Anda di halaman 1dari 14

BAB IV

METODE PENENELITIAN

4.1 Desain penelitian

Desain penelitian adalah suatu strategi untuk mendapatkan data yang

dibutuhkan untuk keperluan pengujian hipotesis atau untuk menjawab pertanyaan

penelitian serta sebagai alat untuk mengontrol atau mengendalikan berbagai

variabel yang berpengaruh dalam penelitian (Nursalam, 2013). Desain penelitian

ini menggunakan desain korelasi yang bertujuan mengungkapkan hubungan

korelatif antar variabel (Nursalam, 2013). Penelitian ini bersifat “cross sectional”

yaitu melakukan observasi satu kali saja dan pengukuran variabel subjek

dilakukan pada saat pemeriksaan tersebut (Hidayat, 2012). Penelitian ini meneliti

tentang hubungan kemampuan penilaian triase dengan ketepatan penanganan

pasien pada mahasiswa profesi UNITRI.

26
27

4.2 Kerangka Kerja

Populasi: Semua mahasiswa profesi UNITRI sebanyak 106 orang

Sampel: Mahasiswa mahasiswa profesi UNITRI sebanyak 21 orang

Sampling: Simple random sampling

DesainPenelitian: Korelasi

Variabel Independen: Variabel Dependen:


Kemampuan penilaian triase Ketepatan penanganan pasien

Pengumpulan Data: Pengumpulan Data:


Kuesioner Kuesioner

Pengolahan Data: Editing, Coding, Scoring dan Tabulating

Analisa Data: Spearman Rank

Hasil

Kesimpulan

Gambar 4.1 Kerangka Kerja Hubungan Kemampuan Penilaian Triase dengan


Ketepatan Penanganan Pasien pada Mahasiswa Profesi UNITRI
28

4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian di Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas Tribhuwana Tunggadewi (UNITRI) Malang. Penelitian ini

akan dilakukan pada bulan Januari 2020.

4.4 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling

4.4.1 Populasi

Populasi penelitian adalah keseluruhan subjek penelitian atau objek yang

diteliti (Sugiyono, 2017). Populasi dalam penelitian ini adalah semua mahasiswa

PSIK UNITRI yangs sedang mengikuti profesi sebanyak 106 orang.

4.4.2 Sampel

Sampel merupakan karakteristik yang digunakan untuk dijadikan responden

penelitian (Sugiyono, 2013). Sampel dalam penelitian ini adalah Mahasiswa

Profesi Unitri Malang. Nursalam (2011), menjelaskan apabila populasi dari 100

maka sampel yang digunkan bias diambil 20%-40% dari jumblah populasi.

Rumus yang digunakan dalam penentuan sampel yaitu :

S=PxSP
100

Keterangan:

S = Sampel

P = Populasi

SP = Skor yang ditetapkan


29

Sampel dalam penelitian diambil dari 20% dari jumblah populasi

(106x20/100=21,2). sehingga jumlah sampel yang digunakan sebanyak 21

mahasiswa profesi unitri Malang.

4.4.3 Teknik sampling

Teknik sampling merupakan suatu proses seleksi sampel yang digunakan

dalam penelitian dari populasi yang ada (Sugiyono, 2017). Sampel dalam

penelitian ini menggunakan simple random sampling, yaitu pengambilan

sampel secara acak.

1. Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi merupakan kriteria dimana subjek peneliti mewakili sampel

penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel. Pertimbangan ilmiah harus

menjadi pedoman dalam menentukan kriteria inklusi (Hidayat, 2012).

a. Mahasiswa/mahasiswi PSIK UNITRI yang sedang mengambil profesi ners

b. Mahasiswa yang bersedia menjadi responden

2. Kriteria Eklusi

Kriteria eksklusi merupakan kriteria dimna subjek penelitian tidak dapat

mewakili sampel karena tidak memnuhi syarat sebagai sampel penelitian

(Hidayat, 2012).

a. Mahasiswa yang membatalkan persetujuan menjadi responden sehingga

dianggap gugur.
30

4.5 Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah sesuatu yang digunakan sebagai cara cepat atau

ukuran yang dimiliki atau di dapatkan oleh suatu satuan penelitian tentang sesuatu

konsep pengertian tertentu (Notoamodjo, 2015).

