cair menampilkan pembagian
menyusun gambar atau kelompok untuk
kembali bagian vidio kegiatan
tersebut perubahan es praktikum
76
Kompetensi Indikator Tujuan Karakter yang Karakteristik Materi (Fakta, Stimulus Sintak
Dasar Pembelajaran Harus Dimiliki Konsep, Prinsip, Prosedur) Pembelajaran Pembelajaran
oleh Guru
menjadi suatu menjadi air. Membimbing
kesatuan Untuk Cair menjadi Gas Pendidik dalam kegiatan
sehingga (Uap) membagi eksperimen
merupakan peserta didik suhu dan kalor
penyelesaian dalam Membimbing
akhir beberapa dalam diskusi
- Saat proses kelompok hasil praktikum
diskusi dan Keterangan : untuk Interpretasi data
praktikum melakukan Membimbing
diharapkan Q = Kalor (Joule) praktikum. dalam
sikap c = kalor jenis zat (J/kg K) Pendidik Menganalisis
spiritual C = kapasitas panas suatu membimbing dan mengolah
(jujur) dan benda (J/K) peserta didik data praktikum
sikap sosial ΔT = perubahan suhu zat untuk Kesimpulan
(teliti, (K) mendiskusika Membimbing
kerjasama, L = kalor laten lebur (J/kg) n hasil dalam
percaya U = kalor laten uap (J/kg) praktikum dan merumuskan
diri, menyimpulka kesimpulan
tamggung Konversi satuan kalor nnya. Diskusi
jawab, Pendidik Komunikasi
disiplin, 1 kalori = 4,2 Joule membimbing Mempresentasik
santun dan 1 Joule = 0,24 kalori peserta didik an hasil
menghargai dalam praktikum
pendapat Pemuaian adalah bertambah merumuskan Refleksi
orang lain) besarnya ukuran suatu kesimpulan. Melakukan
77
Kompetensi Indikator Tujuan Karakter yang Karakteristik Materi (Fakta, Stimulus Sintak
Dasar Pembelajaran Harus Dimiliki Konsep, Prinsip, Prosedur) Pembelajaran Pembelajaran
oleh Guru
peserta benda karena kenaikkan Pendidik penilaian dan
didik dapat suhu yang terjadi pada meminta refleksi terhadap
tumbuh dan benda tersebut. peserta didik hasil kerja
berkembang untuk kelompok
dengan baik 1. Pemuaian Zat Padat mempresentas
- Menunjukk ikan hasil Sistem sosial:
an sikap Ada 3 jenis pemuaian pada praktikum Kerja sama
ilmiah pada zat padat, yakni : yang telah di dalam
saat laksanakan. kelompok
melaksanak a. Pemuaian Panjang Toleransi dalam
an kerja kelompok
percobaan
gerak Adanya prinsip-
harmonik prinsip reaksi:
pada Memberikan
ayunan Keterangan : penilaian dan
bandul refleksi terhadap
Kemampuan LT = Panjang total (m) hasil praktikum
yang harus Lo = panjang mula-mula (m) Memberikan
dimiliki peserta ΔL = pertambahan panjang pujian terhadap
didik dalam (m) siswa yang aktif
menyelesaikan ΔT = selisih suhu awal dan Memberikan
masalah adalah akhir (oC atau oK) reward kepada
sebagai α = koefisien muai panjang (oC- kelompok yang
1
berikut : atau oK-1) paling aktif
78
Kompetensi Indikator Tujuan Karakter yang Karakteristik Materi (Fakta, Stimulus Sintak
Dasar Pembelajaran Harus Dimiliki Konsep, Prinsip, Prosedur) Pembelajaran Pembelajaran
oleh Guru
Menurut Young
dan Freedman b. Pemuaian Luas Sistem pendukung:
(2012: 3) Alat peraga
menjelaskan bahan ajar berupa
menyelesaikan LKPD
soal fisika ada alat dan bahan
empat langkah untuk praktikum
yang dilakukan Keterangan :
meliputi:
- Pertama, AT = Luas total (m2)
mengidentifikas Ao = luas mula-mula (m2)
i konsep ΔA = pertambahan luas (m2)
relevan ΔT = selisih suhu awal dan
(identify). akhir (oC atau oK)
Pada langkah β = koefisien muai luas (oC-
ini siswa 1
atau oK-1)
menggunakan
kondisi yang c. Pemuaian Volume
dinyatakan
dalam masalah
untuk
menentukan
konsep fisika
yang relevan Keterangan :
dan
79
Kompetensi Indikator Tujuan Karakter yang Karakteristik Materi (Fakta, Stimulus Sintak
Dasar Pembelajaran Harus Dimiliki Konsep, Prinsip, Prosedur) Pembelajaran Pembelajaran
oleh Guru
mengidentifikas VT = Volume total (m3)
i variabel yang Vo= volume mula-mula (m3)
dicari seperti ΔV = pertambahan volume (m3)
membuat daftar ΔT = selisih suhu awal dan
besaran yang akhir (oC atau oK)
diketahui dan γ = koefisien muai volume (oC-
1
menentukan atau oK-1)
besaran ditanya.
