18175041-T3 Pmodel Revisi - Yosa Aulya Putri
18175041-T3 Pmodel Revisi - Yosa Aulya Putri
Kelompok :6
Tugas :3
NIM : 18175041
Puji syukur kita ucapkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat
dan hidayah-Nya, penulis dapat menyusun tugas ini dengan judul “Pengertian
Taktik, Gaya, Teknik, Strategi, Pendekatan Dan Model Pembelajaran
Fisika”.
Dalam penyelesaian makalah ini penulis banyak menemui kendala. Namun
berkat bantuan dari berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu khususnya dosen pembimbing mata kuliah Pengembangan
Model Pembelajaran Fisika, Ibu Prof. Dr. Hj. Festiyed, M.S dan Ibu Dr. Fatni
Mufit, S.Pd, M.Si.
Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan. Untuk itu,penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca dalam rangka
penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................2
C. Tujuan Penulisan...................................................................................2
D. Manfaat Penulisan.................................................................................2
BAB II KAJIAN TEORI
A. Landasan Agama...................................................................................3
B. Landasan Yuridis...................................................................................6
C. Taktik Pembelajaran Fisika...................................................................7
D. Gaya Pembelajaran Fisika.....................................................................8
E. Metode Pembelajaran Fisika...............................................................13
F. Teknik Pembelajaran Fisika.................................................................16
G. Strategi Pembelajaran Fisika...............................................................23
H. Pendekatan Pembelajaran Fisika.........................................................28
I. Model Pembelajaran Fisika.................................................................30
BAB III PEMBAHASAN
A. Matrik Perbedaan Taktik, Gaya, Teknik, Strategi, Pendekatan,
dan Model Pembelajaran Fisika...........................................................48
B. Matriks Perbandingan Model, Strategi, Pendekatan, Teknik, Gaya
Dan Taktik Pembelajaran Fisika.........................................................49
C. Hubungan Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, Taktik, Gaya,
Dan Model Pembelajaran Fisika..........................................................53
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan.........................................................................................58
B. Saran....................................................................................................58
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................59
ii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran suatu kegiatan yang dirancang oleh guru agar siswa
melakukan keiatan belajar, untuk mencapai tujuan atau kompetensi yang
diharapkan. Dalam merancang kegiatan pembeajaran ini, seorang guru semestinya
memahami karakteristik siswa, tujuan pembelajran, yang ingin dicapai atau
kompetensi yang harus dikuasai siswa, materi ajar yang akan disajikan, dan cara
yang digunakan terus mengemas penyajian materi serta penggunaan bentuk dan
jenis penilaian yang akan dipiih untuk melakukan mengukuran terhadap
ketercapaian tujuan pembelajaran atau kompetensi yang telah dimiliki siswa.
Berkaitan dengan cara atau metode apa yang akan dipilih dan digunakan dalam
kegiatan pembelajaran, seorang guru harus terlebih dahulu memahami berbagai
pendakatan, strategi, dan model pembelajaran. Pemahaman tentang hal ini akan
memberikan tuntutan kepada guru untuk dapat memilah, memilih, dan
menetapkan dengan tepat metode pmbelajaran yang akan digunakan dalam
pembelajaran. Perlu dipahami bahwa setiap pendekatan pembelajran memiliki
pandangan yang berbeda tentang konsepsi dan makna pembelajaran, pandangan
tentang guru, dan pandangan tentang siswa, perbedaan inilah kemudian
mengakibatkan strategi dan model pembelajaran yang dikembangkan menjadi
berbeda juga, sehingga proses pembelajaran akan berbeda walaupun strategi
pembelajaran sama.
Pemilihan model pembelajaran yang tepat akan membawa siswa belajar
sesuai dengan cara-gaya belajar mereka sehingga tujuan pembelajaran dapat
dicapai dengan optimal ada berbagai model pembelajaran. Dalam prakteknya,
pengajar harus ingat bahwa tidak ada model pembelajaran yang paling tepat untuk
segala situasi dan kondisi. Oleh karena itu, dalam memilih model pembelajaran
yang tepat haruslah memperhatikan kondisi siswa, sifat materi bahan ajar,
fasilitas-media yang tersedia, dan kondisi guru itu sendiri.
Jenis – jenis model belajar cukup banyak, menurut Erman Suherman ada 65,
2
juga model pembelajaran berkaitan dengan mata kuliah atau mata pelajaran,
contoh ada model pembelajaran fisika. Penggunaan model pembelajaran juga
dipengaruhi oleh filsafat pendidikan, misalnya model pembelajaran yang sesuai
dengan filsafat konstruktivisme, model pembelajaran yang sesuai dengan filsafat
progesivisme, dan lain-lain. Selain itu model pembelajaran juga bergantung dari
pemakaian teknologi dalam pendidikan, misalnya penggunaan computer.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan taktik pembelajaran fisika?
2. Apa yang dimaksud dengan gaya pembelajaran fisika?
3. Apa yang dimaksud dengan teknik pembelajaran fisika?
4. Apa yang dimaksud dengan strategi pembelajaran fisika?
5. Apa yang dimaksud dengan pendekatan pembelajaran fisika?
6. Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran fisika?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui pengertian taktik pembelajaran fisika
2. Mengetahui pengertian gaya pembelajaran fisika
3. Mengetahui pengertian teknik pembelajaran fisika
4. Mengetahui pengertian strategi pembelajaran fisika
5. Mengetahui pengertian pendekatan pembelajaran fisika
6. Mengetahui pengertian model pembelajaran fisika
D. Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi guru sebagai tambahan wawasan mengenai pengembangan dan
pemanfaatan model pembelajaran dan dapat diaplikasikan.
2. Bagi penulis sebagai modal untuk menulis tesis dan melakukan penelitian
ilmiah dalam pengembangan model pembelajaran.
3
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Landasan Agama
Pada dasarnya konsep belajar itu selalu menunjukkan kepada suatu proses
perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktek atau pengalaman
tertentu. Hal-hal ini dapat terlaksana dengan baik atas ketersediaan bahan ajar
yang baik sehingga materi-materi yang diajarkan dapat tersampaikan dengan
benar. Hal ini sejalan dengan Firman Allah dalam Al-Qur’an surat An-Nahl ayat
78, seperti berikut:
Artinya: “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak
mengetahui sesuatupun, dan dia memberi kamu pendengaran, penglihatan
dan hati, agar kamu bersyukur.”