1. Variabel variabel bebas (independent)

variabel independent adalah variabel yang mempengaruhi variabel yang lain

atau bebas (Arikunto, 2010).Variabel independent dalam penelitian ini adalah

kemampuan penilaian triase.

2. Variabel variabel terikat (dependent)

Variabel dependent adalah variabel dipengaruhi oleh variabel lain atau terikat

(Arikunto, 2010). Variabel dependent dalam penelitian ini adalah ketepatan

penanganan pasien.

4.6 Definisi Operasional

Mendefenisikan variabel secara operasional dan berdasarkan karakteristik

yang diamati, memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau

pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena. Pada definisi

operasional dapat ditentukan parameter yang di jadikan ukuran dalam penelitian

(Hidayat, 2012).
31

Tabel 4.1 Definisi Operasional

Alat
Variabel Definisi Operasional Parameter Skala Skor
Ukur

1.Primary survey
prioritas (ABC)
Skala liker:
2. Secondary K
- selalu = 4
survey U O
Kapasitas seorang - sering = 3
pemeriksaan E R
perawat dalam - kadang-kadang = 2
Independent: menyeluruh S D
melakukan - Tidak pernah= 1
kemampuan (Head to Toe) I I
assessment
penilaian triase 3. Monitoring O N
keperawatan gawat Kategori
korban akan N A
darurat di IGD - 76-100% = Tinggi
kemungkinan E L
- 56-75% = Sedang
terjadinya R
- <55% = Rendah
perubahan
perubahan pada
(A,B,C)
1.Prioritas I
Skala liker:
Ketepatan pelayan (label biru):Res
oleh petugas Usitasi. K
Benar = 1
kesehatan merupakan 2. Prioritas II U O
Salah =0
pelayanan kesehatan (label merah): E R
Dependen:
yang cepat dan Emergency S D
ketepatan Kategori:
tanggap dalam 3. Prioritas I I
penanganan 76-100 % = Baik
membantu mengatasi III (label kuning): O N
pasien 56-75 % = Cukup
keluhan pasien serta Urgent N A
40-55% = Kurang
kesungguhan petugas Priotas IV E L
<40% = Sangat kurang
dalam memberikan (label hijau): Non R
pelayanan. Emergency.
(Nursalam, 2013)
4.7 Instrumen Penelitian dan Pengumpulan Data

4.7.1 Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat ukur yang digunakan untuk mengumpulkan data

(Hidayat, 2012).

1. Variabel Kemampuan Penilaian Triase

Instrumen yang digunakan dalam variabel kemampuan penilaian triase

menggunakan kuesioner yang berisi tentang primary survey dan secondary

survey.
32

2. Variabel ketepatan penanganan pasien

Instrumen yang digunakan dalam variabel ketepatan penanganan pasien

menggunakan lembar observasi berdasarkan standar minimal pelayanan

Rumah Sakit sesuai Keputusan Mentri Kesehatan No 129 Tahun 2008.

4.7.2 Prosedur pengumpulan data

Adapun prosedur pengumpulan data sebagai berikut:

1. Peneliti mengurus surat permohonan ijin penelitian kepada pihak kampus

Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang.

2. Peneliti melanjutkan surat ijin penelitian ke Fakultas Ilmu Kesehatan dan

Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK).

3. Peneliti menjelaskan kepada ketua Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK).

tentang penelitian ini

4. Peneliti menjelaskan kepada calon responden dalam hal

mahasiswa/mahasiswi Profesi Ners bahwa akan dijadikan sebagai anggota

sampel dalam penelitian ini.

5. Peneliti memberikan lembar persetujuan dan melakukan penyebaran

kuesioner.

6. Peneliti mengumpulkan dan diolah sesuai dengan langkah-langkah uji

hipotesis dimana diberi interpretasi data, dan diberikan pembahasan sesuai

hasil analisa data yang didapatkan peneliti.

7. Peneliti menyebarkan kuesioner kepada 21 Mahasiswa profesi untri

responden untuk mengambil data.


33

8. Setelah data dikumpulkan maka diolah sesuai dengan langkah-langkah

yang ditentukan.

4.8 Uji Validitas Dan Reabilitas

3.8.1 Uji Validitas

Valid tidaknya suatu item instrumen dapat diketahui dengan

membandingkan indeks korelasi pearson product moment dengan level

signifikansi 0,05 (5%) dan nilai korelasi (r) lebih besar dari r tabel maka dinyatakan

valid dan sebaliknya dinyatakan tidak valid (Arikunto, 2010).