- Kedua, set up dimana :
the problem
Pada langkah
ini menentukan
persamaan yang
sesuai untuk
memecahkan 2. Pemuaian Zat Cair
masalah,
membuat sketsa Pada zat cair terjadi Pemuaian
mendeskripsika volume
n masalah.
- Ketiga, execute
solusi.
Pada langkah
ini
menggunakan Keterangan :
persamaan,
80
Kompetensi Indikator Tujuan Karakter yang Karakteristik Materi (Fakta, Stimulus Sintak
Dasar Pembelajaran Harus Dimiliki Konsep, Prinsip, Prosedur) Pembelajaran Pembelajaran
oleh Guru
mensubtitusika VT = Volume total (m3)
n nilai yang Vo= volume mula-mula (m3)
diketahui ke ΔV = pertambahan volume (m3)
persamaan dan ΔT = selisih suhu awal dan
melakukan akhir (oC atau oK)
operasi γ = koefisien muai volume (oC-
1
matematika atau oK-1)
menemukan
solusi. 3. Pemuaian Zat Gas
- Keempat,
evaluasi Pada zat gas terjadi pemuaian
jawaban(evalua volume
si). Peserta
didik mengecek
satuan dan
mengecek
kesesuaian
dengan konsep.
Keterangan :
Kompetensi Indikator Tujuan Karakter yang Karakteristik Materi (Fakta, Stimulus Sintak
Dasar Pembelajaran Harus Dimiliki Konsep, Prinsip, Prosedur) Pembelajaran Pembelajaran
oleh Guru
D. Perpindahan Kalor
1. Konduksi
Konduksi merupakan
perpindahan kalor tanpa disertai
perpindahan partikel-
partikelnya.
Keterangan :
Kompetensi Indikator Tujuan Karakter yang Karakteristik Materi (Fakta, Stimulus Sintak
Dasar Pembelajaran Harus Dimiliki Konsep, Prinsip, Prosedur) Pembelajaran Pembelajaran
oleh Guru
A = luas penampang benda (m2)
L = tebal benda atau jarak antar
ujung benda (m)
ΔT = perbedaan suhu kedua
ujung
2. Konveksi
Konveksi merupakann
perpindahan kalor dengan
disertai perpindahan partikel-
partikelnya.
Keterangan :
Kompetensi Indikator Tujuan Karakter yang Karakteristik Materi (Fakta, Stimulus Sintak
Dasar Pembelajaran Harus Dimiliki Konsep, Prinsip, Prosedur) Pembelajaran Pembelajaran
oleh Guru
ΔT = perbedaan suhu
3. Radiasi
Keterangan :
Prosedur
Percobaan perpindahan
84
Kompetensi Indikator Tujuan Karakter yang Karakteristik Materi (Fakta, Stimulus Sintak
Dasar Pembelajaran Harus Dimiliki Konsep, Prinsip, Prosedur) Pembelajaran Pembelajaran
oleh Guru
kalor
Percobaan azas black
83
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan tersebut, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Model pembelajaran fisika adalah sebagai kerangka konseptual dalam
keseluruhan alur atau langkah-langkah kegiatan pembelajaran fisika yang
tergambar secara sistemik, dan berfungsi sebagai pedoman bagi guru
atau perancang pembelajaran fisika dalam merencanakan dan melaksanakan
aktivitas pembelajaran
2. Pemilihan model pembelajaran perlu memperhatikan karakteristik materi
Fisika yang akan diajarkan. Karakteristik materi Fisika terdiri dari fakta,
konsep, prinsip, prosedur, hukum, postulat, dan teori Fisika.
B. Saran
Penulis mengetahui bahwa makalah ini belum sempurna, untuk itu
diharapkan kepada dosen pembimbing serta pembaca ikut memberikan saran agar
makalah ini lebih baik untuk selanjutnya.
84
DAFTAR PUSTAKA
Giancoli, Doughlas. C.. 2012. Fisika Jilid I (terjemahan). Jakarta: Erlangga.
Kemendikbud. 2013. Diklat Pendidik Dalam Rangka Implementasi Kurikulum
2013. Jakarta : Kemendikbud
Kemendikbud. 2016. Silabus Mata Pelajaran Sekolah Menengah Atas/ Madrasah
Aliyah (SMA/MA). Jakarta: Kemendikbud.
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Jakarta
Sudibyo, Bambang. 2006. Undang-Undang Repubkik IndonesiaNomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta. Depdiknas.
Sutrisno. 2006. Fisika dan Pembelajaran. Universitas Pendidikan Indonesia
Qodir, Abdul. 2012. Konsep Teori, Model, dan Hukum Fisika. [online]:
http://aqodirt.blogspot.com/2012/02/konsep-teori-model-dan-hukum-
fisika.html?m=1
Young, Hugh D. dan Freedman, Roger A., 2002. Fisika Universitas (terjemahan).
Jakarta: Erlangga.
http://www.tintapendidikanindonesia.com/2017/01/pengelompokkan-model-
pembelajaran.html