Adapun makna dari ayat tersebut dapat dipahami bahwa pada mulanya
manusia itu tidak memiliki pengetahuan atau tidak mengetahui sesuatu apapun.
Maka belajar adalah “perubahan tingkah laku lebih merupakan proses internal
peserta didik dalam rangka menuju tingkat kematangan”. Selain itu sebagai
seorang pendidik, kita harus betul-betul memahami kewajiban untuk
menyebarluaskan ilmu dengan berbagai cara atau metode yang akan dipilih dan
digunakan dalam kegiatan pembelajaran, yang didahului dengan penguatan pada
pendakatan, strategi, dan model pembelajaran. Pendidik juga dilarang
menyembunyikan suatu ilmu, seperti yang diterangkan dalam Q.S Ali-Imran ayat
187 berikut:
4
Artinya: “Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil janji dari orang-orang yang
telah diberi Kitab (yaitu), ‘Hendaklah kamu benar-benar menerangkannya
(isi Kitab itu) kepada manusia, dan janganlah kamu menyembunyikannya,’
lalu mereka melemparkan (janji itu) ke belakang punggung mereka dan
menjualnya dengan harga murah. Maka itu seburuk-buruk jual-beli yang
mereka lakukan.”
Ayat tersebut memerintahkan bagi siappun yang dibekali kelebihan ilmu
untuk dapat menerangkannya kepada yang lainnya. Menerangkan ilmu
seyogyanya juga membutuhkan cara yang baik dalam penyampaiaan agar orang
yang menerima dengan mudah mendapatkan ilmu sesuai dengan tujuan yang
hendak dicapai.
Kemudian di dalam Al-Qur'an dijelaskan bahwa segala sesuatu yang
diperbuat di hari esok, haruslah direncanakan terlebih dahulu. Hal ini terbukti
dalam Al-Qur`an surat al Hasyr ayat 18.
Artinya: “ Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari saripati (berasal)
dari tanah. Kemudian Kami menjadikannya air mani (yang disimpan)
dalam tempat yang kukuh (rahim). Kemudian, air mani itu Kami jadikan
sesuatu yang melekat, lalu sesuatu yang melekat itu Kami jadikan segumpal
daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang
belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian, Kami
menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain. Mahasuci Allah, Pencipta
yang paling baik.”(Q.S. al-Mukminun ayat 12–14)
Berdasarkan ayat diatas menjelaskan bahwa segala sesuatu itu tercipta
melalui proses bukan semata-mata langsung tercipta, begitupun juga di dalam
model pembelajaran terdapat tahap-tahap atau urutan-urutan kegiatan belajar yang
diistilahkan dengan fase yang menggambarkan bagaimana model tersebut dalam
praktiknya, misalnya bagaimana memulai pembelajaran supaya tujuan
pembelajaran tercapai hendaknya.
Al-quran juga menjelaskan tentang pendidikan yang pertama sekali
dirasakan oleh manusia, Q.S Al-Baqarah ayat 31 :
bukan saja benda-benda mati, tetapi juga makhluk-makhluk berakal. Itulah awal
mula pendidikan yang dirasakan oleh ummat manusia di dunia. Perkembangan
waktu menuntut manusia untuk berkembang dalam cara penyampaian sebuah
ilmu. Dewasa ini, pendidik harus mampu menyajikan bagaimana model, metode,
taktik dalam penyampaian ilmu pengetahuan terutama yang menyangkut fisika
demi membentuk manusia yang lebih baik lagi.
Dengan demikian perencanaan berkaitan dengan penentuan apa yang akan
dilakukan. Mengingat perencanaan merupakan suatu proses untuk menentukan ke
mana harus pergi dan mengindetifikasikan persyaratan yang diperlukan dengan
cara yang paling efektif dan efisien. Sehingga perencanaan dapat membantu
proses pembelajaran yang hendaknya melakukan yang terbaik agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai. Itulah sebabnya pentingnya mengembangkan model
pembelajaran yang baik dan menarik agar proses pembelajaran dapat berjalan
dengan baik.
B. Landasan Yudiris
Menurut Standar Proses telah ditetapkan sesuai dengan ketentuan dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Proses
Pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi pesertadidik untuk berpartisipasi aktif,
serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Untuk itu setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan pembelajaran,
pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan.
Selanjutnya, berdasarkan Permendikbud Nomor 22 tahun 2016 tentang
Standar proses pendidikan. Dalam pelaksanaan pembelajaran pendidik mestilah
menggunakan model pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran,
dan sumber belajar yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik serta mata
pelajaran agar pembelajaran yang dilaksanakan mengarah kepada standar nasional
pendidikan yang telah ditetapkan sebelumnya.
7
C. Taktik Pembelajaran
1. Pengertian Taktik Pembelajaran Fisika
Taktik pembelajaran merupakan gaya seseorang dalam melaksanakan
metode atau teknik pembelajaran tertentu yang bersifat individual. Menurut
Harvestime International Institute, “Teaching" is the act of instructing another
person. "Tactics" are methods used to achieve a goal, purpose, or objective.
Taktik bertujuan untuk mencapai suatu tujuan tertentu dengan memanfaatkan cara
yang spesifik (Owyang, 2013). Taktik pembelajaran merupakan gaya seseorang
dalam melaksanakan metode atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya
individual. Misalkan, terdapat dua orang sama-sama menggunakan metode
ceramah, tetapi mungkin akan sangat berbeda dalam taktik yang digunakannya.
Dalam penyajiannya, yang satu cenderung banyak diselingi dengan humor karena
memang dia memiliki sense of humor yang tinggi, sementara yang satunya lagi
kurang memiliki sense of humor, tetapi lebih banyak menggunakan alat bantu
elektronik karena dia memang sangat menguasai bidang itu.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dapat disimpulkan bahwa
taktik pembelajaran merupakan suatu gaya yang spesifik dalam pembelajaran
yang digunakan oleh pendidik untuk mencapai tujuan tertentu. Taktik dapat
digunakan agar peserta didik terlibat aktif dalam pembelajaran. Dengan perkataan
lain, taktik pembelajaran fisika adalah cara khusus atau khas yang dilakukan guru
dalam menyampaikan materi fisika agar peserta didik mudah memahami materi
fisika yang bersifat abstrak maupun konkret.