3.8.1 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah indek yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Reliabilitas diuji dengan

menggunakan bantuan SPSS 16. Hasil uji memperoleh nilai cronbach's alpha ≥

0,60 data dinyatakan reliabel.

4.9 Teknik Pengolahan Data

Data penelitian yang diperoleh berupa hasil jawaban kuesioner dari

responden lalu, diubah dalam bentuk skor nilai. Kemudian data yang diperoleh

diolah melalui program SPSS for windows. Pengolahan data dilakukan beberapa

tahap, yaitu:

1. Editing (Pengeditan data)

Meneliti kembali apakah jawaban yang diberikan responden sudah cukup

benar untuk diproses lebih lanjut, editing dilakukan pengumpulan data

dilapangan sehingga jika terjadi kesalahan maka upaya pembetulan dapat

segera dilakukan.
34

2. Coding (Pengkodean)

Pemberian atau pembuatan kode-kode pada tiap-tiap data yang termasuk

dalam kategori yang sama. Kode adalah isyarat yang dibuat dalam bentuk

angka atau huruf yang memberikan pentunjuk atau identitas pada suatu

informasi atau data yang di analisis. Hal ini di maksudkan untuk

mempermudah dalam melakukan tabulasi dan analisa data.

3. Scoring

Adalah penentuan jumlah skor, dalam penelitian ini menggunakan skala

ordinal. Variabel kemampuan penilaian triase diberi skor 4 jika jawaban

mampu, diberi skor 3 jika jawaban bantuan minimal, diberi skor 2 jika

jawaban dengan bantuan, dan diberi skor 1 jika jawaban tdak mampu.

Variabel ketepatan penaganan pasien diberi skor 1 jika pelayanan <5 menit

dan diberi skor 0 jika pelayanan > 5 menit.

4. Tabulating

Pekerjaan menyusun tabel-tabel, mulai dari penyusunan tabel utama yang

bersisi seluruh data informasi yang berhasil di kumpulkan dengan daftar

pertanyaan sampai tabel khusus yang telah benar-benar ditentukan setelah

berbentuk tabel maka tabel tersebut siap dianalisa dan dinyatakan dalam

bentuk tulisan.

3.9 Analisa Data

3.9.1 Analisa Univariat

Penelitian analisis univariat adalah analisa yang dilakukan menganalisis tiap

variabel dari hasil penelitian (Notoadmodjo, 2010). Analisa univariat berfungsi


35

untuk meringkas kumpulan data hasil pengukuran sedemikian rupa sehingga

kumpulan data tersebut berubah menjadi informasi yang berguna, peringkasan

tersebut dapat berupa ukuran tabel. Analisa univariat dilakukan masing-masing

variabel yang diteliti.

1. Variabel Kemampuan Pengambilan Keputusan Triase

Analisis univariat untuk mendeskripsikan data variabel menggunakan

Nursalam (2013) sebagai berikut:

𝑆𝑃
N= 𝑥 100%
𝑆𝑀
Keterangan :

N = Nilai yang ditetapkan

SP = Skor yang ditetapkan

SM = Skor maksimal

Berdasarkan skoring, maka kemampuan penilaian triase dapat

dikategorikan sebagai berikut:

- TInggi: 76-100%

- Sedang: 56-75%

- Rendah: <%

2. Variabel Ketepatan Penanganan Triase

Ketepatan penangaan triase dapat dikategorikan cepat apabila

penanganan kurang dari 5 menit sedangkan dikategorikan lambat apabila

penangana lebih dari 5 menit.


36

3. Tingkat Interprestasi Data

Data dari setiap tabel yang diperoleh agar mudah dianalisis, maka untuk

tafsiran datanya menggunakan rumus (Arikunto, 2010) sebagai berikut.

∑F
%= x 100%
N

Keterangan:

F = Jumlah dari skor frekuensi yang diperoleh dari kuesioner

N = Jumlah keseluruhan skor frekuensi seharusnya

Hasil perhitungan dari rumus tersebut di atas dapat ditentukan

penafsiran (Arikunto, 2010) sebagai berikut:

0% : tidak satupun responden

1-26% : sebagian kecil responden

27-49% : hampir setengah responden

50% : setengahnya

51-75% : sebagian besar

76-99% : hampir seluruhnya

100% : seluruhnya

3.9.2 Analisa Bivariat

Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kolerasi

spearman rank untuk menentukan hubungan dua variabel yang keduanya

merupakan data ordinal, dengan taraf signifikan (α = 0,05). Hasil analisisi

diinterpretasikan sebagai berikut:


37

1. α < 0,05 = artinya H0 ditolak dan menerima H1 yaitu ada hubungan

kemampuan penilaian triase dengan ketepatan penanganan pasien pada

mahasiswa profesi UNITRI.