2. Karakteristik Taktik Pembelajaran Fisika
Karakteristik dari taktik pembelajaran fisika agar dalam belajar fisika
peserta didik dapat lebih memahami fisika itu sendiri ialah :
a. Bersifat individual. Artinya taktik pembelajaran yang digunakan antar guru
berbeda satu sama lain.
b. Bersifat taktis. Artinya taktik pembelajaran fisika tersusun dalam langkah-
langkah yang sesuai dengan prosedur pembelajaran.
c. Bersifat terencana. Artinya taktik pembelajaran fisika disusun secara sistematis
sesuai dengan materi yang akan diajarkan kepada peserta didik.
8
penting dalam menentukan keberhasilan proses belajar peserta didik. Oleh karena
itu, apabila seorang guru memiliki gaya mengajar yang baik, maka diharapkan
hasil belajar peserta didik juga menjadi lebih baik.
2. Karakteristik Gaya Mengajar dalam Pembelajaran Fisika
Berikut ini karakteristik gaya mengajar dalam pembelajaran fisika, yaitu.
a. Gaya mengajar disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik dalam
pembelajaran fisika.
b. Guru dalam pembelajaran fisika berperan sebagai motivator, fasilitator bagi
peserta didik.
c. Gaya mengajar disesuaikan dengan pengelolaan kelas
d. Gaya mengajar disesuaikan dengan materi ajar dan sifat mata pelajaran
fisika
3. Jenis-Jenis Gaya Mengajar dalam Pembelajaran Fisika
Menurut Majid (2013: 277-280), gaya-gaya mengajar dapat dibedakan ke
dalam empat macam sebagai berikut.
a. Gaya Mengajar klasik
Proses pembelajaran dengan gaya klasik berupaya untuk memelihara dan
menyampaikan nilai-nilai lama dari generasi terdahulu ke generasi berikutnya.
Peran guru di sini sangat dominan, karena dia harus menyampaikan bahan. Oleh
karenanya guru harus ahli (expert) tentang pelajaran yang dipegangnya. Dengan
demikian proses pembelajaran bersifat pasif, yakni peserta didik diberi pelajaran.
Menurut Thoifuri (2013: 83-84) ciri-ciri gaya mengajar klasik adalah:
1) Bahan pelajaran, berupa: sejumlah informasi dan ide yang sudah populer
dan diketahui peserta didik, bersifat obyektif, jelas, sistematis dan logis.
2) Proses penyampaian materi: menyampaikan nilai-nilai lama dari generasi
terdahulu ke generasi berikutnya yang bersifat memelihara, tidak didasarkan
pada minat peserta didik, hanya didasarkan urutan tertentu.
3) Peran peserta didik: pasif, hanya diberi pelajaran untuk didengarkan.
4) Peran guru: dominan, hanya menyampaikan bahan ajar, otoriter, namun ia
benar-benar ahli.
Selain gaya mengajar yang telah dikemukakan, terdapat gaya mengajar yang
lain yang dapat dilakukan guru dalam pembelajaran, yaitu:
a. The Authority or lecture style
12
Gaya mengajar yang berpusat pada guru. Dalam pembelajaran, guru sering
menerapkan sesi ceramah atau presentasi satu arah. Peserta didik diharapkan
mencatat atau menyerap informasi. Kelebihannya ialah dapat diterapkan dalam
pembelajaran kelompok besar dan gaya mengajar ini cocok untuk mata pelajaran
berupa hapalan, seperti sejarah. Kekurangannya ialah tidak cocok jika digunakan
untuk anak-anak, karena tidak terdapat interaksi antara guru dan peserta didik.
b. The Demonstrator or coach style
Gaya mengajar yang sama dengan dosen dengan pembelajaran berupa
presentasi menggunakan multimedia, dan demonstrasi. Kelebihannya ialah
memberi kesempatan kepada guru untuk menggunakan sesi ceramah dan
presentasi. Kekurangannya ialah sulit untuk mengakomodasi kebutuhan individu
peserta didik dalam jumlah besar.
c. The Facilitator or activity style
Guru berperan sebagai fasilitator dan membantu peserta didik
mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan mempertahankan pengetahuan
yang mengarah pada aktualisasi diri. Kelebihannya ialah gaya ini melatih peserta
didik untuk mengajukan pertanyaan dan membantu mengembangkan keterampilan
untuk menemukan jawaban dan solusi melalui eksplorasi; Gaya mengajar ini
sangat ideal untuk mata pelajaran sains. Kekurangannya ialah tidak bisa mengukur
tingkat hapalan peserta didik karena dalam gaya mengajar ini peserta didik
diminta untuk menemukan sendiri tentang konsep materi ajar.
d. The Delegator or group style
Gaya delegator paling sesuai untuk kurikulum yang memerlukan kegiatan
laboratorium, seperti kimia dan biologi, atau mata pelajaran yang memberi umpan
balik dari rekan sejawat, seperti debat dan penulisan kreatif. Kelebihannya ialah
guru dalam peran pengamat dapat mendorong peserta didik untuk bekerja
bersama-sama menuju tujuan bersama. Kekurangannya ialah dianggap sebagai
gaya pembelajaran modern, kadang-kadang dikritik karena mengikis otoritas guru.
Sebagai seorang delegator, guru bertindak lebih sebagai konsultan daripada
menyampaikan materi ajar seperti guru pada umumnya.
13
a. Metode Diskusi
Metode diskusi yaitu metode mengajar yang dalam pembahasan dan
penyajian materinya melalui suatu problem atau pertanyaan yang harus
diselesaikan berdasarkan pendapat atau keputusan bersama. Metode ini sering
digunakan dalam pembelajaran kelompok atau kerja kelompok yang di dalamnya
melibatkan beberapa orang peserta didik untuk menyelesaikan pekerjaan atau
tugas atau permasalahan.
b. Metode Simulasi
Metode simulasi merupakan salah satu metode mengajar yang dapat
digunakan dalam pembelajaran kelompok. Proses pembelajrannya cenderung
bukan kegiatan yang sebenarnya, melainkan kegiatan belajar yang disimulasikan
(peniruan). Metode ini cara penyajian materi pelajaran dengan peniruan dalam
bentuk mencobakan, memperagakan, memeransertakan, memperbincangkan, dan
memainkan, sehingga memungkinkan peserta didik lebih memahami materi yang
diajarkan.
c. Metode Tanya Jawab
Metode Tanya jawab merupakan suatu cara penyajian materi pelajaran
dalam bentuk pertanyaan dan jawaban, baik oleh guru maupun peserta didik.
Menurut Hyman dalam Winoto (2006) dalam metode tanya jawab terkandung tiga
hal, yaitu pertanyaan, respon, dan reaksi. Pertanyaan ditandai dengan kata-kata
ataut kalimat yang digunakan untuk memperoleh respon verbal. Respon sebagai
pemenuhan atas pertanyaan. Reaksi menunjuk pada perubahan dan penilaian
terhadap pertanyaan dan respon.
d. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode mengajar yang menyajikan bahan
pelajaran dengan memperunjukkan secara langsung objek atau cara melakukan
sesuatu sehingga dapat mempelajarinya secara proses. Metode ini digunakan
untuk mengkonkretkan suatu konsep atau prosedur yang abstrak, mengajarkan
bagaimana berbuat atau menggunakan prosedur secara tepat, meyakinkan bahwa
alat dan prosedur tersebut bisa digunakan, dan membangkitkan minat
menggunakan alat dan prosedur.
16
e. Metode Eksperimen
Metode eksperimen merupakan metode mengajar yang dalam penyajian atau
pembahasan materinya melalui percobaan atau mencobakan sesuatu serta
mengamati secara proses. Eksperimen dapat dilakukan secara kelompok maupun
individu di dalam laboratorium maupun di kelas atau di luar kelas. Serta kegiatan
eksperimen dimulai dari perencanaan, persiapan, pelakasaan, dan kajian hasil.
f. Metode Pemecahan Masalah
Metode ini merupakan salah satu cara yang banyak mengembangkan
kemampuan berfikir ingkat tinggi. Metode ini hakikatnya sama dengan inkuiri dan
discovery, aktivitas dalam proses belajarnya dapat dilakukan secara berkelompok
atau individu. Metode ini juga cenderung menggunakan pendekatan
konstruktivisme artinya pengetahuan, keterampilan dan sikap akan dikembangkan
dan dibangun oleh peserta didik di bawah bimbingan guru.
F. Teknik Pembelajaran Fisika
1. Pengertian Teknik Pembelajaran Fisika
Teknik pembelajaran merupakan gaya seorang guru dalam melaksanakan
metode pembelajaran tertentu yang sifatnya individual. Teknik menurut T Raka
Joni (1991) menunjukkan keragaman khas dalam mengaplikasikan suatu metode
sesuai dengan latar tertentu, seperti kemampuan dan kebiasaan guru, ketersediaan
sarana dan prasarana sekolah, kemampuan dan kesiapan peserta didik dsb.
Menurut Astrini (2011), “Teknik pembelajaran adalah cara yang dilakukan guru
dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik”. Teknik pembelajaran
adalah strategi seseorang yang digunakan untuk menjadi guru yang efektif. Teknik
pembelajaran disesuaikan dengan jumlah peserta didik yang dimiliki dalam setiap
kelas (Velasco, 2011). Berdasarkan penjelasan yang telah dikemukakan dapat
disimpulkan bahwa teknik pembelajaran fisika merupakan cara seorang guru
untuk melaksanakan metode pembelajaran yang digunakan untuk mengkaji
berbagai fenomena fisika yang terjadi di alam semesta dan disesuaikan dengan
jumlah peserta didik yang terdapat di dalam kelas.
2. Karakteristik Teknik Pembelajaran Fisika
Karakteristik teknik dalam pembelajaran fisika ialah:
17
2) Guru bisa meminta bantuan beberapa peserta didik untuk terlibat dalam
demonstrasi
c. Teknik untuk menjalankan metode eksperimen
1) Memilih eksperimen apa yang akan ditugaskan kepada peserta didik
2) Merencanakan langkah langkah percobaan seperti, apa tujuan percobaan,
apa saja alat perlengkapan percobaan yang akan digunakan, bagaimana
menganalisis data, dan apa kesimpulannya
3) Guru mempersiapkan semua peralatan peralatan yang akan digunakan
sehingga pada saat peserta didik memulai kegiatan semuanya sudah siap dan
berjalan dengan baik.
4) Pada saat percobaan berlangsung guru berkeliling melihat bagaimana
peserta didik melakukan percobaannya dan memberikan masukan kepada
peserta didik
5) Bila saat ada alat percobaan yang sedang macet, guru bisa membantu
peserta didik untuk menjalankan/memperbaiki alat tersebut
6) Guru dapat membantu para peserta didik untuk menarik kesimpulan dengan
percobaan yang dilakukan
7) Bila peserta didik membuat laporan, guru harus melihat/mengeceknya
8) Guru sebaiknya mempersiapkan petunjuk dan langkah langkah percobaan
dalam satu lembar kerja sehingga memudahkan peserta didik berkerja.
d. Teknik untuk menjalankan meode ceramah
1) Melakukan pendahuluan sebelum bahan baru diberikan (menjelaskan tujuan
pembelajaran, mengemukakan pokok-pokok materi yang akan dibahas,
memancing pengalaman peserta didik yang cocok dengan materi yang akan
dipelajarinya).
2) Menyajikan bahan baru dengan memperhatikan faktor-faktor (perhatian
peserta didik dari awal sampai akhir pelajaran harus tetap terpelihara)
3) Menutup pelajaran pada akhir pelajaran (mengambil kesimpulan dari semua
pelajaran yang telah diberikan, memberikan kesempatan pada peserta didik
untuk menanggapi materi pelajaran yang telah diberikan terutama mengenai
hubungan dengan pelajaran lain, melaksanakan penilaian
secara komprehensif)
e. Teknik untuk menjalankan metode simulasi
1) Menentukan topik serta tujuan yang ingin dicapai
2) Memberikan gambaran tentang situasi yang akan disimulasikan
3) Membentuk kelompok dan menentukan peran masing-masing
4) Menetapkan lokasi dan waktu pelaksanaan simulasi
19
5) Melaksanakan simulasi
6) Melakukan penilaian
f. Teknik untuk menjalankan metode tanya jawab
1) Mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran khusus.
2) Menyimpulkan jawaban peserta didik sesuai dengan tujuan pembelajaran
khusus.
3) Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya pada hal-hal yang
belum dipahami.
4) Memberi pertanyaan atau kesempatan kepada peserta didik untuk
bertanya pada hal-hal yang sifatnya pengembangan atau pengayaan.
5) Memberi kesempatan pada peserta didik untuk menjawab pertanyaan yang
relevan dan sifatnya pengembangan atau pengayaan.
6) Menyimpulkan materi jawaban yang relevan dengan tujuan pembelajaran
khusus.