2. α > 0,05 = artinya H0 diterima dan H1 ditolak yaitu tidak ada hubungan

kemampuan penilaian triase dengan ketepatan penanganan pasien pada

mahasiswa profesi UNITRI.

3.10 Etika Penelitian

Menurut Nursalam (2013) secara umum prinsip etika dalam penelitian atau

pengumpulan data dapat di bedakan menjadi tiga bagian.

1. Prinsip Manfaat

a. Bebas dari penderitaan

Peneliti harus dilaksanakan tanpa mengakibatkan penderitaan kepada

subjek, khususnya jika menggunakan tindakan khusus. Penelitian yang

dilakukan adalah berupa tindakan (eksperimen) maka responden dijamin

bahwa tidak akan mengalami efek yang merugikan.

b. Bebas dari eksploitasi

Partisipasi subjek dalam penelitian, harus dihindarkan dari keadaan yang

tidak menguntungkan. Subjek harus diyakinkan bahwa partisipasinya

dalam penelitian atau informasi yang telah diberikan, tidak akan

dipergunakan dalam hal-hal yang dapat merugikan subjek dalam bentuk

apapun. Data responden yang diperoleh tidak akan disebarluaskan untuk

kepentingan pribadi.
38

c. Resiko

Peneliti harus hati-hati dalam mempertimbangkan resiko dan keuntungan

yang akan berakibat kepada subjek pada setiap tindakan. Berkaitan

dengan poin pertama sebelumnya bahwa apabila penelitian yang

dilakukan adalah berupa tindakan (eksperimen) maka responden dijamin

bahwa tidak akan mengalami efek yang merugikan.

2. Prinsip Menghargai Hak Asasi Manusia (Respect Human Dignity)

a. Hak untuk ikut atau tidak menjadi responden (right to self

determination), yang artinya responden berhak untuk bersedia atau

menolak untuk dijadikan sampel.

b. Hak untuk mendapat jaminan dari perlakuan yang diberikan (right to full

disclosure), artinya semua responden dalam penelitian ini memiliki hak

yang sama sehingga tidak mengistimewakan satu atau sebagian

responden dan mengabaikan yang lain.

c. Informed consent, responden harus mendapatkan informasi secara

lengkap tentang tujuan penelitian yang akan dilaksanakan, mempunyai

hak untuk bebas berpartisipasi atau menolak untuk menjadi responden.

Informed consent juga perlu dicantumkan bahwa data yang diperoleh

hanya untuk pengembangan ilmu. Peneliti memberikan penjelasan

kepada responden mengenai penelitian tersebut dan hal-hal apa saja yang

dibutuhkan serta memberikan jaminan kepada responden bahwa data

yang diperoleh hanya untuk kepentingan penelitian.


39

3. Prinsip Keadilan (Right To Justice)

a. Hak untuk mendapatkan pengobatan yang adil (right in fair treatmnt)

Responden harus diperlakukan secara adil baik sebelum, selama dan

sesudah keikutsertaannya dalam penelitian tanpa adanya diskriminasi

apabila ternyata mereka tidak bersedia atau dikeluarkan dari penelitian.

Sampel yang bersedia menjadi sampel maupun yang tidak bersedia tetap

mendapatkan perlakuan yang adil, dalam hal ini tetap melakukan

komunikasi dengan sampel yang tidak bersedia mengambil bagian dalam

proses pengambilan data.

b. Hak dijaga kerahasiannya (right to privacy)

Subjek mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang diminta harus

dirahasiakan, untuk itu perlu adanya tanpa nama (anonymity) dan rahasia.

Peneliti menjaga kerahasiaan identitas responden seperti untuk nama bisa

menggunakan inisial, selain itu mengingat penelitian ini berkaitan dengan

genitalia maka hasil jawaban responden juga dijaga kerahasiaannya.

Anda mungkin juga menyukai