7) Memberi tugas kepada peserta didik untuk membaca materi berikutnya di
rumah dan menulis pertanyaan yang akan diajukan pada pertemuan
berikutnya.
g. Teknik untuk menjalankan metode pemecahan masalah
1) Menemukan permasalahannya, menyampaikan masalah secara singkat dan
jelas akan semakin baik.
2) Mencari berbagai metode penyelesaian yang memungkinkan.
3) Pertimbangkan setiap cara penyelesaian pragmatis dan dampaknya.
4) Pilih salah satu metode penyelesaian
5) Langkah penyelesaian yang kongkret.
6) Pelaksanaan metode penyelesaian tersebut
7) Menilai proses penyelesaian masalah secara keseluruhan
Turney (Majid, 2013: 233-234) mengemukakan delapan keterampilan dasar
mengajar, yaitu.
a. Keterampilan bertanya.
Bertanya merupakan stimulus efektif yang mendorong kemampuan berpikir.
Untuk meningkatkan partisipasi peserta didik, dalam pembelajaran guru perlu
menunjukkan sikap yang baik pada wktu mengajukan pertanyaan maupun
ketika menerima jawaban peserta didik, serta harus menghindari kebiasaan
seperti menjawab pertanyaan sendiri, mengulang jawaban peserta didik,
mengulang pertanyaan sendiri, mengajukan pertanyaan dengan jawaban
20
Disamping kelebihan dari pendekatan ini juga tidak lepas dari kelemahan
yang mungkin timbul dalam proses pembelajaran yaitu apabila tidak ada kesiapan
dan kemampuan dari peserta didik untuk memecahkan permasalahan maka tujuan
pembelajaran tidak akan tercapai, juga kemungkinan akan terjadi pendominasian
oleh beberapa orang peserta didik yang sudah biasa dalam hal mengemukakan
pendapat.
Untuk mengurangi permasalahan yang mungkin muncul, sumber belajar
dituntut memiliki kemampuan dalam hal membimbing dan mengarahkan peserta
didik supaya mereka dapat mengembangkan kemampuannya sesuai dengan
potensi yang sudah dimilikinya.
teknik serta taktik pembelajaran yang telah disusun oleh tenaga pendidik”.
Berdasarkan pengertian yang dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran fisika merupakan kerangka konseptual yang berisi strategi,
pendekatan, metode, teknik serta taktik dalam mengorganisasikan pengalaman
belajar fisika untuk mengkaji berbagai fenomena fisika di alam semesta.
2. Karakteristik Model Pembelajaran Fisika
Maheshwari (2013), menyatakan bahwa setiap model pembelajaran
memiliki karakteristik umum, yakni
a. Mendorong seni pembelajaran. Pembelajaran dianggap sebagai seni. Model
pembelajaran mendorong seni ini dengan menyediakan lingkungan belajar
b. Pengembangan kemampuan yang inheren. Model pembelajaran membawa
perkembangan kepribadian secara kualitatif karena membantu dalam
mengembangkan kemampuan manusia. Hal ini juga meningkatkan kompetensi
sosial guru.
c. Berdasarkan perbedaan individu. Model pembelajaran menggunakan minat
peserta didik, karena dibangun berdasarkan perbedaan individu.
d. Dipengaruhi oleh filsafat. Setiap model pembelajaran dipengaruhi oleh filsafat
pendidikan. Oleh karena itu, para guru merumuskan berbagai model
pembelajaran di bawah pengaruh filsafat yang mereka percaya
e. Jawaban pertanyaan fundamental. Dalam setiap model pembelajaran, jawaban
atas semua pertanyaan mendasar yang berkaitan dengan perilaku peserta didik
dan guru.
f. Memberikan pengalaman yang sesuai. Model pembelajaran memberikan
pengalaman yang tepat bagi guru dan peserta didik. Memilih konten dan
mempresentasikannya untuk belajar sebelum peserta didik adalah esensi utama
pembelajaran. Kesulitan ini terpecahkan saat seorang guru menyajikan
pengalaman yang sesuai di hadapan peserta didik.
g. Maksimal pembelajaran. Dasar model pembelajaran adalah maksim
pembelajaran. Mereka adalah dasar dari setiap model pembelajaran.
h. Praktek dan konsentrasi. Pengembangan model pembelajaran didasarkan pada
latihan dan konsentrasi reguler dan terus menerus. Pengembangan model
pembelajaran yang tepat bila asumsi dibuat jelas oleh pemikiran terkait.
30
waktu yang akan datang? Tentunya masih banyak lagi pertanyaan yang
dapat diajukan untuk memberikan umpan balik dan menginvestigasi
kelemahan dan kekuatan PBL.
3) Memandang peserta didik sebagai pencipta kemauan dan tujuan yang ingin
dicapai.
4) Berpandangan bahwa belajar merupakan suatu proses, bukan menekan
pada hasil.
5) Mendorong peserta didik untuk mampu melakukan penyelidikan.
6) Menghargai peranan pengalaman kritis dalam belajar.
7) Mendorong berkembangnya rasa ingin tahu secara alami pada peserta
didik.
8) Penilaian belajar lebih menekankan pada kinerja dan pemahaman peserta
didik.
9) Mendasarkan proses belajarnya pada prinsip-prinsip kognitif.
10) Banyak menggunakan terminilogi kognitif untuk menjelaskan proses
pembelajaran; seperti predeksi, inferensi, kreasi dan analisis.
11) Menekankan pentingnya “bagaimana” peserta didik belajar.
12) Mendorong peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam dialog atau
diskusi dengan peserta didik lain dan guru.
13) Sangat mendukung terjadinya belajar kooperatif.
14) Menekankan pentingnya konteks dalam belajar.
15) Memperhatikan keyakinan dan sikap peserta didik dalam belajar.
2) Pelaksanaan
a) Stimulation (stimulasi/pemberian
rangsangan)
Pertama-tama pada tahap ini pelajar dihadapkan pada sesuatu yang
menimbulkan kebingungannya, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi
generalisasi, agar timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri. Disamping
itu guru dapat memulai kegiatan PBM dengan mengajukan pertanyaan,
anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada
persiapan pemecahan masalah. Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk
menyediakan kondisi interaksi belajar yang dapat mengembangkan dan
membantu peserta didik dalam mengeksplorasi bahan.
b) Problem statement
(pernyataan/identifikasi masalah)
Setelah dilakukan stimulasi langkah selanjutya adalah guru memberi
kesempatan kepada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin
agenda-agenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian
salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban
sementara atas pertanyaan masalah).
c) Data collection (Pengumpulan Data)
Ketika eksplorasi berlangsung guru juga memberi kesempatan kepada para
peserta didik untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang
relevan untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis (Syah, 2004:244).
Pada tahap ini berfungsi untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan
benar tidaknya hipotesis, dengan demikian anak didik diberi kesempatan
untuk mengumpulkan (collection) berbagai informasi yang relevan,
membaca literatur, mengamati objek, wawancara dengan nara sumber,
melakukan uji coba sendiri dan sebagainya.
d) Data Processing (Pengolahan Data)
Menurut Syah (2004:244) pengolahan data merupakan kegiatan mengolah
data dan informasi yang telah diperoleh para peserta didik baik melalui
wawancara, observasi, dan sebagainya, lalu ditafsirkan. Semua informai
hasil bacaan, wawancara, observasi, dan sebagainya, semuanya diolah,
diacak, diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung dengan cara
tertentu serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu
38
e) Verification (Pembuktian)
Pada tahap ini peserta didik melakukan pemeriksaan secara cermat untuk
membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi dengan
temuan alternatif, dihubungkan dengan hasil data processing (Syah, 2004 :
244). Verification menurut Bruner, bertujuan agar proses belajar akan
berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan atau pemahaman
melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya.
f) Generalization (menarik
kesimpulan/generalisasi)
dalam hipotesis yang tidak muncul dalam kasus pertanyaan penelitian. Secara
umum, hipotesis adalah penyusunan pernyataan atau seperangkat pernyataan,
sementara pertanyaan adalah penyusunan pertanyaan yang dapat diinvestigasi.
Dengan demikian, hasil dari fase Konseptualisasi adalah pertanyaan penelitian
atau hipotesis yang akan diteliti atau keduanya jika pertanyaan penelitian
pertama dirumuskan dan kemudian hipotesis yang dihasilkan berdasarkan
pertanyaan.
3) Investigasi (investigation).
Fase investigasi (investigation) merupakan fase di mana rasa ingin tahu
yang berubah menjadi tindakan untuk menanggapi pertanyaan penelitian yang
muncul atau hipotesis. Sub-fase investigasi meliputi eksplorasi, eksperimentasi,
dan data interpretasi. Pada sub-fase eksplorasi, proses pembuatan data yang
sistematis dan terencana atas dasar pertanyaan penyelidikan yang muncul, sub-
fase eksperimentasi proses merancang dan melakukan percobaan untuk
menguji hipotesis sedangkan sub-fase data interpretasi, difokuskan pada proses
pembuatan makna dari data yang dikumpulkan dan mensintesis pengetahuan
baru. Hasil akhir dari fase investigasi merupakan interpretasi data (formulasi
dari hubungan antara variabel) yang akan memungkinkan kembali ke
pertanyaan penelitian atau hipotesis dan mengambil kesimpulan mengenai apa
yang dipertanyakan atau hipotesis.
4) Kesimpulan (conclusion)
Fase kesimpulan (conclusion) merupakan fase di mana kesimpulan dasar
dari pelajaran yang dilakukan. Pada fase ini peserta didik menjawab pertanyaan
penelitian atau hipotesis dan mempertimbangkan apakah ini menjawab atau
mendukung oleh hasil penelitian. Ini dapat melahirkan wawasan teoritis yang
baru. Hasil dari fase kesimpulan (conclusion) merupakan kesimpulan akhir
tentang temuan dari pembelajaran berbasis inquiry, menanggapi pertanyaan
penelitian atau hipotesis.
5) Diskusi (Discussion)
Fase diskusi (discussion) terdiri sub-fase komunikasi (communication)
dan refleksi (reflection). Komunikasi dapat dilihat sebagai proses eksternal di
mana peserta didik hadir dan berkomunikasi terhadap temuan dan kesimpulan
mereka kepada peserta didik lain, dan menerima umpan balik dan komentar
45
dari orang lain, dan kadang-kadang bisa mendengarkan orang lain dan
mengartikulasikan dengan pemahaman sendiri. Refleksi didefinisikan sebagai
proses mencurahkan apa pun yang ada dalam pikiran peserta didik, misalnya,
pada keberhasilan proses penyelidikan (inquiry) atau menyarankan bagaimana
proses pembelajaran berbasis inquiry dapat ditingkatkan kedepannya. Hal ini
dipandang sebagai proses internal (Apa yang saya lakukan? Mengapa saya
melakukannya? Apakah saya melakukannya dengan baik? Apa pilihan lain
pada situasi yang sama?). dalam proses ini, beberapa kegiatan, seperti bermain
peran, menulis buku harian atau narasi, dan membimbing pertanyaan. Dengan
demikian, refleksi sering lebih terfokus pada proses pembelajaran berbasis
inquiry dan komunikasi terfokus pada hasil yang didapatkan. Kedua sub-fase
diskusi ini dapat dilihat sebagai terjadi pada dua tingkat kemungkinan:
a) Berkomunikasi atau refleksi pada seluruh proses di akhir pembelajaran
berbasis inquiry.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Matriks Perbedaan Taktik, Gaya, Teknik, Strategi, Pendekatan dan Model Pembelajaran Fisika
Tabel 1. Perbedaan Taktik, Gaya, Teknik, Strategi, Pendekatan dan Model Pembelajaran Fisika
Pendekatan Strategi Metode Teknik Taktik Gaya Model
Suatu titik tolak Serangkaian Cara yang Cara untuk Gaya guru Kekhasan guru Rangkaian yang
atau sudut kegiatan atau digunakan guru menjalankan untuk dalam utuh antara
pandang rencana kegiatan untuk metode secara menjalankan menjalankan pendekatan,
mengenai yang disusun mengimplementas spesifik teknik teknik strategi, metode,
terjadinya untuk mencapai ikan rencana yang teknik, taktik, dan
proses tujuan sudah disusun gaya
pembelajaran pembelajaran dalam bentuk
secara umum (Majid, 2013). kegiatan nyata
berdasarkan dan praktis untuk
cakupan teoritik mencapai tujuan
tertentu pembelajaran
(Sanjaya: 2009) (Arihi : 2012)
Pendekatan Inkuiri Diskusi Teknik untuk Gaya guru Otoriter Sintaks
Student Center Berbasis Simulasi menjalankan menjalankan Demonstrator Sistem social
masalah Tanya Jawab metode teknik Fasilitator Sistem reaksi
Pendekatan Kontekstual Demonstrasi diskusi eksperimen Delegator Informasi
Teacher (CTL) Eksperimen Teknik untuk yaitu dengan Hibrid pendukung
Center Independent Pemecahan metode mengamati Model
Study Masalah eksperimen langsung atau Pembelajaran
Experiential pada kelas bantuan asisten Pemrosesan
besar
48
B. Matrik Perbandingan Model, Strategi, Pendekatan, Teknik, Gaya, dan Taktik Pembelajaran Fisika
Tabel 2. Perbandingan Model, Strategi, Pendekatan, Teknik, Gaya, dan Taktik Pembelajaran Fisika
Komponen Perbandingan
Pembelajaran Pengertian Karakteristik Jenis-Jenis
Model Kerangka konseptual yang a. Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu. Model Pembelajaran Pemrosesan
Pembelajaran berisi strategi, pendekatan, Misalnya model berpikir induktif dirancang untuk Informasi yang disarankan
Fisika metode, teknik serta taktik mengembangkan proses berpikir induktif. Kurikulum 2013:
dalam mengorganisasikan b. Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan 5. Problem Based Learning (PBL)
pengalaman belajar fisika belajar mengajar dikelas.Misalnya model sintetikyang 6. Discovery Learning
untuk mengkaji berbagai tujuannya untuk memperbaiki kreativitas dalam 7. Project Based Learning (PjBL)
fenomena fisika di alam pelajaran mengarang. 8. Inquiry Based Learning (IBL)
semesta. c. Memiliki bagian-bagian model pelaksanaan, yaitu
1) Urutan langkah-langkah pembelajaran (sintak)
49
2) Sistem sosial
3) Adanya prinsip-prinsip reaksi
4) Sistem pendukung.
d. Memiliki dampak sebagai akibat terapan model
pembelajaran. Dampak tersebut meliputi :
1) Dampak pembelajaran instruksional atau langsung
2) Dampak pengiring
a. Membuat persiapan mengajar dengan pedoman model
pembelajaran yang dipilih.
Pendekatan Cara atau sudut pandang a. Peserta didik melakukan kegiatan belajar yang a. Pendekatan Pembelajaran yang
Pembelajaran dalam proses pembelajaran beragam Berorientasi pada Peserta didik
Fisika untuk mengkaji berbagai b. Peserta didik berpartisipasi aktif, baik secara individu (Student Centered Approach).
fenomena fisika yang terjadi di maupun kelompok Yaitu pendekatan yang disarankan
alam semesta. c. Memberikan pengalaman belajar bagi peserta didik dalam pembelajaran kurikulum
dalam menumbuhkembangkan poensinya 2013. Jenis pendekatannya ialah:
d. Interaksi yang terbangun selama proses pembelajaran 1) Pendekatan saintifik
menunjukkan terjadinya komunikasi multi arah 2) Pendekatan kontekstual
dengan menggukan berbagai macam sumber belajar, 3) Pendekatan sains, teknologi,
metode, media, dan strategi pembelajaran dan masyarakat
e. Selama proses pembelajaran guru berperan sebagi
fasilitator, pembimbing dan pemimpin.
Strategi Suatu rencana yang a. Setiap tahapan kegiatan fisika memungkinkan a. Strategi pembelajaran inkuiri
Pembelajaran dipersiapkan secara saksama penggunaan berbagai macam sumber belajar, metode, b. Strategi pembelajaran
Fisika untuk mencapai tujuan-tujuan dan media pembelajaran yang cocok dalam kontekstual
pembelajaran fisika yang pembelajaran fisika c. independent study
hendak dicapai dan telah b. Selama proses pembelajaran fisika, mencerminkan d. experiental learning
ditargetkan dalam proses kegiatan belajar fisika yang beragam baik secara e. indirect instruction.
belajar. individu maupun kelompok
50
yang terdapat di dalam kelas. pembelajaran yang digunakan metode tanya jawab
Gaya Mengajar Gaya mengajar dalam a. Gaya mengajar disesuaikan dengan kebutuhan peserta a. Teknologis
dalam pembelajaran fisika adalah didik dalam pembelajaran fisika. b. Personalisasi
Pembelajaran suatu cara atau bentuk b. Guru dalam pembelajaran fisika berperan sebagai c. Interaksional
Fisika penampilan seorang guru motivator, fasilitator bagi peserta didik. d. Facilitator
dalam menanamkan c. Gaya mengajar disesuaikan dengan pengelolaan kelas e. Demonstrator or coach style
pengetahuan, membimbing, d. Gaya mengajar disesuaikan dengan materi ajar dan
mengubah atau sifat mata pelajaran fisika
mengembangkan kemampuan,
perilaku dan kepribadian
peserta didik dalam mencapai
tujuan proses belajar fisika
Taktik Taktik pembelajaran fisika a. Bersifat individual a. Melihat secara langsung
Pembelajaran adalah cara khusus atau khas b. Bersifat taktis b. Menggunakan asisten
Fisika yang dilakukan guru dalam c. Bersifat terencana
menyampaikan materi fisika d. Bersifat kondisional dan transaksional
agar peserta didik mudah
memahami materi fisika yang
bersifat abstrak maupun
konkret
C. Hubungan Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, Taktik, Gaya, dan Model Pembelajaran Fisika
Materi yang diambil : Keseimbangan dan Dinamika Rotasi (Momen Inersia Benda yang bergerak Meggelinding)
1. Pengertian momen inersia
2. Momen inersia benda yang bergerak menggelinding
3. Energi kinetik benda yang bergerak translasi
4. Energi kinetik benda yang bergerak rotasi
52
Karakteristik materi :
1. Ukuran kelembaman suatu benda (menggeser benda yang massanya besar lebih susah dari menggeser benda yang massanya kecil)
2. Pada gerak rotasi momen inersia benda bergantung pada bentuk benda dan letak sumbu putar
3. Energi kinetik benda yang bergerak translasi sebanding dengan kecepatan gerak benda tersebut
4. Energi kinetik benda yang bergerak rotasi sebanding dengan momen inersia benda dan kecepatan rotasi gerak benda tersebut
5. Benda yang bergerak menggelinding memiliki energi kinetik translasi dan rotasi
Identitas pembelajaran :
Pendekatan Strategi Metode Teknik Taktik Gaya Model
Pendekatan Inkuiri Demonstrasi Demonstrasi o Taktik Demonstrator Model Inquiry Based
Berorientasi Peserta didik Tanya akan memberikan Fasilitator Learning:
pada peserta dituntun untuk Jawab dilaksanakan stimulus yang Delegator *Sintak
didik (student mengetahui Eksperimen o Disediakan Langkah 1: Orientasi
bisa diterima
center) o menampilkan video
masalah yang Level 3 bidang oleh seluruh
Peserta akan bahas benda yang bergerak
Pemecahan miring, peserta didik
didik aktif pada bidang miring
Peserta didik masalah kelereng, yang
mencari o disediakan kelereng,
diberi motivasi tabung, dan heterogen
bahan tabung, cincin, dan
kearah cincin sehingga
mengenai bidang miring
penyelesaian o Dipilih stimulus
energi kemudian diminta 3
masalah peserta didik tersebut
kinetik orang peserta didik
sehingga peserta sebanyak 3 menjadi
benda yang untuk maju ke depan
didik orang untuk bermakna
bergerak kelas dan
menemukan memperagaka untuk memulai
menggelindi memperagakan
jawaban sendiri n pergerakan proses
ng dan menggelindingkannya
Peserta didik ketiga benda pembelajaran
momen pada bidang miring
diarahkan untuk yang bergerak momen inersia
inersia Langkah 2:
lebih kritis menggelindin benda yang
benda yang Konseptualisasi
mengkomunikas g pada bidang bergerak pada
53
o Membimbing membandingkan
peserta didik kesimpulan dari
untuk percobaan dengan
menemukan hipotesis yang
dan dikemukakan
memecahkan sebelumnya
masalah Langkah 5:Diskusi
melalui o Meminta perwakilan
eksperimen kelompok untuk
mempresentasikan
Diskusi akan hasil diskusinya di
dilaksanakan depan kelas untuk
: didiskusikan bersama
o Membimbing jawaban dari
peserta didik permasalahan
mendiskusika o Melakukan penilaian
n hasil dari dan refleksi terhadap
penemuan hasil kerja kelompok
dan *Sistem sosial
pemecahan o kerjasama dalam
masalah yang kelompok
diperoleh dari o toleransi dalam kerja
percobaan kelompok
o Mengarahkan *Prinsip reaksi
peserta didik o memberikan penilaian
dalam dan refleksi terhadap
mengolah hasil praktikum
data dan o memberikan pujian
merumuskan dan reward terhadap
kesimpulan peserta didik dan
kegiatan kelompok yang aktif
56
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahsan tersebut, maka dapat kesimpulannya adalah :
1. Taktik pembelajaran fisika adalah cara khusus atau khas yang dilakukan
guru dalam menyampaikan materi fisika agar peserta didik mudah
memahami materi fisika yang bersifat abstrak maupun konkret
2. Gaya mengajar dalam pembelajaran fisika adalah suatu cara atau bentuk
penampilan seorang guru dalam menanamkan pengetahuan, membimbing,
mengubah atau mengembangkan kemampuan, perilaku dan kepribadian
peserta didik dalam mencapai tujuan proses belajar fisika.
3. Teknik pembelajaran fisika merupakan cara seorang guru untuk
melaksanakan metode pembelajaran yang digunakan untuk mengkaji
berbagai fenomena fisika yang terjadi di alam semesta dan disesuaikan
dengan jumlah peserta didik yang terdapat di dalam kelas.
4. Strategi dalam pembelajaran fisika merupakan suatu rencana yang
dipersiapkan secara saksama untuk mencapai tujuan-tujuan pembelajaran
fisika yang hendak dicapai dan telah ditargetkan dalam proses belajar.
5. Pendekatan pembelajaran fisika merupakan cara atau sudut pandang dalam
proses pembelajaran untuk mengkaji berbagai fenomena fisika yang terjadi
di alam semesta.
6. Model pembelajaran fisika merupakan kerangka konseptual yang berisi
strategi, pendekatan, metode, teknik serta taktik dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar fisika untuk mengkaji berbagai fenomena fisika di alam
semesta.
B. Saran
Dari berbagai jenis pendekatan, strategi, metode, teknik, taktik, gaya dan
model-model pembelajaran, diharapkan pendidik hendaknya mampu
mempraktekkannya untuk mengatasi semua permasalahan yang muncul dalam
upaya membentuk kepribadian anak didik sehingga nantinya memperoleh hasil
yang memuaskan dan mampu menciptakan generasi bangsa yang berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA
59
Abidin, Zainal. 2007. Analisis Eksistensial. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Anggareni, dkk. 2013. Implementasi Strategi Pembelajaran Inkuiri Terhadap
Kemampuan Berpikir Kritis Dan Pemahaman Konsep IPA Peserta didik
SMP. EJournal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha. Vol
3.
Arens, Alvin A. 2004. Auditing dan Pelayanan Verifikasi Pendekatan Terpadu.
Alih Bahasa Tim Dejacarta. Jakarta: PT. Indeks.
Daryanto. 2014. Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013. Yogyakarta:
Gava Media.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2007. Undang-undang No.20 Tahun
2009 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.
Duch, J.B. (1995). Problem Based Learning in Physics: The Power of Student
Teaching Student . [Online]. Tersedia: http://www.udel.edu/pbl/cte/jan95-
phys.html[02 Juni 2019].
Gill, Eric. 2013. What is Your Teaching Style? 5 Effective Teaching Methods for
Your Classroom. https://education.cu-portland.edu/blog/classroom-
resources/5-types-of-classroom-teaching-styles/ (diakses tgl 8 Februari
2019)
Gulo, W. 2005. Metodologi Penelitian . Jakarta: PT Grasindo.
Hamalik, Oemar. 2006. Proses Belajar Mengajar . Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Harvestime International Institute. Teaching Tactics. http://www.harvestime.org
(diakses tgl 8 Februari 2019)
Iru, La dan Arihi, La Ode Safiun. 2012. Pendekatan, Metode, Strategi, dan
Model-Model Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Presindo.
Joyce, Bruce & Will, Marsha. 1992. Models Of Teaching: Fourth Edition. Boston:
Allyn And Bacon
Maheswhari. 2013. Models Of Teaching. www.vkmaheshwari.com/WP/?p=1312
(diakses tgl 8 Februari 2019)
Majid, Abdul. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Musfiqon, dan Nurdyansyah. 2015. Buku Saintifik. Sidoarjo: Nizamia Learning
Center
60